Anda di halaman 1dari 2

1) Trend dan Isu Diruang ICU

a) Dengan judul jurnal “ Pengalaman perawat dalam merawat pasien dengan do not
resuscitate (DNR) di Ruang icu RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten’
DNR merupakan satu tindakan yang tidak mudah untuk diputuskan. Informasi DNR
yang dimiliki perawat haruslah adekuat agar keputusan tindakan DNR dilakukan
dengan tepat. Hal yang mencolok dari pernyataan perawat adalah pasien DNR tidak
memiliki hak khusus untuk dapat ditemani oleh keluarganya selama 24 jam. The
British Medical Association, the Resuscitation Council (UK), and the Royal Collage
of Nursing (2014) menjelaskan bahwa meyakinkan keluarga mengenai kondisi pasien
yang tidak lagi dapat bertahan meskipun diberikan tindakan CPR merupakan hal yang
penting. Tim kesehatan dituntut untuk memiliki seni dalam hal tersebut, hingga
keluarga pasien berada pada satu titik yaitu menerima kondisi pasien. Perawat
Adanya penolakan labelling oleh keluarga, empati dan dilema yang dirasakan
perawat, iklim kolaborasi inkonsisten ternyata tidak mengahalangi perawat untuk
tetap mendapatkan perawatat bermartabat dengan tetap melihat kompleksitas
eksistensi hak pasien-keluarga. Penerimaan kondisi pasien juga harus dilakukan oleh
perawat agar tidak mempengaruhi pengambilan keputusan DNR (Kirchof, et al,
2005). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pasien yang telah diberikan label
DNR saja masih belum terpenuhi haknya untuk bisa selalu dekat dengan orang
terdekat sebelum meniggal dunia, Peniadaan pemberian tindakan CPR dapat yang
telah didiagnosa DNR mengalami henti jantung maka petugas kesehatan tidak
memberikan bantuan CPR pada pasien tersebut. Ada kalanya keluarga pasien sendiri
lah yang secara langsung meminta untuk tidak melanjutkan terapi bahkan meminta
tidak dilakukannya CPR pada pasien.

b) Dengan judul jurnal “Pengaruh Foot Massage terhadap Kualitas Tidur Pasien di
Ruang ICU”
Foot massage yang dilakukan pada kaki bagian bawah selama 10 menit dimulai dari
pemijatan pada kaki yang diakhiri pada telapak kaki diawali dengan memberikan
gosokan pada permukaan punggung kaki, dimana gosokan yang berulang
menimbulkan peningkatan suhu diarea gosokan yang mengaktifkan sensor syaraf kaki
sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan getah bening yang mempengaruhi
aliran darah meningkat, sirkulasi darah menjadi lancar (Aditya, Sukarendra & Putu,
2013). Hal ini ditunjang penjelasan Elliott, McKinley, Cistuli dan Fien (2013) bahwa
pasien yang mengalami perawatan diruang ICU mengalami gangguan tidur dimana
mereka memiliki kualitas tidur yang kurang baik, penyebabnya bisa karena
kebisingan, tingkat pencahayaan, tindakan pelayanan medis, pengobatan serta
intervensi keperawatan. Foot message intervensi yang digunakan pada pasien kritis
dikarenakan kaki mudah diakses, pasien tidak perlu dilakukan reposisi sehingga tidak
akan mempengaruhi peralatan yang digunakan oleh pasien, mampu merangsang
sirkulasi peredaran darah yang dapat membuat suasana hati pasien menjadi
nyaman,relaks, dan memiliki pengaruh yang positifsehingga akan mempengaruhi
kualitas tidur pasien (Oshvandi, Abdil, Karampourian,Monghimbaghi, Homayonfar,
2014). Dari hasil penelitian Foot massage memiliki pengaruh positif terhadap kualitas
tidur pasien di Ruang ICU, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor kualitas
tidur pada kelompok intervensi

Anda mungkin juga menyukai