Dosen Pengampu
Segala puji kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya
yang dilimpahkan kepada kami sehngga kami dapat membuat makalah ini dan dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa senantiasa kami curahkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad S.A.W yang kita nantikan safaatnya di
Yaumul Akhir.
Tidak lupa ucapan terima kasih kepada Bapak Abdul Haris selaku Dosen
Pembimbing mata kuliah Studi Perilaku Organisasi yang telah memberikan tugas ini,
serta kepada seluruh pihak yang turut serta membantu penyaji makalah dalam
menyelesaikan makalah ini. Yang terakhir, dengan segala kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini, penulis selalu berharap agar para pembaca bersedia mamberikan
kritikan membangun. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan karena didunia tidak ada yang
sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah. Oleh sebab itu kami menanti kritik
dan saran untuk kemudian dapat kami revisi lagi dan kami ditulis di masa yang akan
datang.
Penysusun
ii
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah organisasi lahir ketika beberapa Individu dan entrepreneur yang terpanggil
mengetahui dan kemudian mengambil manfaat dari adanya peluang dalam menggunakan
keahlian dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai. Mereka menaklukkan peluang
tersebut dengan mendirikan sebuah organisasi untuk menghasilkan sesuatu, baik berupa
produk atau Jasa. Peluang tersebut perlu dikelola dan dipelihara dengan baik, jika
menginginkan kelangsungan atau sustainabilitas dari masa hidup organisasi tersebut.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagaimana sebuah organisme, sebuah organisasi memiliki daur hidup. Daur hidup
organisasi adalah tahapan-tahapan yang pasti dilalui oleh sebuah organisasi mulai dari
awal hidup hingga matinya organisasi. Setidaknya, terdapat empat tahapan dalam daur
hidup organisasi (organizational life cycle), yaitu tahap kelahiran (organizational birth),
pertumbuhan (organizational growth), penurunan (organizational decline), dan
kematian (organizational death). Setiap organisasi mengalami perbedaan tingkatan
dalam melewati setiap tahapan daur hidup. Ada sebagian organisasi tidak mengalami
setiap tahap daur organisasi, dan ada organisasi yang melalui dan mampu bertahan
dalam waktu yang lebih lama.
2
masa ini adalah masa yang paling menentukan dalam pertumbuhan dan
perkembangan organisasi.
2.2.2 Pertumbuhan Organisasi (Organizational Growth)
Tahap berikutnya setelah organisasi dapat bertahan dalam kelahirannya adalal
tahap pertumbuhan, di mana dengan mendayagunakan peluang dan sumber
daya dimiliki organisasi dapat tumbuh dan berkembang (organizational
growth).
Tahap pertumbuhan dalam daur hidup organisasi merupakan tahap
pengembangan nilai untuk dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan
sumber daya organisasi. Larry Greiner (1970) mengajukan teori tentang daur
pertumbuhan organisasi agar se buah organisasi mampu bertahan dan
berkembang di tengah persaingan. Menurut teori Greiner ini, organisasi
mengalami lima tahapan evolusi dan setiap tahapannya akan menghadapi krisis
permasalahan yang berbeda. Untuk dapat memperoleh kemajuan, maka
organisasi harus dapat berhasil mengelola dan memecahkan persoalan dari
setiap krisis permasalahan yang dihadapinya. (Akdon, 2007: 65-66)
3
organisasi terjadi ketika organisasi mengalami kesalahan atau kegagalan dalam
mengantisipasi tekanan baik dari dalam maupun luar, sehingga organisasi tidak
dapat bertahan. Tahap penurunan organisasi diidentifikasi oleh William Weitzel
dan Ellen Jonsson ke dalam lima tahapan yang terlihat dalam Gambar 27
berikut.
Akdon (2007: 69) menjelaskan setiap stage dalam Gambar 27, sebagai berikut:
1) Blinded. Pada tahap ini, organisasi tidak dapat me-manage permasalahan yang
terjadi baik dari dalam maupun dari luar organisasi. Hal ini biasanya
dikarenakan kurangnya sistem pengawasan dan sistem informasi organisasi.
Dengan demikian, untuk menghindari penurunan organisasi pada tahap ini
memerlukan sistem informasi yang baik, sehingga akan terjalin kerja sama
yang baik untuk dapat memajukan organisasi.
2) Inaction. Pada tahap ini, meskipun keadaan organisasi semakin memburuk
yang ditandai dengan pengurangan keuntungan atau pendapatan namun
pemimpin organisasi hanya melakukan sedikit pemecahan dari permasalahan
yang dihadapi. Hal ini merupakan refleksi dari kurangnya informasi yang
dipercaya dapat membuat organisasi bertahan.
3) Faculty action. Tahap berikutnya adalah kesalahan para pemimpin dalam
memecahkan persoalan. Permasalahan yang dihadapi organisasi semakin
4
kompleks, sehingga memungkinkan pemimpin organisasi melakukan
kesalahan dalam pengambilan keputusan dikarenakan konflik organisasi atau
keputusan yang terlambat dibuat.
4) Crisis. Pada saat yang bersamaan krisis dalam organisasi akan terjadi dan
hanya perubahan yang bersifat radikal dalam penerapan struktur dan strategi
organisasi yang dapat menghentikan penurunan yang terjadi pada organisasi,
sehingga organisasi dapat bertahan.
5) Dissolution. Pada tahap ini, organisasi sudah kehilangan kepercayaan dari
pihak yang berkepentingan, sehingga dapat mengurangi pasaran dan reputasi
organisasi. Dengan demikian, tahap ini akan mengarah pada tahapan kematian
organisasi (organizational death).
2.2.4 Kematian Organisasi (Organizational Death)
Kematian organisasi ditandai dengan ketidakmampuan organisasi menghidupi
diri nya sendiri, tidak mampu beroperasi dan beraktivitas lagi. Pada tahap ini
suatu organisasi hanya menjadi kenangan masa lalu.
5
diukur dari baik atau tidaknya aktifitas yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang
baik atau hasil yang diinginkan.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kinerja bukan sesuatu hal yang berdiri
sendiri, tetapi kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagaimana menurut
Armstrong (1998:16-17), faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor individu (personal factors). Faktor individu berkaitan dengan keahlian,
motivasi, komitmen, dll.
2. Faktor kepemimpinan (leadership factors). Faktor kepemimpinan berkaitan
dengan kualitas dukungan dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan,
manajer, atau ketua kelompok kerja.
3. Faktor kelompok/rekan kerja (team factors). Faktor kelompok/rekan kerja
berkaitan dengan kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan kerja.
4. Faktor sistem (system factors). Faktor sistem berkaitan dengan sistem/metode
kerja yang ada dan fasilitas yang disediakan oleh organisasi.
5. Faktor situasi (contextual/situational factors). Faktor situasi berkaitan dengan
tekanan dan perubahan lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal.
Proses Penilaian Kinerja Menurut Mondy (2008:259) Proses Penilaian Kinerja dapat
dilakukan melalui lima langkah siklus sebagaimana ditampilkan dalam gambar berikut:
6
Karakteristik Penilaian Kinerja Dalam menetapkan kriteria (Standar) Kinerja, Mondy
(2008) membaginya menjadi 5 (lima) kriteria, yaitu;
1. Sifat
Sifat-sifat karyawan tertentu seperti sikap, penampilan, dan inisiatif adalah dasar untuk
beberapa evaluasi.
2. Perilaku
Ketika hasil tugas seseorang sulit ditentukan, organisasi bisa mengevaluasi perilaku
atau kompetensi orang tersebut yang berhubungan dengan tugas.
3. Kompetensi Kompetensi
Meliputi sekumpulan luas pengetahuan, keterampilan, sifat, dan perilaku yang bisa
bersifat teknis, berkaitan dengan keterampilan antar pribadi, atau berorientasi bisnis.
4. Pencapaian Tujuan
Jika organisasi menganggap hasil akhir lebih penting dari pada cara, hasil-hasil
pencapaian tujuan menjadi faktor yang tepat untuk dievaluasi. Hasil-hasil yang dicapai
harus berada dalam kendali indiidu atau tim dan haruslah hasil-hasil yang mengarah
pada kesuksesan perusahaan.
5. Potensi Perbaikan
Ketika organisasi mengevaluasi kinerja para karyawan, banyak kriteria yang digunakan
berfokus pada masa lalu.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daur hidup organisasi adalah tahapan-tahapan yang pasti dilalui oleh sebuah organisasi
mulai dari awal hidup hingga matinya organisasi. Setidaknya, terdapat empat tahapan
dalam daur hidup organisasi, yaitu tahap kelahiran, pertumbuhan, penurunan, dan
kematian. Setiap organisasi mengalami perbedaan tingkatan dalam melewati setiap tahapan
daur hidup. Ada sebagian organisasi tidak mengalami setiap tahap daur organisasi, dan ada
organisasi yang melalui dan mampu bertahan dalam waktu yang lebih lama.
Kinerja memiliki pengertian yang sangat beragam, namun demikian, secara umum
sebagian pakar mendefinisikan kinerja sebagai sebuah hasil dari suatu proses kerja yang
telah diselesaikan, sedangkan sebagian ahli menyatakan bahwa kinerja adalah suatu
perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pengertian ini
mengisyaratkan bahwa kinerja dipandang dari dua sisi kerja, yaitu; hasil kerjanya, dan
proses kinerja itu sendiri. Menurut Mondy (2008:257) Penilaian Kinerja adalah sistem
formal untuk menilai dan mengevaluasi kinerja tugas individu atau tim. Karakteristik
Penilaian Kinerja Dalam menetapkan kriteria (Standar) Kinerja, Mondy (2008)
membaginya menjadi 5 (lima) kriteria, yaitu; Sifat, Perilaku, Kompetensi, Pencapaian
Tujuan , Potensi Perbaikan
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak
kekurangan. Untuk kedepannya kami akan menjelaskan makalah secara lebih fokus dan
detail dengan sumber dan referensi yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat dibutukan kami untuk
kedepannya.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?id=YCXvDwAAQBAJ&pg=PA78&dq=bagaimana
+daur+hidup+organisasi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_se
arch&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwjInMOQjZj6AhWpZ2wGHcWWCAwQ6wF
6BAgMEAU#v=onepage&q=bagaimana%20daur%20hidup%20organisasi&f=false