Anda di halaman 1dari 27

PERENCANAAN KEUANGAN PENYUSUNAN ANGGARAN

DAN LAPORAN KEUANGAN


Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dibuat oleh:
Kelompok IV
Adik (213217004)
Jatnika Aulia (213217008)
Tian Yohanes (213217012)
Susilo Teguh Firmanto (213217016)
Dewi Rahmaningrum (213217020)
Teni Mariam (213217024)
Rikmayanti (213217028)
Muhamad Ikhsan Nursyamsi (213217032)
Wisnu Sya’ban (213217036)
Median

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)


STIKES JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Alloh SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah berjudul “Perencanaan
Keuangan Penyusunan Anggaran dan Laporan Keuangan“. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai perencanaan keuangan,
penyusunan anggaran dan laporan keuangan.
Penyusun menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Suharjiman S.Kp.,M.Kep
2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan
penyusunan makalah ini;
3. Semua pihak yang tidak bisa penyusun sebut satu per satu.
Semoga Alloh swt. memberikan balasan yang berlipat ganda.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
ekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Aminn.

Cimahi, 20 Oktober 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
BAB II Pembahasan..............................................................................................3
2.1 Perencanaan Keuangan....................................................................................3
2.1.1 Definisi Perencanaan Keuangan.......................................................3
2.1.2 Langkah-langkah Perencanaan Keuangan........................................3
2.1.3 Bnetuk Perencanaan Keuangan........................................................5
2.2 Penyusunan Anggaran.....................................................................................7
2.2.1 Definisi Penyusunan Anggaran........................................................7
2.2.2 Karakteristik Penyusunan Anggaran................................................9
2.2.3 Tipe-tipe Anggaran...........................................................................10
2.2.4 Tujuan dan Manfaat Anggaran.........................................................12
2.2.5 Fungsi Anggaran...............................................................................13
2.2.6 Keterbatasan Anggran......................................................................13
2.2.7 Partisipasi Penyusunan Anggaran ....................................................14
2.3 Laporan Keuangan...........................................................................................16
2.3.1 Definisi Laporan Keuangan..............................................................16
2.3.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan..........................................................17
2.3.3 Komponen Lapporan Keuangan.......................................................18
2.3.4 Laporan Rugi Laba...........................................................................20
2.3.5 Laporan Perubahan Modal................................................................21
BAB III Kesimpulan..............................................................................................23
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Langkah awal dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan perencanaan


keuangan adalah peramalan penjualan, yaitu merupakan ramalan unit dan
nilai uang penjualan suatu perusahaan. Penyusunan perencanaan keuangan
apabila disajikan dengan benar, maka informasi tersebut akan berguna bagi
pihak manajemen perusahaan salam rangka pengembangan usaha yang
dilakukan. Apabila perencanaan keuangan dilakukan secara tepat maka pihak
manajemen perusahaan mampu untuk berusaha secara maksimal dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Ketika fase Pengendalian Manajemen masuk pada rana teknis pelaksanaan,
maka menjadi penting kemudian untuk memahami dinamika dalam
penganggaran. Penyusunan anggaran merupakan faktor penting yang harus
dibahas secara matang dan penerapannya harus optimal. Proses dari
penyusunan anggaran yang terjadi sebelum tahun atau periode perusahaan
berjalan.
Pada dasarnya anggaran yang bermanfaat dan realistis tidak hanya dapat
membantu mempererat kerja sama karyawan, memperjelas kebijakan dan
merealisasikan rencana saja, tetapi juga dapat menciptakan keselarasan yang
lebih baik dalam perusahaan dan keserasian tujuan diantara para manajer dan
bawahannya. Menurut Mulyadi (1993 : 438), anggaran disusun oleh
manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan ke
kondisi tertentu yang diperhitungkan.
Dalam system perekonomian baik pemerintah maupun perusahaan sangat
diperlukan adanya suatu analisis mengenai laporan keuangan. Hal tersebut di
perlukan agar perusahaan dapat mengambil suatu keputusan dalam penentuan
kebijakan. Terutama bagi para pengguna laporan keuangan baik itu

1
2

pemerintah, direktur, manajer, investor , kreditur dan karyawan. Makalah ini


akan membahas lebih rinci mengenai ruang lingkup laporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan definisi perencanaan keuangan?


2. Menjelaskan Langkah-langkah Perencanaan Keuangan?
3. Menjelaskan bentuk perencanaan keuangan?
4. Definisi anggaran keuangan?
5. Karakteristik anggaran?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Keuangan


2.1.1 Definisi Perencanaan Keuangan

Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan


asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan
datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan adalah proses
penyusunan tujuan-tujuan perusahaan dan pemilihan tindakan-tindakan yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Supriyanto,
1994:4).
Perencanaan keuangan merupakan aspek penting dari operasi dan sumber
penghasilan perusahaan karena memberikan petunjuk yang mengarahkan,
mengkoordinasikan dan mengontrol kegiatan perusahaan untuk mencapai
tujuan. Dua aspek penting dalam proses perencanaan keuangan :
1) Perencanaan uang tunai, meliputi persiapan dari penyusunan budget
kas perusahaan.
2) Perencanaan laba, perencanaan laba perusahaan yang dibuat dalam
bentuk laporan keuangan proforma. Kedua hal tersebut tidak hanya
berguna bagi perencanaan keuangan intern tetapi juga dibutuhkan
bagi pemberi pinjaman baik sekarang maupun yang akan datang.
(Sundjaja dan Barlian, 2003:162).

2.1.2 Langkah-langkah Perencanaan Keuangan


Langkah-langkah dalam penyusunan rencana (Gitosudarmo dan Basri,
1999:268-269) meliputi:
1. Langkah pertama dalam merencanakan keuangan adalah merumuskan
(formulasi) terhadap tujuan jangka panjang, dapat berupa tujuan untuk
dapat tumbuh menjadi perusahaan yang bertingkat nasional atau
internasional

3
4

2. Langkah kedua adalah berupa formulasi dari politik keuangan perusahan.


Formulasi ini akan menjadi pedoman bagi segala kegiatan bisnisnya, dan
dalam hal perencanaan keuangan ini sangat diperlukan. Oleh karena dalam
hal ini sangat diperlukan adanya  forecasting guna memperkirakan
perubahan-perubahan terhadap factor-faktor yang terdapat dalam formulasi
rencana keuangan dari bisnis itu.
3. Langkah ketiga adalah pembentukan prosedur dimaksud untuk
menciptakan koordinasi yang baik dari setiap aktivitas  yang saling
berhubungan, sehingga tidak terjadi bertabrakan, saling lempar tanggung
jawab
4. Langkah yang terakhir adalah mengusahakan adanya fleksibilitas. Keadaan
ekonomi saat ini berada dalam keadaan dinamis dan selalu meningkat.
Oleh karena itu manajemen harus selalu mempersiapkan adanya flesibilitas
(keluwesan) di dalam rencana-rencana, terutama recana jangka pendeknya.
Vareabel budged adalah salah satu bentuk yang tepat untuk diterapkan.
5. Menurut Brigham dan Huston, (1999:117) proses perencanaan keuangan
dimulai dengan:
a) Ramalan Penjualan
Ramalan penjualan (sales forecast) umumnya  dimulai demgam
tinjauan atas penjualan lima atau sepuluh tahun yang lalu, yang
biasanya dinyatakan dalam bentuk grafik pertumbuhan penjualan
untuk 5 tahun terakhir (Brigham dan Houston, 1999:117). Ramalan
penjualan dibuat dengan mencoba mengukur volume penjualan di
masa yang akan dating. Pengukuran tersebut dapat dilakukan secara
kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran secara kualitatif biasanya
menggunakan metode statistic dan matematik, sedangkan pengukuran
secara kualitatif biasanya menggunkan judgement/pendapatan).
b) Peramalan laporan Keuangan, langkah-langkahnya:
1) Meramalkan Laporan Rugi Laba
Laporan rugi laba untuk tahun mendatang diramalkan untuk
mendapatkan suatu estimasi atas laba yang dilaporkan dan jumlah
5

laba yang ditahan yang akan dihasilkan   perusahaan selama tahun


trsebut. Hal ini memerlukan asumsi-asumsi tentang risiko biaya
operasi, tarip pajak, beban bunga dan rasio pembayaran dividen.
Dalam kasus yang paling sederhana, dibuat asumsi bahwa biaya akan
naik dengan laju yang sma sejalan dengan kenaikan penjualan dalam
situasi yang lebih rumut, biaya-biaya tertentu akan diramalkan secara
terpisah.  Namun, tujuan utana dari peramalan ini adalah untuk
menentukan beberapa banyak laba yang akan diperoleh perusahaan
dan tahun untuk diinvestasikan kembali dlam tahun yang diramalkan
2) Meramalkan Neraca
Jika penjualan dinaikkan, maka aktivitasnya harus tumbuh. Karena
perusahan beroperasi pada kapasitas yang penuh, maka setiap pos
aktivitas harus ditambah jika ingin penjualan yang lebih tinggi untuk
dicapai. Lebih banyak kas yang dibutuhkan untuk transaksi,
penjualan yang lebih tinggi akan menyebabkan piutang yang lebih
besar, persediaan tambahan harus disimpan, dan pabrik serta 
peralatan baru harus bitambah.
3) Mendapatkan Dana Tambahan yang Diperlukan
Dana tambahan nyang diperlukan (AFN= Additional Fund Needed)
adalah dana yang harus diperoleh perusahaan secara ekternal melalui
pinjaman atau dengan menjual saham biasa atau preferen baru.

2.1.3 Bentuk Perencanaan Keuangan


Bentuk-bentuk rencana keuangan dapat secara lengkap dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang
serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Menurut Fress
dan Warren (1992:25), neraca adalah: “Suatu daftar aktiva, kewajiban
dan modal pemilik perusahaan pada tanggal tertentu yang biasanya pada
tanggal terakhir suatu bulan atau tahun.
6

Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu


perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu buku-buku
ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun
kelender, sehingga neraca sering disebut balance sheet.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan rugi laba merupakan suatu laporan sistematis tentang
pendapatan/ hasil usaha, beban, laba perusahaan atau rugi yang diperoleh
oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Menurut Keiso dan
Waygandt (1995:177), perhitungan laba rugi adalah: “Laporan yang
mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu
tertentu.” Pentingnya perhitungan laba rugi karena beberapa alasan,
alasan utamanya adalah bahwa laporan yang membantu mereka dalam
meramalkan jumlah, waktu dan ketidak pastian dari arus kas masa depan.
3. Peramalan Penjualan
Peramalan penjualan sangat penting dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan khususnya di bidang produksi. Selain itu
perusahaan dapat mengetahui aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan
dikemudian hari seperti perencanaan dan penjadwalan produksi dengan
mempertimbangkan kapasitas pabrik atau perencanaan tenaga kerja.
Peramalan penjualan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan di
masa yang akan datang melalui pengujian keadaan di masa lalu.
Peramalan (forecasting) penjualan merupakan alat bantu yang penting
dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang
ekonomi. Peramalan mempunyai peranan langsung pada peristiwa
eksternal yang pada umumnya berada diluar kendali manajemen” (Yamit,
2000:36).
Pada dasarnya peramalan penjualan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu: peramalan subyektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas
perasaan  orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan orang yang
menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan tersebut.
Kedua yaitu peramalan yang obyektif , yaitu peramalan yang didasarkan
7

atas data yang relevan pada masa lalu dengan menggunakan metode-
metode dalam penganalisaan tersebut.
Menurut Yamit (2000:37): “Metode peramalan permintaan atau
penjualan dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu metode
kuantitatif dan metode kualitatif”. Metode kuantitatif dibagi ke dalam
deret berkala atau runtun waktu (time series) dan metode kausal,
sedangkan metode kualitatif dibagi menjadi metode eksploratoris dan
normatif.
Metode kuantitatif sangat beragam dan setiap teknik memiliki sifat,
ketepatan dan biaya tertentu yang harus dipertimbangkan dalam memilih
metode tersebut. Metode kuantitatif formal didasarkan atas prinsip-
prinsip statistik yang memiliki tingkat ketepatan yang tinggi atau dapat
meminimumkan kesalahan (error), lebih sistematis, dan lebih populer
dalam penggunaannya. Untuk menggunakan metode kuantitatif terdapat
tiga kondisi yang harus dipenuhi yaitu meliputi:
a) Tersedia informasi tentang masa lalu.
b) Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.
c) Diasumsikan bahwa beberapa pola masa lalu akan terus berlanjut.

2.2 Pennyusunan Anggaran


2.2.1 Definisi Penyusunan Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal
dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukkan bagaimana sumber sumber akan
diperoleh dan akan digunakan selama jangka waktu tertentu, umumnya satu
tahun. Kegiatan penyusunan anggaran ini dinamakan penganggaran.
Anggaran memiliki dua peran penting di dalam sebuah organisasi, yaitu
pertama berperan sebagai alat perencanaan dan kedua berperan sebagai alat
pengendalian. Sebagai sebuah rencana tindakan, anggaran dapat digunakan
sebagai alat untuk mengendalikan kegian organisasi atau unit organisasi
dengan cara membandingkan hasil yang sesungguhnya yang dicapai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Jika hasil yang sesungguhnya yang dicapai
8

dengan rencana yang telah ditetapkan. Jika hasil sesungguhnya berbeda


secara signifikan dari rencana, tindakan tertentu harus diambil untuk
melakukan revisi yang perlu terhadap rencana (Supriyono, 1987).
Suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan
tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan
pengawasan. Pada dasarnya anggaran yang bermanfaat dan realistis tidak
hanya dapat membantu mempererat kerja sama karyawan, memperjelas
kebijakan dan merealisasikan rencana saja, tetapi juga dapat menciptakan
keselarasan yang lebih baik dalam perusahaan dan keserasian tujuan diantara
para manajer dan bawahannya (Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri,
1989:6).
Dari beberapa pengertian diatas anggaran mempunyai empat unsur, yaitu :
1. Rencana yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau
kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan dating.
2. Meliputi yaitu mencakup semua jegiatan yang akan dilakukan oleh semua
bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.
3. Dinyatakan dalam unit moneter yaitu unit (kesatuan) yangdapat diterapkan
pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unit
moneter yang berlaku di Indonesia adalah unit “rupiah”.
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang yaitu menunjukkkan bahwa
anggaran berlaku untuk massa yang akan dating. Ini berarti Apa yang
dimuat di dalam anggaran adalah taksiran-taksiran tentang apa yang akan
terjadi serta apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.
9

2.2.2 Karakteristik Agama


Menurut Anthony dan Govindarajan (1995) dalam Nooraini (2004)
karakteristik anggaran adalah sebagai berikut:
1. Perkiraan anggaran laba yang potensial berada dalam unit bisnis.
2. Anggaran dinyatakan dalam satuan moneter, meskipun jumlah
moneter mungkin disokong oleh jumlah bukan moenter (seperti unit-
unit terjual atau produksi).
3. Anggaran umumnya komitmen manajemen, manajer setuju untuk
menerima tanggung jawab untuk mencapai tujuan anggaran.
5. Anggaran umumnya mencakup periode satu tahun.
6. Usulan anggaran harus direview dan disetujui oleh pihak yang lebih
tinggi dari penyusun anggaran.
7. Dalam kondisi khusus anggaran dapat berubah dengan persetujuan
manajer.
8. Secara periodik, pelaksanaan keuangan aktual dibandingkan dengan
anggaran dengan penyimpangan harus dianalisis dan dijelaskan.
Sedangkan menurut Mulyadi (1997), karakteristik anggaran yang baik
adalah:
1. Anggaran disusun berdasarkan program.
Proses manajemen perusahaan dimulai dengan perencanaan strategik
(strategic planning) yang di dalamnya terjadi proses penetapan tujuan
perusahaan dan penentuan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Setelah tujuan perusahaan ditetapkan dan strategi untuk mencapai
tujuan tersebut dipilih, prose manajemen perusahaan kemudian diikuti
dengan penyusunan 10 program-program untuk mencapai tujuan
perusahaan yang ditetapkan dalam perencanaan stratejik.
2. Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggung
jawaban yang dibentuk dalam perusahaan.
Menurut karakteristik masukan dan keluarannya, pusat
pertanggungjawaban dalam perusahaan dibagi menjadi 4 golongan
yaitu pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba dan pusat investasi.
10

3. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian.


Agar proses penyusunan anggaran dapat menghasilkan anggaran yang
dapat berfungsi sebagai alat pengendalian, proses penyusunan
anggaran harus mampu menanamkan “sense of commitment” dalam
diri penyusunnya. Proses penyusunan anggaran yang tidak berhasil
menanamkan “sense of commitment” dalam diri penyusunnya,
berakibat anggaran yang disusun tidak lebih hanya sebagai alat
perencanaan saja, yang tidak terjadi penyimpangan antara realisasi
dari anggarannya, dan tidak satupun manajer yang merasa
bertanggung jawab. Untuk menghasilkan anggaran yang dapat
berfungsi sebagai alat perencanaan dan sekaligus sebagai alat
pengenalian, penyusunan anggaran harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a) Partisipasi para manajer pusat pertanggungjawaban dalam
proses penyusunan anggaran.
b) Organisasi anggaran.
c) Penggunaan informasi pertanggungjawaban sebagai alat
pengirim pesan dalam proses penyusunan anggaran dan
sebagai pengukur kinerja manajer dalam pelaksanaan
anggaran.
2.2.3 Tipe-tipe Anggaran
Anggaran dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar sesuai
dengan tipe-tipe pusat pertanggungjawaban:
1. Anggaran Biaya, terdiri dari :
a) Anggaran biaya engineered adalah anggaran biaya yang terdiri dari
biaya biaya yang dapat diperhitungkan secara teknis di pusat
pertanggungjawaban yang outputnya dapat diukur. Karakteristik
anggaran biaya engineered adalah :
1) Anggaran disusun dengan maksud mengukur efisiensi tujuan
yang tercantum dalam anggaran ini diterima hampir
seluruhnya oleh manajer operasi sebagai tujuan yang akan
11

dicapai karena hampir seluruh variabel prestasi bis


dikendalikan oleh manajer operasi.
2) Anggaran biaya discretionary adalah anggaran biaya yang
terjadi di pusat pertannggungjawaban yang outputnya tidak
bisa diukur. Penyusun anggaran bertanggung jawab atas
pengeluaran dalam jumlah yang ditentukan, baik lebih atau
kurang (mungkin dengan toleransi tertentu) kecuali jika ada
perubahan yang disetujui secara nyata.
2. Anggaran Pendapatan
Anggaran pendapatan terdiri dari proyeksi penjualan dalam unit
dikalikan dengan harga jual. Anggaran pendapatan umumnya
mengandung ketidakpastian yang tinggi karena sebagian besar faktor
pretasi dari luar yang umumnya sulit dikendalikan oleh manajer
pemasaran. Karakteristik anggaran pendapatan adalah sebagai berikut
a) Anggaran disusun untuk mengukur efektivitas pemasaran.
b) Manajer pemasaran tidak bisa diminta pertanggungjawaban
terhadap semua tujuan yang ingin dicapai di dalam anggaran
pendapatan karena terdapat hal-hal yang berada di luar
pengendaliannya.

3. Anggaran Laba
Merupakan kombinadi dari anggaran biaya dan anggaran
pendapatan. Anggaran ini digunakan oleh organisasi yang manajernya
mempunyai pengendalian yang baik dalam hal pengendalian biay dan
pendapatan. Manfaat anggaran laba antara lain :
a). Bagi perusahaan secara keseluruhan dan masing-masing pusat
laba:
1) Untuk alokasi sumber,
2) Untuk perencanaan dan koordinasi aktivitas perusahaan atau
divisi,
3) Untuk mengecek cukup tidaknya anggaran biaya,
12

4) Untuk membedakan tanggung jawab masing-masing manajer,


untuk memberikan kontribusi terhadap prestasi keuntungan
perusahaan atau divisi.
b). Bagi top manajemen, anggaran laba divisi digunakan untuk :
1) Mereview total prestasi keuangan perusahaan dan mengambil
tindakan apabila prestasi tersebut tidak memuaskan,
2) Merencanakan dan mengkoordinasikan seluruh aktiviatas
perusahaan,
3) Melakukan pengendalian terhadap divisi.

2.2.4 Tujuan dan Manfaat Anggaran


Menurut Narafin (2000) dalam Nooraini (2004) tujuan disusunnya anggaran
adalah sebagai berikut :
1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
penggunaan dana.
2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
3. Untuk merinci jenis umber dan ayang dicari maupun jenis penggunaan dana,
sehingga dapatmempermudah pengawasan.
4. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai
hasil yang maksimal
5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan
anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.
6. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan.
a) Sedangkan manfaat anggaran antara lain adalah sebagai berikut:
1) Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama,
2) Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan
pegawai.
3) Dapat memotivasi pegawa,
4) Menimbulkan tanggung jawabtertentu pada pegawai,
5) Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu,
13

6) Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan dan dana yang dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin, 7. Alat pendidikan bagi para
manajer.

2.2.5. Fungsi Anggaran


Menurut Supriyono (1999:343) fungsi anggaran meliputi:
1. Fungsi perencanaan Anggaran dapat berfungsi sebagai perencanaan karena
dapat memilih beberapa alternatif untuk dilaksanakan di masa depan dengan
mempertimbangkan tujuan perusahaan serta sumber-sumber ekonomi yang
dimiliki dan kendala-kendala yang akan dihadapi di masa yang akan datang.
2. Fungsi koordinasi Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana
dan tindakan berbagai unit atau segmen yang ada di dalam perusahaan agar
dapat bekerja secara selaras ke arah pencapaian tujuan.
3. Fungsi komunikasi Dalam penyusunann anggaran, berbagai unit dan tingkatan
organisasi berkomunikasi dan berperan serta dalam proses penyusunan
anggaran.
4. Fungsi motivasi Anggaran berfungsi pula sebagai alat untuk memotivasi para
pelaksana dalam melaksanakan tugas-tugas atau mencapai tujuan.
5. Fungsi pengendalian dan evaluasi Anggaran dapat berfungsi sebagai alat
pengendalian kegiatan karena nggaran yang sudah disetujui merupakan
komitmen dari pelaksana yang ikut berperan serta dalam penyusunan anggaran
tersebut.
6. Fungsi pendidik Anggaran juga berfungsi sebagai alat untuk mendidik para
manajer mengenai bagaimana bekerja secara terinci pada pusat
pertanggungjawaban yang dipimpin sekaligus menghubungkan dengan pusat
pertanggungjawaban lain di dalam organisasi yang bersangkutan.
14

2.2.6 Keterbatasan Anggaran


Banyak manfaat yang diperoleh dengan menyusun anggaran, namunmasih
terdapat beberapa kelemahan yang membatasi anggaran. Menurut Adisaputro
(1996:53) kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:
1. Anggaran disusun berdasarkan estimasi maka terlaksananyadengan baik
kegiatan-kegiatan sangat tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.
2. Anggaran hanya merupakan rencana dan rencana tersebut baru berhasil apabila
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
3. Anggaran hanya merupakan alat yang dipergunakan untuk membantu manajer
dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya.
4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan
sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwas.

2.2.7 Partisipasi Penyusunan Anggaran


Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan penting dan kompleks karena
kemungkinan dampak fungsional dan disfungsional sikap dan perilaku anggota
organisasi yang ditimbulkannya (Milani, 1975 dalam Fahrianta dan Ghozali,
2002), lebih lanjut dikemukakan bahwa tingkat keterlibatan dan pengaruh
bawahan terhadap pembuatan keputusan dalam proses penyusunan anggaran
merupakan faktor utama yang membedakan antara anggaran partisipatif dan
anggaran non-partisipatif. Anggaran memiliki peranan penting dalam perusahaan,
oleh karena itu harus berhati-hati dalam proses penyusunannya. Bila anggaran
yang ditetapkan terlalu longgar maka peran anggaran sebagai alat untuk
memotivasi tidak tercapai. Sebaliknya jika anggaran yang ditetapkan terlalu berat,
dapat menimbulkan ketegangan-ketegangan yang berakibat tidak tercapainya
sasaran dari anggaran tersebut. Dalam hal ini jelas terlihat bahwa partisipasi
bawahan dalam penyusunan anggaran yang sangat diperlukan. Dengan
berpartisipasi, bawahan akan mengetahui dengan jelas target yang harus dicapai
dana upaya apa yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut. Melalui
anggaran yangbersifat partisipatif, diharapkan agar anggaran tersebut dapat
dicapai karena proses penyusunnya yang melibatkan bawahan secara optimal.
15

Partisipasi dalam proses penyusunan anggaran dapat diartikan sebagai


keterlibatan individu sebagai pelaku anggaran dalam pembuatan anggaran.
Browell (1982) dalam Supomo dan Indriantoro (1998) mendefinisikan partisipasi
sebagai suatu proses mengevaluasi kinerja para individu dan menetapkan
penghargaan atas dasar sasaran anggaran yang telah dicapai serta keterlibatan dan
pengaruh para individu dalam penyusunan anggaran. Menurut Supriyono
(1999:350) agar dapat memotivasi para pelaksana dalam penyusunan anggara
perlu dipertimbangkan hal-hal berikut :
1. Partisipasi Manajemen Puncak
Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi maanjer
puncak agar sistem anggaran dapat efektif. Partisipasi dari manajemen
puncak dapat berupa melakukan peninjauan, pengesahan anggaran dan
mengikuti hasil hasil pelaksanaan anggaran sehingga memperoleh umpan
balik yang efektif dalam memotivasi para pelaksana.
2. Tingkat Kesulitan
Tingkat kesulitan anggaran adalah sasaran anggaran, mencakup
pencapaian sasaran yang longgar dan mudah dicapai sampai tidak mudah
dicapai. Apabila anggaran dianggap terlalu ketat dan sulit dicapai, manajer
tidak akan terdorong untuk mencobanya karena merasa kemungkinan
besar akan gagal, sebaliknya jika anggaran terlalu longgar, maka para
manajer tidak akan termotivasi untuk melaksankannya.
3. Kewajaran
Setiap pusat pertanggungjawaban harus percaya bahwa anggaran yang
disusun untuk pusat pertanggungjawabannya adalah wajar untuk dicapai.
4. Laporan yang Akurat dan Tepat Waktu
Laporan yang akurat dan tepat waktu diperlukan untuk menyusun
laporanrealisasi anggaran, sehingga antisipasi terhadap penyimpangan
yang merugikan bisa segera dilakukan. Partisipasi yang sukses akan
memberikan beberapa manfaat antara lain:
a) Memberi hasil suatu rencana yang lebih baik, karena adanya
kombinasi pengetahuan beberapa individu.
16

b) Memberi pengaruh yang sehat kepada kepentingan inisiatif, moral dan


antusiasme.
c) Dapat meningkatkan kerjasama antar departemen atau divisi.
d) Para karyawan dapat lebih menyadari situasi masa yang akan datang,
respek pada sasaran dan pertimbangan lainnya

2.3 Laporan Keuangan


2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang berguna untuk
menyampaikan informasi keuangan yang dapat di percaya kepada pihak yang
berkepentingan. Laporan keuangan memuat beberapa hal, diantara harta,utang,
modal, dan semua pendapatan yang diperoleh serta beban-beban yang di
keluarkan perusahaan pada periode tertentu dalam rangka untuk mendapatkan
laba atau keuntungan.
Berikut tujuan pembuatan laporan keuangan suatu perusahaan:
1. Memberikan informasi keuangan mengenai aktiva, kewajiaban,
modal suatu perusahaan yang dapat di percaya.
2. Memberikan informasi tentang jumlah kewajiban, jenis-jenis
kewajiban, dan modal.
3. Memberikan informasi yang bisa di percaya tentang perubahan
aktiva bersih atau neto (aktiva yang telah dikurangi kewajiban)
suatu perubahan.
4. Memberikan informasi keuangan yang digunakan oleh pemakai
laporan untuk menaksirkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba.
5. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu
periode dari hasil laporan keuangan yang di sajikan.
17

Agar tujuan laporan keuangan tersebut dapat dicapai, maka laporan


keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan sebagai
berikut:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat di pamahioleh
pemakai.
2. Relevan
Maksudnya adalah informasi laporan keuangan perusahaan harus
relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan.
3. Keandalan
Informasi laporan keuangan harus memiliki kualitas andal jika
bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan
dapat diandalkan pemakaian sebagai penyajian yang jujur dari yang
seharusnya wajar untuk disajikan.
4. Dapat di bandingkan
Pemakaian harus dapat membandingkan laporan keuangan
perusahaan antara periode untuk mengidentifikasi kecenderungan
posisi dan kinerja keuangan. Pemakaian jugan harus dapat
membandingkan laporan keuangn antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubhan posisi
keuangan secara relatif.
Dari laporan keuangan akan tergambar kondisi keuangan suatu perusahaan
sehingga dapat memudahkan untuk menilai kinerja menejemen suatu
perusahaan yang bersangkutan. Penilaian kinerja menejemen akan menjadi
patokan atau ukuran berhasil atau tidaknya manajemen kebijakan yang telah
digariskan oleh perusahaan.
18

2.3.2 Jenis-jenis laporan keuangan


1. Neraca
Laporan keuangan yang menunjukan kondisi keuangan perusaan
pada waktu tertentu. Neraca penyajian dalam data historikal aktiva
yang merupakan sumber operasi perusahaan yang dijalan kan utang
yaitu kewajiban perusahaan, dan modal dari pemegang saham
perusahaan.
2. Laporan laba rugi
Laporan keuangan yang berisikan informasi tentang keuangan atau
kerugian yang diderita oleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
Pada laporan ini menyajikan data pendapatan sebagai hasil usaha
perusahaan dan beban sebagai pengeluaran operasional perusahaan.
3. Laporan perubahan posisi keuangan
Biasanya disebut data sumber dan penggunaan dana, menunjukan
asal kas diperoleh dan bagai mana digunakannya. Laporan perubahan
posisi keuangan menyediakan latar belakang histori dari pola aliran
dana.
4. Catatan dan laporan lain
Catatan dan laporan lain merupakan bagian integral yang tak
terpisahkan dari laporan keuangan. Catatan-catatan ini tergantung pada
kebijakan akuntansi yang digunakan pada waktu mempersiapkan
laporan keuangan dan memberikan tambahan detail mengenai
beberapa bagian di laporan keuangan. Misalnya, laporan hanya pokok
produksi, laporan perubahan modal atau laba ditahan, laporan kegiatan
keuangan.
2.3.3 Komponen laporan keuangan
1. Neraca
Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya neraca adalah laporan
keuangan yang menunjukan posisi harta, utang dan modal perusahaan
19

pada saat tertentu. Neraca dapat dibuat untuk mengetahui kondisi


keuangan perusahaan dalam waktu tertentu setiap saatdibutuhkan.
Secara garis besar neraca menggambarkan jumlah harta diposisi aktiva
dan jumlah utang serta modal di posisi pasiva. Komponen harta yang
tergambar di posisi aktiva adalah sebagai berikut:
b) Aktiva lancar terdiri dari:
1) Kas
2) Bank (rekening, giro, dan tabungan)
3) Deposito berjangka
4) Surat-surat berharga
5) Piutang atau kredit yang di berikan
6) Persediaan
7) Biaya yang dibayar dimuka
8) Pendapatan yang masih harus diterima
9) Dan aktiva lancar lainnya
c) Penyertaan
d) Aktiva tetap terdiri dari
1) Aktiva tetap berwujud, yaitu tanah, mesin, bangunan,
peralatan, akumulasi penyusunan, dan aktiva tetap lainnya.
2) Aktiva tetap tidak berwujud, yaitu : goodwill, hak cipta,
lisensi, dan merek dagang.
e) Aktiva lainnya terdiri dari
1) Gedung dalam proses
2)  Tanah dalam penyelesaian
3) Piutang jangka panjang
4) Uang jaminan
5)  Uang muka investasi
Komponen utang serta modal tergambar dalam posisi pasiva sebagai
berikut :
1)  Utang lancar (kewajiban jangka pendek) terdiri dari :
a) Utang dagang
20

b) Utang wesel
c) Utang bank
d) Utang pajak 
e)  Biaya yang masih harus dibayar
f) Utang sewa guna usaha
g)  Utang dividen
h) Utang lancar lainnya
2) Utang jangka panjang terdiri dari :
a) Utang hipotek
b) Utang obligasi
c) Utang bank jangka panjang
d) Utang dari lembaga keuangan jangka panjang
e) Dan lainnya.
3)      Ekuitas terdiri dari :
a)      Modal saham
b)      Agio saham
c)      Laba ditahan
d)     Modal sumbangan
2.3.4 Laporan Rugi Laba
Laporan rugi laba adalah laporan yang menunjkkan jumlah pendapatan
yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu.
Biasanya laporan rugi laba dikeluarkan setiap setahun sekali,yaitu pada akhir
tahun buku.
Komponen rugi laba antara lain :
1)      Penjualan
2)      Harga pokok penjuanalan
3)      Laba kotor
4)      Biaya operasi terdiri dari :
a)      Biaya umum
b)      Biaya penjualan
c)      Biaya sewa
21

d)     Biaya administrasi
5)      Laba kotor operasional
6)      Penyusunan
7)      Pendapatan bersih operasi
8)      Pendapatan lainnya
9)      Laba sebelum bunga dan pajak
10)   Biaya bunga terdiri dari :
a)      Bunga wesel
b)      Bunga bang
c)      Bunga hipotek
d)     Bnga obligasi
e)      Bunga lainnya
11)  Laba sebelum pajak
12)  Pajak
13)  Laba sesudah bunga dan pajak
14)  Laba perlmbar saham
2.3.5 Laporan perubahan modal
Laporan perubahan modal atau Statement Of Owners Capital merupakan
salah satu bentuk laporan keungan yang memberikan informasi tentang
penyebab bertambah atau berkurangnya modal selama dalam masa periode
tertentu.
Di dalam laporan perubahan modal terdapat beberapa komponen
diataranya :
a) Modal awal : Keseluruhan dana yang di investasikan kedalam perusahan
yang digunakan untuk menunjang pengoperasian perusahan pada saat awal
perusahan tersebut baru berdiri atau posisi modal awal perusahan pada
awal bulan pada tahun yang bersangkutan.
b) Laba / rugi : Selisih dari bersih antara total pendapatan dengan total
biaya.
22

c) Prive : Penarikan sejumlah dana oleh pemilik perusahan yang digunakan


untuk keperluan di luar kegiatan / operasional perusahaan atau yang
digunakan untuk keperluan pribadi.
d) Modal akhir : Keseluruhan dana yang merupakan hasil akhir dari
penambahan modal awal ditambah dengan laba (jika mengalami
keuntungan) atau pengurangan modal awal dikurangi rugi usaha (Jika
mengalami kerugian) kemudian dikurangi dengan total prive dan hasil
merupakan modal akhir.
Jadi, Unsur yang termasuk di dalam laporan perubahan modal terdiri dari
Investasi awal atau modal awal, laba-rugi selama periode yang bersangkutan,
prive penarikan modal oleh pemilik dan modal akhir.
BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian dan contoh kasus di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
perencanaan keuangan sangat penting bagi setiap perusahaan, untuk menyusun
rencana keuangan seberapa besar dana yang harus dikeuarkan, terutama pihak
manajemen apabila perencanaan keuangan disajikan dengan baik dan benar
tentunya peramalan keuangan untuk jangka waktu yang akan datang akan
terlaksana dengan baik pula.

23
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. “Pengertian Laporan


Keuangan”. http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan. Diakses oleh Annesa
El Kharisma dan Annisa Fadhilla pada tanggal 24 April 2014.
Society Kamaru, 2013. “Kumpulan Materi Para Penuntut
Ilmu”.http://societykamaru.blogspot.com/2013/04/jenis-jenis-laporan-keuangan-
menurut_5.html. Diakses oleh Annisa Fadhilla dan Fauzul Fakhri pada tanggal 24
April 2014.
Kuddy, Aprianto, 2010. “Pihak-Pihak yang berkepentingan Terhadap Laporan
Keuangan”.http://apriantokuddy.blogspot.com/2010/07/pihak-pihak-yang-
berkepentingan_06.html. Diakses oleh Chyntia Fatika dan Ulfa Rahmadia pada
tanggal 24 April 2014.
Kasmir, 2011. “Kewirausahaan”. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Diakses oleh Fauzul
Fakhri dan Chyntia Fatika pada tanggal 24 April 2014.
Makalah Analisis Laporan Keuangan. http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/06/makalah-
analisis-laporan-keuangan.html. Diakses oleh Annisa Fadhilla dan Ulfa Rahmadia
pada tanggal 24 April 2014.

Anda mungkin juga menyukai