Anda di halaman 1dari 10

Bisnis waralaba

Dan
Multilevel Marketing
Kelompok 6

Moh. Bagus Syifaudin Nanda Rizky Aridha S


1 2
126405212113 126405212130

Nasrul Ibad Putri Eka Rizkiani


3 4
126405212132 126405212139
Pengertian Waralaba
Waralaba adalah suatu sistem pendistribusian
barang atau jasa kepada pelanggan akhir,
dimana pemilik merek (franchisor) memberikan
hak kepada individu atau perusahaan untuk
melaksanakan bisnis dengan merk, nama,
sistem, prosedur dan cara-cara yang telah
ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu
tertentu meliputi area tertentu

- Asosiasi Franchise Indonesia


1 Juni 2021
Dari definisi waralaba
tersebut unsur-unsur
yang tercakup adalah

1 Terdapat hak khusus yang dimiliki oleh orang


Waralaba merupakan hak khusus yang
perseorangan atau badan usaha;
dimiliki oleh orang perseorangan atau
badan usaha terhadap sistem bisnis
dengan ciri khas usaha dalam rangka
2 Terdapat sistem bisnis dengan ciri khas dalam
memasarkan barang dan/atau jasa yang rangka memasarkan barang dan/atau jasa dan
telah terbukti berhasil dan dapat sistem tesebut telah terbukti berhasil
dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh
pihak lain berdasarkan perjanjian
Sistem bisnis tersebut dapat dimanfaatkan
waralaba 3 dan/atau digunakan oleh pihak lain (penerima
waralaba) berdasarkan perjanjian.
- Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah
No. 42 Tahun 2007
Aspek Syariah Waralaba
Dikelompokkan kepada 3 (tiga) macam, yaitu

a. Hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah akidah yang menjadi kajian ilmu
tauhid atau ushuludin (Al-Ahkam al-I‟tiqadiyah).
b. Hukum-hukum yang berkaitan dengan hubungan antara sesama manusia yang
menjadi kajian ilmu akhlak (Al-ahkam al-wijdaniyah).
c. Hukum-hukum amaliyah yang dapat dibagi dua macam, yaitu hukum-hukum
ibadat dan hukum-hukum muamalat yang menjadi kajian ilmu syariah dan
berkembangnya ilmu fiqh (Al-ahkam al-„amaliyah).
Akad yang terdapat dalam Waralaba

Di dalam ekonomi Islam atau fiqh muamalat terdapat akad (al-„aqad) atau
perjanjian bernama (al-„uqud al-musamma) dan tidak bernama(al-„uqud gair
almusamma). Akad bernama meliputi sewa menyewa (al-ijarah), penempaan
(alistishna), jual beli (al-bai‟), penanggungan (al-kafalah), pemindahan utang
(alhiwalah), pemberian kuasa (al-wakalah), perdamaian (ash-shulh),
persekutuan (asysyirkah), bagi hasil (al-mudharabah), hibah (al-hibah), gadai
(ar-rahn), penggarapan tanah (al-muzara‟ah), pemeliharaan tanaman (al-
mu‟amalah/almusaqah), penitipan (al-wadi‟ah), pinjam pakai (al-„ariyah),
pembagian (al-qismah), wasiat (al-washaya), perutangan (al-qardh).
Pengertian Multi Level
Marketing

Pengertian multi level marketing atau di singkat MLM adalah


sebuah system pemasaran modern melalui jaringan distribusi
yang dibangun secara permanen dengan memposisikan
pelanggan perusahaan sekaligus sebagai tenaga pemasaran.
Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa MLM adalah
pemasaran berjenjang melalui jaringan distributor yang
dibangun dengan menjadikan konsumen sebagai tenaga
pemasaran
Bentuk - bentuk
MLM yang haram

Target Pembelian Pribadi Sebagai Syarat Komisi.


Harga tinggi dari biasa. Menjual produk yang Selain dari iuran yang wajib dibayar oleh anggota,
diperjualbelikan dalam sistem MLM dengan biasanya terdapat syarat yang mewajibkan
harga yang jauh lebih tinggi dari harga biasa, anggota tersebut mencapai target pembelian
ini sangat tidak dianjurkan dalam islam, tertentu sebagai syarat untuk mendapat komisi
malah menurut sebagian ulama, aqad dari hasil penjualan anggota di bawahnya.
seperti ini adalah tidak sah. Menjual barang Apabila ia gagal mencapai target pembelian
dengan harga yang lebih tinggi dari harga tersebut maka keanggotaannya akan hilang atau
biasa merupakan bentuk penipuan harga dia tidak akan mendapatkan komisi sedikitpun
walaupun orang bawahannya menjual dengan
kepada orang awam yang tidak mengetahui
begitu banyak. Semua MLM yang menerapkan
harga normal. Dalam sistem MLM harga
syarat seperti ini, menyebabkan sistem MLM
yang sengaja dinaikkan karena sekaligus
mereka menjadi bermasalah dari sudut Syariah
digabungkan dengan uang pendaftaran karena adanya unsur kezaliman terhadap
sebagai anggota. anggota dan adanya kewajiban penjualan
bersyarat dengan syarat yang ditentukan
Bentuk - bentuk
MLM yang haram

Terdapat juga MLM yang melakukan manipulasi


Jika angota mendaftar sebagai anggota
dalam menjual produknya, atau memaksa
MLM dengan iuran tertentu, tetapi tidak ada pembeli untuk menggunakan produknya atau
satu produkpun untuk diperdagangkan, yang dijual adalah barang haram. Maka MLM
usahanya hanyalah dengan mencari tersebut jelas keharamannya.
anggota bawahanya (downline). Setiap kali
ia mendapat anggota baru, maka diberikan
beberapa persen dari pembayaran anggota
baru tersebut kepadanya. Semakin banyak
anggota baru maka semakin banyak jualah
bonusnya. Ini adalah bentuk riba karena
memperdagangkan sejumlah uang untuk
mendapat uang yang lebih banyak di
kemudian hari.
Syarat MLM menjadi
Syariah
Produk yang dipasarkan harus halal, thayyib (berkualitas) dan menjauhi syubhat (Syubhat adalah sesuatu yang masih
meragukan).
Sistem akadnya harus memenuhi kaedah dan rukun jual beli sebagaimana yang terdapat dalam hukum Islam (fikih
muamalah).
Operasional, kebijakan, corporate culture, maupun sistem akuntansinya harus sesuai syari'ah.
Tidak ada excessive mark up harga barang (harga barang di mark up sampai dua kali lipat), sehingga anggota terzalimi
dengan harga yang amat mahal, tidak sepadan dengan kualitas dan manfaat yang diperoleh.
Struktur manajemennya memiliki Dewan Pengawas Syari'ah (DPS) yang terdiri dari para ulama yang memahami masalah
ekonomi.
Formula intensif harus adil, tidak menzalimi down line dan tidak menempatkan up line hanya menerima pasif income
tanpa bekerja, up line tidak boleh menerima income dari hasil jerih payah down linenya.
Pembagian bonus harus mencerminkan usaha masing masing anggota.
Tidak ada eksploitasi dalam aturan pembagian bonus antara orang yang awal menjadi anggota dengan yang akhir,
Bonus yang diberikan harus jelas angka nisbahnya sejak awal.
Tidak menitikberatkan barang-barang tertier ketika ummat masih bergelut dengan pemenuhan kebutuhan primer.
Cara penghargaan kepada mereka yang berprestasi tidak boleh mencerminkan sikap hura-hura dan pesta pora, karena
sikap itu tidak syari'ah. Praktik ini banyak terjadi pada sejumlah perusahaan MLM.
Perusahaan MLM harus berorientasi pada kesehatan ekonomi ummat.

Anda mungkin juga menyukai