Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

PERBEDAAN INDIVIDU
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi
Dosen Pengampu : Rosa Khoirunnisa, M.M.

Disusun Oleh :
Kurniawan Bhaskoro Djati (63040210127)
Mukhamad Somadurohman (63040210128)
Rosyida Nimas Alviana (63040210130)

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan nikmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Perilaku Organisasi yang diberikan
oleh Dosen Pengampu, Ibu Rosa Khoirunnisa, M.M dengan tepat waktu. Pembuatan makalah
ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas akademik dari dosen yang bersangkutan dan juga
untuk bahan pemahaman bagi mahasiswa yang dapat dipelajari dalam mata kuliah perilaku
organisasi.

Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitupula dengan


kami dalam pembuatan makalah ini. Maka dengan itu penulis memyampaikan permohonan
maaf dan menerima bentuk kritik saran yang membangun. Penulis berharap terbentuknya
malakalah ini dapat memberikan pegetahuan yang bermanfaat bagi kami dan juga pembaca.

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB 1.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
A. Perbedaan Individual.................................................................................................................3
B. Aspek-Aspek Perbedaan Individu..............................................................................................8
C. Sifat-sifat individu dalam organisasi..........................................................................................9
D. Perilaku Individu dalam Organisasi..........................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................................................14
B. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap usaha untuk mempelajari, mengapa seseorang berprilaku seperti


yang mereka lakukan dalam organisasi mempersyaratkan beberapa bebepara
pengertian mengenai perbedaan individual. Para manajer menghabiskan cukup
banyak waktu untuk menilai kecocokan antara individu, tugas kerja, dan
keefektivan, baik karateristik manajer maupun bawahannya, pasti
mempengaruhi penilaian . Tanpa beberapa pengertian mengenai perilaku,
putusan tentang siapa mengerjakan tugas apa dengan baik dapat nenyebabkan
masalah jangka panjang yang berat.
Setiap pekerja bebeda dalam banyak hal, seorang manajer perlu
mengetahui bagaimana perbedaan yang mempengaruhi kinerja dan perilaku
bawahannya.
Para manajer harus belajar bagaimana berurusan dengan perbedaan
yang akan mereka temukan pada tenaga kerja yang beragam,. Meningkatnya
perbandingan orang yang berkulit putih dengan hitam ditambah dengan
persoalan bahasa dan pendidikan akan menyebabkan manajer harus lebih giat
atau bekerja keras untuk mencocokan perbedaan ini. Hal ini juga merupakan
tugas baru bagi manajer tetapi, merupakan pengamatan, peratian manajer
terhadap para tenaga kerjanya untuk memudahkan para tenaga kerja
menyesuaikan diri atau mencocokan diri terhadap pekerjaannya atau teman
kerjanya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perbedaan individu?


2. Apa yang dimakskud dengan kemampuan individu?
3. Apa aspek-aspek perbedaan individu?
4. Apa sifat-sifat individu dalam organisasi?
5. Apa yang dimaksud dengan perilaku individu dalam organisasi?

iv
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perbedaan individu


2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kemampuan individu
3. Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek perbedaan individu
4. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat individu dalam organisasi
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perilaku individu dalam
organisasi

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbedaan Individual

Individual diartikan sebagai perseorangan. Seperti Lysen, ia mendefinisikan


individu sebagai "individu", sesuatu yang merupakan keseluruhan yang tidak
dapat dibagi (secara terpisah). Setiap orang, anak-anak atau orang dewasa, baik
dalam kelompok maupun sendiri, disebut individu. Oleh karena itu, individu
menunjukkan posisinya sebagai individu. Sejauh sifat individu yang bersangkutan,
itu adalah sifat relatif terhadap individu, dalam kaitannya dengan perbedaan
individu-individu. Karakteristik dan karakteristik seseorang berbeda dari yang
lain. Perbedaan-perbedaan ini disebut perbedaan individu atau perbedaan individu.
Setiap anak yang dilahirkan telah memiliki potensi yang berbeda atau
menjadi miliknya sendiri. Tidak ada individu yang identik di muka bumi. Masing
-masing memiliki individualitas. Ketika datang ke kembar dipasangkan dari telur
yang sama, umumnya seperti pinang dipotong menjadi dua, lebih disukai dan sulit
untuk dibedakan satu sama lain, hanya mirip tetapi tidak identik, mereka identik.
Ini berlaku untuk karakteristik fisiknya dan kehidupan psikiatrisnya. Secara fisik,
mungkin bentuknya sama dengan wajah. Secara spiritual, mungkin kapasitas
kecerdasannya sama, tetapi kecenderungan, antusiasme, dan daya tahannya
berbeda.
Makna perbedaan dalam istilah "perbedaan individu" terkait dengan
variasi yang terjadi, baik dengan variasi aspek fisik dan psikologis. Perbedaan-
perbedaan ini mempengaruhi perilaku mereka di rumah dan di lingkungan lain.

Untuk mengetahui bagaimana individu berbeda dalam Kemampuan dan


menggunakan pengetahuan itu untuk meningkatkan kemungkinan untuk
melakukan pekerjaannya dengan baik. Kemampuan adalah sebuah penilaian saat
ini atas apa yang bisa dilakukan seseorang. Kemampuan keseluruhan individu
pada dasarya terdiri atas dua faktor, yaitu intelektual dan fisik.

Tabel Dimensi Kecerdasan

vi
Dimensi Deskripsi Contoh Penjelasan
Kecerdasan Angka Kemampan melakukan Akuntan: Menghitung
aritmatika cepat dan akurat pajak penjualan pada
serangkaian barang
Kecepatan Verbal Kemampuan untuk memah Manajer pabrik:
ami apa yang dibaca atau Mengikuti kebijakan
didengar dan hubungan perusahaan pada
antara kata satu dengan yang perekrutan
lain
Kecepatan Persepsi Kemampuan Penyidik kebakaran:
mengidentifikasi kemiripan Mengidentifikasi
dan perbedaan visual secara petunjuk untuk
cepat dan akurat mendukung tuntutan
pembakaran secara
sengaja
Penalaran Induktif Kemampuan Peneliti pasar:
mengidentifikasi urutan Meramalkan permintaan
logis dalam suatu masalah untuk sebuah produk
dan kemudian memecahkan pada periode waktu
masalah tersebut selanjutnya
Penalaran Deduktif Kemampuan menggunakan Supervisor: Memilih
logika dan menilai implikasi antara dua saran yang
dari sebuah argumen ditawarkan oleh
karyawan
Visualisasi Spesial Kemampuan Dekorator interior:
membayangkan bagaimana Mendekorasi ulang
suatu objek akan terlihat sebuah kantor
jika posisinya dalam ruang
yang diubah
Memori/Daya Ingat Kemampuan menyimpan Tenaga Penjual:
dan mengingat pengalaman Mengingat nama-nama
masa lalu panggilan

vii
1. Kemampuan intelektual

Kemampuan intelektual dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivi-tas


mental, berpikir, penalaran, dan pemecahan masalah. Kebanyakan masyarakat
cenderung menempatkan nilai tinggi pada kecerdasan.

2. Kemampuan fisik

Untuk tingkat yang sama bahwa kemampuan intelektual memainkan peran


lebih besar dalam pekerjaan yang kompleks dengan tuntutan persyaratan
kebutuhan pemrosesan informasi. Kemampuan fisik yang spesifik penting untuk
keberhasilan melakukan pekerjaan yang kurang membutuhkan keterampilan dan
lebih terstandar.

Ada sembilan kemampuan fisik dasar, yaitu kekuatan dinamis, kekuatan


tubuh, kekuatan statis, kekuatan, keluwesan extent, keluwesan dinamis, koordinasi
tubuh, keseimbangan, dan stamina.

3. Kesesuaian kemampuan pekerjaan

Fokus kita adalah menjelaskan dan memprediksi perilaku orang di tempat


kerja. Pekerjaan menuntut hal yang berbeda pada individu dan bahwa individu
berbeda dalam kemampuan. Oleh karena itu, kinerja karyawan meningkat bila ada
kesesuaian antara kemampuan dan pekerjaan. Kemampuan intelektual atau fisik
khusus yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan tepat bergantung
pada persyaratan kemampuan dari pekerjaan tersebut.

Tabel Kemampuan Fisik

Faktor Kekuatan
1) Kekuatan Dinamis  Kemampuan untuk mengerahkan
kekuatan otot berulang-ulang atau
terus menerus dari waktu ke waktu
2) Kekuatan Tubuh  Kemampuan unutk mengerahkan
kekuatan otot dengan menggunakan
otot tubuh (terutama otot perut)
3) Kekuatan Statis
 Kemampuan untuk mengerahkan
kekuatan terhadap objek eksternal

viii
4) Kekuatan Eksplosif  Kemampuan untuk mengeluarkan
energi maksimal dalam satu atau
serangkaian tindakan eksplosif
Faktor Fleksibilitas
5) Tingkat Fleksibilitas  Kemampuan menggerakan tubuh
dan otot punggung sejauh mungkin
6) Fleksibilitas Dinamis  Kemampuan untuk membuat
gerakan meregangkan berulang
Faktor Lainnya
7) Koordinasi Tubuh  Kemampuan untuk
mengoordinasikan tindakan secara
bersamaan dari berbagai bagian
tubuh
8) Keseimbangan  Kemampuan mempertahankan
keseimbangan meskipun terdapat
gaya yang mengganggu
keseimbangan
9) Stamina
 Kemampuan untuk mengerahkan
upaya maksimal memerlukan
usaha berkelanjutan

Karakteristik biografis, meliputi:

1. Usia.
Hubungan antara usia dan kinerja pekerjaan kemungkinan menjadi
masalah yang lebih penting selama dekade mendatang. Mengapa?
Jawabannya adalah:
a. Ada kepercayaan luas bahwa kinerja menurun dengan bertam-
bahnya usia.
b. Kenyataan bahwa tenaga kerja mengalami penuaan.
c. Peraturan perundang-undangan tentang pensiunan.
2. Gender.
Apakah kinerja wanita sebaik pria? Bukti menunjukkan bahwa hanya
sedikit yang mengakui perbedaan penting antara pria dan wanita yang

ix
memengaruhi kinerja pekerjaan mereka. Studi psikologis telah
menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk menyesuaikan diri
dengan kekuasaan dan pria lebih agresif dan memiliki kemungkinan
lebih tinggi dalam harapan keberhasilan dibandingkan perempuan, tetapi
perbedaannya kecil. Penelitian secara konsisten juga menunjukkan
bahwa wanita memiliki tingkat ketidakhadiran lebih tinggi daripada pria.
3. Ras.
Sejumlah orang terpelajar berpendapat bahwa tidaklah produktif untuk
membahas ras untuk alasan kebijakan (memecah belah), untuk alasan
biologis (persentase besar dari kita adalah campuran ras), atau karena
alasan genetik dan antropologis (banyak antropo-log dan ilmuwan
evolusi menolak konsep kategori-kategori rasial yang berbeda).

Ras telah dipelajari cukup sedikit dalam perilaku organisasi, khususnya


yang berkaitan dengan hasil kerja seperti keputusan seleksi karyawan,
evaluasi kinerja, membayar, dan diskriminasi di tempat kerja.

4. Masa jabatan.
Dengan pengecualian dari perbedaan gender dan ras, tidak ada isu
yang tampak lebih memicu pada kesalahpahaman dan spekulasi dari
dampak senioritas pada kinerja pekerjaan. Studi secara konsisten
menunjukkan senioritas secara negatif berhubungan dengan absensi.
Bahkan, baik dari segi frekuensi ketidakhadiran dan total hari yang
hilang di tempat kerja, masa jabatan adalah variabel tunggal yang paling
penting yang berpengaruh.

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa perilaku masa lalu


adalah prediktor terbaik dari perilaku masa depan, bukti menunjukkan
bahwa pada masa jabatan sebelumnya karyawan adalah prediktor yang kuat
dari perputaran masa depan yang karyawan. Bukti menunjukkan bahwa
masa jabatan dan kepuasan kerja secara positif berhubungan.
Individu menggunakan panca indra untuk mengenal lingkungan,
seperti pandangan, sentuhan, pendengaran, pengecapan, dan pembauan.
Mengor-ganisasikan informasi dari lingkungan berarti dinamakan persepsi.

x
Berikut ini terdapat beberapa contoh yang menunjukkan bagaimana
persepsi meme-ngaruhi perilaku.
a. Manajer yakin bahwa seseorang pekerja telah diberi kesempatan untuk
menggunakan penilaiannya mengenai bagaimana mengerjakan peker-
jaan, sementara pekerja merasa sama sekali tidak ada kebebasan untuk
melakukan penilaian.
b. Tanggapan seorang bawahan atas permintaan seorang supervisor (pe-
nyelia) didasar pada apa yang dia pikir dia dengar dari penyelia, bukan
pada permintaan sebenarnya.
c. Manajer mengira produk yang sudah dijual bermutu tinggi, tetapi pe-
langgan mengeluh produknya bermutu rendah.
d. Seorang pekerja dipandang oleh seorang rekannya sebagai pekerja keras
yang telah memberikan usaha yang baik dan oleh rekan lain sebagai
pekerja pemalas yang tidak berusaha.
e. Seorang penjual merasa kenaikan gajinya sangat tidak adil, sementara
para manajer penjualan merasa itu sebuah kenaikan yang wajar.
f. Operator memandang kondisi kerjanya tidak memadai, seorang rekan
kerja yang tepat di sebelahnya merasa kondisi kerjanya nyaman.

B. Aspek-Aspek Perbedaan Individu

1. Perbedaan Kognitif
Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang terkait dengan
penguasaan sains dan teknologi. Pada dasarnya keterampilan kognitif adalah
hasil belajar. Seperti yang kita ketahui, hasil belajar adalah kombinasi dari
faktor bawaan dan pengaruh lingkungan (faktor dasar dan faktor pengajaran).
Faktor dasar yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan kognitif
dapat dibedakan dalam bentuk lingkungan alami dan lingkungan yang
diciptakan.
2. Perbedaan Kecakapan Bahasa
Kemampuan masing-masing individu dalam bahasa berbeda, masing-
masing individu mengekspresikan pemikirannya dalam bentuk kata-kata dan
frase yang bermakna dengan cara yang sangat berbeda. Keterampilan
berbahasa sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan lingkungan. Faktor
penting lainnya juga faktor fisik, khususnya organ yang berbicara.
3. Perbedaan Kecakapan Motorik
Keterampilan motorik, atau keterampilan psikomotorik, adalah
kemampuan untuk mengoordinasikan kerja saraf motorik oleh saraf pusat
xi
untuk melakukan aktivitas. Kegiatan ini terjadi karena kerja saraf yang
sistematis. Organ sensorik menerima rangsangan, rangsangan ditransmisikan
oleh saraf sensorik ke pusat otak untuk diproses, dan hasilnya diangkut oleh
saraf motorik untuk memberikan reaksi dalam bentuk gerakan atau kegiatan.
4. Perbedaan Latar Belakang
Dalam kelompok siswa di semua tingkatan, perbedaan latar belakang
dan pengalaman mereka dapat memfasilitasi atau menghambat hasil mereka,
terlepas dari potensi individu untuk menguasai materi pembelajaran. Minat
dan sikap individu terhadap sekolah dan mata pelajaran tertentu, pendekatan
kolaboratif, keterampilan atau kemauan untuk fokus pada materi pembelajaran
dan cara belajar adalah semua faktor yang berbeda di antara siswa. Terkadang
faktor-faktor ini dapat berkembang karena perbedaan sikap anggota keluarga
di rumah dan lingkungan sekitarnya.
5. Perbedaan Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang dikenakan sejak lahir.
Kemampuan ini akan berkembang dengan baik pada stimulasi dan pemupukan
yang tepat. Pengembangan bakat siswa adalah individu. Meskipun kecerdasan
umum merupakan faktor di hampir semua atau bahkan semua bidang
penampilan atau kinerja, hasil tes kecerdasan yang telah dilakukan lebih
berkaitan dengan prestasi atau kemampuan akademik. Dengan demikian,
perencanaan pendidikan, pada gilirannya, lebih mementingkan kapasit as atau
bakat akademis daripada kapasitas tentang bakat khusus yang akan digunakan
sebagai dasar untuk refleksi.
6. Perbedaan Kesiapan Belajar
Siswa berusia enam tahun yang memasuki sekolah dasar (kelas I)
mungkin berbeda satu, dua atau bahkan tiga tahun dalam hal kesiapan mereka
untuk belajar di lembaga pendidikan formal. Ini didasarkan pada kapasitas
mental atau usia mental, karena anak - anak di tahun pertama sekolah dasar
termasuk dalam kelompok usia kronologis antara tiga dan delapan tahun. Ini
berarti bahwa meskipun usia kronologis telah mencapai delapan tahun, tetapi
kemampuan untuk belajar selalu sama dengan mereka yang duduk di tahun
pertama. Ini menunjukkan kurangnya produk keluarga, yang kemungkinan
besar ekspresi bahasa dan kehidupan keluarga tidak bai

C. Sifat-sifat individu dalam organisasi

Salah satu cara untuk memahami sifat-sifat manusia ialah dengan menganalisa
kembali prinsip-prinsip dasar yang merupakan salah satu bagian daripadanya.
Prinsip-prinsip dasar itu sebagaimana dikemukakan oeh Thoha:

1. Manusia berbeda perilakunya, karena kemampuannya tidak sama

xii
Kemampuan adalah sebuah trait (bawaan atau dipelajari) yang mengijinkan
seseorang mengerjakan sesuatu mental atau fisik. Dengan adanya keterbatasan
kemampuan ini, maka setiap orang didalam melaksanakan tugasnya akan
tidak sama pula. Keterbatasan kemampuan ini yang membuat seseorang
bertingkah laku yang berbeda. Banyak yang diinginkan manusia, tetapi
jawaban manusia untuk mewujudkan keinginannya itu terbatas, sehingga
menyebabkan semua yang diinginkan itu tidak tercapai. Dan karena
perbedaan kemampuannya ini maka dapat dipergunakan untuk memprediksi
pelaksanaan dan hasil kerja seseorang yang bekerja sama di dalam suatu
organisasi tertentu.
2. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda.
Dengan adanya kebutuhan yang ada dalam diri setiap individu, hal ini
mendorong semangatnya untuk berbuat dalam mencapainya sesuatu objek
atau hasil. Misal seperti seseorang karyawan yang didorong untuk
mendapatkan tambahan gaji supaya dapat hidup satu bulan dengan
keluarganya, tingkah perilakunya jelas akan berbeda dengan karyawan yang
didorong oleh keinginan memperoleh kedudukan agar mendapatkan harga
diri di dalam masyarakat.
3. Orang berfikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang bagaimana
bertindak
Didalam banyak hal, seseorang dihadapi dengan sejumlah kebutuhan yang
potensial harus dipenuhi lewat perilaku yang diperilakunya. Cara untuk
menjelaskan bagaimana seseorang membuat pilihan di antara sejumlah besar
rangkaian pilihan perilaku yang terbuka baginya, adalah dengan
mempergunakan penjelasan teori expectancy (pengharapan). Teori ini
didasarkan atas proposisi yang sederhana yakni bahwa seseorang memilih
berperilaku sedemikian karena ia yakin dapat mengerjakan untuk
mendapatkan sesuatu hasil tertentu.
4. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan
pengalaman masa lalu .
Memahami lingkungan adalah suatu proses yang aktif dimana seseorang
mencoba membuat lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses yang
aktif melibatkan seseorang 38 individu mengakui secara selektif aspek-aspek
yang berbeda dari lingkungan, menilai apa yang dilihatnya dalam

xiii
hubungannya dengan pengalaman masa lalu, dan mengevaluasi apa yang
dialami dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhannya dan nilainilainya.
Oleh karena kebutuhan-kebutuhan dan pengalaman seseorang itu seringkali
berbeda sifatnya, maka persepsi terhadap lingkungan juga akan berbeda.
5. Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang ( affective)
Orang-orang jarang bertindak netral mengenai suatu hal yang mereka ketahui
dan alami. Perasaan senang dan tidak senang ini akan menjadikan seseorang
berbuat yang berbeda dengan orang lain dalam rangka menanggapi sesuatu
hal.

D. Perilaku Individu dalam Organisasi

Manusia adalah salah satu dimensi dalam organisasi yang amat penting dan
sebagai satu faktor dan pendukung organisasi. Perilaku organisasi hakikatnya
adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya. Oleh
karena itu untuk memahami perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih
dahulu individu-individu sebagai pendukung organisasi tersebut.
Menurut David A.Nadler perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari
integrasi antara person atau individu dengan lingkungannya. Berbagai karakter
yang diperlihatkan oleh individu sesuai dengan jabatanya tentunya akan berbeda-
beda. Dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang
memang berbeda.
Karakter yang dibawah individu ke dalam tatanan organisasi kemampuan,
kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Ini
semuanya adalah karakteristik yang dipunyai individu, dan karakteristik ini akan
dibawa olehnya manakala ia akan memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni
organisasi atau lainnya. Organisasi yang juga merupakan suatu lingkungan bagi
individu mempunyai karakteristik pula. Adapun karakteristik yang dipunyai
organisasi antaranya keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki,
pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem
penggajian (reward system), sistem pengendalian dan lain sebagainya.

P = F(I,L)

Keterangan : P : Perilaku
F : Fungsi

xiv
I : Individu
L : Lingkungan.
Ungkapan tersebut dapat dibaca sebagai berikut : “Perilaku adalah
suatu fungsi dari integrasi antara seorang individu dengan lingkungannya”
Dengan kata lain bahwa ketika seseorang individu berinteraksi dengan
lingkungannya, maka disitulah awal terbentuknya perilaku secara langsung.
Demikian pula individu dengan organisasi tidak jauh berbeda dengan
pengertian ungkapan tersebut. Keduanya baik individu maupun organisasi
dengan karakternya masing-masing terintegrasi maka akan menimbulkan
perilaku individu dalam organisasi.

Karakteristik
Individu
Kemampuan
Kebutuhan
Kepercayaan
Pengalaman
Perilaku
Pengharapan
Dan lainnya Individu dalam

Karakteristik Organisasi
Organisasi
Hirarki
Tugas-tugas
Wewenang
Tanggung jawab
Sisten reward
Sistem Kontrol
Dan lainnya

Kast dan James, mengemukakan perilaku adalah cara bertindak, ia


menunjukkan tingkah laku seseorang. Pola perilaku adalah mode tingkah laku yang
dipakai seseorang dalam melaksanakan kgiatan-kegiatannya. Dikatakan bahwa proses
perilaku serupa untuk semua individu, walaupun pola perilakunya mungkin berbeda.
Ada 3 asumsi yang saling berkaitan mengenai perilaku manusia, yakni:

xv
1) perilaku itu disebabkan (caused),
2) perilaku itu digerakkan (motivated),
3) perilaku itu ditunjukan pada sasaran.
Ketiga unsur ini saling terkait dalam modal dasar perilaku individu dan
berlaku kepada siapa dan kapan saja. Setiap individu berperilaku ketika ada ransangan
dan memiliki sasaran tertentu. Perialku ke arah sasaran, timbul karena ada ransangan
dan semua perilaku ada penyebabnya.Yang pokok dalam proses ini adalah jarak (gap)
antara kondisi sekarang dengan kondisi yang diinginkan dan perilaku yang timbil
untuk menutup jarak (gap) itu. Ransangan disaring melalui system keinginan atau
kebutuhan yang mungkin bermacam-macam bentuknya.

Kebutuhan
Ransangan Keinginan sasaran
Ketegangan
(sebab)
Ketidaksenangan

xvi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perbedaan individu adalah perbedaan kemampuan dan karakteristik


(kognitif, kepribadian, keterampilan fisik, dan lain sebagainya) antar setia
individu. Kemampuan adalah sebuah penilaian saat ini atas apa yang bisa
dilakukan seseorang. Kemampuan keseluruhan individu pada dasarya terdiri
atas dua faktor, yaitu intelektual dan fisik.
Perbedaan individu memliki beberapa aspek yaitu perbedaan kognitif,
perbedaan kecakapan motorik, perbedaan kecakapan bahasa,perbedaan latar
belakang, dll.
Manusia adalah salah satu dimensi dalam organisasi yang amat penting
dan sebagai satu faktor dan pendukung organisasi. Perilaku organisasi
hakikatnya adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam
organisasinya. Oleh karena itu untuk memahami perilaku organisasi sebaiknya
diketahui terlebih dahulu individu-individu sebagai pendukung organisasi
tersebut.

xvii
B. DAFTAR PUSTAKA

Dr. Arifin Tahir, M. (2014). buku ajar perilaku organisasi. yogyakarta: deepublish.

sasmita, y. r. (2010). makalah perilaku organisasi. perilaku individu dan perbedaannya.

sudiro, a. (2018). perilaku organisasi. jakarta: bumi aksara.

xviii

Anda mungkin juga menyukai