PERBEDAAN INDIVIDU
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi
Dosen Pengampu : Rosa Khoirunnisa, M.M.
Disusun Oleh :
Kurniawan Bhaskoro Djati (63040210127)
Mukhamad Somadurohman (63040210128)
Rosyida Nimas Alviana (63040210130)
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB 1.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
A. Perbedaan Individual.................................................................................................................3
B. Aspek-Aspek Perbedaan Individu..............................................................................................8
C. Sifat-sifat individu dalam organisasi..........................................................................................9
D. Perilaku Individu dalam Organisasi..........................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................................................14
B. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
iv
C. Tujuan
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perbedaan Individual
vi
Dimensi Deskripsi Contoh Penjelasan
Kecerdasan Angka Kemampan melakukan Akuntan: Menghitung
aritmatika cepat dan akurat pajak penjualan pada
serangkaian barang
Kecepatan Verbal Kemampuan untuk memah Manajer pabrik:
ami apa yang dibaca atau Mengikuti kebijakan
didengar dan hubungan perusahaan pada
antara kata satu dengan yang perekrutan
lain
Kecepatan Persepsi Kemampuan Penyidik kebakaran:
mengidentifikasi kemiripan Mengidentifikasi
dan perbedaan visual secara petunjuk untuk
cepat dan akurat mendukung tuntutan
pembakaran secara
sengaja
Penalaran Induktif Kemampuan Peneliti pasar:
mengidentifikasi urutan Meramalkan permintaan
logis dalam suatu masalah untuk sebuah produk
dan kemudian memecahkan pada periode waktu
masalah tersebut selanjutnya
Penalaran Deduktif Kemampuan menggunakan Supervisor: Memilih
logika dan menilai implikasi antara dua saran yang
dari sebuah argumen ditawarkan oleh
karyawan
Visualisasi Spesial Kemampuan Dekorator interior:
membayangkan bagaimana Mendekorasi ulang
suatu objek akan terlihat sebuah kantor
jika posisinya dalam ruang
yang diubah
Memori/Daya Ingat Kemampuan menyimpan Tenaga Penjual:
dan mengingat pengalaman Mengingat nama-nama
masa lalu panggilan
vii
1. Kemampuan intelektual
2. Kemampuan fisik
Faktor Kekuatan
1) Kekuatan Dinamis Kemampuan untuk mengerahkan
kekuatan otot berulang-ulang atau
terus menerus dari waktu ke waktu
2) Kekuatan Tubuh Kemampuan unutk mengerahkan
kekuatan otot dengan menggunakan
otot tubuh (terutama otot perut)
3) Kekuatan Statis
Kemampuan untuk mengerahkan
kekuatan terhadap objek eksternal
viii
4) Kekuatan Eksplosif Kemampuan untuk mengeluarkan
energi maksimal dalam satu atau
serangkaian tindakan eksplosif
Faktor Fleksibilitas
5) Tingkat Fleksibilitas Kemampuan menggerakan tubuh
dan otot punggung sejauh mungkin
6) Fleksibilitas Dinamis Kemampuan untuk membuat
gerakan meregangkan berulang
Faktor Lainnya
7) Koordinasi Tubuh Kemampuan untuk
mengoordinasikan tindakan secara
bersamaan dari berbagai bagian
tubuh
8) Keseimbangan Kemampuan mempertahankan
keseimbangan meskipun terdapat
gaya yang mengganggu
keseimbangan
9) Stamina
Kemampuan untuk mengerahkan
upaya maksimal memerlukan
usaha berkelanjutan
1. Usia.
Hubungan antara usia dan kinerja pekerjaan kemungkinan menjadi
masalah yang lebih penting selama dekade mendatang. Mengapa?
Jawabannya adalah:
a. Ada kepercayaan luas bahwa kinerja menurun dengan bertam-
bahnya usia.
b. Kenyataan bahwa tenaga kerja mengalami penuaan.
c. Peraturan perundang-undangan tentang pensiunan.
2. Gender.
Apakah kinerja wanita sebaik pria? Bukti menunjukkan bahwa hanya
sedikit yang mengakui perbedaan penting antara pria dan wanita yang
ix
memengaruhi kinerja pekerjaan mereka. Studi psikologis telah
menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk menyesuaikan diri
dengan kekuasaan dan pria lebih agresif dan memiliki kemungkinan
lebih tinggi dalam harapan keberhasilan dibandingkan perempuan, tetapi
perbedaannya kecil. Penelitian secara konsisten juga menunjukkan
bahwa wanita memiliki tingkat ketidakhadiran lebih tinggi daripada pria.
3. Ras.
Sejumlah orang terpelajar berpendapat bahwa tidaklah produktif untuk
membahas ras untuk alasan kebijakan (memecah belah), untuk alasan
biologis (persentase besar dari kita adalah campuran ras), atau karena
alasan genetik dan antropologis (banyak antropo-log dan ilmuwan
evolusi menolak konsep kategori-kategori rasial yang berbeda).
4. Masa jabatan.
Dengan pengecualian dari perbedaan gender dan ras, tidak ada isu
yang tampak lebih memicu pada kesalahpahaman dan spekulasi dari
dampak senioritas pada kinerja pekerjaan. Studi secara konsisten
menunjukkan senioritas secara negatif berhubungan dengan absensi.
Bahkan, baik dari segi frekuensi ketidakhadiran dan total hari yang
hilang di tempat kerja, masa jabatan adalah variabel tunggal yang paling
penting yang berpengaruh.
x
Berikut ini terdapat beberapa contoh yang menunjukkan bagaimana
persepsi meme-ngaruhi perilaku.
a. Manajer yakin bahwa seseorang pekerja telah diberi kesempatan untuk
menggunakan penilaiannya mengenai bagaimana mengerjakan peker-
jaan, sementara pekerja merasa sama sekali tidak ada kebebasan untuk
melakukan penilaian.
b. Tanggapan seorang bawahan atas permintaan seorang supervisor (pe-
nyelia) didasar pada apa yang dia pikir dia dengar dari penyelia, bukan
pada permintaan sebenarnya.
c. Manajer mengira produk yang sudah dijual bermutu tinggi, tetapi pe-
langgan mengeluh produknya bermutu rendah.
d. Seorang pekerja dipandang oleh seorang rekannya sebagai pekerja keras
yang telah memberikan usaha yang baik dan oleh rekan lain sebagai
pekerja pemalas yang tidak berusaha.
e. Seorang penjual merasa kenaikan gajinya sangat tidak adil, sementara
para manajer penjualan merasa itu sebuah kenaikan yang wajar.
f. Operator memandang kondisi kerjanya tidak memadai, seorang rekan
kerja yang tepat di sebelahnya merasa kondisi kerjanya nyaman.
1. Perbedaan Kognitif
Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang terkait dengan
penguasaan sains dan teknologi. Pada dasarnya keterampilan kognitif adalah
hasil belajar. Seperti yang kita ketahui, hasil belajar adalah kombinasi dari
faktor bawaan dan pengaruh lingkungan (faktor dasar dan faktor pengajaran).
Faktor dasar yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan kognitif
dapat dibedakan dalam bentuk lingkungan alami dan lingkungan yang
diciptakan.
2. Perbedaan Kecakapan Bahasa
Kemampuan masing-masing individu dalam bahasa berbeda, masing-
masing individu mengekspresikan pemikirannya dalam bentuk kata-kata dan
frase yang bermakna dengan cara yang sangat berbeda. Keterampilan
berbahasa sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan lingkungan. Faktor
penting lainnya juga faktor fisik, khususnya organ yang berbicara.
3. Perbedaan Kecakapan Motorik
Keterampilan motorik, atau keterampilan psikomotorik, adalah
kemampuan untuk mengoordinasikan kerja saraf motorik oleh saraf pusat
xi
untuk melakukan aktivitas. Kegiatan ini terjadi karena kerja saraf yang
sistematis. Organ sensorik menerima rangsangan, rangsangan ditransmisikan
oleh saraf sensorik ke pusat otak untuk diproses, dan hasilnya diangkut oleh
saraf motorik untuk memberikan reaksi dalam bentuk gerakan atau kegiatan.
4. Perbedaan Latar Belakang
Dalam kelompok siswa di semua tingkatan, perbedaan latar belakang
dan pengalaman mereka dapat memfasilitasi atau menghambat hasil mereka,
terlepas dari potensi individu untuk menguasai materi pembelajaran. Minat
dan sikap individu terhadap sekolah dan mata pelajaran tertentu, pendekatan
kolaboratif, keterampilan atau kemauan untuk fokus pada materi pembelajaran
dan cara belajar adalah semua faktor yang berbeda di antara siswa. Terkadang
faktor-faktor ini dapat berkembang karena perbedaan sikap anggota keluarga
di rumah dan lingkungan sekitarnya.
5. Perbedaan Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang dikenakan sejak lahir.
Kemampuan ini akan berkembang dengan baik pada stimulasi dan pemupukan
yang tepat. Pengembangan bakat siswa adalah individu. Meskipun kecerdasan
umum merupakan faktor di hampir semua atau bahkan semua bidang
penampilan atau kinerja, hasil tes kecerdasan yang telah dilakukan lebih
berkaitan dengan prestasi atau kemampuan akademik. Dengan demikian,
perencanaan pendidikan, pada gilirannya, lebih mementingkan kapasit as atau
bakat akademis daripada kapasitas tentang bakat khusus yang akan digunakan
sebagai dasar untuk refleksi.
6. Perbedaan Kesiapan Belajar
Siswa berusia enam tahun yang memasuki sekolah dasar (kelas I)
mungkin berbeda satu, dua atau bahkan tiga tahun dalam hal kesiapan mereka
untuk belajar di lembaga pendidikan formal. Ini didasarkan pada kapasitas
mental atau usia mental, karena anak - anak di tahun pertama sekolah dasar
termasuk dalam kelompok usia kronologis antara tiga dan delapan tahun. Ini
berarti bahwa meskipun usia kronologis telah mencapai delapan tahun, tetapi
kemampuan untuk belajar selalu sama dengan mereka yang duduk di tahun
pertama. Ini menunjukkan kurangnya produk keluarga, yang kemungkinan
besar ekspresi bahasa dan kehidupan keluarga tidak bai
Salah satu cara untuk memahami sifat-sifat manusia ialah dengan menganalisa
kembali prinsip-prinsip dasar yang merupakan salah satu bagian daripadanya.
Prinsip-prinsip dasar itu sebagaimana dikemukakan oeh Thoha:
xii
Kemampuan adalah sebuah trait (bawaan atau dipelajari) yang mengijinkan
seseorang mengerjakan sesuatu mental atau fisik. Dengan adanya keterbatasan
kemampuan ini, maka setiap orang didalam melaksanakan tugasnya akan
tidak sama pula. Keterbatasan kemampuan ini yang membuat seseorang
bertingkah laku yang berbeda. Banyak yang diinginkan manusia, tetapi
jawaban manusia untuk mewujudkan keinginannya itu terbatas, sehingga
menyebabkan semua yang diinginkan itu tidak tercapai. Dan karena
perbedaan kemampuannya ini maka dapat dipergunakan untuk memprediksi
pelaksanaan dan hasil kerja seseorang yang bekerja sama di dalam suatu
organisasi tertentu.
2. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda.
Dengan adanya kebutuhan yang ada dalam diri setiap individu, hal ini
mendorong semangatnya untuk berbuat dalam mencapainya sesuatu objek
atau hasil. Misal seperti seseorang karyawan yang didorong untuk
mendapatkan tambahan gaji supaya dapat hidup satu bulan dengan
keluarganya, tingkah perilakunya jelas akan berbeda dengan karyawan yang
didorong oleh keinginan memperoleh kedudukan agar mendapatkan harga
diri di dalam masyarakat.
3. Orang berfikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang bagaimana
bertindak
Didalam banyak hal, seseorang dihadapi dengan sejumlah kebutuhan yang
potensial harus dipenuhi lewat perilaku yang diperilakunya. Cara untuk
menjelaskan bagaimana seseorang membuat pilihan di antara sejumlah besar
rangkaian pilihan perilaku yang terbuka baginya, adalah dengan
mempergunakan penjelasan teori expectancy (pengharapan). Teori ini
didasarkan atas proposisi yang sederhana yakni bahwa seseorang memilih
berperilaku sedemikian karena ia yakin dapat mengerjakan untuk
mendapatkan sesuatu hasil tertentu.
4. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan
pengalaman masa lalu .
Memahami lingkungan adalah suatu proses yang aktif dimana seseorang
mencoba membuat lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses yang
aktif melibatkan seseorang 38 individu mengakui secara selektif aspek-aspek
yang berbeda dari lingkungan, menilai apa yang dilihatnya dalam
xiii
hubungannya dengan pengalaman masa lalu, dan mengevaluasi apa yang
dialami dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhannya dan nilainilainya.
Oleh karena kebutuhan-kebutuhan dan pengalaman seseorang itu seringkali
berbeda sifatnya, maka persepsi terhadap lingkungan juga akan berbeda.
5. Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang ( affective)
Orang-orang jarang bertindak netral mengenai suatu hal yang mereka ketahui
dan alami. Perasaan senang dan tidak senang ini akan menjadikan seseorang
berbuat yang berbeda dengan orang lain dalam rangka menanggapi sesuatu
hal.
Manusia adalah salah satu dimensi dalam organisasi yang amat penting dan
sebagai satu faktor dan pendukung organisasi. Perilaku organisasi hakikatnya
adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya. Oleh
karena itu untuk memahami perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih
dahulu individu-individu sebagai pendukung organisasi tersebut.
Menurut David A.Nadler perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari
integrasi antara person atau individu dengan lingkungannya. Berbagai karakter
yang diperlihatkan oleh individu sesuai dengan jabatanya tentunya akan berbeda-
beda. Dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang
memang berbeda.
Karakter yang dibawah individu ke dalam tatanan organisasi kemampuan,
kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Ini
semuanya adalah karakteristik yang dipunyai individu, dan karakteristik ini akan
dibawa olehnya manakala ia akan memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni
organisasi atau lainnya. Organisasi yang juga merupakan suatu lingkungan bagi
individu mempunyai karakteristik pula. Adapun karakteristik yang dipunyai
organisasi antaranya keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki,
pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem
penggajian (reward system), sistem pengendalian dan lain sebagainya.
P = F(I,L)
Keterangan : P : Perilaku
F : Fungsi
xiv
I : Individu
L : Lingkungan.
Ungkapan tersebut dapat dibaca sebagai berikut : “Perilaku adalah
suatu fungsi dari integrasi antara seorang individu dengan lingkungannya”
Dengan kata lain bahwa ketika seseorang individu berinteraksi dengan
lingkungannya, maka disitulah awal terbentuknya perilaku secara langsung.
Demikian pula individu dengan organisasi tidak jauh berbeda dengan
pengertian ungkapan tersebut. Keduanya baik individu maupun organisasi
dengan karakternya masing-masing terintegrasi maka akan menimbulkan
perilaku individu dalam organisasi.
Karakteristik
Individu
Kemampuan
Kebutuhan
Kepercayaan
Pengalaman
Perilaku
Pengharapan
Dan lainnya Individu dalam
Karakteristik Organisasi
Organisasi
Hirarki
Tugas-tugas
Wewenang
Tanggung jawab
Sisten reward
Sistem Kontrol
Dan lainnya
xv
1) perilaku itu disebabkan (caused),
2) perilaku itu digerakkan (motivated),
3) perilaku itu ditunjukan pada sasaran.
Ketiga unsur ini saling terkait dalam modal dasar perilaku individu dan
berlaku kepada siapa dan kapan saja. Setiap individu berperilaku ketika ada ransangan
dan memiliki sasaran tertentu. Perialku ke arah sasaran, timbul karena ada ransangan
dan semua perilaku ada penyebabnya.Yang pokok dalam proses ini adalah jarak (gap)
antara kondisi sekarang dengan kondisi yang diinginkan dan perilaku yang timbil
untuk menutup jarak (gap) itu. Ransangan disaring melalui system keinginan atau
kebutuhan yang mungkin bermacam-macam bentuknya.
Kebutuhan
Ransangan Keinginan sasaran
Ketegangan
(sebab)
Ketidaksenangan
xvi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
xvii
B. DAFTAR PUSTAKA
Dr. Arifin Tahir, M. (2014). buku ajar perilaku organisasi. yogyakarta: deepublish.
xviii