Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
Dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul
“Konsep SPTK (Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan) dan API (Analisa Proses
Interaksi)” ini dengan tepat waktu. Semoga ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memperluas pengetahuan mengenai Hipertensi.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman penulis sendiri, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannnya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih ada kekurangan. Oleh karena itu, kami harapkan kepada
pembaca memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keperawatan jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatn jiwa yang
menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri secara terapeutik
sebagai kiatnya. Praktik keperatan jiwa terjadi dalam konteks social dan lingkungan.Perwat
jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu-ilmu psikososial, biofisik, teori-teori kepribadian
dan prilaku manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerja teoritik yang menjadi landasan
praktik keperawatan.
Perlunya komunikasi terapeutik sebagai dasar yang digunakan untuk membentuk
hubungan antara perawat dank lien.Komunikasi ini adalah modalitas utama pada keperawatn
psikiatrik.Untuk menjadi komunikator yang efektif, perawat harus menyadari pesan
nonverbal klien sebagaimana menyadari pesan verbal. Kemampuan berfokus baik pada isi
maupun konteks pesan membuat perawat dapat membantu klien berbicara secara terbuka
mengenai perasaan mereka.
Dalam semua interksi, klien harus dapat mempercayai perawat dan merasa aman serta
dihargai ketika pikiran yang ada di dalam diri, emosi, dan masalh pribadinya diungkap dan
dipaparkan.Dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat terhadap klien perlu adanya
pendokumentasian kumunikasi terapeutik tersebut.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan maslah dalm makalah ini yaitu ‘
a) Apa yang dimaksud dengan analisa proses interaksi ?
b) Apa tujuan analisa proses interaksi ?
c) Bagaimana Pendokumentasian Analisa Proses Interaksi ?
d) Bagaimana Fase-Fase Komunikasi ?
e) Bagaimana variabel Analisa Proses Interksi
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
a) Untuk mengetahui pegertian API
b) Untuk mengetahui tujuan API
c) Untuk mengetahui bagaimana Pendokumentasian Analisa Proses Interaksi
d) Untuk mengetahui Fase-Fase Komunikasi
e) Untuk mengetahui variabel API
BAB II
PEMBAHASAN
b. Fase Kerja :
Adalah fase dimana seorang ners melakukan inti terapeutik dalam berkomunikasi
dengan topik atau tujuan sesuai dengan strategi pelaksanaan ( SP ) yang telah
ditetapkan berdasarkan diagnosa kep. Jiwa.
c. Fase Terminasi :
Terdiri dari :
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
b. Rencana tindak Lanjut
c. Kontrak yang akan datang
B. Contoh SPTK (Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan)
a. Halusinasi penglihatan
Diagnosa keperawatan: Gangguan sensori persepsi: halusinasi penglihatan.
Tujuan khusus: Klien dapat mengendalikan halusinasinya.
Tindakan keperawatan: (SP1)
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi
2. Mengidentifikasi isi halusinasi
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasi responnya terhadap halusinasi
7. Mengajarkan klien menghardik halusinasi
8. Memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
Orientasi
1) Salam terapeutik:
2) Evaluasi/validasi:
3) Kontrak:
a. Topik : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang halusinasi yang S
alami dan cara mengendalikannya?”
b. Waktu : “Kita akan bercakap-cakap selama 20 menit saja”
c. Tempat: “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang di ruang ini saja?”
4) Kerja
”Apa yang sering S alami? Apakah bapak sering melihat sesuatu hal yang aneh?”
“Saya mengerti S melihat sesuatu hal itu, namun saya tidak bisa melihatnya?”
”Ada juga klien lain yang sering mengalami hal yang sama seperti S”
”Biasanya apa yang S lihat? ”
”Kondisi atau situasi apa yang menyebabkan sesuatu hal itu muncul?”
”Menurut S, apa yang akan terjadi jika S selalu melihatkan sesuatu hal itu?”
“Ada beberapa cara yang bisa S lakukan jika hal itu muncul lagi, bisa dengan
tidur, marah atau menyibukkan diri, sehingga hal itu bisa sedikit menghilang.”
“Menurut S dari tiga cara yang saya sebutkan mana yang bisa S lakukan?”
“Mari kita diskusikan cara yang lebih baik untuk mengontrol halusinasi S. ada 4
cara untuk mengontrol halusinasi. Yang pertama dengan mengatakan pada diri
sendiri bahwa ini tidak nyata. Yang kedua adalah dengan menemui orang lain
untuk menceritakan masalah halusinasi S. Yang ketiga S bisa melakukan jadwal
kegiatan yang sudah disusun. Dan yang terakhir S bisa meminta orang lain untuk
menyapa jika halusinasi S sedang muncul.”
“ wah, bagus sekali S sudah bisa memilih cara yang akan S gunakan untuk
mengurangi halusinasi?”
5) Terminasi
a. Evaluasi subjektif:
lebih memahami?”
b. Evaluasi objektif:
” Coba S sebutkan lagi cara yang bisa kita pakai untuk mengontrol halusinasi?”
”Setelah saya tinggal, S bisa latihan untuk mengontrol halusinasi, dan mengulang-
ulang apa yang baru saja kita pelajari.
Orientasi
”Apa yang sering S alami? Apakah bapak sering mendengar suara-suara yang aneh?”
“Saya percaya S mendengar suara-suara itu, namun saya tidak bisa mendengarnya?”
”Ada juga klien lain yang sering mengalami hal yang sama seperti S”
”Menurut S, apa yang akan terjadi jika S selalu mendengarkan suara-suara itu?”
“Ada beberapa cara yang bisa S lakukan jika suara itu muncul lagi, bisa dengan tidur,
marah atau menyibukkan diri, sehingga suara itu bisa sedikit menghilang.”
“Menurut S dari tiga cara yang saya sebutkan mana yang bisa S lakukan?”
“Mari kita diskusikan cara yang lebih baik untuk mengontrol halusinasi S. ada 4 cara
untuk mengontrol halusinasi. Yang pertama dengan mengatakan pada diri sendiri
bahwa ini tidak nyata. Yang kedua adalah dengan menemui orang lain untuk
menceritakan masalah halusinasi S. Yang ketiga S bisa melakukan jadwal kegiatan
yang sudah disusun. Dan yang terakhir S bisa meminta orang lain untuk menyapa
jika halusinasi S sedang muncul.”
5) Terminasi
1. Evaluasi subjektif: ”Bagaimana perasaan S setelah kita berbincang-bincang,
apakah S sudah lebih memahami?”
2. Evaluasi objektif:
” Coba S sebutkan lagi cara yang bisa kita pakai untuk mengontrol halusinasi?”
Tujuan Khusus :
a. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
b. Klien dapat menilai kemampuan pasien yang dapat digunakan
c. Klien dapat memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien
d. Klien dapat berlatih sesuai dengan kemampuan yang dipilih
e. Klien dapat pujian yang wajar terhadap keberhasilan yang dicapai
f. Klien dapat memasukkan kegiatannya ke dalam jadwal harian pasien
Tindakan Keperawatan
SP1 HDR
Orientasi
1) Salam terapetik
”Selamat pagi, Ibu R. Saya suster Amye Hutagalung. Hari ini saya yang akan
menemani ibu.”
2) Evaluasi/validasi
”Ibu, hari ini kita akan ngobrol-ngobrol. Bagaimana kalau kita ngobrol tentang
kegiatan yang ibu sukai?”
4) Kerja
”Bu R, kegiatan apa yang ibu senangi? Apa ibu suka memasak dan merapikan
tanaman? ”Ya, bagus sekali kegiatannya. Selain itu ada lagi tidak? Ayo coba ibu
ingat-ingat lagi.”
”Nah, kegiatan itu bisa dilakukan di sini lho. Nyapu, olahraga, dan nyuci piring
bisa lho.”
”Ayo, kita coba sekarang nyapu ya. Iya, bagus sekali ibu. Ibu bisa
melakukannya dengan baik.”
”Sekarang, kita buat lagi jadwal kegiatan yang baru. Kita masukin ke daftarnya
yuk. Kita buat sama-sama yuk.”
5) Terminasi
a) Evaluasi Subjektif
b) Evaluasi Objektif
”Bu tadi kita sudah bicara banyak tentang kegiatan yang disukai Ibu.
Bisa Ibu sebutkan lagi?”
”Nah, Ibu bisa melakukan semua kegiatan ini sesuai dengan jadwal yang
kita susun tadi. Suster akan liat ya.”
”Bagaimana kalau nanti kita ketemu lagi seperti ini? Kita latihan
merapikan tanaman ya. Kita akan ketemu lagi jam setengah 2 ya.”
4. Isolasi Sosial
Tujuan khusus:
Proses Tindakan
Orientasi
1. Salam terapeutik:
2. Evaluasi/validasi:
3. Kontrak:
a. Topik : “Apakah ada keluhan hari ini? Bagus. Bagaimana kalau kita bercakap-
cakap tentang keluarga dan teman-teman X?”
b. Waktu : “Kita akan selama 20 menit saja. Bagaimana apa X setuju? Baiklah.”
Kerja
“Apa yang X rasakan selama dirawat di sini? Ada tidak yang X kenal di ruangan
ini? Coba sebutkan siapa saja orang-orang yang X kenal di ruangan ini!”
“Apa saja kegiatan yang biasa X lakukan dengan teman-teman yang X kenal?”
“Apa yang menghambat X dalam berteman dengan orang lain, misalnya perawat
atau pasien lain?”
“Nah, kalau kerugiannya bila kita tidak memiliki teman apa ya, X? Ya, apa lagi?
(sampai klin dapat menyebutkan beberapa).”
“X bisa lihat sekarang, ternyata kerugian tidak memiliki teman sangat banyak.
Tapi, jika kita punya teman maka keuntungannya akan lebih banyak. Kalau
begitu, apakah X ingin belajar berteman dengan orang lain? Bagus. Bagaimana
kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain? Tn AA setuju,
baiklah.”
“Begini cara berkenalan dengan orang lain : kita sampaikan kalau kita mau
kenalan sambil mengulurkan tangan untuk menjabat, lalu sebutkan dahulu nama
kita, nama panggilan kita, asal daerah/suku kita, dan hobi kita. Contoh :
(sampaikan kalau mau kenalan sambil mengulurkan tangan untuk menjabat)
Nama saya Amye Hutagalung. Saya senang dipanggil Amye. Saya berasal dari
Medan, Sumatera Utara. Hobi saya adalah membaca dan menyanyi. Selanjutnya,
X menanyakan balik kepada teman. Contohnya : Nama Anda siapa? Senang
dipanggil apa? Asal Anda dari daerah mana? Hobi apa yang Anda miliki?”
“Ayo, X. Misalnya X belum kenal dengan saya. Coba berkenalan dengan saya.”
Terminasi
1. Evaluasi subjektif :
”Bagaimana perasaan S setelah kita latihan berkenalan hari ini? Bagaimana kalau
kita masukkan cara ini ke dalam jadwal kegiatan harian X?
Evaluasi objektif :
”Setelah saya tinggal, X bisa mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama
saya tidak bersama X ya. Sehingga, X lebih siap untuk berkenalan langsung
dengan orang lain. X mau mempraktekkan berkenalan dan bercakap-cakap
dengan orang lain? Baiklah.”
b. Waktu : “X kapan mau bertemu lagi dengan saya? Bagaimana kalau nanti jam
11.30 WIB?”
Orientasi
3) Kontrak (topik, waktu, tempat): ”Sesuai janji kita kemarin, sekarang kita ketemu lagi.
Kita mau bicara masalah kebersihan diri ya. Mau mengobrol berapa lama? 20 menit?
Mau mengobrol di mana? Di teras? Baiklah.”
Tujuan khusus : Klien mampu melakukan kebersihan diri sendiri secara mandiri.
Kerja
“Berapa kali S mandi dalam sehari? Apakah S sudah mandi hari ini? Menurut S apa
kegunaan mandi? Apa alasan S sehingga tidak bisa merawat diri dengan bersih? Menurut
S, apa manfaatnya kalua kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang
tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya? Gatal, kulit berminyak, mulut bau, kepala
berketombe.. Apa lagi? Kalau kita tidak menjaga kebersihan diri, penyakit apa yang akan
muncul? Betul, kudis, panu, ketombe, dll.. Apa lagi?”
“Apa yang S lakukan untuk merawat rambut? Kapan saja S keramas? Pakai samphoo
tidak? Berapa kali S ikat gigi dalam sehari? Kapan saja waktunya? Di mana biasanya S
BAB dan BAK? Setelahnya disiram tidak? Berapa gayung air untuk memnyiramnya?
Menurut S, kalau mau mandi apa saja yang perlu dipersiapkan?”
“Nah, sekarang kita ke kamar mandi. Kita akan latihan cara menggosok gigi dengan
benar dan bersih hasilnya ya. Sekarang siapkan sikat gigi S. Ambil pasta gigi. Kumur-
kumurlah. Lalu, sikat gigi dengan arah dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Bagus.
Sekarang kumur-kumur lagi sampai bersih ya.. (dst)”
Terminasi
a) Evaluasi Subjektif
”Bagaimana perasaan S setelah kita bercakap-cakap dan latihan tentang perawatan diri
tadi?”
b) Evaluasi Objektif
”Coba sebutkan lagi cara-cara mandi yang benar dan bersih seperti yang S sudah
lakukan? Bagus!”
”Nanti kita ketemu lagi jam 11.30. Bagaimana? Kita akan mengobrol selama 20 menit
dan membicarakan lagi jadwal kegiatan perawatan diri S ya. Mau mengobrol di mana
nanti? Di sini lagi? Baiklah sampai ketemu nanti ya. Selamat pagi.
5. WAHAM
Tujuan Umum
Orientasi
a) Salam terapeutik: “Hallo, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Amye
Hutagalung, panggil saya Amye saja, saya mahasiswa Keperawatan Universitas
Indonesia, saya bertugas disini selama 5 kali pertemuan.
b) Evaluasi/validasi: Bagaimana kabar bapak hari ini? Aduh bapak hari ini tampak
segar sekali? Sudah makan pagi apa belum? Menunya masih ingat apa tadi ?”
c) Kontrak (topik, waktu, tempat): “ Hari ini kita akan bincang-bincang untuk lebih
saling mengenal, waktunya ± 15 menit cukup tidak pak?”. Dimana kita bicara?
Bagaimana kalau sambil duduk di teras?”
Kerja
“ Pak tidak usah kawatir karena kita berada di tempat yang aman. Saya dan perawat-
perawat di sini akan selalu menjadi teman dan membantu Bapak”
“Bapak, bisa saya tahu sekarang identitas Bapak, baik alamat, keluarga, hobi atau
mungkin keinginan sekarang?”
“Wah terima kasih Bapak karena sudah mau berkenalan dengan saya dan sekarang
saya akan memberitahu identitas saya, Bapak mau kan mendengarkan?”
“Nah karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman, jadi Bapak
tidak perlu sungkan lagi bila ada masalah bisa diceritakan pada saya, Bapak mau kan
berteman dengan saya?”
Terminasi
“Saya sangat senang bisa berkenalan dengan Bapak dan Bapak sudah bisa
mengungkapkan perasaan dengan baik dan mau berkenalan dan berteman dengan
saya.”
“Besok kita ketemu lagi ya? Dan bincang-bincang lagi tentang cara mempraktekkan
membina hubungan dengan orang lain dan membicarakan kemampuan yang bapak
miliki , jam 10.30 WIB, tempatnya disini lagi, bagaimana bapa parmin setuju?”
“Baiklah, saya minta pamit dulu, terimakasih, sampai bertemu besok ya?”
Tindakan Keperawatan
dilakukan.
Orientasi
“ Saya mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan yang sedang bertugas disini, saya akan
merawat bapak dari jam 08.00-14.00
Kerja
“ Kalau boleh tahu, apa yang terjadi selama ini sampai bapak ... dibawa kemari ?”
Terminasi
“ Baik pak ...., saya rasa sudah cukup percakapan kita kali ini, kalau boleh saya
menyimpulkan perilaku yang bapak lakukan tersebut adalah termasuk perilaku kekerasan
karena bapak sangat kesal pada istri bapak, saya ingin kita ketemu lagi siang ini setelah
makan siang untuk mendiskusikan tanda-tanda yang termasuk perilaku kekerasan dan
perilaku kekerasan apa yang telah bapak lakukan, mungkin tidak akan lama sekitar 15
menit, bapak maukan ?”
“ Silahkan bapak .... istirahat sambil menunggu makan siang karena saya lihat bapak
kelihatan lelah. “
“ Oh iya, mungkin ada yang ingin bapak .... sampaikan lagi sebelum saya pergi keruang
perawatan untuk menuliskan bahan diskusi kita nanti siang ? “
Tujuan Khusus : Klien tidak akan membahayakan dirinya sendiri secara fisik
Tujuan Umum
Tindakan Keperawatan
(SP KELUARGA)
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi :
1) Pasien:
Pasien telah mengetahui beberapa cara untuk melawan halusinasi,pasien berada di ruang
tidur pasien, mengenakan baju rapi sedang duduk tenang.
2) Keluarga:
2. Diagnosa: Resiko mencederai diri , lingkungan dan orang lain b/d ganguan sensori persepsi
:Halusinasi
3. TUK:
Keluarga dapat terlibat dalam merawat pasien baik di rumah sakit maupun dirumah.
Pada suat hari tepatnya hari minggu jam 9 pagi dirumah sakit jiwa Lawang terlihat seorng
bapak dan ibu sedang menunngui anaknya yang mengalami gannguan halusinasi di ruang kamar
pasien.
1. Orientasi
a. salam terapeutik
perawat:assalamu’alaikum bapak/ibu
Perawat: saya perwat dina,saya yang merwat anak bapak dan Ibu
Bapak: iya sus…
b. Evaluasi
Ibu: saya merasa sedih sus melihat anak saya seperti ini.
Perawat: ’’Ibu yang sabar ya,saya akan berusaha membatu untuk kesembuhan anak ibu
Ibu:anak saya masih masih sering menyendiri dan berbicara sendiri tiba-tiba berteriak teriak..
Ibu:iya sus saya takutdengan kondisi anak kami yang seperti ini.
c. Kontrak
Perawat:Hari ini kita akan berdiskusi tentang masalah apa yang anak bapak dan ibu alami dan
bantuan apa yang bapak dan ibu bisa berikan’’
Ibu:iya sus..
Perawat ,bapak dan ibu meninngalkan pasien diruangannya dan menuju ruang wawancara untuk
mendiskusikan tentanghalusinasi dan cara caramerawat pasien halusinasi.
d. Kerja:
Perawat: apa yang bapak /ibu rasakan menjadi maslah dalam merwat ’’W”?
Bapak: kami masih belum bisa menghadapi anak kami saat berbicara sendiri dan berteriak teriak
sendiri.
Ibu: kami hanya bisa menyuruhnya diam dan mencoba menenangkan,tetapi anak kami tetap saja
berteriak teriak dan marah marah sendiri
Perawat: ya , gejala yang dialami oleh anak bapak/ibu itu itu dinamakan halusinsi pendengaran
,yaitu mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak ada yang berbicara.”tanda tandanya bicara dan
tertawa sendiri atau marah marah tanpa sebab.jadi kalau anak bapak /ibu mendengar suara-
suara,sebenarnya suara itu tidak ada.
Ibu: ooo….jadi anak kami mengalami mengalami halusinasi pendengaran. Penyebabnya apa ya
sus?
Perawat: Penyebabnya harga diri rendah bu. Anak ibu merasa harga dirinya rendah sehingga anak
ibu menarik diri kemudian timbul halusinasi.
Perawat:Ada beberapa cara untuk membantu anak Bapak/ibu agar bisa mengendalikan
halusinasi.
Ibu : Iya sus saya mengerti, saya akan melakukan sesuai saran suster dan memantaunya.
Perawat : Cara yang ketiga yaitu bantu anak bapak/ibu minum obat secara teratur. Jadi bapak/ibu
dapat mengingatkan kembali, ya bak/ibu…………..
Bapak : Iya sus, kami akan selalu mengingatkan anak kami agar selalu minum obat. Karena kami
sangat mengharapkan anak kami cepat sembuh. Kami sangat sedih sekali dengan kondisi anak
kami yang seperti ini. Oh ya sus, obatnya apa saja?
Perawat : Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkaan
suara-suara. Diminum 3x sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Yang putih
namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru
namanya HP gunanya menenangkan cara berfikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obatnya
perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhannya pak/bu, apakah ibu dan bapak sudah
mengerti?
Perawat : Yang terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi anak
bapak/ibu dengan cara menepuk punggung anak bapak/ibu.Suruhlah anak bapak/ibu menghardik
suara tersebut. Anak bapak/ibu sudah saya ajarkan cara halusnasi.
e. Terminasi
Ibu : Perasaan saya lebih baik dari sebelumnya, dan kekhawatiran saya menjadi berkurang karena
sudah mengetahui cara-cara untuk memutus halusinasi ketika halusinasi anak kami muncul.
2). Evaluasi Obyektif
Perawat : Sekarang coba bapak/ibu sebutkan kembali tiga cara merawat anak bapak/ibu untuk
memutus halusinasi.
Bapak ; Yang pertama, tidak boleh membantah halusinasi atau mendukungnya. Mengatakan
percaya memang anak mendengar suara, tetapi saya sendiri tidak mendengarnya. Kedua, tidak
boleh mendengarkan anak melamun dan sendiri, mengupayakan ada orang mau bercakap-cakap
dengannya, dan membuatkan jadwal kegiatan sehari-hari. Ketiga, membantu anak minum obat
secara teratur.
Perawat : Nah……….bagaimana kalu bapak/ibu lakukan terus selama di RS agar nanti dirumah
sudah lancar.
1. Kontrak
• Topik
Perawat : “Baiklah, waktu kita sudah habis, bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk
mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan anak bapak/ibu?”
• Tempat
• Waktu
Perawat : Wa’alaikumsalam………….
Setelah mengucapkan salam kepada perawat, bapak/ibu dari anak “W” meninggalkan ruang
wawancara. Mereka terlihat lebih tenang. Dan kemudian mereka menuju ruang anak “W”. Untuk
melakukan cara-cara yang telah diajarkan perawat.
Pertemuan : 1
Ruangan : Saraswati
Nama Klien : Ny M
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif:
Data objektif:
•Klien tampak menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
Khusus:
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi Bu!” Perkenalkan nama saya zian faizah, biasa di panggil zian, saya mahasiswa
poltekkes depkes jakarta III. Saya praktek disini mulai dari hari ini sampai tanggal 23 Desember
2010 dari jam 08.00-14.00 WIB. Nama ibu siapa? Senang di panggil apa?
b. Validasi
c. Kontrak
- Topik
“ Senang ya bisa berkenalan dengan ibu hari ini, bagaimana kalau kita berbincang-bincang untuk
lebih saling mengenal sekaligus agar ibu dapat mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi
dengan orang lain?
-Waktu
“ berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 15
menit saja?
- Tempat
“ di mana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah... di ruangan ini saja kita
berbincang-bincang...”
- Tujuan
“Agar ibu dengan saya dapat saling mengenal sekaligus ibu dapat mengetahui keuntungan
berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.”
2. Fase kerja
“Ibu”, kalau boleh saya tau orang yang paling dekat dengan ibu siapa? Menurut ibu apa
keuntungann berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain?
Kalau ibu tidak tahu saya akan memberitahukan keuntungan dari berinteraksi dengan orang lain
yaitu bapak punya banyak teman, saling menolong, saling bercerita, dan tidak selalu sendirian.
Sekarang saya akan mengajarkan ibu berkenalan. Bagus... ibu dapat mempraktekkan apa yang
saya ajarkan tadi.. bagaiman kalau kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain di masukkan
kedalam jadwal kegiatan harian?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subyektif
2. Evaluasi Objektif
“coba ibu ceritakan kembali keuntungan berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain?”
b. Tindak Lanjut
“tadi saya sudah menjelaskan keuntungan dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain dan
cara berkenalan yang benar. Saya harap ibu dapat mencobanya bagaimana berinteraksi dengan
orang lain!“
- Topik
“baiklah... pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan berbincang-bincang lagi tentang
jadwal yang telah kita buat dan mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain?
-Waktu
“berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya besok? Bagaimana kalau
15 menit saja?”
- Tempat
“ di mana ibu mau berbincang-bincang dengan saya besok? Ya sudah... bagaimana kalau besok
kita melakukannya di teras depan saja?...
Pertemuan : 2
Ruangan : Saraswati
Nama Klien : Ny M
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif:
Data objektif:
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan
a.Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan denagn orang lain
b.Klien memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan
b.Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang
c.Membenatu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi Bu!” masih ingat dengan saya? Benar ibu! saya suster zian...
b. Validasi
“ Bagaimana perasaan ibu hari ini ? masih ingat dengan yang kemarin saya ajarkan?”
c. Kontrak
- Topik
“ sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan mempraktekkan bagaimana cara berkenalan
dengan satu...”
-Waktu
“ sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan melakukannya selama 15 menit... bagaimana
menurut ibu?
- Tempat
“kesepakatan kita kemarin!! Kita akan melakukannya di teras depan... apakah ibu setuju?”
- Tujuan
2. Fase kerja
“sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba ibu perlihatkan kepada saya bagaimana cara
berkenalan dengan orang lain? Hebat... ibu dapat melakukannya dengan baik... sekarang, mari
kita melakukannya dengan satu orang yang ibu belum kenal!! Bagus... ibu dapat mempraktekkan
dengan baik dan sesuai dengan apa yang saya ajarkan.. bagaimana kalau kegiatan berkenalan
dengan orang lain yang baru dikenal di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subyektif
2. Evaluasi Objektif
“klien terlihat berkenalan dengan orang yang baru di kenalnya sebanyak 1 orang”
b. Tindak Lanjut
“ibu saat saya tidak ada ibu dapat melakukan hal seperti yang ibu lakukan tadi dengan orang
yang belum ibu kenal... kemudian ibu ingat nama yang pernah ibu ajak kenalan atau bisa ibu
catat di buku saat berkenalan.”
- Topik
“baiklah... pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan melakukan interaksi/ berkenalan
dengan orang lain sebanyak 2 orang atau lebih?
-Waktu
“berapa lama ibu punya waktu untuk interaksi dengan orang lain? Bagaimana kalau besok kita
melakukannya selama 15 menit?”
- Tempat
“ di mana ibu bisa melakukannya besok? Ya sudah... bagaimana kalau besok kita melakukannya
di tempat ini lagi?...
Pertemuan : 3
Ruangan : Saraswati
Nama Klien : Ny M
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif:
Data objektif:
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik diri
3. Tujuan
4. Tindakan Keperawatan
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi Bu!” masih ingat dengan saya? Benar ibu! saya suster zian...
b. Validasi
“ Bagaimana perasaan ibu hari ini ? masih ingat dengan yang kemarin ibu lakukan?”
c. Kontrak
- Topik
“ sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini ibu akan melakukan interaksi dengan orang lain
sebanyak 2 orang atau lebih pada orang yang tidak ibu kenal atau orang baru...”
-W aktu
“ sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan melakukannya selama 15 menit... bagaimana
menurut ibu?
- Tempat
“kesepakatan kita kemarin!! Kita akan melakukannya di teras... apakah ibu setuju?”
- Tujuan
“Agar ibu dengan orang lain dapat saling kenal dan mempunyai teman yang banyak”
2. Fase kerja
“sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba ibu perlihatkan kepada saya bagaimana cara
berkenalan dengan orang lain? Hebat... ibu dapat melakukannya dengan baik... sekarang, mari
kita melakukannya dengan orang lain yang ibu tidak kenal sebanyak 2 orang atau lebih!! Bagus...
ibu dapat mempraktekkan dengan baik dan mulai berkembang dalam berinteraksi dengan orang
lain.. bagaimana kalau kegiatan berkenalan dengan orang lain yang baru dikenal di masukkan
kedalam jadwal kegiatan harian?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subyektif
2. Evaluasi Objektif
“klien terlihat berkenalan dengan orang yang baru di kenalnya sebanyak 3 orang”
b. Tindak Lanjut
“nah.. saat saya tidak ada, ibu dapat melakukannya hal seperti yang ibu lakukan tadi dengan
orang yang baru ibu kenal... kemudian ibu ingat nama yang pernah ibu ajak kenalan atau bisa ibu
catat di buku saat berkenalan.”
“baiklah... pertemuan hari ini kita akhiri. Besok kita ulangi apa yang telah kita pelajari dari
kemarin ya bu.. apakah ibu bersedia?
-Waktu
“berapa lama ibu mau melakukannya? Bagaimana kalau besok kita melakukannya selama 15
menit?”
- Tempat
“ di mana ibu bisa melakukannya besok? Baiklah kita melakukannya di sini saja....
Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
- Nadi cepat, tapi jika terjadi peningkatan tekanan intra kranial nadi menjadi cepat.
b. Pemeriksaan Fisik
- Kepala dan leher : Ubun-ubun besar dan menonjol, strabismus dan nistagmus (gerakan bola
mata capat tanpa disengaja, diluar kemauan), pada wajah ptiachiae, lesi purpura, bibir
kering,sianosis serta kaku kuduk.
- Thorak / dada : Bentuk simetris, pernafasan tachipnea, bila koma pernafasan cheyne stokes,
adanya tarikan otot-otot pernafasan, jantung S1-S2.
- Ekstremitas : pada kulit ptiachiae, lesi purpura dan ekimosis, reflek Bruzinsky dan tanda
Kernig positif, tanda hemiparesis.
- Pungsi lumbal.
- Kultur darah.
- CT-scan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2.1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan kelelahan, kelemahan dan
penurunan tingkat kesadaran.
2.2 Perubahan perfusi jaringan (otak) berhubungan dengan proses inflamasi adanya
peningkatan tekanan intra kranial.
2.3 Perubahan volume cairan (defisit) berhubungan dengan inadekuatnya intake dan
kehilangan yang abnormal.
2.4 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan
dengan anoreksia, kelemahan, mual, muntah.
2.5 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilitas, diaforesis dan defisit
neurologis.
2.6 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan istirahat yang lama dan infasi
meningeal.
3. PERENCANAAN
3.1
2. TTV normal.
Rencana Tindakan :
R/: Perubahan suhu tubuh dan peningkatan nadi merupakan salah satu tanda terjadi dehidrasi
2. Deteksi tanda-tanda dari dehindrasi seperti membran mukosa kering,rasa haus , penurunan
BB, penurunan produksi urine.
R/: Pengawasanan terjadi dehidrasi sangat membantu menentukan output yang abnormal dan
kriteria beratnya dehidrasi.
Kriteria Hasil :
Rencana tindakan :
R/: Keadaan kulit yang kotor dan basah mempengaruhi sirkulasi yang menyebabkan kematian
jaringan dan terjadi ulkus
2. Ubah posisi tidur pasien setiap 2 jam.
R/: Penekanan yang lama pada kulit akan mempengaruhi sirkulasi yang menyebabkan kematian
jaringan dan terjadi ulkus.
R/: Pakaian yang tipis dan tidak menyerap panas akan membantu.
4. Lakukan masase pada daerah kulit yang terjadi penekanan tiap 4 jam.
R/: Masase pada daerah kulit yang terjadi penekanan akan membantu sirkulasi darah.
A. Pengertian API
Analisa proses interaksi (API) (the interactional process analysis) merupakan alat
kerja yang dipakai perawat (mahasiswa ) untuk memahami interaksi yang terjadi
antara perawat dan klien.
Komunikasi terapiutik terjadi antara dua individu, perawat dan klien, dan
menggambarkan kepribadian masing-masing individu. Analisis proses
interpersonal
(API) mempertimbangkan bukan hanya pikiran dan perasaan klien, tetapi juga
perasaan dan pikiran perawat ( kesadaran diri perawat ) . tujuan (API) adalah
Alat ini membantu perawat menentukan tujuan dari interaksi yang berpusat pada
klien. Beberapa dari tujuan proses keperawatan, yang hasil akhirnya adalah klien
dengan istilah yang dapat di ukur, menggunakan kata kerja tindakan masalahnya
membesarkan cucunya.
API memiliki awal, pertengahan dan akhir. Tahap awal ( orientasi ) meliputi
komperehensif tentang situasi dan pikiran, kebutuhan dan hubungan yang terkait.
Tahap akhir meliputi terminasi sementara atau terminasi akhir dalam hubungan
perawat klien .
Halaman Sampul
Beberapa format dapat digunakan untuk mencatat komunikasi terapeutik antara
dalam pikiran saat proses interpersonal berlangsung. Pada saat ini, dokumentasi
interaksi yang berpusat pada klien, ahli teori perkembangan yang perawat pilih
perkembangan klien.
Interaksi dan Interpretasi
Interaksi antara klien dan perawat di catat sedapat mungkin mendekati verbatim
sebagai perawat dan yang lain berperan sebagai klien) dapat di rekam di vidio
menetapkan tujuan yang berpusat pada klien dan tujuan yang diidentifikasi klien,
data yang mendalam dari klien, mengidentifikasi persepsi klien tentang insiden
daari awal sampai akhir, dan mengkaji hubungan antara partisipan, serta memandu
perasaan tentang dirinya sendiri dan klien pada waktu tersebut secara tepat, dan
perawat dan klien serta informasi yang relevan tentang lingkungan, seperti suara,
Evaluasi
API diakhiri dengan evaluasi diri perawat.Ada juga alat evaluasi rekan sejawat
yang dapt digunakan untuk mengkaji API mahasiswa lain yang direkam di
video.Kedua alat ini membantu mahasiswa mengidentifikasi area perkembangan
keterampilan komunikasi terapeutik dan area yang membutuhkan lebih banyak
praktik.
D. Fase-Fase Komunikasi
a. Tahap Preinteraksi
b. Tahap Orientasi
Tugas perawat dalam tahap ini adalah melakukan kontrak dengan klien.
Komponen Kontrak dg Klien
• Tujuan
• Kerahasiaan
• Harapan
• Topik
c. Tahap Kerja
Merupakan tahap dimana perawat memulai kegiatan
Tugas perawat pada saat ini adalah melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan pada tahap prainteraksi.
d. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi kegiatan kerja yang telah dilakukan baik secara kognitif, psikomotor,
maupun afektif
3. Melakukan kontrak
Berikut ini beberapa terapi yang dapat digunakan oleh perawat : Terapi modalitas
1. Terapi Individual
Dalam fase kerja, klien menjadi lebih terlibat dalam eksplorasi diri. Dalam fase ini
perwat bekerja dengan isi (cerita ) dan proses ataw ( perasaan ) yang di kaitkan
dengan penderitaan pasien.
Fase terminasi terjadi saat klien dan perawat menentukan bahwa penutup dari
suatu hubungan telah tepat.biasanya kedua pihak setuju bahwa masalah yang
mengawali hubungan terapeutik sudah lebih dapat di tangani dari sudut pandang
klien dan bahwa tujuan khusus yang di buat sudah tercapai.klien mulai merasa
dirinya lebih baik dan sering melaporkan peningkatan dalam fungsi diri, sosial,
atau pekerjaan. Tujuan utama terapi , seperti pengurangan distres emosional,
perubahan perilaku yang tidak baik, peningkatan pertumbuhan dan
pekerkembangan klien, serta peningkatan kepuasan hidup, telah terpenuh
2. Terapi milieu (lingkungan sosisal)
Dalam terapi milieu, perawat menggunakan semua aspek lingkungan rumah sakit
dalam sebuah cara terapeutik. Secara spesifik, perawat menciptakan kesempatan
untuk perubahanpertumbumbuhan dan perilaku dengan berfokus pada nilai
terpeutik dari setiap aktivitas dan interaksi. Contoh dari menciptakan sebuah
lingkungan yang membuat klien menerima dukunkungan, pengertian, dan
kesempatan untuk berkembang sebagai pribadi yang bertanggung jawab adalah
pertemuan komunitas, latihan fisik, dan aktifitas kelompok lainnya. Klien terpajan
pada peraturan-peraturan, harapan-harapan unit, tekanan dari rekan sebaya, dan
interaksi sosial. Perawat mendorong komunikasi dan pembuatan keputusan, serta
menyediakan kesempatan untuk meningkatkan harga diri dan mempelajari
keterampilanserta perilaku yang baru. Dengan berpartisipasinya dalam terapi
milieu, dan keterampilan sosia serta emosional yang di butuhkan untuk
berinteraksi dengan orang lain. Tujuan terapi ini adalah memampukan klien untuk
hidup di luar lingkungan institusi, melalui perolehan kemampuan yang penting
untuk kelancaran transisi ke dalam komunitas.
3. Intervensi krisis
Intervensi krisis adalah suatu proses terapi jangka pendek yanf sistematis, yang di
dalamnya perawat bekerja sama dengan klien, keluarga, atau kelompok yang
mengalami situasi sangat berat atu tak tertahankan.krisis pada klien dapat berupa
krisis perkembangan maupun krisis situasional. Krisis tersebut biasanya dapat
mereda sendiri, umumnya berlangsung selama 4 sampai 6 minggu.sebuah krisis
dapat berhasil diatas jika klien kembali ketingkat fungsi yang sama atau lebih
tinggi dari tingkat fungsi sebelum krisis.hasil yang biasa dicapai klien mungkin
berupa peningkatan rasa kompetensi diri, identifikasi kemungkinan untuk tumbu,
atau pengembagan rencana masa depan, yang mungkin memerlukan akses ke
terapi jangka panjang atau jangka pendek atau bahkan hospitalisai.
4. Terapi biologis
Terapi biologis didasarkan pada model medis yang memandang gangguan
emosional dan perilaku sebagai suatu gangguan yang spesifik atau penyakit.
Contoh terapi biologis adalah obat-obatan psikoaktif, intervensi nutrisi, fototerapi,
terapi elektronvulsif, dan psichosurgery
( terapi gangguan jiwa dengan membesah otak) .
5. Terapi kognitf
6. Terapi keluarga
7. Terapi kelompok
Pada metode penanganan ini, seorang perawat spesialis yang menjadi terapis dan
enam sampai delapan orang bertemu secara teratur dengan tujuan untuk
meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan hubungan interpersonal dan
mengubah pola perilaku yang maladaptif.
Proses kelompok secara khas terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap permulaan,
yaitu periodde orientasi, para anggota diorientasikan pada apa yang diperlukan
dalam terapi. Tahap kedua, yaitu fase kerja, dicirikan dengan beberapa konflik
yang dihubungkan dengan otnomi dan kendali. Terapis membantu klien
mengeksplorasi isu-isu dan berfokus pada kondisi yang ada di sini dan saat ini.
Dukungan di berikan kepada anggota pada saat mereka mberjuang mengatasi
konflik yang terkait dengan keintiman, kerja sama dan produktifitas.pada tahap
ketiga, atau tahap terminasi, kelompok dihubungkan dan dilibatkan dalam
interaksi ini memberikan
umpan balik, dukungan, dan toleransi terhadap perbedaan-perbedaan; interaksi ini
juga menguatkan penyelesaian masalah.
Beberapa tehnik yang digunakan dalam terapi kelompok serupa dengan tehnik
yang digunakan dalam terapi individual, dengan modifikasi berdasarkan pada tipe
klien dan orientasi teoritis yang digunakan dalm terapis.
8. Hipnosis
9. Terapi bermain
Terapi perilaku didasarkan pada premis bahwa kaerena perilaku itu dipelajari,
perilaku sehat dapat dipelajari dan menggantikan perilaku yaang tidak sehat.
Perawat terapis bekerja dengan klien untuk mengindentifikasi masalah dan
menentukan tujuan tertentu sebagai fokus dari perawatan. Intervensi didasarkan
pada prinsip-prinsip pengondisian klasik dan pengondisian operan serta mengikuti
format yang tepat.
Ada lima tehnik dasar terpi perilaku. Pada model peran, terapis atau orang lain
mencontohkan perilaku yang diingginkan dan klien mempelajarinya melalui
praktik dan imitasi. Pada pengondisian operan, yang juga disebut penguatan
positif, terapis memberi penghargaan kepada kien karena telah membuat
perubahan perilaku menjadi positif. Modifikasi perilaku terjadi ketika klien
mencapai tujuan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya; perilaku ini secara
sistimatis telah dikuatkan oleh umpan balik positif atau penghargaan yang
diterima. Pada desensitisasi sistematis, klien yang menderita akibat fobia
diperkenalkan secara berulang-ulang kepada stimulus yang menimbulkan fobia
pada saat klien berada dalam kondisi rileks. Pada terapi pengendalian diri, klien
dilatih oleh terapis untuk belajar bagaimana mengubah kata-kata negatif dan
membimbing mereka sampai memperoleh pengendalian atas tindakan mereka.
Tehnik yang terakhir terapi aversi ( menghindari ) atau terapi refleks terkondisi,
didasarkan pada prinsif penguatan negatif. Perilaku abnormal yang dipilih
disandingkan dengan pengalaman yang tidak nyaman, dan klien segera belajar
untuk tidak mengulangi perilaku demi menghindari konsekuensi negatif akibat
perilaku tersebut.
E. Variabel Analisa Proses Interaksi Variabel dari analisa proses interaksi (API) adalah :
- Komunikasi verbal
· Komunikasi terapeuyik
Komunikasi nonverbal adalah perilaku yang menyertai isi verbal, seperti gerak
tubuh, ekspresi wajah dan mata, nada suara, kecepatan dan keenggenan bicara,
suara mendengur dan suara merintih, serta jarak dari pendengar.Komunikasi
nonverbal dapat menunjukkan pikiran, perasaan, kebutuhan, dan nilai pembicara,
yang kebanyakan ditunjukan secara tidak sadar.
Perawat tidak memilih topic yang akan didiskusikan, klien yang mengidentifikasi
masalah yang ingin dibicarakannya.Perawat menggunakan keterampilan
mendengar aktif untuk mengidentifikasi topic masalah.Penyelidikan yang cermat
dengan menggunakan banyak pertanyaan yang difokuskan dengan baik membantu
perawat memahami pengalaman klien.Tujuan diidentifikasi olrh klien dan
pengumpulan informasi tentang topic ini difokuskan pada klien.Perawat berperan
sebagai pemandu dalam percakapan ini.Komunikasi terapeutik berpusat pada
upaya mencapai tujuan selama batas waktu percakapan.
- Analisa berpusat pada perawat
Hari/Tangg
Nama : Tn. K al : Senin, 21 April 2010
Usia : 21 Tahun Waktu : 11.20 – 11.30 wita.
Interaksi : Ke I (Fase Perkenalan) Tujuan : Setelah intervensi keperawatan
: Tenang, posisi duduk berdampingan di kursi/meja makan
Lingkungan pasien K dan P dapat membina
hubungan
Ruang Perawatan Srikaya saling percaya.
Deskripsi : Penampilan klien terlihat cukup rapi, rambut bersih disisir dan wajah bersih,
sudah mandi.
Analisa
Komunikasi Non
Berfokus Analisa Berfokus
Komunikasi Verbal Verbal Rasional
pada Klien pada Perawat
:memper
Selamat siang Pak ! Oh... namanya Kaharuddin, biasanya hatikan
dipanggil apa? Tersenyum, berdiri sejenak
P namun
disamping K.
kelihata
: Menatap ke arah P sambil
Nama saya Kaharuddin, tapi saya biasanya tersenyum. n masih
Kahar. Tetap tersenyum ragu
Sikap terbuka,
tetap
tersenyum.
Nama Saya Kaharuddin
n hubungan saling
Merasa ragu apakah K mau menerima Pada awal percaya.
kehadiran P. interaksi harus
didahului atau
Merasa lega karena K mau merespon dimulai dengan Untuk menimbulkan
stimulus yang disampaikan oleh P dan K membina kepercayaan bagi klien
Merasa senang karena K mau menjawab mau menyebut namanya. hubungan saling
salam. percaya.
Ia pak Mantri
Analisa
Berfokus Analisa Berfokus
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Rasional
pada Klien pada Perawat
Mungkin
Selamat pagi “Hn” Menghampiri K, tersenyum, bertanya Penuh percaya diri Salam merupakan
dan senang
duduk berdampingan K dalam hati, bertemu langkah awal untuk
maksud dengan K. membina interaksi.
kedatanagn
Selamat pagi perawat.
Pak : Melihat ke arah P, sambil
tersenyum.
Kontak mata, bicara santai Berusaha
Apakah “Hn” masih ingat janji kita waktu tapi mengetahui Pertanyaan terbuka
keadaan hari ini ,
pertemuan kemarin ? jelas. dan memberi kesempatan K
kebutuhan yang untuk menentukan arah
: Menunduk dan menatap ke
arah harus segera permbicaraan.
P. dipenuhi saat ini.
K berfikir bahwa
ia tidak
mengalami
: Kontak mata kurang.
perubahan.
Bagaimana perasaannya hari ini bu, apa Tenang, rileks,
semalam mempertahankan Bersikap persuasif Informing, menjelaskan
tidurnya enak, apa sudah makan ? Masih
ingat kontak mata. agar klien dapat kontak untuk
nama saya tidak ? .......Nama saya Mathius. bekerja sama memudahkan intervensi
menjalankan
: Melamun dan menunduk. kontrak selanjutnya.
sebelumnya
Ehm ......., Mathius
: Apa yang dibilang ? : Bicara santai tapi jelas. Memberikan Memberikan dorongan
Baik bu, bolehkan kita
cerita-cerita lagi sebentar
jam 13.30 di sini untuk
membicarakan masalah
: Menyuruh pulang. yang Hn rasakan. :Tampak berpikir sambil menunduk.
Ia pak,boleh
Terima kasih bu telah Kontak mata tetap, nada bersahabat tidak menuduh atau
: Pak mantri percaya apa yang didengar cerita-cerita dengan saya. menghakimi.
oleh Hn, Selamat siang Hn.
: Tersenyum
tapi pak mantri sendiri tidak dengar.
Ada juga teman lain di sini yang sama Nada suara bicara santai dan bersahabat, tetap tersenyum dan
seperti ibu, juga sering mendengar mempertahankan kontak mata.
suara-suara. : Tersenyum dan menunduk.
: Ia pak
:
Mengidentifikasi kegiatan
Mengingat-nginat
dan penguatan atau hal-hal yang
penguatan dengan terhadapapa yang dilakukan
harapan K terus
jika mendengar dilakukan K ketika terjadi
mau pernyataan klien.
suara-suara.
cerita.
halusinasi.
Analisa
Komunikasi Non
Berfokus Analisa Berfokus
Komunikasi Verbal Verbal Rasional
pada Klien pada Perawat
: Tetap menunduk
nada suara sedang
K: Ka G………………… Sikap tapi jelas
terbuka
, tetap
Ka G, bagaimana terseny
perasaan Ka G hari ini? um.
Analisa
Berfokus Analisa Berfokus
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Rasional
pada Klien pada Perawat
: Bagaimana Mas “DM” perasaannya pagi Kontak mata, bicara santai
ini, tapi Bersikap persuasif Informing menjelaskan
kelihatannya ibu nampak lesuh, Apa ibu
sudah jelas. agar klien dapat kontak untuk
mandi ? bekerja sama memudahkan intervensi
menjalankan
kontrak selanjutnya.
: Belum....., nanti h saja. : Memandang ke arah P sebelumnya.
kemudian pandangan ke
tempat
lain.
: Bagusnya Mas “DM” mandi supaya
badannya Menatap ke arah K Memberikan Memberikan dorongan
terasa segar. penguatan dengan dan penguatan terhadap
harapan K terus
mau pernyataan klien.
cerita.
: Ia nanti......! : Menunduk dan meludah.
: Baik Mas “DM”, terima kasih sudah mau
cerita : Bicara santai tapi jelas.
dengan saya. Boleh saya kembali sebentar
siang
untuk cerita-cerita lagi ? : Tampak berpikir sambil
menunduk.
: Terima - kasih
Kontak mata tetap, nada
bersahabat tidak menuduh
atau
menghakimi.
Ka G, bagaimana perasaan Ka G hari ini? : Ekspresi wajah nampak fikir tentang tujuan
datar. perawat
Menggunakan nada suara mendekatinya
sedang tapi jelas
Berharap K mulai mau
berinteraksi d
Kalimat terbuka memberi
kesempatan pada K untuk
mengungkapkan …..
ANALISA PROSES INTERAKSI
Analisa Analisa
Berfokus
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Berfokus pada Rasional
pada Perawat
Klien
: Menghampiri K,
Selamat siang Mas “DM” tersenyum, Merasa ragu,
berdiri di samping tempat apakah K mau
tidur K menerima
perpisahan ini.
: Melihat ke arah P, sambil
Selamat siang.
tersenyum.
Pada akhir interaksi
Bagaimana perasaannya hari ini bu ?
: Kontak mata, bicara santai
Apakah tapi jelas. harus dilakukan
sudah makan bu ? terminasi.
: Menganggukkan kepala.
Sudah. Perasaan masih Perawat dengan Klien,
ragu apakah K menerima perpisahan
: Tetap tersenyum dan
Boleh saya duduk di
dapat menerima
sini dan cerita-cerita dengan wajar.
mempertahankan kontak
dengan ibu ± 10 menit perpisahan.
mata.
Duduk paK. : Menatap ke arah P sambil
tersenyum.
Merasa lega
Oh iya Mas “DM”, apakah ibu masih ingat: Tenang, rileks, karena K mau
tujuan kita bertemu, dimana waktu
Memikirkan
itu kita mempertahankan kontak merespon stimulus
sama-sama cerita untuk membantu topik
masalah mata. yang disampaikan
menuru
yang ibu rasakan, Bagaimana t ibu apa lagi yang P.
harus
ditanyakan
apa merasa ada baikan/enak ? Saya melihat
Mas “DM” sekarang, sudah banyak ke P
berubah
karena sudah mau cerita dengan orang
lain
dan sekarang sudah nampak segar dan Merasakan
rapih. adanya
perubahan
dalam
: Menatap P dan tersenyum
dirinya.
Ia pak
Analisa
Analisa Berfokus
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Berfokus pada
pada Perawat
Klien
Senang karena K
Oh ya, agar perasaan mau mengamuk dan : Tersenyum, dan dapat menangkap
marah – marah Mas “DM” dapat mempertahanka
melakukan n kontak apa yang
misalnya jangan suka melamun, cari mata. disampaikan oleh
kesibukan di rumah, dll. P.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisa proses interaksi (API) (the interactional process analysis) merupakan alat
kerja yang dipakai perawat (mahasiswa ) untuk memahami interaksi yang terjadi
antara perawat dan klien.
a) Halaman sampul
c) Evaluasi
Fase-Fase Komunikasi
a) Tahap preinteraksi
b) Tahap orientasi
c) Tahap kerja
d) Tahap terminasi
a) Komunikasi verbal
Copel Linda Carmen.2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri.Pedoman Klinis Perawat Edisi 2.EGC :
Jakarta.
Isaacs Ann. 2004. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik, Edisi 3. EGC : Jakarta.
Sulistiwati dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta.