J USIA 44 TAHUN
DENGAN MASALAH HIPERTENSI DI DUSUN BANGUN REJO RT04 RW02
DESA SUKA MULYA KECAMATAN SUNGAI MELAYU RAYAK
KABUPATEN KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Disusun oleh :
Susilo Teguh Firmanto
214119108
I. Data Umum
Jl. Rahadi usman no 28 Desa Suka Mulya Rt04 Rw02 Dusun Bangun Rejo, Desa
Kelamin KK
1 Muh Tarom Laki-laki Kepala Keluarga 49 SD
Tahun
2 Juriyah Perempuan Istri 44 SD
Tahun
3 Eri Darmawan Laki-Laki Anak 18 SMA
Tahun
4 Kurnia Perempuan Anak 15 SMP
Genogram :
Keterangan :
Laki-laki :
Perempuan :
Meninggal :
X
Orang yang tinggal serumah : -------
Klien :
6. Tipe keluarga :
Tipe keluarga nya adalah keluaga tradisional (nuclear family/keluarga
inti) yang terdiri dari suami istri tinggal satu rumah dengan hubungan
pernikahan dan memiliki 2 anak.
7. Suku bangsa :
Suku bangsa dalam keluarga adalah semuanya ber suku bangsa Jawa,
Ny.J dan Tn.T mengatakan tidak ada hal yang bertentangan dengan kesehatan
8. Agama :
Semua anggota keluarga beragama islam. Ny.J dan Tn.T beragama islam
dan mengatakan tidak ada hal yang bertentangan dengan kesehatannya yang
BKKBN seperti; angota keluarga makan dua/ tiga kali sehari, anggota keluarga
rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik,
bila anggota keluarga sakit dibawa kesarana kesehatan, bila pasangan usia subur
ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi, semua anak dalam keluarga
pakaian bari dalam setahun, luas lantai rumah paling kurang 8m2 untuk setiap
penghuni rumah, pasangan usia subur dengan 2 anak menggunakan alat
kontrasepsi.
tahun)
tempat kerjanya dulu, Ny.J tertarik pada Tn,T karena keseriusannya untuk
orangtua. Keduanya menikah atas dasar cinta. Ny.J positive hamil setelah 4
bulan menikah dan memutuskan untuk berhenti berkerja atas anjuran suaminya.
Anak pertama lahir normal Laki-Laki dan dalam kondisi sehat. Keluarga
berencana untuk memiliki 2 anak saja dan tidak mau lebih. Setelah 2 tahun,
keluarga merencana untuk memiliki anak lagi dan lahirlah anak ke-2 dengan
jenis kelamin Perempuan normal dan sehat. Perbedaan antara anak pertama dan
kedua memiliki jarak 3 tahun. Keluarga tidak ada niatan untuk memiliki anak
kesehatan keluarga saat ini ada yang memiliki penyakit hipertensi, dengan status
III.Pengkajian lingkungan
Luas rumah kira –kira 7 x 9 (63m2) dengan bangunan tipe permanen dan
memiliki pencahayaan, ventilasi baik ( ada 7 jendela kecil dan 2 pintu untuk
keluar masuk) sirkulasi udara baik, atap / genteng rumah terbuat dari asbes,
lantai beralas ubin, lahan kosong ada di kanan dan kiri rumah dan di gunakan
untuk menanam pohon mangga dan sayuran, rumah memiliki 3 kamar tidur, 1
ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan/ dapur, kamar mandi, jarak sepiteng
dengan sumber air bersih kurang lebih 15 meter. Sumber air bersih yang
digunakan berasal dari sumur. Air minum menggunakan air gallon bukan air
keran.
Denah Rumah
Teras Jendela
Jendela
jende
la
Jendela R. Keluarga
Kamar 2
Jendela
Kamar 3 Dapur
kamar
mandi
Jendela
16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
untuk selalu jaga jarak. Namun, terkadang masih ada masyarakat setempat
Rumah keluarga Ny.J berada di depan jalan utama , yang bisa di lewati
oleh mobil dan motor serta samping kanan dan kirinya adalah rumah
Jumlah anggota keluarga yang sehat ada 3 (terdiri dari ayah/suami dan 2
anak) dan yang sakit 1 yaitu (istri/ibu). Ny.J mengatakan bahwa ia menderita
dari dokter puskesmas jika merasa pusing dan kepala terasa berat. Ny.J merasa
Saat pandemic ini Ny.J sudah tidak pernah pergi control ke Puskesmas karena
takut terpapar dengan Covid-19 dan bila merasa pusing ia cukup istirahat dan
saudaranya jauh.
Ny.J dan suami saling menjaga kesehatan serta menjaga kesehatan anak-
bersih dan sehat. Dalam keluarga Ny.J tidak ada anggota keluarganya yang
istri sebagai ibu rumah tangga yang selalu mempersiapkan kebutuhan suami
dan anak-anaknya memberikan perhatian khusus pada suami dan anak-
yang harus bersekolah dan nurut dengan orangtua seperti membantu ibunya
keluarga berusaha jaga jarak dan sudah jarang berinteraksi dengan orang
banyak (seperti ikut pengajian dan arisan) untuk menjaga kesehatan dirinya
dan keluarganya.
Nilai dan Norma yang ada di keluarga tidak bertentangan dengan nilai
pada setiap angota keluarga seperti sholat, berpuasa pada bulan Ramadhan.
Bila akan pulang terlambat harus memberitahu dulu kepada orang tua.
V. Fungsi keluarga
memiliki keluarga karena saling mendukung dari segi apapun dan dalam
dan perhatian kepada anak-anaknya, suami istri yang saling mendukung antar
keduanya dan keduanya merasa mempunyai rasa tanggung jawab atas anak-
anaknya.
karenakan jauh. Begitu juga dengan keluarga besar suami Ny.J juga baik.
kelamin Laki-Laki usia 18 tahun dan anak yang kedua berjenis kelamin
Ny.J dan suami sudah tidak ada niatan untuk mempunya anak lagi, Ny.J
rayak. Di saat wabah covid 19 ini suami Ny.J masih berkerja setaiap senin
bersabar dan tetap menjalani kehidupan dengan seadanya untuk tetap dapat
mengatur keuangan untuk hal yang penting saja, tetapi Ny.J dan suami (kepala
Strategi koping yang digunakan keluarga Ny. J yaitu dengan selalu sabar,
dan berusaha serta berdo’a kepada Allah SWT agar diberi kekuatan dalam
menghadapi masalahnya.
Pemeriksaan Ny. J
Sistem Kardiovaskuler Konjungtiva merah muda, CRT < 2 detik, akral hangat,
bunyi jantung S1-S2 reguler.
Sistem Pencernaan Sklera putih bersih, mukosa bibir lembab, jumlah gigi
sudah tidak lengkap, bentuk abdomen cembung, bunyi usus
9 x/menit, perkusi timpani dan dulness pada hati, tidak ada
nyeri tekan dan pembesaran hati.
Sistem Perkemihan Tidak ada nyeri tekan pada daerah perut bagian bawah,
tidak ada keluhan pada saat berkemih
Sistem Integumen Warna kulit sawo matang, kulit tidak kering, elastisitas
turgor kulit menurun.
Sistem Muskuloskeletal Ekstremitas atas simetris, tidak ada deformitas, jumlah jari
10, kekuatan otot 5/5
Ekstremitas bawah tidak terdapat deformitas, klien mampu
berjalan dengan normal
Kekuatan otot 5/5
IX . Analisa Data
DO :
TD : 150/90 mmhg,
HR : 80 x/menit.
RR : 20 x / menit,
S : 36,4oC
Intervensi Keperawatan
Tujuan Evaluasi
No Diagnosa INTERVENSI
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Domain 1: Setelah dilakukan 1. Respon Verbal Hipertensi atau Keluarga Ny. J mampu
Promosi asuhan tindakan keperawatan, penyakit darah tinggi mengenal masalah kesehatan
Kesehatan keperawatan 3x keluarga Ny. J mampu (Keluarga dapat
merupakan suatu Ny. J
pertemuan mengenal masalah menjelaskan secara Domain 3: Perilaku
Kelas 2 : diharapkan kesehatan Ny. J dengan lisan tentang keadaan peredaran
Classes S: Pendidikan Pasien
Manajemen keluarga Ny. J kriteria hasil : penyakit darah meningkat Intervention: pengajaran
Kesehatan mampu Domain IV: Pengetahuan hipertensi) secara kronis. Hal ini penyakit hipertensi (5602)
memelihara kesehatan dan perilaku terjadi karena jantung 1. Menilai pemahaman
Ketidakefektifan kesehatannnya Kelas S: Pengetahuan bekerja lebih cepat klien dan
pemeliharaan dan tentang kesehatan memompa darah keluarga tentang hipertensi
kesehatan meningkatkan Luaran: Pengetahuan 1. Review pengetahuan
derajat untuk memenuhi
(00099) tentang proses penyakit klien tentang kondisi
kesehatanya (1803) (hipertensi) kebutuhan oksigen
hipertensi yang terjadi
meningkat dari 1 (tidak dan nutrisi di dalam 2. Jelaskan patofisiologi
mengetahui) → 4 tubuh (Koes Irianto, terjadinya hipertensi
(pengetahuan baik) 2014). 3. Jelaskan penyebab
Hasil : hipertensi
1. Mengetahui Penyebab dan factor 4. Jelaskan tanda dan gejala
definisi hipertensi hipertensi hipertensi
1. Mengetahui (WHO,2014); 5. Berikan gambaran
penyebab dan faktor keturunan, obesitas, tentang komplikasi kronis
yang berkontribusi yang dapat terjadi akibat
Tujuan Evaluasi
No Diagnosa INTERVENSI
Umum Khusus Kriteria Standar
menyebabkan stress, usia, kebiasaan hipertensi
hipertensi hidup. 6. Gali kesiapan klien untuk
2. Mengetahui tanda mengelola hipertensi
dan gejala Tanda dan gejala 7. Diskusikan perubahan
peningkatan tekanan tekanan darah tinggi gaya hidup yang bisa
darah dilakukan untuk mencegah
(Rokhaeni, 2001);
3. Mengetahui komplikasi hipertensi
komplikasi akibat sakit kepala, pusing, 8. Gali sumber dukungan
tekanan darah yang lemas, kelelahan, yang tersedia bagi klien dan
tidak terkontrol sesak nafas, gelisah, keluarga yang mengalami
4. Mengetahui cara mual, muntah, masalah hipertensi
pengelolaan penyakit epistaksis, kesadaran
untuk mengurangi
menurun.
perkembangan
menjadi lebih buruk
Komplikasi
5. Mengetahui cara
(Nugraha,2016);
mengelola hipertensi
6. Mengetahui retino hipertensif,
kelompok dukungan penyakit jantung dan
yang pembuluh darah,
tersedia hipertensi
serebrovaskular,
ensefalopati.
Diet Hipertensi
(Buchman, 2010);
makanan yang harus
dibatasi yaitu lemak,
Tujuan Evaluasi
No Diagnosa INTERVENSI
Umum Khusus Kriteria Standar
cholesterol dan
sumber kalori tinggi.
Makan makana
rendah garam.
D. Metode :
Ceramah dan tanya jawab
Media
Tahap Kegiatan Penyuluhan Sasaran Waktu
dan Alat
E. Evaluasi Kegiatan
a. Evaluasi struktur
1. Pasien dan keluarga hadir dalam kegiatan penyuluhan
2. Tempat dan alat tersedia sesuai dengan acara, penyuluhan diselenggarakan di
rumah pasien
b. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang direncanakan
2. Pasien dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
3. Pasien dan keluarga terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi)
c. Evaluasi Hasil
1. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan pengertian hipertensi
2. Pasein dan keluarga mampu menyebutkan klasifikasi hipertensi
3. Pasien dan keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
4. Pasien dan keluarga mampu menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya
hipertensi
5. Pasien dan keluarga mampu menyebutkan akibat dari hipertensi
6. Pasien dan keluarga mampu menyebutkan pencegahan hipertensi
7. Pasien dan keluarga mampu menyebutkan konsumsi garam bagi penderita
hipertensi
8. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan tentang tanamana herbal penurun
hipertensi
Referensi
Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 4 Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.
Brunner dan Suddarth. 2001 . Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 .Vol. 2. Jakarta : EGC.
Marilynn E. Doenges, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.
Lampiran I
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Hipertensi
Menurut Bruner dan Suddarth (2001) hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
Hipertensi Adalah gangguan pada system pembuluh darah yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah ≥ 140/90
mmHg.
B. Klasifikasi Hipertensi
Tekanan darah normal : 130/80 mm Hg
Tekanan darah tinggi ringan: 140-159/90-99 mm Hg
Tekanan darah tinggi sedang: 160-179/100-109 mm Hg
Tekanan darah tinggi berat: 180-209/110-119 mm Hg
Tekanan darah tinggi sangat berat : ≥210/≥120 mm Hg
F. Pencegahan Hipertensi
H. Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi
tersebut dapat menyerang berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal. Sebagai
dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan kemungkinan terburuknya adalah
terjadinya kematian pada penderita akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa
penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan
darah pada 19 organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II, stress
oksidatif, down regulation, dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap
garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya
ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β). Umumnya, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
1. Jantung
a. hipertrofi ventrikel kiri
b. angina atau infark miokardium
c. gagal jantung
2. Otak - stroke atau transient ishemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati
1. Dua buah timun dimakan pagi dan sore atau diparut, diperas, diambil airnya diminum pagi dan sore.
2. Dua buah belimbing dimakan pagi dan sore atau diparut, diperas dan diambil airnya diminum pagi dan sore
3. Sepuluh lembar daun salam direbus dalam 2 gelas air sampai rebusannya tinggal 1 gelas, diminum pagi dan sore hari
4. Sepuluh lembar daun alpukat direbus dalam 2 gelas air sampai airnya tinggal satu gelas
5. Satu genggam daun seledri ditumbuk dengan sedikit air diperas lalu diminum pagi dan sore.
Lampiran II.
(SAP)
A. Tujuan
1. Tujuan Umum (TIU)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang hipnotis 5 jari selama 30 menit kepada klien dan keluarga mampu
memahami materi yang diberikan tentang hipnotis 5 jari.
2. Tujuan Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga pasien mampu :
a. Menjelaskan pengertian Hipnosis Lima Jari
b. Menyebutkan Tujuan Hipnosis Lima Jari
c. Menyebutkan Indikasi Hipnosis Lima Jari
d. Menjelaskan Langkah-langkah Hipnosis Lima Jari
e. Melakukan demonstrasi hypnosis lima jari
B. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
a. Pengertian Hipnosis Lima Jari
b. Tujuan Hipnosis Lima Jari
c. Indikasi Hipnosis Lima Jari
d. Langkah-Langkah Hipnosis Lima Jari
C. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
D. Metode Penyuluhan
1. Diskusi, yaitu komunikasi dua arah dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh susilo teguh firmanto kepada klien dan
keluarga dan adanya timbal balik dari sasaran untuk bertanya dan menjawab.
2. Tanya jawab, yaitu metode pemberian pertanyaan dari klien/keluarga kepada perawat sebagai respon terhadap materi yang
telah disampaikan dan sebaliknya sebagai bahan evaluasi kegiatan.
3. Demonstrasi, yaitu metode pengaplikasian teori yang telah diberikan pada klien untuk meningkatkan respon terhadap materi
yang diberikan.
E. Pengorganisasi
1. Moderator : Susilo Teguh Firmanto, S.Kep
2. Penyuluh : Susilo Teguh Firmanto, S.Kep
3. Fasilitator : Susilo Teguh Firmanto, S.Kep
4. Observer : Susilo Teguh Firmanto, S.Kep
Pembagian Tugas
1. Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
2. Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
3. Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya
4. Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
F. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga
1. 5 Menit Pembukaan
3. 5 Menit Terminasi
1. Evaluasi dengan bertanya kepada 1. Menjawab
peserta penyuluhan tentang hipnotis 5 pertanyaan
jari 2. Mendengarkan
2. Menyimpulkan materi penyuluhan 3. Menjawab salam
3. Menyampaikan salam penutup
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Penyelenggaraan dilaksanakan di Rumah Ny. J
b. SAP, materi, dan media disiapkan di hari penyuluhan
c. Tempat disiapkan sebelum penyuluhan dimulai
2. Evaluasi Proses
a. Peran serta aktif klien dan keluarga.
b. Klien mendengarkan materi penyuluhan dengan baik dan ada respon positif dari peserta.
c. Klien mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab pertanyaan secara benar.
d. Klien mampu :
1) Mampu menjelaskan pengertian hipnosis lima jari
2) Mampu menyebutkan tujuan hipnosis lima jari
3) Mampu menyebutkan indikasi hipnosis lima jari
4) Mampu menyebutkan langkah-langkah hipnosis lima jari
3. Evaluasi Hasil
Peserta yang mengikuti penyuluhan memahami tentang Hipnosis 5 jari
Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai:
a. Tes Lisan
1) Penyaji mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada peserta tentang materi penyuluhan yang akan
dijelaskan.
2) Bila peserta dapat menjawab 80% dari pertanyaan yang diajukan dengan benar, maka dikategorikan pengetahuan
baik.
b. Praktek
Peserta dapat menjawab mengenai hypnosis lima jari yang baik dan benar.
H. Lampiran
1. Materi Penyuluhan dan Leaflet.
2. Lampiran materi
Lampiran
HIPNOSIS 5 JARI
A. Pengertian
Hipnosis lima jari adalah intervensi keperawatan untuk mengurangi stress dengan cara membantu klien untuk
menghipnosis dirinya sendiri dengan membayangkan kejadian-kejadian menyenangkan dalam hidupnya. Hipnotis lima
jari merupakan salah satu bentuk self hipnosis yang dapat menimbulkan efek relaksasi yang tinggi, sehingga akan
mengurangi ketegangan dan stress dari pikiran seseorang. Hipnotis lima jari mempengaruhi system limbik seseorang
sehingga berpengaruh pada pengeluaran hormone-hormone yang dapat memacu timbulnya stress. Hipnotis lima jari akan
mengalami relaksasi sehingga berpengaruh terhadap system tubuh dan menciptakan rasa nyaman serta perasaan tenang
(Keliat dkk, 2011). Penggunaan hipnosis 5 jari adalah seni komunikasi verbal yang bertujuan membawa gelombang
pikiran klien menuju trance (gelombang alpha/theta). Dikenal juga dengan menghipnotis diri yang bertujuan untuk
pemograman diri, menghilangkan kecemasan dengan melibatkan saraf parasimpatis dan akan menurunkan peningkatan
kerja jantung, pernafasan, tekanan darah, kelenjar keringat dll (Barbara, 2010).
B. Tujuan
Tujuan Hipnosis Lima Jari adalah untuk membantu mengurangi Kecemasan. Hipnotis lima jari juga dapat
mempengaruhi pernafasan, denyut jantung, denyut nadi, tekanan darah, mengurangi ketengangan otot dan kordinasi
tubuh, memperkuat ingatan, meningkatkan produktivitas suhu tubuh dan mengatur hormon-hormon yang berkaitan
dengan stress.
C. Indikasi
1) Klien dengan kecemasan ringan-sedang
2) Klien dengan nyeri ringan-sedang
D. Langkah-langkah
Metode hipnotis lima jari dapat dilakukan ±10 menit dengan konsentrasi dan rileks pertama menyentuh ibu jari dengan
telunjuk dan mengenang saat mahasiswa merasa sehat, kedua menyentuh ibu jari dengan jari tengah dan mengenang saat
mahasiswa pertama kali mengalami kemesraan, ketiga menyentuh ibu jari dengan jari manis dan mengenang saat
mendapat pujian dan terakhir menyentuh ibu jari dengan kelingking dan mengenang tempat yang paling indah yang
pernah dikunjungi (Keliat dkk, 2011).
Sebenarnya hipnosis 5 jari sendiri adalah salah bentuk self hipnosis yang dapat menimbulkan efek relaksasi yang
tinggi (Jenita, 2008) sehingga akan mengurangi ketegangan dan stress, kecemasan dari pikiran seseorang. Pada dasarnya
hipnosis 5 jari ini mirip dengan hipnosis pada umumnya yaitu dengan menidurkan klien (tidur hipnotik) tetapi teknik lebih
efektif untuk relaksasi diri sendiri dan waktu yang dilakukan bisa kurang dari 10 menit (Jenita, 2008).
1) Fase Orientasi
a) Ucapkan Salam Terapeutik
b) Buka pembicaraan dengan topik umum
c) Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya
d) Jelaskan tujuan interaksi
e) Tetapkan kontrak topik, waktu dan tempat
2) Fase Kerja
a) Ciptakan lingkungan yang nyaman
b) Bantu klien untuk mendapatkan posisi istirahat yang nyaman duduk atau berbaring
c) Latih klien untuk menyentuh keempat jadi dengan ibu jari tangan
d) Minta klien untuk tarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali
e) Minta klien untuk menutup mata agar rileks
f) Dengan diiringi musik (jika klien mau), pandu klien untuk menghipnosisi dirinya sendiri dengan arahan berikut ini
:
(1) Bayangkan saat kondisi badan sehat
(2) Bayangkan saat mencapai prestasi atau sebuah kesuksesan
(3) Bayangkan saat bersama dengan orang yang dicintai
(4) Bayangkan saat berada di tempat yang paling menyenangkan
g) Minta klien untuk membuka mata secara perlahan,
h) Minta klien untuk tarik nafas dalam 2-3 kali.
3) Fase Terminasi
a) Evaluasi perasaan klien
b) Evaluasi objektif
c) Terapkan rencana tindak lanjut klien
d) Kontrak topik, waktu dan tempat untuk pertemuan berikutnya
e) Salam penutup
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2011. Petunjuk Teknis Terapi Kelompok Pasien Mental di RS Jiwa.
Keliat Budi Ana. 2014. Proses Keperawatyan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. EGC. Jakarta.
Musradinur. 2016. Stres Dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Psikologi, Jurnal edukasi vol 2 No 2 Juli 2016, Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.