“PENYUSUNAN ANGGARAN”
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut definisi dan pengertian anggaran biaya dari beberapa sumber buku:
2
2.2. Jenis-jenis Anggaran
Menurut Rudianto (2009), anggaran dapat dikelompokkan
dalam dua jenis, yaitu:
a. Anggaran operasional
Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang mencakup
semua kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh pendapatan di dalam
suatu periode tertentu. Anggaran operasional terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Anggaran pendapatan.
2. Anggaran biaya.
3. Anggaran laba.
3
b. Anggaran keuangan
Anggaran keuangan adalah anggaran yang berkaitan dengan rencana
pendukung aktivitas operasi perusahaan. Anggaran ini tidak berkaitan secara
langsung dengan aktivitas perusahaan untuk menghasilkan dan menjual produk.
Anggaran ini merupakan pendukung upaya perusahaan untuk menghasilkan
dan menjual produk perusahaan. Anggaran keuangan terdiri dari beberapa
jenis, yaitu:
1. Anggaran investasi.
2. Anggaran kas.
3. Proyeksi neraca.
4
Menurut Supriyono (1999), anggaran memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Fungsi perencanaan.
2. Fungsi koordinasi.
3. Fungsi komunikasi.
4. Fungsi motivasi.
6. Fungsi pendidik.
5
Menurut Mardiasmo (2009), terdapat beberapa manfaat anggaran, yaitu:
6
biaya-biaya, arus kas dan posisi keuangan. Informasi ini
seharusnya tersedia di laporan keuangan perusahaan.
Tergantung pada ukuran bisnis, dalam proses
membuat budget, sering kali dilakukan di akhir tahun sebelumnya,
masing-masing departemen dan profit centre, akan memberikan
masukan dan akan dikelola oleh kepala keuangan.
Di perusahaan yang lebih kecil, budgeting biasanya
dikerjakan sendiri oleh pemilih perusahaan atau dengan bantuan
beberapa orang yang dipercaya/ penting (seperti Kepala
Accounting atau Keuangan).
Kebanyakan, penyusunan budgeting didasarkan pada
laporan keuangan pada periode sebelumnya, lalu dirubah sesuai
dengan perubahan kondisi bisnis di tahun berikutnya. Cara
demikian dapat meningkatkan akurasi data dan membutuhkan
perhatian yang lebih mendetail, namun belum tentu memberikan
hasil yang lebih baik.
Budget Sebagai Alat
Idealnya, budget digunakan sebagai management tool untuk
menjalankan bisnis. Hasil keuangan yang sebenarnya,
dibandingkan dengan nilai yang sudah dianggarkan dan jika ada
perbedaan, akan dievaluasi. Jika pengeluaran di bagian tertentu
lebih tinggi dari pada budget, maka perusahaan perlu
mempertimbangkan apakah kelebihan tersebut disebabkan oleh
adanya tambahan proses bisnis atau adanya pemborosan.
Apakah pendapatan dan laba berjalan sesuai dengan yang sudah
dianggarkan? Apakah ada tambahan pendapatan atau kehilangan pendapatan
yang menjadi bagian dari budget? Memeriksa kembali budget pada jangka
waktu berkala, merupakan fungsi utama dalam mengelola bisnis yang sedang
berjalan.
Pada beberapa perusahaan, budget juga dapat digunakan sebagai salah
satu factor kompensasi berbasis kinerja.
Apa yang dimaksud dengan Forecasting?
Forecasting merupakan proyeksi yang akan terjadi di level
yang lebih tinggi, secara umum pendapatan kunci dan pengeluaran
secara keseluruhan. Forecasting dapat dilakukan baik secara
jangka panjang dan jangka pendek dan bisa digunakan dari top-
down maupun bottom-up.
Forecasting jangka panjang mungkin dapat dilihat dalam
beberapa tahun dan melihat pada business-plan strategis. Secara
7
jangka pendek, biasanya dilakukan untuk tujuan
operasional. Forecasting pendapatan dapat mengakibatkan
adanya penyesuaian di rencana produksi, dan tingkat
persediaan. Forecasting yang baik juga dapat digunakan untuk
pinjaman bank. Sedangkan untuk di bidang usaha jasa dan
perusahaan jasa, biasanya forecasts ini digunakan untuk
menentukan staffing levels.
Forecast Sebagai Alat
Forecasting merupakan alat yang penting untuk membantu
perusahaan melakukan penyesuaian yang dibutuhkan seiring
dengan perubahan bisnis. Sebagai contoh, jika konsumen besar
akan melakukan pengurangan ataupun menambahkan ukuran
perusahaannya, maka ini juga akan berpengaruh terhadap
perusahaan, baik dari segi operasional dan arus kas.
Dalam membuat forecast, pertimbangkan untuk membuat
beberapa pertimbangan, jika kondisi baik atau optimis, kondisi
buruk atau pesimistis, dan yang terakhir adalah kondisi yang
sekiranya akan terjadi. Sehingga perusahaan dapat merencanakan
pengembangannya namun juga dapat menyesuaikan diri ketika
suatu hal tidak berjalan dengan semestinya.
Meskipun forecast dan budgeting memiliki fungsi yang berbeda, namun
keduanya akan saling melengkapi. Forecast yang baik, akan
menghasilkan budget yang lebih stabil. Sepanjang tahun, dengan
membandingkan dengan forecast terbaru terhadap budget yang sudah disusun,
perusahaan dapat melakukan penyesuaian yang sesuai dengan kondisi bisnis.
8
Hubungan antara anggaran dan rencana strategis membantu manajemen
untuk memastikan bahwa semua perhatian tidak terfokus pada operasional
jangka pendek. Hal ini penting karena anggaran, sebagai rencana satu periode
memiliki sifat untuk jangka pendek. Proses penyusunan anggaran merupakan
kegiatan yang penting dan melibatkan berbagai pihak baik manajer tingkat atas
maupun manajer tingkat bawah, yang akan mempersiapkan dan mengevaluasi
berbagai alternatif dari tujuan anggaran.
Hubungan antara anggaran dan rencana strategis, yaitu :
1. Keduanya merupakan aktivitas perencanaan.
2. Fokus anggaran satu tahun, perencanaan strategi beberapa tahun.
3. Anggaran mengacu pada perencanaan strategi.
4. Dasar anggaran adalah pusat pertanggungjawaban, perencanaan
strategi adalah jenis produk atau program yang lain
9
Identifikasi variable eksternal ini mencakup suatu pertimbangan untuk
memilih variabel yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan.
Sehingga manaemen dapat mengambil manfaat dari akibat yang
menguntungkan dan meminimalkan akibat yang merugikan bagi perusahaan.
Tahap penting dalam analisis ini adalah evaluasi dari kekuatan dan
kelemahan perusahaan saat ini (analisis SWOT). Analisis SWOT dilakukan
dalam dua tahap, yaitu:
a. Analisis eksternal
Bertujuan untuk mempertimbangkan peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan.
b. Analisis internal
Bertujuan untuk mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan intern
perusahaan.
Pendakatan anggaran yang komprehensif didasarkan pada ekpektasi dimana
aspek operasi yang penting akan dianalisis secara kritis dan dievaluasi setiap
periode dengan cara yang benar sehingga bantuan dari pihak yang independen
sangat penting bagi penilaian ini.
2. Pengembangan Tujuan Umum Perusahaan
Suatu perusahaan harus merumuskan tujuan umum yang ingin dicapai oleh
perusahaan sebelum merumuskan strategi. Tujuan umum ini berisi tentang:
a. Misi
Misi berfungsi sebagai pemfokus dan pemberi makna terhadap kehidupan kerja
seluruh anggita organisasi. Misi harus menetapkan bisnis perusahaan terpisah
dari bisnis pesaing.
b. Visi
Visi harus menjelaskan kondisi masa depan dari organisasi yang hendak
diwujudkan.
c. Keyakinan dasar
Merupakan keyakinan tentang kebenaran misi, visi dan langkah yang ditempuh
untuk mewujudkan visi. Keyakinan dasar ini merupakan pemicu semangat
seluruh anggota organisasi untuk mencapai tujuan.
d. Nilai dasar
Merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh seluruh anggota organisasi dan
mampu memandu mereka untuk memilih berbagai alternatif yang diperlukan
untuk menuju masa depan. Nilai dasar ini berfungsi sebagai pembatas
10
pengambilan keputusan oleh para anggota dalam rangka mewujudkan visi demi
tercapainya tujuan perusahaan.
Visi menjadi dasar perumusan tujuan perusahaan, karena tujuan
merupakan penjabaran dari visi perusahaan. Tujuan umum perusahaan
menggambarkan fondasi dasar tempat mengembangkan dan memperkuat
kebanggaan pada perusahaan bagi manajer, karyawan lain, pemilik, pelanggan,
dan perusahaan lain yang berhubungan secara komersial.
3. Pengembangan Sasaran Khusus Bagi Perusahaan
Tujuan dari tahap sasaran dalam proses anggaran ini adalah untuk
mengarahkan pernyataan tujuan umum ke fokus yang lebih tajam dan untuk
mentransformasikan informasi umum kepada informasi perencanaan yang lebih
spesifik. Manajemen eksekutif harus melaksanakan kepemimpinan pada tahap
perencanaan ini sehingga ada kerangka kerja yang nyata, jelas dan realistis
dalam operasi yang akan dilaksanakan untuk pencapaian sasaran yang bersifat
khusus. Hal ini akan memberikan suatu dasar bagi pengukuran kinerja.
11
Berkemampuan menyelasaikan sub problem, yaitu bahwa smua gejala
juga diselesaikan;
Bermanfaat bagi customer, yang berarti rencana harus meng-improve
value yang dihasilkan bagi customer.
12
Setelah manajer dari berbagai pusat tanggung jawab menerima instruksi
perencanaan manajemen eksekutif dan rencana proyek, maka manajer dari
berbagai pusat tanggung jawab dapat memulai aktivitas intensifnya untuk
mengembangkan rencana laba secara strategis maupun taktis yang disusun
secara bersamaan.
Rencana laba strategik jangka panjang merupakan perencanaan
perusahaan untuk jangka waktu yang relatif lama, yakni lebih dari satu tahun
atau bahkan lebih dari lima tahun. Rencana laba strategik jangka panjang dibuat
sesuai dengan tujuan umum perusahaan, sasaran strategik, dan strategi jangka
panjang yang telah ditentukan sebelumnya. Bagian formal dari rencana ini
meliputi: laporan laba/rugi, neraca, proyeksi arus kas, rencana belanja modal,
tuntutan karyawan, rencana penelitian dan rencana penetrasi pasar jangka
panjang. Rencana jangka panjang meliputi semua bidang aktivitas utama yang
diantisipasi:
a. Penjualan, harga pokok dan laba;
b. Proyek besar dan penambahan investasi modal;
c. Arus kas dan pembiayaan;
d. Kebutuhan dan persyaratan personel;
e. Pengembalian investasi;
f. Penelitian dan pengembangan;
g. Informasi tentang persaingan dipasar dan analisis pangsa pasar.
Rencana laba taktis merupakan perencanaan kegiatan-kegiatan tahunan
perusahaan. Manajer, pemilik perusahaan dan pihak lain yang berkepentingan
biasanya memerlukan jadwal, hasil dari rencana laba secara periodik, laporan
kinerja dan evaluasi mengenai progress perusahaan. Laporan rencana dan
progress biasanya dibuat bulanan, tiga bulanan atau tahunan.
Bila kedua rencana laba tersebut selesai dibuat, proses persetujuan
dimulai. Proses ini meliputi persetujuan, ketidaksetujuan atau saran perbaikan.
Setelah proses persetujuan partisipasif selesai untuk setiap pusat tanggung
jawab dan semua perbedaan yang relevan diselesaikan, berbagai rencana dan
program dari pusat tanggungjawab utama digabungkan ke dalam semua
rencana laba strategis dan taktis bagi perusahaan dalam satu kesatuan.
8. Pelaksanaan Rencana Laba
Pelaksanaan rencana manajemen yang telah dikembangkan dan
disetujui dalam proses perencanaan melibatkan fungsi manajemen yaitu
pengarahan bawahan dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
Manajemen yang efektif di semua tingkat mengharuskan tujuan, sasaran,
strategi dan kebijakan perusahaan dikomunikasikan dan dimengerti oleh
bawahannya. Perencanaan laba yang luas dan program pengendalian dapat
membantu melaksanakan fungsi ini. Rencana, strategi, dan kebijakan yang
dibuat melalui partisipasi yang besar menetapkan dasar bagi komunikasi yang
efektif.
13
9. Penggunaan Laporan Kinerja Periodik
Setelah rencana laba diimplementasikan selama periode tertentu, maka
diperlukan laporan kinerja periodik yang dibuat berdasarkan laporan bulanan.
Laporan kinerja ini mencakup:
a. Laporan kinerja aktual periodik ;
b. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang direncanakan;
c. Memperlihatkan setiap perbedaan sebagai varians kinerja yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Perbedaan yang jelas harus dibuat antara laporan keuangan ekternal dan
internal. Laporan internal dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Laporan statistik yang memberikan statistik kuantitatif internal dasar
mengenai operasi perusahaan;
b. Laporan manajerial yang khusus mengenai masalah yang tidak berulang
dan masalah khusus;
c. Laporan kinerja periodik.
Laporan kinerja jangka pendek penting untuk pengendalian yang efektif.
10. Penggunaan Anggaran Biaya Fleksibel
Konsep anggaran fleksibel (anggaran variabel) hanya digunakan pada
biaya yang terpisah dari rencana laba, sehingga anggaran variabel hanya
bersifat tambahan. Anggaran fleksibel memberikan informasi yang realistik
mengenai biaya yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah anggaran
untuk berbagai macam volume output atau tingkat aktivitas dari setiap pusat
tanggung jawab.
Anggaran fleksibel menyediakan rumus untuk setiap biaya dalam pusat
tanggung jawab. Rumus tersebut menunjukkan hubungan dari biaya terhadap
output (volume kerja). Rumus anggaran fleksibel dapat diterapkan dalam
laporan pengendalian kinerja dan untuk mengembangkan jumlah biaya dalam
rencana laba taktis. Jika rumus ini dikembangkan bersamaan rencana laba
strategis dan taktis, maka dapat digunakan untuk menghitung jumlah biaya yang
dianggarkan dalam rencana laba taktis. Perhitungan dilakukan dengan
mengalikan output atau aktivitas yang direncanakan dari setiap pusat tanggung
jawab dengan tarif biaya variabel yang berhubungan untuk setiap pusat
tanggung jawab dan kemudian ditambah dengan biaya tetap untuk pusat
tersebut (Y = a + bX).
11. Penerapan Tindak Lanjut
Dalam hal ini perlu pemisahan yang jelas antara sebab dan akibat.
Variasi kinerja adalah sebuah akibat (hasil), manajemen harus dapat
menentukan sebab yang mendasarinya. Identifikasi sebab adalah tanggung
jawab manajemen lini. Analisis untuk menentukan sebab akibat ini harus
14
diprioritaskan untuk menentukan variasi kinerja yang menguntungkan dan tidak
menguntungkan. Pada kasus yang tidak menguntungkan maka setelah berhasil
mengidentifikasi sebab yang mendasari, maka suatu alternatif tindakan
perbaikan perlu dipilih dan kemudian diterapkan.
Dalam kasus varians yang menguntungkan, sebab yang mendasari juga
harus diidentifikasi. Penyebab yang mendasari dapat menjadi informasi yang
bernilai bagi peningkatan efisiensi dan bagi pengembangan dukungan yang
positif pada operasi dan bagi karyawan yang kurang berhasil.
15
2. Konsekuensi Disfungsional dari Proses Penyusunan Anggaran
a. Rasa Tidak Percaya
Suatu anggaran terdiri atas seperangkat tujuan-tujuan tertentu. Walaupun
anggaran tersebut dapat disesuaikan untuk kejadian-kejadian yang tidak
diantisipasi, anggaran menampilkan rasa tidak percaya, rasa pertumbuhan, dan
mengarah pada kinerja yang menurun.
b. Resistensi
Pada proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar.
Manajer atau penyelia mungkin merasa terlalu terbebani dengan permintaan
yang ekstensif atas waktu dan tanggung jawab rutin mereka. Oleh karena itu,
mereka tidak ingin terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
c. Konflik Internal
Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini, atau
sebagai akibat dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen
dengan departemen lain. Gejala-gejala umum dari konflik adalah
ketidakmampuan mencapai kerja sama antar-pribadi dan antar-kelompok
selama prosesn penyusunan anggaran.
d. Efek Samping Lain yang Tidak Diinginkan
Anggaran akan menghasilkan pengaruh lain yang tidak diinginkan. Salah
satu pengaruh lainnya adalah terbentuknya kelompok-kelompok informal kecil
yang menentang tujuan anggaran. Kelompok-kelompok ini biasanya dibentuk
untuk melawan konflik internal dan tekanan yang diciptakan oleh anggaran
tersebut.
3. Relevansi Konsep Ilmu Keprilakuan dalam Lingkungan
Perencanaan
a. Dampak dari Lingkungan Perencanaan
Pada dasarnya lingkungan perencanaan mengacu pada struktur, proses,
pola-pola interaksi dalam penetapan kerja. Hal tersebut kadang kala disebut
dengan budaya atau iklim organisasi.
b. Ukuran dan Struktur Organisasi
Ukuran dan struktur pada organisasi mempengaruhi prilaku manusia dan
pola interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, dann pengendalian
serta evaluasi terhadap proses perencanaan.
c. Gaya Kepemimpinan
16
Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan perencanaan
organisasi. Teori X dari McGregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang
otoriter dan dikendalikan secara ketat, dimana kebutuhan efisiensi dan
pengendalian mengharuskan pendekatan manajerial tersebut untuk berurusan
dengan bawahannya. Berbeda dengan Teori Y yang dikemukakan oleh
McCregor dan gaya kepemimpinan Likert mendorong tingkat keterlibatan dan
partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan pengembilan keputusan.
d. Stabilitas Lingkungan Organisasi
Faktor lingkungan eksternal juga mempengaruhi lingkungan perencanaan
yang meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan pasokan, struktur industri
yang melayani organisasi dan hakikat persaingan.
4. Konsep–konsep Keprilakuan Yang Relevan dalam Proses Penyusunan
Anggaran
a. Tahap Penetapan Tujuan
Selama tahap penetapan tujuan baik tujuan umum ataupun tujuan
khusus dari manajemen puncak diterjemahkan kedalam target-target yang pasti
dan dapat diukur bagi organisasi serta bagi setiap submit utama.
b. Keselarasan Tujuan
Masalah utama dalam penetapan tujuan adalah mencapai suatu tingkat
keselarasan tujuan atau kompatibilitas yang mungkin diantara tujuan-tujuan
organisasi, subunit-subunit dan anggota-anggota yang turut berpartisipasi.
c. Partisipasi
Suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau
lebih pihak di mana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan
terhadap mereka yang membuatnya.
d. Manfaat Partisipasi
Salah satu manfaat dari partisipasi yang berhasil adalah bahwa
partisipan menjadi terlibat secara emosi dan bukan dalam pekerjaan mereka.
Pada dasarnya partisipasi dapat meningkatkan moral dan mendorong insiatif
yang lebih besar pada semua tingkatan manajemen.
e. Batasan dan Permasalahan Partisipasi
Bahkan dalam kondisi yang paling ideal sekalipun, partisipasi dalam
penetapan tujuan mempunyai keterbatasan tersendiri. Karena proses partisipasi
memberikan kekuasaan kepada para manajer untuk menetapkan hasil isi dari
anggaran mereka, kekuasaan ini bisa digunakan dengan cara yang memiliki
konsekuensi disfungsional bagi organisasi itu sendiri.
17
f. Tahap Implementasi
Setelah tujuan organisasi ditetapkan, maka direktur perencanaan
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran formal yang komprehensif. Cetak
biru untuk tindakan ditingkat perusahaan ini kemudian disetujui oleh dewan
direksi, komisaris. Anggaran tersebut kemudian diimplementasikan melalui
komunikasi kepada karyawan dalam orgnisasi.
g. Pengkomunikasian Anggaran
Kontroler atau direktur perencanaan bertanggung jawab
untuk mengimplementasikan anggaran. Hal ini dicapai dengan cara
mengkomunikasikan sasaran operasional yang disetujui kepada orang-orang
tingkat organisasi yang lebih rendah.
h. Kerja Sama dan Koordinasi
Kerja sama dan koordinasi adalah seni menggabungkan secara efektif
seluruh sumber daya organisasi. Dari sudut pandang keprilakuan, hal ini berarti
menggabungkan bakat dan kekuatan dari setiap partisipan organisasi dan
membuatnya berjuang untuk mencapai tujuan yang sama.
i. Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kinerja
Dalam tahap pengendalian dan evaluasi kinerja, kinerja aktual
dibandingkan dengan standar yang dianggarkan guna menentukan bidang-
bidang permasalahan dalam organisasi tersebut dan menyarankan tindakan
yang sesuai untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.
j. Laporan-laporan Kinerja
Untuk mempertahankan kemdali atas biaya dan menjaga agar karyawan
termotivasi kea rah pencapaian sasaran, laporan kinerja sebaiknya disusun dan
didistribusikan setiap bulan. Penerbitan laporan kinerja secara berkala dan tepat
waktu akan mempengaruhi dan mendorong pada moral karyawan.
1. Simulasi
Simulasi adalah metode yang membangun model dari situasi riil dan
kemudian memanipulasi model ini sedemikian rupa untuk mengambil
kesimpulan tentang situasi riil.
2. Estimasi Probabilitas
Tiap angka dalam anggaran adalah estimasi titik, yaitu jumlah tunggal
yang paling mungkin. Setelah anggaran disetujui, digunakan model komputer
18
untuk mensubstitusi distribusi probabilitas untuk setiap estimasi titik, kemudian
dijalankan beberapa kali, dan distribusi probabilitas dari perkiraan laba dapat
dihitung dan digunakan untuk tujuan perencanaan. Ini disebut proses Monte
Carlo.
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada hakikatnya suatu anggaran itu merupakan bagian yang sangat penting
untuk perencanaan efektif jangka pendek dan control dalam organisasi. Dengan
adanya suatu anggaran maka setiap perusahaan dapat mengestimasikan
kinerja yang hendak di capai selama jangka waktu tertentu,mengidentifikasi
sumber daya dan komitmen, dan pengangaran berperan penting dalam
perencanaan, pengendalian, dan untuk pembuatan serta pengambilan
keputusan.
20
DAFTAR PUSTAKA
21