Anda di halaman 1dari 16

PROSES ANGGARAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penganggaran Bisnis

Dosen Pengampu:

Eka Sulvijayanti

Disusun Oleh

Kelompok 2 :

1. Muhammad Wahyu Aji Saputra 126405212127

2. Natsa Ihdina Nur Asysam 126405212132

3. Nur Haslinda 126405212136

4. Prawiro Indro Bhakti 126405212138

SEMESTER 4

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG


FEBRUARI 2023

PEMBAHASAN

PROSES ANGGARAN

1.1 Pengertian Anggaran

Pembuatan anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

dilakukan oleh setiap perusahaan, baik perusahaan yang berskala besar maupun

kecil dan organisasi bisnis ataupun nirlaba. Anggaran berperan penting dalam

rangka sarana untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan yaitu

mendapatkan keuntungan atas perencanaan dan pengendalian manajemen.

Menurut Hansen dan Mowen (1999) kegiatan perencanaan dan pengendalian

merupakan kegiatan yang berkaitan erat. Dalam perencanaan akan ditetapkan

langkah-langkah untuk mewujudkan tujuan organisasi, sedangkan kegiatan

pengendalian merupakan kegiatan review kinerja yaitu dengan evaluasi

perencanaan dibandingkan dengan realisasi. Terdapat hubungan yang erat antara

anggaran dan rencana strategis. Anggaran merupakan komponen utama kegiatan

perencanaan, yang meliputi perencanaan keuangan pada masa depan, tujuan dan

tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Kegiatan

perencanaan dan pengendalian anggaran perlu dievaluasi untuk mengetahui sejauh

mana efektivitas dalam pencapaiannya. Pentingnya keputusan yang tepat dalam

penentuan pendapatan dari kegiatan revenue center harus dilakukan dengan benar

dalam rangka memenangkan persaingan bisnis perhotelan.


Menurut Antony dan Govindarajan (2011) prosedur penyusunan anggaran

terdiri dari 7 tahap, yaitu: (1) Organisasi, (2) Penerbitan pedoman, (3) Usulan awal

anggaran, (4) Negosiasi, (5) Tinjauan dan Persetujuan, (6) Revisi Anggaran, (7)

Anggaran Kontinjensi. Menurut Supriyono (1989) tujuan dari penggolongan biaya

yaitu antara lain sebagai perencanaan, pengambilan keputusan, pengendalian dan

pelaporan pihak eksternal. Supriyono, 2011:32 dalam Maylisa dan Budi, 2013

menyatakan bahwa penggolongan biaya yaitu proses pengelompokan atas seluruh

elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu, yang lebih ringkas untuk

dapat memberikan informasi biaya yang lebih berarti. Dalam kegiatan

penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut digolongkan, untuk tujuan

yang berbeda diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula dengan kata

lain bahwa tidak ada satu cara penggolongan biaya yang dapat dipakai untuk

semua tujuan menyajikan informasi biaya.

Dalam pengelolaan perusahaan manajemen menetapkan tujuan dan sasaran

yang tertuang dalam visi dan misi perusahaan. Upaya pencapaian tujuan dan

sasaran perusahaan yaitu dengan menyusun rencana kegiatan operasional dengan

satuan moneter yang secara umum dituangkan dalam bentuk anggaran. Menurut

Nafarin (2004), pengertian anggaran adalah anggaran merupakan rencana tertulis

mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk

jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat

juga dinyatakan dalam satuan barang maupun jasa. Menurut Anthony dan

Govindarajan (2011) anggaran merupakan sebuah rencana keuangan, biasanya

mencakup periode satu tahun dan merupakan alat-alat untuk perencanaan jangka

pendek dan pengendalian dalam organisasi. Pada batasan anggaran menurut

pakar-pakar diatas dapat disimpulkan bahawa didalam anggaran terdapat

perencanaan kegiatan dalam satuan uang, barang maupun jasa untuk jangka
waktu tertentu yang menjadi alat pengendalian organisasi. Dalam hal ini dapat

ditunjukkan bahwa anggaran dapat digunakan sebagai salah satu alat pengendalian

perusahaan dengan dasar perencanaan keuangan.

A. Karakteristik Anggaran

1. Rencana Anggaran memuat serangkaian rencana keuangan yang

diproyeksikan di masa yang akan datang. Maka, di dalam anggaran terdapat

asumsi-asumsi yang dijadikan pedoman untuk merealisasikannya.

2. Meliputi seluruh kegiatan organisasi Anggaran memuat seluruh rencana

kegiatan organisasi baik yang berhubungan dengan pendapatan, belanja,

maupun pembiayaan.

3. Dinyatakan dalam unit moneter Anggaran memuat rencana kegiatan yang

harus dilengkapi dengan satuan moneter dalam estimasi jumlah tertentu.

4. Jangka waktu tertentu yang akan datang Anggaran memuat rencana

kegiatan dalam jangka waktu atau periode tertentu, umumnya 1 (satu) tahun.

B. Jenis Anggaran

Anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut :

1. Menurut dasar penyusunan anggaran terdiri dari :

a. Anggaran tetap (fixed budget), adalah anggaran yang dibuat untuk

satu tingkat satu kegiatan selama jangka waktu tertentu, dimana pada

tingkat kegiatan tersebut direncanakan pendapatan dan biaya.

Anggaran ini tidak memungkinkan adanya penyesuaian oleh karena

sudah tetap.

b. Anggaran variabel (flexible budget), adalah anggaran yang dibuat

berdasarkan pada kegiatan tingkat kegiatan. Prinsip dari anggaran ini

adalah bahwa untuk setiap tingkat kegiatan harus terdapat


norma-norma untuk kegiatan yang dikeluarkan. Norma-norma ini

merupakan patokan dari pengeluaran-pengeluaran yang seharusnya

pada masing-masing tingkat kegiatan tersebut. Penyusunan anggaran

ini dilakukan dengan memperhatikan biaya tetap dan biaya variabel.

2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran periodik, yaitu anggaran yang disusun untuk satu periode

tertentu, umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode

anggaran.

b. Anggaran kontiniu, yaitu anggaran yang dibuat untuk memperbaiki

anggaran yang telah dibuat.

3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis), yaitu anggaran yang

dibuat dengan jangka waktu paling lama satu tahun. Anggaran ini

untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.

b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), yaitu anggaran yang

dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk

keperluan investasi barang modal (capital budget). Anggaran jangka

panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran jangka

panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka

pendek.

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran operasional, adalah anggaran untuk menyusun anggaran

laporan laba rugi. Anggaran ini terdiri dari: anggaran penjualan,

anggaran biaya pabrik, anggaran beban usaha.


b. Anggaran keuangan, adalah anggaran untuk menyusun anggaran

neraca. Anggaran keuangan terdiri dari: anggaran kas, anggaran

piutang, anggaran persediaan, anggaran utang, anggaran neraca.

5. Menurut kemampuan di dalam penyusunan anggaran, terdiri dari :

a. Anggaran komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam

anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif

perpaduan dari anggaran operasional dan anggara keuangan yang

disusun secara lengkap.

b. Anggaran parsial, merupakan anggaran yang disusun secara tidak

lengkap. Anggaran yang hanya menyusun bagi anggaran tertentu saja.

Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka yang dapat disusun

hanya anggaran operasional.

6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran appropriasi (appropritation budget), adalah anggaran yang

dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan

lain.

b. Anggaran kinerja (performance budget), adalah anggaran yang

disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi

(perusahaan) misalnya, nilai untuk menilai apakah biaya yang

dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.

C. Fungsi Anggaran

1. Alat pengendalian Sebagai alat pengendalian, anggaran berfungsi sebagai

instrumen yang dapat mengendalikan terjadinya pemborosan-pemborosan

pengeluaran. Berdasarkan anggaran yang diusulkan, setiap entitas

menyajikan rencana detail tentang semua penerimaan dan pengeluaran yang

harus dipertanggungjawabkan kepada perusahaan.


2. Alat koordinasi dan komunikasi Sebagai alat koordinasi, anggaran

merupakan instrumen untuk melakukan koordinasi antar bagian dalam

perusahaan. Sebagai alat komunikasi, anggaran berfungsi sebagai alat

komunikasi antar unit kerja agar tidak tumpang tindih.

3. Alat penilaian kinerja Sebagai alat penilaian kinerja, anggaran merupakan

wujud komitmen dari pihak eksekutif sebagai pengguna anggaran kepada

perusahaan sebagai pemberi wewenang. Kinerja pihak eksekutif sebagai

manajer dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi

pelaksanaan anggaran.

4. Alat pemotivasi Sebagai alat pemotivasi, anggaran sektor publik dapat

memotivasi pihak eksekutif beserta stafnya untuk bekerja secara ekonomis,

efektif dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

1.2 Syarat Anggaran

Dalam buku Anggaran Perusahaan karangan Tendi Haruman dan Sri Rahayu, syarat-

syarat yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran yaitu :

1. Realistis, artinya sangat mungkin untuk dicapai

2. Luwes, artinya tidak kaku sehingga terdapat peluang untuk perubahan sesuai

dengan situasi dan kondisi.

3. Kontinyu, artinya bahwa anggaran perusahaan memerlukan perhatian secara

terus menerus dan bukan merupakan suatu usaha yang bersifat insidental.

Agar anggaran yang dihasilkan memberi manfaat bagi perusahaan, maka

menurut R.A Supriyono (2000) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1)
Adanya organisasi perusahaan yang sehat, (2) Adanya sistem akuntansi yang

memadai, (3) danya penelitian dan analisis dan (4) Adanya dukungan para

pelaksana. Keterangan di atas dapat diuraiakan sebagai berikut:

1. Adanya Organisasi Perusahaan Yang Sehat

Organisasi yang sehat adalah organisasi yang membagi tugas fungsional

dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan tanggung jawab yang

tegas.

2. Adanya Sistem Akuntansi Yang Memadai. Sistem akuntansi yang memadai

meliputi: Penganggaran Perusahaan 13

a. Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan realisasinya

sehinnga dapat diperbandingkan dan dihitung penyimpangannya

b. Pencatatan akuntansi memberikan mengenai realisasi, anggaran dan

selisih

c. Laporan didasarkan pada pertanggungjawaban.

3. Adanya Penelitian dan Analisis

Penelitian dan analisis diperlukan untuk menetapkan alat pengukur prestasi

sehinnga anggaran dapat dipakai untuk menganalisis prestasi

4. Adanya Dukungan Para Pelaksana

Anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika ada

dukungan aktif dari para pelaksana tingkat atas maupun bawah.

Adapun menurut Any Agus Kana (2003) menyatakan bahwa:

1. Anggaran perusahaan harus bersifat realistis, dalam arti bahwa anggaran

perusahaan itu tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis
2. Anggaran perusahaan harus bersifat luwes, yang berarti bahwa anggaran

perusahaan tidak terlalu kaku sehingga berpeluang untuk disesuaikan dengan

keadaan yang mungkin berubah

3. Anggaran perusahaan harus bersifat kontinyu, dalam arti bahwa anggaran

perusahaan memerlukan perhatian secara terus-menerus dan bukan

merupakan suatu usaha yang bersifat insidental

4. Perusahaan yang menyusun anggaran perusahaan, harus mampu:

a. Mengendalikan berbagai relevant variables dalam mencapai tujuannya

b. Melaksanakan sistim manajemen ilmiah

c. Berkomunikasi secara efektif

d. Memberikan motivasi kepada para anggota

e. Mendorong terciptanya partisipasi

Dengan terpenuhinya syarat-syarat anggaran tersebut, diharapkan agar anggaran

yang disusun oleh manajemen perusahaan cukup memadai sehingga dapat

membantu manajemen dalam menjalankan fungsi-fungsi manajerialnya dengan

lebih efektif dan efisien sehinnga efektivitas setiap kegiatan perusahaan dapat

tercapai.

Langkah-Langkah Untuk Menyusun Anggaran

Menurut Drs. M. Munandar (2010:10) anggaran yang baik tidak dapat

disusun begitu saja secara serta merta, melainkan harus melalui tahapan-tahapan

tertentu yaitu :

1. Tahap Mengumpulkan Data dan Informasi

Anggaran yang baik adalah anggaran yang berisi taksiran-taksiran yang akurat,

sehingga tidak jauh berbeda dengan kenyataannya nanti pada waktu


direalisasikan. Untuk keperluan membuat taksiran yang akurat tersebut, tentunya

dibutuhkan berbagai data dan informasi.

2. Tahap Mengolah Data dan Informasi

Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul, maka tahap berikutnya

adalah mengolah data dan informasi tersebut dalam rangka mendapatkan

taksiran-taksiran yang akurat. Dalam tahap ini, berperan ilmu penunjang, yaitu

Ilmu Statistika dan Ilmu Matematka.

3. Tahap Menyusun Anggaran Sementara

Berdasar hasil pengolahan data dan informasi, kemudian disusunlah Anggaran

Sementara (tentative budget) yang nantinya masih memungkinkan untuk diubah,

ditambah, dikurangi, atau disempurnakan di sana-sini. Budget Sementara ini

sering pula disebut sebagai Konsep Anggaran atau Rancangan Anggaran.

4. Tahap Mendiskusikan Anggaran Sementara

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja, sebagai alaat pengkoordinasian

kerja, sebagai alat evaluasi kerja bagi seluruh karyawan, maka sudah

seharusnya para karyawan diminta tanggapan, pendapat, serta berbagai

masukan terhadap Budget Sementara yang telah disusun.

5. Tahap Menyusun Anggaran Definitif

Dari hasil diskusi kemudian disuusn Anggaran Definitif, yaitu anggaran yang

sudah dinyatakan cukup baik dan sempurna, yang kemudian disahkan sebagai

Anggaran untuk periode tertentu yang akan datang.

6. Tahap Sosialisasi Anggaran Definitif

Anggaran Definitif yang telah selesai disusun perlu disosialisasikan kepada

seluruh karyawan. Dengan sosialisasi, maka para karyawan akan tahu dengan

jelas apa tugas dan kewajibannya nanti, sehingga dapat mempersiapkan diri

agar nanti mampu mengemban tugas dengan sebaik-baiknya.


Proses perencanaan dan pengendalian Laba/PPL

Pada saat merencanakan biaya operasional yang akan dikeluarkan, manajer perlu

mengadakan pemisahan antara biaya yang dapat dikendalikan dan tidak dapat

dikendalikan, biaya tetap dan biaya variabel, serta pembagian pengeluaran, ketika

rencana laba dibuat, biaya-biaya untuk setiap pusat tanggung jawab seharusnya

diperhitungkan dengan seksama.

Anggaran biaya yang terpirinci untuk setiap pusat pertanggung jawaban

dimasukkan dalam perencanaan laba jangka pendek untuk sejumlah alasan, seperti

yang dikemukakan ileh Welsch, Hilton dan Gordon (2000;265) berikut ini:

1. Agar berbagai pendapatan yang direncanakan dan biaya-biaya yang

berkaitan dapat disatukan dalam sebuah laporan laba rugi.

2. Agar arus kas keluar yang diperlukan untuk biaya-biaya dan

pengeluaran-pengeluaran dapat direncanakan dengan realistis.

3. Agar suatu tujuan awal dapat diberikan untuk setiap pusat tanggung jawab.

4. Agar sebuah standar untuk setiap biaya dapat diberikan dan digunakan

selama periode yang tercakup dalam rencana laba kepada setiap pusat

tanggung jawab untuk dibandingkan dengan biaya aktual yang terdapat pada

laporan kinerja.

Dalam hal ini, anggaran biaya operasional, yang merupakan rencana biaya-biaya

yang digunakan untuk kepentingan operasional perusahaan harus mampu dibuat

secermat mungkin sebagai landasan perencanaan dan laba yang ingin dicapai

dengan jumlah penjualan atau pendapatan yang direncanakan sebelumnya.

Fungsi Manajemen Fase-Fase Urutan Proses Tanggung Jawab Utama


Perencanaan dan

Pengendalian Laba

Perencanaan 1. Variabel-variabel Manajemen Eksekutif

eksternal yang relevan

2. Tujuan-tujuan umum

perusahaan
Tingkat Manajemen
3. Sasaran-sasaran
Sedang
khusus perusahaan

4. Strategi-strategi

perusahaan

5. Instruksi-instruksi dari

manajemen eksekutif

6. Rencana-rencana

proyek

7. Rencana laba strategis,

jangka panjang

8. Rencana laba taktis,

jangka pendek

Terkemuka 9. Pelaksanaan rencana Semua Tingkatan

laba Manajemen
Mengontrol 10. Laporan pelaksanaan

(disusun sesuai dengan

periode yang diinginkan

menurut tanggung

jawab)

11. Tindak lanjut (digunakan

untuk umpan balik,

koreksi, dan

perencanaan ulang)

Penerapan anggaran di berbagai jenis organisasi

Pada dasarnya perencanaan dan pengendalian laba dapat diterapkan disemua

organisasi (nirlaba atau berorientasi laba), baik organisasi jasa maupun manufaktur

pada berbagai ukuran dan keadaan. Bila kegiatan operasional sangat luas,

biasanya diperlukan lebih dari satu atau dua penyelia, sehingga sangat mungkin

muncul kebutuhan untuk menerapkan perencanaan dan pengendalian laba. Namun

dibeberapa perusahaan terutama perusahaan yang sangat kecil tentu memiliki

kebutuhan yang berbeda dengan perusahaan besar. Sebagaimana yang terjadi di

akuntansi, system perencanaan dan pengendalian laba tunggal yang cocok untuk

semua organisasi tidak dapat atau sulit dirancang. System perencanaan dan

pengendalian laba harus disesuaikan dengan kebutuhan setiap perusahaan, dan


system ini harus senantiasa disesuaikan dengan perubahan yang terjadi dalam

perusahaan dan lingkungan (Anggarini, 2011).

Menurut (Baldric Siregar, dkk, 2016) dalam bukunya juga menyebutkan jika

perencanaan sangat penting dan mutlak dilakukan oleh manajemen untuk

mencapai keberhasilan perusahaannya, baik perusahaan besar maupun kecil.

Banyak perusahaan yang mengalami kegagalan karena perencanaan yang buruk.

Perencanaan dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Perencanaan strategis

Perencanaan strategis yaitu proses penentuan tujuan dan strategi untuk

mencapai tujuan, termasuk pengambilan keputusan alokasi sumber daya

perusahaan, sumber daya manusia dan sumber daya fisik yang lain, untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Asumsi yang harus dibangun dalam

perencanaan strategis adalah perusahaan harus cepat merespons perubahan

lingkunganyang selalu berubah-ubah (dinamis) yang mungkin akan memerlukan

perubahan di masa mendatang.

2. Perencanaan jangka panjang

Perencanaan jangka panjang atau dikenal sebagai anggaran jangka panjang

adalah rencana yang mempunyai cakupan waktu tiga sampai lima tahun kedepan.

Perencanaan jangka panjang dapat berupa rencana kegiatan, misalnya rencana

perluaan bangunan dan fasilitas pabrik, dan dapat pula berupa pencapaian hasil

keuangan yang ditargetkan, misalnya laba per lembar saham untuk lima tahun

kedepan. Perencanaan ini dilakukan untuk mendukung pencapaian tujuan yang


telah ditetapkan dalam perencanaan strategis dan akan menjadi acuan dalam

perencanaan jangka pendek.

3. Perencanaan jangka pendek.

Perencanaan jangka pendek, atau dikenal dengan perencanaan operasional,

adalah perencanaan tentang langkah-langkah yang akan dijalankan oleh

perusahaan dalam suatu periode (misalnya kuartal, semester, atau tahun). Rencana

ini disusun secara sistematis, lebih bersifat kuantitatif, dinyatakan dalam satuan

mata uang, menitikberatkan pada keadaan intern perusahaan karena kondisi

ekstern diterima apa adanya dan biasanya dinyatakan dalam bulan, kuartal,

semester, atau tahun.

DAFTAR PUSTAKA

https://journal.stieputrabangsa.ac.id/index.php/jiak/article/download/293/202/#:

~:text=Menurut%20Nafarin%20(2004)%2C%20pengertian,dalam%20satuan%20

barang%20maupun%20jasa

https://repository.unri.ac.id/bitstream/handle/123456789/9138/BAB%20I%20AN

GGARAN.%2067500rugethw-4.pdf?sequence=3&isAllowed=y

https://www.coursehero.com/file/50684015/PROSES-PERENCANAAN-DAN-PE

NGENDALIAN-LABAdocx/
https://eprints.perbanas.ac.id/4089/5/BAB%20II.pdf

http://repository.ikopin.ac.id/503/5/BAB%204.pdf

Anda mungkin juga menyukai