Anda di halaman 1dari 19

KOMITMEN ORGANISASI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas psikologi organisasi

Disusun Oleh:

1. Yayah Komariyah (B94217074)

2. Muhammad Ariffudin (B94217109)

3. Nova Khirun Nisa (B04217028)

PRODI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2018

i
KATA PENGANTAR

‫بسم اهلل الر حمن الر حيم‬

Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan salah satu
tugas makalah yang menurut kami tidak mudah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan kita suri tauladan dan petunjuk kepada jalan kebenaran. Semoga kita mendapat
syafa’at serta menjadi umat yang senantiasa menjalankan apa yang telah diperintahkan oleh
Allah SWT.

Berikut ini kami selaku penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“Komitmen Organisasi” yang insya Allah akan memberikan manfaat kepada rekan-rekan untuk
mempelajari sedikit tentang komitmen organisasi.

Melalui kata pengantar yang cukup sederhana ini, kami selaku penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam hal penalaran materi. Keberhasilan penulis dalam
menyelesaikan makalah ini tidaklah semata-mata karena kemampuan sendiri, melainkan karena
banyak dukungan dari teman-teman. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih
kepada para teman atau sahabat yang telah memberikan dukungan, motivasi, serta gagasan bagi
kami untuk menyeleaikan makalah ini dan kepada semua pihak yang terlibat.

Akhirnya, dengan kerendahan hati, penulis menyadari, bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
kontruksif demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga gagasan makalah ini dapat
bermanfaat bagi dunia pendidikan pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Demikian
yang dapat kami paparkan seulas mengenai makalah kami, atas perhatian dan partisipasinya dari
semua rekan, kami sampaikan terimaksih.
Surabaya, 30 Oktober 2018

Penyusun,

Kelompok 09

ii
DAFTAR ISI
Judul Makalah....................................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN.................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................3
BAB II: PEMBAHASAN..................................................................................................
A. Pengertian Komitmen Organisasi.....................................................................4
B. Proses Terbentuknya Komitmen Organisasi.....................................................7
C. Faktor yang mempengaruhi Komitmen Organisasi........................................10
BAB III: KESIMPULAN..............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15

iii
iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial, maka dari itu manusia
membutuhkan manusia lain untuk memenuhi kebutuhannya. Ada sekumpulan orang yang terdiri
dari dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama. Hal itu dinamakan organisasi.
Dalam organisasi atau perusahaan, sumber daya manusia atau karyawan merupakan hal yang
sangat penting. Ia merupakan penentu bagi keefektifan berjalannya kegiatan dalam sebuah
organisasi. Keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi banyak ditentukan oleh tingkat
kompetensi, profesionalisme, dan juga komitmen karyawan terhadap perusahaannya. Kinerja
seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat kepuasan kinerja yang diperoleh. Selain itu, kepuasan
kinerja juga dipengaruhi oleh faktor luar maupun dalam organisasi. Untuk sisi internal, kepuasan
kerja seseorang akan menyangkut komitmennya dalam bekerja, baik komitmen organisasioonal
maupun komitmen professional serta sistem imbalan yang diterapkan dalam organisasi.
Sedangkan dari sisi eksternal, kepuasan kerja dipengaruhi oleh lingkungan mereka, baik atasan,
bawahan maupun setingkat.

Karyawan yang mempunyai komitmen pada organisasi, mereka akan menunjukkan sikap
kerja yang penuh perhatian terhadap tugasnya serta memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk
melaksanakan tugas-tugas serta loyal terhadap perusahaan. Dalam komitmen, terkandung
keyakinan, pengikat yang akan menimbulkan energi untuk melakukan yang terbaik. Adanya
komitmen yang tinggi pada karyawan akan membuat karyawan terhindar dari perilaku-perilaku
keorganisasian yang negative, misalnya membolos, mangkir, meninggalkan jam kerja dan lain
sebagainya.

Konsep dari komitmen juga merupakan salah satu aspek penting dari filosifi human
resource management, karena kebijakan HRM didesain untuk memaksimalkan integritas
organisasi, komitmen organisasi, fleksibilitas, dan kualitas kerja. Ada beberapa alasan mengapa
organisasi harus melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan derajat komitmen karyawan.
Pertama, semakin tinggi komitmen karyawan, semakin besar pula usaha yang dilakukannya
dalam melaksanakan pekerjaan. Kedua semakin tinggi komitmen karyawan, maka semakin lama

1
ia ingin tetap berada dalam organisasi, ia tidak akan meninggalkan organisasi. Dengan
komitmen, mereka akan memberikan yang terbaik kepada perusahaan, bahkan bersedia
mengerjakan sesuatu melampui batas diwajibkan perusahaan. Hal ini, tentu saja hanya bisa
terjadi jika karyawan merasa senang dan terpuaskan diperusahaan ataupun organisasi yang
bersangkutan.

Salah satu pendorong komitmen organisasi adalah karena adanya motivasi prestasi dalam
diri kinerja. Motivasi sendiri merupakan proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong
seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah untuk tercapainya tujuan
tertentu.1 Dengan motivasi berprestasi yang tinggi, maka individu atau karyawan akan
bertanggung jawab untuk mencari solusi dari tugas maupun permasalahan, merancang ulang
dengan segera tujuan-tujuan yang sulit dicapai, menerima resiko-resiko, dam mempunyai
keinginan yang kuat untuk mendapatkan umpan balik dari kinerjanya. Individu yang mempunyai
motivasi berprestasi yang tinggi akan berupaya memuaskan berbagai kebutuhannya melalui
kerjanya dan melalui hubungannya dengan organisasi. Oleh karena itu, karyawan yang
mempunyai motivasi untuk berprestasi yang tinggi akan lebih berkomitmen pada organisasinya.

Begitu pentingnya komitmen, hingga beberapa organisasi berani memasukkan unsur


komitmen sebagai salah satu syarat untuk memegang jabatan atau posisi yang ditawarkan dalam
iklan-iklan lowongan kerja. Namun masih ada beberapa pengusaha atau kinerja yang belum
memahami arti penting sebuah komitmen. Padahal pemahaman tersebut sangatlah penting dalam
menciptakan kondisi kerja yang kondusif, sehingga perusahaan atau organisasi dapat berjalan
dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu, makalah ini akan memaparkan mengenai komitmen
organisasi supaya memberi pemahaman kepada kalangan umum, dan kalangan mahasiswa
khususnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian komitmen organisasi?

2. Bagaimana proses terbentuknya komitmen organisasi?

3. Aspek apa saja yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi?

1
Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi, (Jakarta, UI-Press, 2004), hlm. 253

2
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian komitmen organisasi

2. Untuk mengetahui proses terbentuknya komitmen organisasi.

3. Untuk mengetahui berbagai aspek yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komitmen Organisasi

Setiap organisasi mengharapkan dapat mencapai tujuan dan meraih kesuksesan. Untuk
mencapai kesuksesan tersebut, organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Sumber daya manusia akan berkualitas apabila memiliki kompetensi yang diperlukan untuk
menjalankan tugasnya. Namun, sebenarnya kompetensi sendiri tidak cukup untuk membuat
organisasi sukses. Organisasi memerlukan dukungan dari sumber daya manusianya, untuk itu
organisasi perlu memberikan perhatian terhadap kesejahteraan dan pengembangan sumber daya
manuisanya. Dengan demikian, akan terjalin perasaan saling keterkaitan antara organisasi dan
sumber daya manusianya. Sumber daya manusia merasakan bahwa organisasi yang ia geluti
adalah organisasi yang peduli kepada mereka dan sebagai tempat yang terbaik untuk bekerja.
Oleh karena itu, mereka akan merasa dan terikat dengan organisasi dan tidak akan
meninggalkannya. Keadaan ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia mempunyai
komitmen organisasi.2
Komitmen organisasi merupakan tingkat loyalitas yang dirasakan individu terhadap
organisasi.3 Seseorang dikatakan memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi apabila
memilliki ciri-ciri sebagai berikut: seseorang mempunyai kepercayaan dan penerimaan yang kuat
terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, kemauan yang kuat untuk bekerja demi organisasi dan
keinginan yang kuat agar tetap menjadi anggota dalam organisasi tersebut.
Berikut ini merupakan beberapa pengertian komitmen organisasi menurut para ahli, antara lain:

1. Greenberg dan Baron

Komitmen organisasi merupakan derajat dimana individu terlibat dalam organisasinya


dan berkeinginan untuk tetap menjadi anggotanya, dimana di dalamnya mengandung sikap
kesetiaan dan kesediaan karyawan untuk bekerja secara maksimal bagi organisasi tempat
karyawan tersebut bekerja.

2
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, (Jakarta: PT. RajaGafindo Persada, 2013), hlm. 187.
3
Ibid, hlm. 186.

4
2. Allen dan Meyer

Komitmen organisasi merupakan kelekatan emosi, identifikasi dan keterlibatan individu


dengan organisasi serta keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi.

3. Steers dan Porter

Komitmen organisasi merupakan suatu sikap dimana individu mengidentifikasi dirinya


terhadap tujuan-tujuan dan harapan-harapan organisasi tempat ia bekerja serta berusaha
menjaga keanggotaan dalam organisasi untuk mewujudkan tujuan organisasi tersebut.

4. Luthans

Komitmen organisasi merupakan keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi
tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai dengan keinginan organisasi dan keyakinan
tertentu juga penerimaan nilai dan tujuan organisasi.

5. McShane dan Von Glinow

Komitmen organisasi merupakan pengaruh yang paling kuat, dimana orang


mengidentifikasi terhadap permintaan dan sangat termotivasi untuk melaksanakannya,
bahkan ketika sumber motivasi tidak lagi hadir.

6. Mathins dan Jackshon

“organizational Commitment is the degree to which empleyes believe in a accept


organizational goals and desire to remain with the organization”
Komitmen organisasi merupakan derajat dimana karyawan mempercayai dan menerima
tujuan-tujuan organisasi serta tidak akan meninggalkan organisai tersebut.
Secara konseptual, komitmen organizational ditandai oleh tiga hal:
a. Adanya rasa percaya yang kuat dan penerimaan seseorang terhadap tujuan dan nilai-nilai
organisasi
b. Adanya keinginan seseorang untuk melakukan usaha secara sungguh-sungguh
c. Adanya hasrat yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi

5
7. Griffin

Seorang individu yang memiliki komitmen yang tinggi kemungkinan akan melihat
dirinya sebagai anggota sejati organisasi, dan untuk melihat dirinya sendiri menjadi anggota
jangka panjang dari organisasi. Sebaliknya, seorang individu yang memiliki komitmen
rendah lebih cenderung untuk melihat dirinya sebagai orang luar, dan mereka tidak ingin
melihat dirinya sebagai anggota jangka panjang dari organisasi.

8. Mowday

Mowday adalah orang pertama yang menyebut komitmen organisasi dengan komitmen
kerja. Mowday berpendapat bahwa komitmen organisasi merupakan dimensi perilaku
manusia yang digunakan untuk menilai loyalitas karyawan terhadap perusahaannya.

9. O’Reilly

O’Reilly menyebutkan, bahwa komitmen pada sebuah organisasi sebagai ikatan kejiwaan
seseorang terhadap organisasi yang mencakup keterlibatan kerja, kesetiaan dan perasaan
percaya terhadap nilai-nilai organisasi.

10. Lincoln

Lincoln memberikan pendapat mengenai komitmen organisasional yang mencakup


kebanggaan anggota, kesetiaan anggota dan kemauan anggota pada organisasi.

11. Robbins dan Judge

Komitmen organisasi merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak


terhadap tujuan-tujuan organisasi serta memiliki keinginan kuat untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi tersebut.

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi pada dasarnya
merupakan kesediaan seseorang untuk mengikatkan diri dan menunjukkan loyalitas pada
organisasi karena merasakan dirinya terlibat dalam kegiatan organisasi tersebut. Seseorang yang
memiliki keinginan yang kuat, kesediaan berusaha demi organisasi, dan keyakinan dalam
organisasi, maka ia teermasuk anggota yang memiliki komitmen yang tinggi kepada organisasi.
Ketika seorang telah berkomitmen dalam suatu organisasi berarti ia harus menyesuaikan diri

6
dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam organisasi tersebut. Ia juga menyamakan
langkah untuk menuju suatu tujuan yang sama.

B. Proses Terbentuknya Komitmen Organisasi

Komitmen organisasional timbul secara bertahap dalam diri pribadi karyawan. Berawal
dari kebutuhan pribadi terhadap organisasi, kemudian beranjak menjadi kebutuhan bersama, dan
rasa memiliki dari para anggota (karyawan) terhadap organisasi. Bashaw dan Grant menjelaskan
bahwa komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan sebuah proses berkesinambungan
dan merupakan sebuah pengalaman individu ketika bergabung dalam sebuah organisasi.
Wursanto mengemukakan bahwa rasa memiliki dari para karyawan terhadap kelompoknya dapat
dilihat dalam hal-hal sebagai berikut :

1. Adanya loyalitas dari para anggota terhadap anggota lainnya.

2. Adanya loyalitas anggota terhadap kelompoknya.

3. Kesediaan berkorban dari para anggota baik moral maupun material demi kelangsungan
hidup kelompoknya.

4. Adanya rasa bangga dari para anggota kelompok apabila kelompok tersebut mendapat
nama baik dari masyarakat.

5. Adanya letupan emosi dari para anggota apabila kelompoknya mendapat celaan, baik itu
dilakukan oleh individu maupun kelompok lain.

6. Adanya niat baik dari para anggota kelompok untuk tetap menjaga nama baik
kelompoknya dalam keadaan apapun.

Menurut Garry Dessler yang dapat dilakukan untuk membangun komitmen karyawan pada
organisasi yaitu:

1. Make it charismatic yaitu menjadikan visi dan misi organisasi sebagai sesuatu yang
dijadikan pijakan, dasar bagi setiap karyawan dalam berperilaku, bersikap, dan bertindak.

7
2. Build the tradition merupakan segala sesuatu yang baik dalam organisasi. Hal ini
dijadikan sebagai suatu tradisi yang secara terus menerus dipelihara, dijaga oleh generasi
berikutnya.

3. Have comprehensive grievance prosedures yaitu apabila ada keluhan dari pihak luar
ataupun dari internal organisasi, maka organisasi harus memiliki prosedur untuk
mengatasi keluhan tersebut secara menyeluruh.

4. Provide extenxive two-way communications yaitu menjalin komunikasi dua arah di


organisasi tanpa memandang rendah bawahan.

5. Create a sense of community yaitu menjadikan semua unsur dalam organisasi sebagai
suatu komunitas, di mana di dalamnya ada nilai-nilai kebersamaan, rasa memiliki,
kerjasama, dan lain-lain.

6. Build value – based homogeneity yaitu membangun nilai-nilai yang didasarkan adanya
kesamaan. Setiap anggota organisasi memiliki kesempatan yang sama.

7. Share and share a like yaitu organisasi membuat kebijakan antara karyawan level bawah
sampai paling atas dan tidak terlalu membedakan dalam kompensasi yang diterima, gaya
hidup, penampilan fisik, dan lain-lain.

8. Emphasize barnraising, cross utilization, and teamwork yaitu organisasi sebagai suatu
komunitas yang harus bekerja sama, saling berbagi, saling memberi manfaat, dan
memberikan kesempatan yang sama pada anggota organisasi.

9. Get together yaitu organisasi mengadakan acara dengan melibatkan semua anggota
organisasi untuk menjalin kebersamaan.

10. Support employee development yaitu organisasi memperhatikan perkembangan karier


karyawan dalam jangka panjang.

11. Commit to actualizing yaitu Setiap karyawan diberi kesempatan yang sama untuk
mengaktualisasikan diri secara maksimal di organisasi sesuai kapasitas masing-masing.

8
12. Provide first year job chalengge yaitu karyawan masuk ke organisasi dengan membawa
mimpi, harapan dan kebutuhannya.

13. Enrich and empower yaitu menciptakan kondisi yang inovatif agar kinerja karyawan
tidak monoton, karena rutinitas akan menimbulkan perasaan bosan bagi karyawan.

14. Promote from within yaitu apabila ada lowongan jabatan sebaiknya kesempatan pertama
diberikan kepada intern perusahaan sebelum merekrut karyawan dari luar perusahaan.

15. Provide developmental activities yaitu apabila organisasi membuat kebijakan untuk
merekrut karyawan dari dalam sebagai prioritas maka dengan sendirinya akan
memotivasi karyawan untuk berkembang.

16. The question of employee security yaitu apabila karyawan merasa aman baik fisik
maupun psikis, maka komitmen akan muncul dengan sendirinya.

17. Commit to people first value yaitu membangun komitmen karyawan pada perusahaan
merupakan proses yang panjang dan tidak bisa dibentuk secara instan. Oleh karena itu
perusahaan harus memberi perlakuan yang benar pada masa awal karyawan memasuki
organisasi.

18. Put in writing adalah data tentang organisasi dimuat dalam bentuk tulisan, tidak hanya
dalam bentuk lisan.

19. Hire right kind managers yaitu apabila pimpinan ingin menanamkan nilai-nilai,
kebiasaan, dan lain-lain sebaiknya pimpinan sendiri memberikan teladan dala bentuk
sikap dan perilaku sehari-hari.

20. Walk the walk yaitu tindakan jauh lebih efektif dari pada kata-kata. Faktor-faktor
pembentuk komitmen organisasional akan berbeda bagi karyawan yang baru bekerja,
setelah mengalami masa kerja yang cukup lama, serta bagi karyawan yang bekerja dalam
tahapan yang lama yang menganggap perusahaan atau organisasi tersebut sudah menjadi
bagian dalam hidupnya.

Proses terbentuknya komitmen karyawan pada sebuah organisasi itu berbeda. Dalam
gagasannya, Steerme memberikan pendapat mengenai tahapan pembentukan komitmen menjadi

9
3 bagian. Pada tahapan pertama, individu akan memilih organisasi atau perusahaan yang
dimasukinya. Dalam hal ini setiap individu akan menyesuaikan nilai-nilai, profesi, dan karir
individu dengan organisasi yang akan dimasukinya. Pada tahap ini pula, kedua belah pihak
sama-sama menentukan pilihan. Individu dapat memilih organisasi atau perusahaan yang akan
dimasukinya, sedangkan perusahaan juga dapat memilih individu yang akan bekerja serta
menjalankan peran di dalamnya.

Pada tahap kedua, individu menetapkan sejauh mana mereka akan terlibat dengan organisasi
atau perusahaan bersangkutan. Dalam tahapan ini, individu akan mengidentifikasi tujuan-tujuan
organisasi, nilai-nilai organisasi, serta keinginan untuk bekerja keras dalam mewujudkan visi dan
misi organisasi. Dalam tahapan ini akan terlihat bagaimana komitmen individu pada sebuah
organisasi atau perusahaan. Jika terjadi penurunan atau degradasi dalam komitmen individu
terhadap organisasi atau perusahaan, maka organisasi atau perusahaan perlu melakukan evaluasi
terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya penurunan komitmen individu tersebut, untuk
kemudian melakukan langkah-langkah strategis agar mampu mengembalikan komitmen individu
tersebut agar tetap tinggi.

Pada tahapan yang terakhir, akan terlihat kecenderungan individu dengan kondisi tinggi
rendahnya komitmennya terhadap organisasi. Individu dengan komitmen yang rendah akan
cenderung memiliki motivasi yang rendah, kinerjanya buruk, tingkat keterlibatannya rendah,
serta puncaknya individu tersebut cenderung ingin keluar dari organisasi tersebut. Sedangkan
individu dengan komitmen yang tinggi akan cenderung berusaha untuk tetap bertahan pada
organisasi tersebut. Individu dengan komitmen yang tinggi akan cenderung memiliki motivasi
yang tinggi, kinerjanya akan cenderung meningkat, dan individu ini akan selalu terlibat dalam
interaksi organisasi. Individu dengan komitmen tinggi juga akan berkorban demi tercapainya
tujuan dari organisasi tersebut, karena hal tersebut merupakan suatu kepuasan tersendiri bagi
individu yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi.

C. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi

Komitmen yang dimiliki karyawan terhadap organisasi ini merupakan upaya karyawan
dalam melibatkan diri untuk perusahaan. Komitmen yang dimiliki karyawan dipengaruhi oleh

10
beberapa faktor. Baik itu berasal dari faktor internal maupun eksternal karyawan. Menurut
Minner faktor tersebut antara lain:

1. Karakteristik personal, seperti halnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta
kepribadian.

Ada suatu keyakinan bahwa produktivitas merosot sejalan dengan makin tua usia
seseorang. Namun hal itu tidak dapat dijadikan patokan karena ada beberapa orang yang
sudah berusia lanjut namun masih tetap memiliki semangat yang membara dalam bekerja.
Tetapi harus kita akui bahwa usia muda seseorang lebih produktif dibanding ketika berusia
tua.4 Usia muda biasanya memiliki tingkat komitmen yang lebih tinggi diabnding pada orang
yang berusia tua.

Mengenai jenis kelamin, ada pendapat yang mengatakan bahwa ada perbedaan antara pria
dan wanita yang mempengaruhi kinerja. Ada juga yang berpendapat tidak ada perbedaan
yang konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah,
ketrampilan analisis, dorongan kompetitif, sosiabilitas atau kemampuan belajar.

Mengenai kepribadian, kepribadian sendiri merupakan total jumlah dari seorang individu
dalam beraksi dan berinteraksi dengan orang lain. Dapat pula dikatakan bahwa kepribadian
merupakan himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta menentukan sifat
umum dan perbedaaan dalam perilaku seseorang. Oleh karena itu kepribadian juga akan
menentukan tingkat tinggi rendahnya komitmen seseorang pada suatu organisasi. 5
Kepribadian juga dapat diartikan seperangkat karakteristik dan kecenderungamn yang stabil
yang menentukan keumuman dan perbedaan tingkah laku psikologik (berfikir, merasa. Dan
gerakan) dari seseorang dalam waktu yang panjang dan tidak dapat difahami secara
sederhana sebagai hasil dari tekanan sosial dan tekanan biologic saat itu.6

Komitmen termasuk kepribadian yang bersifat umum dan khas. Kepribadian bersifat
umum adalah suatu kepribadian yang menunjuk pada sifat umum seseorang (fikiran,
kegiatan, perasaan) yang berpengaruh secara sistematik terhadap keseluruhan tingkah
lakunya. Sedangkan kepribadian yang bersifat khas adalah suatu kepribadian yang dipakai
4
Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2012), hlm. 231
5
Ibid, hlm. 234
6
Gibson, dkk, Organisasi, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, t.t.), hlm. 87

11
untuk menjelaskan sifat individu yang membedakan dia dengan orang lain, semacam tanda
tangan, atau sidik jari psikologik, bagaimana individu berbeda dengan orang lain. Sama
halnya dengan komitmen, seseorang yang memiliki komitmen yang tinggi, ia akan memiliki
tingkah laku dan sifat yang berbeda dengan yang lain atau yang tidak memiliki komitmen.

2. Karakteristik pekerjaan, seperti lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan, konflik peran, dan
tingkat kesulitan dalam pekerjaan.

3. Karakteristik struktur, seperti besar kecilnya organisasi, bentuk organisasi seperti sentralisasi
atau desentralisasi, kehadiran serikat kerja, dan tingkat pengendalian yang dilakukan oleh
organisasi terhadap karyawan

4. Pengalaman kerja. Pengalaman kerja karyawan sangat berpengaruh terhadap tingkat komitmen
karyawan pada organisasi. Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan yang
sudah lama bekerja dalam organisasi tentu memiliki tingkat komitmen yang berbeda.7

Dari ke empat faktor ini dapat kita pisahkan, sehingga terbagi menjadi dua faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal yaitu karakteristik personal
dan pengalaman kerja, sedangkan yang termasuk faktor eksternal antara lain karakteristik
pekerjaan dan karakteristik struktur.

Selain faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi, ia juga memiliki tiga aspek
utama, yaitu: identifikasi, keterlibatan dan loyalitas pegawai terhadap organisasi, berikut
penjelasannya:

1. Identifikasi

Identifikasi merupakan keyakinan dan penerimaan terhadap serangkaian nilai dan tujuan
organisasi. Dimensi ini tercermin dalam beberapa perilaku, seperti adanya kesamaan nilai dan
tujuan pribadi dengan nilai dan tujuan organisasi, penerimaan terhadap kebijakan organisasi
serta adanya kebanggaan menjadi bagian dari organisasi. Aspek identifikasi ini dapat
dikembangkan dengan memodivikasi tujuan organisasi, sehingga mencakup beberapa tujuan
pribadi pada karyawan. Dengan kata lain, perusahaan memasukkan kebutuhan dan keinginan
karyawan dalam tujuan organisasinya, sehingga akan membuahkan suasana saling

7
Dwi Yuli Indriyanto, “Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan di Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang”, Skripsi Universitas Negri Semarang, 2013, hlm. 12.

12
mendukung diantara para karyawan dengan organisasi. Suasana tersebut akan membawa
karyawan dengan rela menyumbangkan sesuatu bagi tercapainya tujuan organisasi, karena
karyawan menerima tujuan organisasi yang dipercayai telah disusun demi memenuhi
kebutuhan pribadi mereka juga.

2. Keterlibatan

Keterlibatan atau partisipasi pegawai dalam aktivitas-aktivitas kerja penting untuk


diperhatikan, karena adanya keterlibatan pegawai menyebabkan mereka akan mau dan senang
bekerja sama, baik dengan pimpinan maupun dengan sesame teman kerja. Salah satu cara
yang dapat digunakan untuk memancing keterlibatan pegawai adalah dengan memancing
partisipasi mereka dalam berbagai kesempatan pembuatan keputusan, yang dapat
menumbuhkan keyakinan pada pegawai bahwa apa yang telah diputuskan merupakan
keputusan bersama. Di samping itu, dengan melakukan hal tersebut, maka pegawai akan
merasakan bahwa mereka diterima sebagai bagian yang utuh dari organisasi, dan konsekuensi
lebih lanjut. Mereka merasa wajib untuk melaksanakan bersama apa yang telah diputuskan
karena adanya rasa keterkaitan dengan apa yang mereka ciptakan (Sutarto, 1989: 79). Hasil
riset menunjukkan bahwa tingkat kehadiran mereka akan melibatkan rasa keterlibatan dalam
organisasi. Mereka hanya absen jika mereka sakit hingga benar-benar tidak dapat masuk
kerja. Jadi, tingkat kemangkiran yang disengaja pada individu tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan pegawai yang keterlibatannya lebih rendah.

3. Loyalitas

Loyalitas pegawai terhadap organisasi memiliki makna kesediaan seseorang untuk


melanggengkan hubungannya dengan organisasi. Mereka juga akan mengorbankan
kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun. Kesediaan pegawai untuk
mempertahankan diri bekerja dalam organisasi adalah hal yang penting dalam menunjang
komitmen pegawai terhadap organisasi dimana mereka bekerja. Hal ini dapat diupayakan
apabila pegawai merasakan adanya keamanan dan kepuasan di dalam organisasi dimana ia
bergabung untuk bekerja.

13
BAB III

KESIMPULAN

Komitmen organisasi merupakan kesediaan seseorang untuk mengikatkan diri dan


menunjukkan loyalitas pada organisasi karena merasakan dirinya terlibat dalam kegiatan
organisasi tersebut. Seseorang yang memiliki keinginan yang kuat, kesediaan berusaha demi
organisasi, dan keyakinan dalam organisasi, maka ia teermasuk anggota yang memiliki
komitmen yang tinggi kepada organisasi.

Komitmen organisasi bibentuk dengan tiga proses tahapan, antara lain:

1. Individu akan memilih organisasi atau perusahaan yang dimasukinya. Dalam hal ini setiap
individu akan menyesuaikan nilai-nilai, profesi, dan karir individu dengan organisasi yang
akan dimasukinya.

2. Individu menetapkan sejauh mana mereka akan terlibat dengan organisasi atau perusahaan
bersangkutan. Dalam tahapan ini, individu akan mengidentifikasi tujuan-tujuan organisasi,
nilai-nilai organisasi, serta keinginan untuk bekerja keras dalam mewujudkan visi dan misi
organisasi. Dalam tahapan ini akan terlihat bagaimana komitmen individu pada sebuah
organisasi atau perusahaan.

3. Individu cenderung dengan kondisi tinggi rendahnya komitmennya terhadap organisasi.


Individu dengan komitmen yang rendah akan cenderung memiliki motivasi yang rendah,
kinerjanya buruk, tingkat keterlibatannya rendah. Sedangkan individu dengan komitmen yang
tinggi akan cenderung berusaha melakukan yang terbaikk dan berusaha tetap bertahan pada
organisasi tersebut.

Ada 4 faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi, yaitu:

1. Karakteristik personal, seperti halnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta
kepribadian.

14
2. Karakteristik pekerjaaan, seperti lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan, dan tingkat
kesulitan dalam pekerjaan.

3. Karakteristik struktur, seperti besar kecilnya organisasi, dan hadirnya serikat kerja.

4. Pengalaman kerja

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, dkk. t.t. Organisasi, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Indriyanto, Dwi Yuli. 2013. Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kompensasi Terhadap
Kinerja Karyawan di Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang, Semarang:
Universitas Negri Semarang.

Munandar, Ashar Sunyoto. 2014. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI-Press.

Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. 2012. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

Wibowo. 2013. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: PT. RajaGafindo Persada.

15

Anda mungkin juga menyukai