Anda di halaman 1dari 41

Perilaku Organisasi 4.

Kelompok 4 :

Muhammad Naufal Anantya – 19.D1.0229

Wahyu Ajie Permana – 19.D1.0245

Novandhika Edo Krisnawan – 19.D1.0246

Gerardus Gading Bagaswara – 19.D1.0247

TUGAS ARTIKEL KOMUNIKASI

Artikel 1 “Komunikasi Dalam Organisasi”

Tanggapan :

Berdasarkan jurnal yang sudah kelompok kami dapatkan jurnal ini membahas tentang
komunikasi dalam Organisasi, kami berpendapat bahwa komunikasi dalam organisasi
sangatlah penting. Dalam studi dan pembahasan yang membahas tentang perilaku organisasi
semuanya memiliki tujuan yang ditujukan untuk melihat bagaimana perilaku manusia dalam
usaha mencapai suatu tujuan organisasi, maka dari itu diperlukannya sebuah komunikasi dalam
organisasi.

Komunikasi sendiri merupakan suatu bagian yang terpenting dalam sebuah organisasi,
karena jika tidak ada komunikasi yang baik suatu organisasi tidak dapat berjalan dengan lancar.
Komunikasi sendiri dijadikan sebagai sebuah saran untuk mengemukakan ide atau gagasan
antara individu agar dapat terlaksana dalam organisasi.

Proses komunikasi dapat berlangsung secara efektif apabila komunikasi itu sendiri
dilakukan secara dua arah, apabila hanya terjadi satu arah maka tidak dapat dikatakan bahwa
komunikasi berjalan secara efektif. Komunikasi secara efektif ini dapat membuat suatu pesan
yang hendak disampaikan dapat terlaksana dengan baik.

Komunikasi sendiri bukanlah suatu hal yang dapat di tawar-tawar lagi, karena semua
hal yang kita lakukan pastilah membutuhkan komunikasi terhadap satu sama lain. Komunikasi
merupakan sebuah bahasa atau alat yang bisa digunakan agar kedua belah pihak dapat
mencapai tujuan bersama yang ingin dicapai.
Artikel 2 “Peranan Komunikasi Organisasi Dalam Meningkatkan Motivasi
Kerja Anggota Pers Mahasiswa “Acta Diurna” Ilmu Komunikasi Fispol Unsrat
Manado”

Tanggapan :

Kelompok kami menggunakan jurnal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan
Ilmu Komunikasi UNSTRAT Manado yang berjudul “Peranan Komunikasi Organisasi
Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Anggota Pers Mahasiswa” sebagai acuan dalam
mengerjakan tugas ini. Peran komunikasi sendiri merupakan hal yang sangat penting karena
akan menimbulkan koordinasi yang sangat baik sesama anggota sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai. Dalam hal ini, komunikasi juga berperan sebagai peningkatan motivasi kerja
para anggota organisasi.

Namun, dalam hal ini peranan komunikasi anggota pers mahasiswa dalam hal
meningkatkan motivasi kerja belum optimal dikarenakan pengurus organisasi belum
melakukan pendekatan secara vertikal maupun hrotizontal dengan para anggotanya.

Hal ini juga dipengaruhi oleh bentuk komunikasi yang digunakan oleh pengurus
dalam upaya meningkatkan motivasi kerja para anggota pers mahasiswa masih lebih dominan
dengan pendekatan secara kelompok akan tetapi pendekatan komunikasi secara interpersonal
masih belum dilakukan. Oleh karena itu maka diperlukan komunikasi antar pengurus maupun
anggota agar motivasi kerja para anggota meningkat serta tujuan organisasi dapat segera
tercapai.

Dari artikel ini kami memberikan saran yaitu setiap pengurus organisasi pers harus
berkerja secara profesional harus membedakan hubungan atau relasi pertemanan dan tugas di
organisasi, lalu organisasi juga harus meningkatkan pendekatan secara interpersonal agar
motivasi anggota meningkat dan setiap pengurus dan anggota organisasi pers acta diurna
harus bijak dalam mengatur waktu dalam membagi tugas organisasi dan tugas sebagai
mahasiswa.
Makalah

KOMUNIKAST DALAM ORGANISASI

Oleh
Nellitawati, S.Pd., M.Pd.

Disanipaikan pada Seminar dan Lokakaiya


Dinas Pendidikan Kub. Solok Selaran - Sumatera Barat
Tanggal 15 Oktober 2005

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTA.S ILMU PENIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2005
Komunikasi Dalam Organisasi

A. Pendahuluan

Kalac~ kita perhatikan dilapangan persoalan-persoalan organisasi


makin hari cendrung makin ruwet dan terutama persoalan Suber Daya
Manusianya yang senantiasa berlanjut menjadi tantangan pokok yang harus
dihadapi oleh setiap perangkat manajemen. Semua individu-individu atau
orang-orang yang berada dalam suatu organisasi dengan segala motif dan
keinginan-keinginan yang hendak dicapainya harus dipahami secara
mendalam oleh para pimpinan organisasi . Dalam ha1 ini sorang pimpinan
mempunyai tugas harus dekat dan akrab dengan sifat dan prilaku orang-orang
yang dipimpinnya. Sehingga pimpinan tersebut dapat menggerakan potensi
dan kemampuan anngota organisasi yang senantiasa didasarkan pada aspek-
aspek kemanusianya dan juga dalam memotivasinya senantiasa melihat
kebi~tuhan dan kejiwaanya disamping kebutuhan lahiriahnya dengan
demikian dapat mewujudkan perilaku yang dikehendakki oleh organisasi.

Perilaku organisasi sebagai terjemahan dari organizational Behavior


diartikan sebagai studi yang terkait dengan aspek-aspek tingkah laku manusia
dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Kita mengenal lebih
jauh tentang perilaku organisasi berarti kita mencoba untuk membuktikan
adanya perubahan-perubahan fundamental dalam lingkup ilmu organisasi
dan manajemen. Organisasi pada dasarnya harus memperhatikan perilaku
manusia makin dirasakan urgensinya bagi setiap management di tingkat
manapun dengan tujuan praktis untuk mendeterminasi bagaimanakah perilaku
manusia itu mempengaruhi usaha-usaha pencapaian tujuan organisasi. Sebab
studi tentang perilaku organisasi merupakan dimensi baru dalam arena studi
ilmu organisasi dan management. Pada zaman sekarang ini sekarang ha1
tersebut sudah berkembang dengan pesatnya bersamaan dengan
berkembangnya Pendekatan keprilakuan ( Behavioral Approach) .
Dalam suatu organisasi yang merupakan struktur sosial yang ada
dimasyarakat modern ini, rnenyingkapkan lebih j a ~ ~bahwa
h setiap anggota
organisasi senantiasa mencoba untuk menunjukan keseimbangan yang tepat
dan sekiranya dapat diusahakan intensitas tabiat, tingkah laku dan
kepribadiannya merupakan perilaku organisasi. Untuk mencapai tujuan
organisasi yang maksimal perlu membangun hubungan yang harmois antara
sernua anggota organisasi sehingga angota organisasi merasa senang dan
nyaman berada dalam organisasi tersebut, ha1 tersebut akan dapat tercapai
apabila adanya komunikasi yang baik dan efektif antara sernua anggota
organisasi demi membantu kelancaran pelaksanaan tugas dalam suatu
organisasi, sebab komunikasi yang efektif adalah merupakan bagian yang
penting bagi semua organisasi. Tanpa adanya kornunikasi yang baik dalam
suatu organisasi mustahil organisasi tersebut dapat melaksanakan semua
kegiatan dengan lancar dan sempurna. Untuk itu semua jajran pimpinan dan
semua angota organisasi perlu rnemperhatikan betapa pentingnya komunikasi
dalam suatu organisasi. Dengan demikian tillisan ini akan membahas tentang
Pengertian Perilaku Organisasi, Konsep Dasar Komunikasi, Pengertian ,

Konseptual Komunikasi dalam Organisasi. Proses Komunikasi Dalam


Organisasi, Jaringan Komunikasi dalarn Organisasi, Komunikasi sebagai
Kebutuhan Organisasi.

B. Pembahasan

1. Konsep -konsep dasar Organisasi dan Perilaku Organisasi

Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan organisasi ada


beberapa pendapat yang dikemukan menurut Schein dalam Muhammad
(2000: 23 ) bahwa organisasi adalah suatu kordinasi rasional kegiatan
sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum rnelalui pembagian
pekerjaan dan fungsi rnelalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.
Schaein juga mengemukaka bahwa organisasi mempunyai karateristik
tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan sat11 bagian
degan bagian lain, dan tergantung kepada ko
munikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi
terbut. Sifat saling tergantung satu bagian dengan bagian yang lain
menandakan bahwa organisasi adalah merilpakan suatu sistern. Mengapa
organisasi dikatakan merupakan s~latilsistem karena organisasi itu terdiri
dari bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lainnya, bila satu
bagian saja terganggu maka yang lainnya akan ikut terganggu pula. Dalam
ha1 ini setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing
bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu
bagian yang lainnya sebab tanpa koordinasi sillit organisasi bisa berfungsi
dengan baik.
Untuk dapat membantu kita memahami organisasi tersebut ada
beberapa eleman dasar dari organisasi dan saling keterkaitan satu elemen
dengan elemen lainya yaitu :
1. Struktur Sosial, yang dimaksud dengan struktur sosial adalah pola atau
aspek aturan hubungan yang ada antara partisipan di dalam suatu
organisasi. Struktur sosial ini dapat dipisahkan menjadi dua komponen
yaitu struktur normatif dan sturktur tingkah laku. Struktur Normatif
mencakup nilai, norma dan peranan yang diharapkan.Sedangkan
stri~kturTingkah Laku berfokus kepada tingkah laku yang dilakukan
dan bukan pada resep bertingkah laku.

2. Partisipan Organisasi adalah individu-individu yang memberikan


kontribusi kepada organisasi. Tingkat keterampilan dan keahlian yang
dibawah partisipan ke dalam organisasi
3. Tujuan, konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan
sangat kontroversial dalarn me~npelajari organisasi Ahli analisis
mengatakan bahwa tujuan sangat diperlukan dalam memahami
organisasi. Bagi kebanyakan analisis, tujuan merupakan suatu titik
senteral petunjuk dalarn menganalisis organisasi. Tijuan dibatasi
sebagai suatu konsepsi akhir yang diinginni. atau kondisi yang
partisipan usahakan mempengaruhiny, melalui penampilan aktivitas
tugastugas mereka.
4. Teknologi, adalah penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin
dan juga pengetahuan teknik dan keterampilan partisipan.

5. Lingkungan, setiap organisasi berada pada keadan fisik tertentu,


teknologi, kebudayaan dan lingkungan sosial, terhadap mana
organisasi tersebut hams menyesuaikan diri. Tidak ada organisasi yang
sanggup mencukupi kepentingan dirinya sendiri, semuanya tergantung
kepada lingkungan sistem yang lebih besar untuk dapat terus hidup.
Menurut Siagian (1992) memberikan batasan bahwa Perilaku
Organisasi adalah keseluruhan tabiat dan sifat seseorang yang tercermin
dalam ucapan dan tindak tanduknya sebagai anggota suatu organisasi.
Perilaku yang tercermi n dalarn tabiat dan sifat tersebut meri~pakan
pencerminan dari kepribadian orang yang bersangkutan. Kepribadian
seseorang itu biasanya ditempa oleh beberapa faktor :
a. Faktor Genetik, yaitu sifat-sifat yang dibawanya sejak lahir dan yang
diwarisi dari orang tuanya.
b. Faktor Pendidikan,yaitu sifat-sifat yang tumbuh dan berkembang
sebagai hasil dari hal-ha1 yang diperoleh di sekolah.
c. Faktor lingkungan keluarga di mana seseorang dibesarkan dengan
segala kondisi dan permasalahannya.
d. Faktor lingkungan sosial
e. Faktor pengalaman di luar lingkungan tersebut di atas.
Sesungguhnya kepribadian it11 meni mbulkan harapan. cita-cita,
tujuan pribadi, dan kemarnpuan yang dibawa ke dalam organisasi. Hanya
saja kepribadian dan kemampuan - kemampuan yang diperankannya dalam
benmtuk tingkah laku harus di pengaruhi sedemikian rupa agar menjadi
perilaku organisasi, dengan intensitasnya menunjang i~saha-usaha
pencapaian tujuan organisasi.
Selanjutnya Duncan mengemukakan batasan bahwa prilaku
organisasi adalah studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku
manusia dalam suatu organisasi meliputi aspek yang ditimbulkan dari
pengaruh organisasi terhadap manusia deinikian pula aspek yang
ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi. Dari beberapa
batasan tentang perilakau organisasi senantiasa pern>ataannya bertolak
dari titik awal perilaku manusia dan atau lebih banyak menekankan pada
aspek-aspek psikologi dari tingkah laku individu,
Menurut Duncan. kiranya perlu dipertimbangksn beberapa hal,
sebagaimana ha1 it11disarikan oleh Thoha (1 996) sebagai berikut :
1. Studi perilaku organisasi termasuk didalamnya bagian-bagian yang
relevan dari semua ilm~i tingkah laku yang berusaha menjelaskan
tindakan-tindakan manusia di dalam organisasi. Oleh karenanya
sernenjak uang merupakan bagian dari alasan oranag untuk mencari
pekerjaan, maka aspek ekonomi tertentu adalah relevan bagi studi
perilaku organisasi ini. dan juga sejak tingkah laku orang dipengaruhi ,

oleh performenya, maka psikologi adalah relevan pula. Demikian


sosiologi, ia bisa menjelaskan pengertian pengaruh kelompok terhadap
tingkah laku individu.
2. Perilaku organisasi mengenal bahwa individu dipengaruhi oleh
bagaimana pekerjaan d i a t ~ ~dan
r siapa yang bertanggung jawab atas
pelaksanaannya. Oleh karenanya diperhitungkan pula pengaruh
struktur organisasi terhadap perilaku individu.
3. Walaupun dikenal adnya keunikan pada individu, namun perilaku
organisasi masih memusatkan pada kebutuhan manager untuk
menjamin bahwa keseluruhan tugas pekerjaan bisa dijalankan.
Sehingga kesimpillannya ilmu ini mengusulkan beberapa cara agar
usaha-usaha individu-individu itu bisa dikoordinir dalam rangka
mencapai organisasi.
Dengan berlandaskan jangkauan beberapa asumsi seperti tersebut
di atas, kiranya disadari atau tidak bahwa interaksi antara manusia dengan
organisasinya dan demikian pula sebaliknya yang bersifat saling
mempengaruhi satu sama lainnya dapat membentuk perilaku organisasi
yang sebenarnya.Perilaku individu yang dilatarbelakangi oleh berbagai
aspek dan permasalahannya harus secara terils menerus dibina dan
dikembangkan serta dipengaruhi oleh setiap manager sehingga menjadi
perilaku organisasi yang diharapkan.
Urgensinya bagi setiap manager, memahami latar belakang dan
permasalahan penampilan perilaku individu dalam organisasi yang
dipimpinnya adalah merupakan modal dasar untuk mencapai selfactuation
dan atau memotivasikannya dalam pencapaian produktivitas organisasi
yang lebih tinggi. Pembinaan dan pengembangannya adalah telah menjadi
spesifikasi yang sistelnatis pada jajaran pendekatan keperilakuan
(behmiot~ralaproach) dan nmenjadi bagian integral dari prospek
organisatoris maupiln pembangilnan dewasa ini dalam pemanfaatan
sumber daya manusia.

2. Konsep Dasar Komunikasi

Komunikasi merupakan Aktivitas dasar dalam kehidupan manusia


sebab dengan berkom~lnikasi manusia dapat berhubi~ngan antara satu
dengan yang lainya baik dalaln kehidupan sehari-hari maupun dalam suatu
organisasi dan juga dalam masyarakat. Begitu pentingnya peranan
komuikasi dalam kehidupan manusia sebagaimana yang dikemukakan di
atas dan demikian pula halnya dalam suatu organisasi bahwa komunikasi
itu sama halnya dengan ibarat urat nadi pada tubuh manusia. Dengan
adanya komunikasi yang baik dalam suatu organisasi akan dapat
membantu kelancran pelaksanaan tugas dalaln organisasi tersebut.
demikian pula sebaliknya, demikian pula sebaliknya apa bila komunikasi
dalam suatil organisasi tidak terjalin dengan baik maka kemungkinan
organisasi tersebut akan macet dan pelaksanaan tugasnya tidak akan
lancar. Makanya komunikasi yang efektif adalah rner~~pakan
bagian yang
sangat penting bagi semua organisasi, oleh karena it^^ para pimpinan
organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu menyempurnakan
k e m a m p ~ ~ a nberkomunikasi mereka. Berikut ini beberapa pandangan
mengenai definisi komunikasi.
Rubben (dalam Muhammad, 2001:3) memberikan definisi
mengenai kornunikasi manusia yang lebih konprehensif sebagai berikut:
Komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam
hubungannya, dalam kelo~npok,dalam organisasi dan dalam masyarakat
menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk
mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain.
Dari pandangan di atas dapat dilihat bahwa dalam proses
komunikasi mempunyai hubungan yang sangat erat antara satu dengan
yang lainnya dan m e m p ~ ~ n ybeberapa
ai tahap untuk tetap saling melakukan
hubungan.dalam kenyataan yang ada komunikasi akan rnuncul dalam
setiap proses organisasi. Bahkan dapat diilustrasikan bahwa oraganisasi
yang tanpa komunikasi diibaratkan manusia yang kekurangan aliran
darahnya, apabila kekurangan darahnya manusia akan menjadi lemah,
demikian pula sebaliknya. demikian pula sebaliknya. Maka ~ ~ n t uitu
k
komunikasi yang baik harus selalu dijaga agar tetap stabil sehingga tidak
menimbulkan apa yang disebut miss communication.
Barry Cushway menggambarkan fungsi komunikasi dalam
organisasi sebagai pembentuk organisasi climate yakni iklim organisasi
yang menggambarkan suasana kerja yang nyaman dalam organisasi atau
sejumlah keseluruhan perasaan dan sikap orang-orang yang bekerja dalam
organisasi Ruben (dalam muhammad 2000), mengemukakan bahwa
komunikasi menusia yang lebih komprehensif sebagai berikut:
Komunikasi manusia adalah suatu proses melalui para individu dalam
hubungannya, kelompok, organisasi dan dalam masyarakat menciptakan ,
mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi
lingkungannya dan orang lain. Pada definisi ini pun komunikasi dikatakan
sebagai suatu proses aktivitas yang mempunyai beberapa tahapan yang
satu dengan yang lainnya sal ing berhubungan.
Beberapa ahli mengemukakan beberapa pengertian tentang
komunikasi dan pada prinsipnya komunikasi digambarkan sebagai suatu
hubungan dua arah antara pemberi pesan dengan penerima pesan. Secara
garis besar dapat digambarkan model komunikasi yang banyak
dikemukakan oleh para alili sebagai berikut:
1. Model Lasswell

- -..-"-"- 7- ..----
Siapa
Pembicaranya -b
Saluran
(Medium) '(Audien)
Siapa

Gambar 1
Model komunikasi lasswell (Ruben, 1988)

Dengan model komunikasi yang dikemi~kakanoleh lasswell pada


gambar 1 berukit dapat dilihat perbedaan sebagai mana yang
dikemukakan oleh Shannon pada gambar 2.

2. Model Shannon

rfl--pwp~T]
Informasi Transmitter Penerima

Penginterpretasikan
pesan

Signal

1 Sumber
Cangguan 1
Gambar 2 ..
Model Komunikasi Shannon dan Wever ( Forsdale, 198 1)
Dari dua model yang digambarkan diatas ternyata yang banyak
digunakan adalah model komunikasi dari Shannon. oleh karena dalam
model kedua tersebut memberikan gambaran kepada setiap orang bahwa
dalam komunikasi pasti akan selalu ada sumber gangguan.

3. Pengertian Konseptual Komunikasi dalam Organisasi

Secara sederhana tersebut. Jika ada dua orang atau lebih dalam
oraganisasi dengan dengan sendirinya akan berlangsung komunikasi.
Organisasi merupakan "wadah kegiatan" orang-orang yang melakukan
berbagai tugas untuk mencapai tujuan bersama (colnmon goals). Mereka
bekerja dala struktur hubungan yang dibatasi oleh peran tugasnya. Dinmika
perilaku yang ditampilkannya diisi oleh posisi "tawar-menawar" antara
"needed a complishment" dan --task a complishment" >ang mewarnai
produktivitas kelompok maupiln perorangan (satoro, 2002-2003:l). Sedangkan
daryanto (1996:3), mengi~ngkapkan bahwa: "organisasi adalah sistem kerja
sama antara dua orang atau lebih yang secara sadar dimaksudkan unntuk
~nencapaitujuan".
Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa setiap kelompok orang ,

yang bekerjasama akan terjadi suatu komunikasi atau hubungan sesuai


dengan tugas yang diembannya, sehingga menampilkan perilaku yang
mendorong timbulnya kesadaran dalam berkomunikasi ilntuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditentukan.
Myers & Myers (1987:21) menekankan bahwa komunikasi itu
penting dan merupakan sentral dari kehidupan organisasi, tapi
menganggapnya hanya sebagai salah satu dari sejumlah proses yang
berlangsung dalam organisasi. Berbagai pendangan kaum ilmuwan dalam
bidang komunikasi sebagai kekuatan dominan dalam kehidupan
organisasi. Karena itu komunikasi merupakn inti dari organisasi, tanpa
komunikasi tidak akan terdapat aktivitas organisasi.
Berdasarkan uraian di atas, untuk memberikan batasan terhadap apa
yang dimaksud dengan komunikasi, berikut dipaparkan beberapa definisi
untuk melihat keanekaragaman pernyataan-pernyataan yang dilihat dari
sudut pandang yang berbeda. Hal ini bergma ~ ~ n t umenarik
k pengertian
yang umum dari komunikasi.
I) Sutisna (1989:226), "ko~nunikasi ialah proses menyalurkan
informasi, ide, penjelasan, perasaan, pernyatan dari orang-orang
atau dari kelompok-kelompok".
2) Handoko (1997:272). "komunikasi ialah pemindahan pengertian
dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.
Pemindahan pengertian tersebut tidak sekedar kata-kata yang
digunakan dalam percakapan tetapi juga ekspresi wajah, intonasi
dsb".
3) Helligel dan Slocum (dalam Djatmiko, 2002:56),"komunikasi
adalah proses di mana f~~ngsi-fungsimanajemen, merencanakan,
mengorgani-sasikan, memimpin, mengendalikan dan
dilaksanakan".
4) Lewis dalarn Hoy & bliskel (1987), iicommunication meand
sharring messages, ideas. or attitudes that produce a degree of
understanding between a sender and receiver. (komunikasi ,

diartikan pemberian pesan. ide atau sikap yang dihasilkan adanya


suatu persetujuan atau saling pengertian antara si pengirim dan si
penerima).
Dari beberapa pengertian komunikasi yang dipaparkan diatas, maka
dapat diambil suatu kesimpulan bahwa komunikasi merupakan pertukaran
pesan antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk merubah perilaku
individu. Si pengirim dapat berupa seorang individu, kelompok,
organisasi. Begitu juga halnya dengan si penerinia pesan dapat berupa
seorang anggota organisasi, seorang kapala bagian, pemimpin, kelompok
orang dalam organsasi atau secara keseluruhn.
4. Proses Komunikasi dalarn Organisasi

lstilah proses dalam komunikasi pada dasarnya ~nenjelaskantentang


begaimana komuikasi itu berlangsung melalui berbagai tahapan yang
dilakukan secara terus menerus. berubah-ubah, dan tidak ada henti-
hentinya dalam rangka penyampaian pesan. Proses komunikasi merupakan
proses yang timbal balik karena antara Si pengirim dan Si penerimapesan
saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan demikian akan terjadinya
perubahan tingkah laku di dalam diri individu, baik pada aspek kognitif,
afektif, atau psikomotor.
Melalui proses komunikasi akan dapat ditentukan kepi~tusan apa
yang akan dilakukan oleh setiap individu atau kelompok tentang
bagaimana menentukan langkah atau hasil yang akan diperoleh ke depan,
karena dengan komuikasi akan dapat dijadikan pedoman dalam
menentukan apakah kerjasama dapat dilanjutkan atau tidak dapat
dilanjutkan.
Komunikasi sangat berpengaruh dalam menjaga kebutuhan manusia,
karena komunikasi dibangun sebagai sebuah mekanisme penyesuaian diri
,
untuk manusia. Mekanisme penyesuaian diri adalah alat bagi manusia
yang digunakan untuk menolong mereka mengenali dan merespon yang
mengancam eksistensinya. Komunikasi menoleng orang tetap selamat
karena mereka diberikan informasi tentang ancaman yang akan datang dan
menolong mereka rnenghindari atau mengatasi ancaman-ancaman ini
(Kreps, 1986:170). Apa yang dikemukakan di atas menjelaskan bahwa
komunikasi memang sangat berperan dalam memenuhi kebuti~hanmanusia
sebagai makhluk sosial yang satu sama lainnya akan berinteraksi agar
mereka tetap eksis baik sebagai individu maupun sebagai anggota
kelompok dalam suatu masyarakat yang lebih luas.
Komunikasi sangat berpengaruh dalam menjaga kebutuhan
manusia, karena komunikasi dibangun sebagai sebuah mekanisme
penyesuaian diri untuk manusia. Mekanisme penyesuaian diri adalah alat
bagi manusia yang digunakan untuk menolong mereka mengenali dan
merespon yang mengancam eksistensinya. Komunikasi menoleng orang
tetap selamat karena mereka diberikan informasi tentang ancaman yang
akan datang dan menolong mereka menghindari atau mengatasi ancaman-
ancaman ini (Kreps, 1986: 170). Apa yang dikemukakan di atas
menjelaskan bahwa komunikasi melnang sangat berperan dalam
memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang satu sama
lainnya akan berinteraksi agar mereka tetap eksis baik sebagai individu
maupun sebagai anggota kelompok dalam suatu masyarakat yang lebih
luas. Sementara itu seorang ahli komunikasi, Ross (1997: 1 10) mengatakan
bahwakomunikasi sebagai "Proses di dalamnya mencakup pengertian,
pernilihan dan pengiriman simbol-simbol dalam suatu cara untuk
membantu seorang pendengar untuk merasa dan melukiskan kembali
pikirannya yang berisikan pemahaman dari pemikiran si pengirim pesan".
Penjelasan ini menunjukan bahwa komunikasi merupakan simbol aktivitas
yang menggunakan orang dalam menolong mereka menginterpretasikan
silatu pesan. Melalui pross tersebut diupayakan agar adanya data
menjadikan informasi yang disampaikan akan menghasilkan penafsiran
dan akan membantu untuk menolong predikat ke depan terhadap suatu ,

rencana, dengan demikian komunikasi tersebut dapat merespon pesan


dengan pemahaman yang kreatif.
Dalam proses komunikasi akan ditemukan berbagai element-
element,elernent inilah yang membuat komunikasi berjalan secara efektif
dan efisien. Jika element-element ini tidak digunakan maka komunikasi
tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Menurut Djatmiko (2002:57),
element-element yang dibutuhkan dalam suatu proses komunikasi dapat
digambarkan sebagai berikut:
Message Message

Encoding Channel Decoding


c3

Encoding Channel Decoding

Message Message

FEED BACK

Garnbar 3
Element-element dalam Proses Komunikasi
Sumber: (Djatmiko,2002:57)

Keterangan:
Pengirim (Sender) yang memulai komunikai. Dalam suatu organisasi,
pengirim adalah mengkomunikasikannya kepada satu atau lebih orang
lain.
Pengkodean (Encoding) adalah pengirim pengkoeaan informasi yang
akan disampaikan dengan cara menerjemahklan ke dalam serangkaian
simbol atau isyarat.
C] Pesan (Message) adalah bentuk fisik yang digunakan oleh pengirim
untuk mengkodekan informasi. Pesan dapat berupa segala bentuk
yang dapat dirasakan atau diterima oleh satu atau lebih indera
penerima.
Saluran (Channel) atail kanal ialah media yang d i g ~ ~ n a k auntilk
n
menyampaikan pesan. Misalnya uadar untuk pesan yang disampaiakn
denga kata-kata. atau kertas untuk pesan yang disampaikan dalam
bentuk tulisan.
Penafsiran kode(Decoding) adalah proses di mana penerima
menafsirkan pesan dan lnenerjemahkannya menjadi informasi yang
berarti baginya.
Penerima (Receiver) adalah orang yang menafsirkan pesan dari
pengirim.
Gangguan (Noise) adalah semua faktor yang mengganggu,
membingungkan atau mengacaukan proses komunikasi.
Umpan balik (Feed-back) adalah kebalikan dari peroses komunikasi
yang menyatakan reaksi terhadap komunikasi dari pengirim.
Dari elemen-elemen tersebut di atas, maka gagasan atau ide-ide yang
disampaikan diharapkan akan rnenemui sasarannya dengan baik.
Walaupun dalarn kenyataanya banyak orang berbeda dalam
rnendefinisikannya, seperti yang di kemukakan Preston (1997:ll) bahwa
"Komunikasi adalah gagasan sederhana setiap orang melaksanakannya.
Untuk orang-orang tertentu, komunikasi adalah telepon, telegram atau
hanya sebagai penerirna gosip. Bagi yang lainnya komunikasi
berhubungan dengan media. Seperti film dan juga telepon yang merupakan
bagian-bagian terpenting dalam berkomunikasi. Komunikasi adalah suatil
kemampuan bagaimana berbicara dan mengungkapkan gagasan-gagasan
kita kepada kepada bawahan, pirnpinan atau sesama teman".
Penjelasan di atas sebenarnya mungkin saja terjadi karena
kornunikasi itu sendiri adalah proses menyampaikan pesan dari seseorang
kepada orang lain dengan menggunakn media tertentu yang
memungkinkan si pengirim pesan dapat menyampaikan gagasannya dan
orang yang menerima pesan dapat rnenerima pesan tersebut. Dalam
kornunikasi pesan yang disampaiakn bisa secara verbal, nonverbal ataupun
menggunakan simbol-simbol atau kata-kata baik yang dinyatakan secara
oral atau lisan maupun secara tertulis (Muhammad. 1995:95). Komunikasi
non verbal adalah penciptaan
Berdasarkan kutipan-kutipan di atas Berdasarkan kutipan-kutipan di
atas, jelaslah bahasa komunikasi, akan dapat berlangsung secara efektif,
apabila komunikator dalam menyampaikan suatu pesan kepada komunikan
dengan menggunakan alat atau media yang sesuai dengan pesan yang
disampaikan, sehingga komunikan dapat mengerti dengan baik tentang apa
yang disampaikan dan diharapkan akan terjadi respon atau umpan balik
bahkan perubahan perilaku dari komunikan. Hal ini sesuai dengan apa
yang dikemukakan oleh Efendi bahwa unti~k mempelancar jalannya
komunikasi perlu adanya suati~proses yang dapat dilihat pada gambar
berikut:
Sender Encoding Message Media Decodin
*
-*
g

Garnbar 4
Paradigma Proses Kornunikasi
Sumber (Effendi. 1994: 18)
dRespons

Keterangan:
o Sender: Komunikator yahg menyampaikan pesan kepada
seseorang atau sejumlah orang.
o Encoding: Penyandaian. yaitu proses pengalihan pikiran ke
dalam bentuk lambang.
o Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang
bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
o Media: Saluran komunikasi'tempat berlalunya pesan dari
komunikasi kepada komunikan.
o Deconding: Pengsandian, yaitu proses di mana komunikan
menetapkan makna pada lambang yang disamapaikan.
o Respose: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan
setelah diterima pesan.
o Feddbnck: Umpan balik, yaitu tanggapan komunikan apabila
tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
o Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses
komunikasi yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh
komunikator kepadanya.

Dari gambar 4 di atas, dapat dilihat bahwa perlunya memperhatikan


faktor-faktor proses komunikasi yang berlangsung secara berputar dari
pengiriml komunikator (sender) yang harus memahami siapa yang akan
diajak berkomunikasi (receiver) dan respon apa yang diharapkan.
Pengirim juga harus mampu menyandikan pesan (encoding), dan dapat
memperhitungkan bagaiana kecenderungan penerima dalam menafsirkan
pesan yang disampaikan (decoding), agar komunikasi berjalan efektif
dalam proses encodinng dari pengirim harus berkaitan denngan proses
decoding penerima sehingga terjadi kesamaan dalam mempresepsi pesan
dan komunikasi berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Dari berbagai uraian yang dikemukakan di atas, maka proses
komunikasi dalam oraganisasi adalah bagaimana cara yang ditempuh oleh
komunikator agar dapat menimbulkan den.gan (kognitif, afektif, dan
psikomotor) bagi komunikan. sehingga terjadi suatu perubahan persepsi
dari perilaku yang menimbulkan saling ketergantungan antar anggota
dalam suatu organisasi dalam membina suatu kerja sama yang baik.

5. Jaringan Komunikasi Dalarn Organisasi

Kolnunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu


organisasi, ia merupakan proses pen~rampaian dan penafsiran ide-ide, pesan
dan perintah yang terjadi didalam totalitas unit suatu organisasi, dengan
menggunakan komunikasi yang relefan untuk mencapai pertumbuhan,
perkembangan dan konsistensi kehidupan organisasi. Komunikasi menjadi
instrumen dalam menyebarkan berbagai informasi untuk dikerjakan semua
orang yang terlibat dalam organisasi, sehingga ia mampu menciptakan sinerji.
Mencipatakan sineji merupakan bagian penting dlama organisasi. sebab sineji
it^^ "the coperative action of two or more persons working together to
accomplish more than they could working separately" (mondy & premeaux,
1995:420). Terciptanya sinerja merupakan kontribusi yang diberikan oleh
komunikasi, dan denhan terjiptanya sinerji tersebut akan terciptanya kinerja
yang baik. Oleh karna itu menciptakan sinerji melalui komunikasi yang benar
dan tepat akan mengefektifkan pencapaian tujuan organisasi.
Seorang pemimpin dapat diukur atau kulalifikasi kepemimpinannya
dari proses komunikasi yang dilakukannya. "komunikasi organisasi
menyampaikan dan menafsirkan pesan-pesan di antara unit-unit komunikasi
yang merupakan ' bagian dari . fakta atau keterangan-keterangan
organisasi"(pace & faules, 1989: 17).
Dengan demikian yang di tuntut adalah bagaimana seseorang baik
pimpinan, staf maupun bawahan mampu untuk mengungkapkan dan
mengekspresikan ide-idenya kepada semua pihak dalam organisasi tersebut.
Kalau diperhatikan dengan seksama bahwa kommunikasi organisasi tersebut
~nemilikikarakter sebagai pengirim atau pengerahan pesan, penafsiran pesan
dan penanganan atau menindak lanjuti pesan agar kegiatan oraganisasi dapat
dijalankan sesuai dengan pesan tersebut. pengiriman pesan biasanya dari level
atasan, yang sifatnya:
a. Memberi perintah tugas
b. Memberi perintah untuk menghasilkan pengertiaan tentang tugas dan
hubungannya dengan tugas keorganisasian.
c. Memberi informasi tentang prosedur dan tugas keorganisasian.
d. Menemukan balikan atau respon dari bawahan.
e. Menemukan informasi tentang ideologi sebagai indoktrinasi terhadap
bawahan mengenai misi organisasi.
Lebih tegas lagi seperti yang dikemukakan Kreps (1 986: 197). bahwa
pesan atasan ke bawahan dalam komunikasi (downward communication)
berfungsi sebagai:
a. Mengirim pesan secara hierarki kepada bawahan.
b. Memberi informasi sehubungan dengan tugas.
c. Melaksanakan tinjauan tentang pelaksanaan tugas.
d. Mengindoktrin agar bawahan menyadari dan mampu rnenginternasikan
tujuan organisasi.
Dari uraian di atas dapat disirnpulkan bahawa pesan yang disampaikan
oleh atasan pada bawahan adalah untuk menyampaikan perintah, pengarahan,
bimbingan dan kebijaksanaan (keputusan) yang diberlakukan oleh organisasi
dalam hubungannya dengan pelaksanaan tugas, disiplin hak dan
tanggungjawab para bawahan dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Oleh karena itu komunikasi merupakan sarana i~ntukpenyebaran informasi
dalam organisasi. Jika perannya adalah sebagai sarana, maka peran tersebut
harus diperkuat untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya agar
organisasi berjalan secara efektif. Dengan berjalan secara efektif setiap
perencanaan dalam organisasi, maka dapat dikatakan bahwa organisasi telah
mengg~inaltan komunikasi dengan benar. berdasarkan ha1 tersebut secara
aksiomatik dapat dikatakan bahwa organisasi akan berhasil dengan baik jika
menggunakan komunikasi dengan baik. dan organisasi tidak akan berjalan
dengan baikjika ia tidak menggunakan komunikasi dengan benar.
Oleh karena organisasi meri~pakan kornposisi sej um lah orang yang
rnempunyai posisi atau peranan yang berbeda, rnaka akan terjadi pertukan
pesdan yang membutuhkan jalan atau jaringan komunikasi tertentu. Untuk itu
setiap komunikator harus mampu memaharni berbagai peranman dalam suatu
organisasi. Menurut Muhammad ( 1 989: 104- 105), ada enam peranan jaringan
komunikasi yaitu:
I. Opinion leader, adalah pimpinan informal dalam organisasi. Mereka
tidaklah selalu orang-orang yang mernpiinyai otoritas formal dalam
organisasi tetapi membimbing tingkah laku organisasi dan mempengaruhi
keputusan mereka.
2. Gate keepers, adalah individu yang rnengontrol arus informasi di antara
anggota organisasi. Mereka berada di tengah suatu jaringan dan
menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain atau tidak
memberikan informasi. "Gate keepers" dapat menolong anggota penting
dari organisasi seperti pimpinan. menghindarkan informasi yang terlampau
banyak dengan jalan hanya memberikan inforrnasi yang penting-penting
saja kepada mereka. Dalam ha1 ini "gate keepers" mempunyai "po~vers"
dalam memutuskan apakah informasi penting atau tidak. Jika "gate
keeper.^" memutuskan bahwa inforrnasi tertentu tidak penting, kemi~dian
seseorang harus mendapatkan informasi tersebut, rnaka mungkin informasi
tersebut tidak diberikan.
3. Cosmopolities, adalah individu yang menghubungkan organisasi dengan
lingkungannya. Mereka mengiimpulkan informasi dari sumber-sumber
yang ada dalam lingkungan dan memberikan informasi mengenai
organisasi kepada orang-orang tertentu pada lingkungannya.
4. Bridge, adalah anggota kelornpok atau klik dalam sat11 organisasi yang
menghubungkan kelompok dengan kelompok lainnya. lndividu ini
membantu saling memberi informasi di antara kelompok-kelompok dan
mengkoordinir kelompok.
5. Laison, adalah sama perannya dengan "bridge" tetapi individu itu sendiri
bukanlah anggota dari satu kelompok, tetapi merupakan penghubung di
antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Individu ini juga
membantu dalam membagi informasi yang relevan di antara kelompok-
kelompok dalam organisasi.
6. Isolate, adalah anggota organisasi yang mempunyai kontak minimal
dengan orang lain dalam organisasi. Orang-orang ini menyembunyikan
diri dalam organisasi atau diasingkan oleh teman-temannya.

Secara umum, jaringan komunikasi dalam organisasi dapat dibedakan


atas jaringan komunikasi formal dan jaringan komunikasi informal
(grapevine commzmicntion). Komunikasi formal adalah komunikasi yang
dilakul<an melalui struktur organisasi secara hierarkis dan menggunakan
jaringan komunikasi formal. Secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar
berikut ini:

PRESIDEN DIREKTUR

Direktur
Pernasaran Produksi
Direktur
Produksi
- Direktur
Produksi

Komunikasi Horizo~+-I
(koordinasi) Manejer
f

Kepala
Seksi

Komunikasi Vertikal Dari Atas ke Bawah


Gambar 7
Komunikasi dalam Oganisasi
Sumber : (Wirawan. 2002 )
Keterangan:
1 ) Komunikasi vertikal dari atas ke bawah, yaitu komunikasi yang
menyalurkan inforniasi dari eselon atas ke eselon bawahnya atau ke
anggota sistem sosial.
Fungsi dari komunikasi ini adalah untuk:
o Menjelaskan dan membangun dukungan pelaksanaan visi, misi,
dan strategi organisasi.
a Memberi perintah kepada pengikut.
o Menjelaskan kebijakan dan pelaksanaannya.
D Memberikan balikan.
2) Komunikasi vertikal dari bawah ke atas, yaitu komunikasi yang
menyalurkan informasi dari anggota organisasi atau dari eselon
bawah ke eselon atasannya.
Komilnikasi vertikal berfungsi untuk:
Mengumpulkan informasi yang berharga.
Memberikan kesempatan kepada para pengikut untuk
mengemukakan keluhan dan mengajukan pertanmyaan.
o Memperoleh balikan.
o Mengemukakan problem pelaksanaan tugas.
3) Komunikasi horizontal, yaitu komunikasi yang menyalurkan
informasi dari unit kerja yang eselonnya sama.
Komunikasi horizontal berfungsi untuk:
Mengkoordinasikan aktivitas.
Berbagai informasi.
o Memecahkan promblern dan konflik.
Mengembangkan kerjasama dan saling mengerti.

6. Komunikasi sebagai Kebutuhan Organisasi


Setiap pesan yang disarnpaikan dalam komi~nikasi oraganisasi
mempunyai alasan tertentu mengapa dikirimkan dan diterima oleh orang-orang
tertentu dalam komunikasi organisasi tersebut. Menurut Muhammad (1 995:99),
ada beberapa fungsi pesan yang disampaikan dalam kornunikasi organisasi,
yang berhubungan dengan tugas-tugas kemanusiaan, dan membaharuan dalam
organisasi ,yaitu:
1. Pesan tugas, yaitu pesan-pesan yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas-
tugas organisasi oleh anggnta organisasi. Pesan tersebut mencakup
pemberian informasi kepada bawahan untuk melakukan tugas secara
efisien, seperti pemberian latihan, orientasi, penentuan tujuan,
produktivitas dan lain-lain.
2. Pesan pemeliharan, yaitu pesan yang berkenaan dengan kebijaksanaan dan
mengaturkan organisasi, pesan ini mencakup perintah, ketentuan,
prosedur, aturan dan kontrol yang diperlakukan unti~k mempermudah
gerakan organisasi untuk mencapai output sistem.
3. Pesan kemanusian, yaitu diarahkan kepada orang-orang dalam organisasi
dengan mempertimbangkan sikap mereka, pesan ini berkenaan dengan
hubungan internasional. konsep diri perasaan dan moral. Yang termasuk
dalam kategori pesan ini adalah penghargaan terhadap hasil yang dicapai,
penyelesian konflik antara individu atau kelompok aktivitas informal dan
bimbingan.
4. Pesan pembaharuan, yaitu suatil pesan yang menjadikan organisasi dapat
menyesuaikan dari dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
lingkungannnya. Untuk itu suatu organisasi membuat rencana-rencana
baru, aktivitas-aktivitas baru, program-program baru, proyek-proyek baru
dan saran-saran baru pula.

Komunikasi dalam organisasi memerlukan pemahaman yang jelas dan


harus efektif tentang kebutuhan orang-orang dalam organisasi, ha1 ini
diperlukan agar organisasi berjalan dengan efektif dan efisien. Untuk itu
pimpinan organisasi harus menyadari bahwa semila orang yang terlibat dalam
organisasi memiliki kebutuhan yang harus diperhatikan. Dalam suatu
organisasi ha1 - ha1 seperti ini harus dipahami oleh pimpinan agar komunikasi
berjalan dengan baik, tanpa memperhatikan kebutuhan-kebutuhan setiap
anggota yang ada dalam organisasi akan diragukan loyalitas dan kinerja setiap
anggota organisasi tersebut. yang akhirnya membawa dampak kepada tujuan
yang harus dicapai organisasi sesuai dengan rencana-rencana yang telah
ditetapkan.
Oleh karena itu perlu dipahami bahwa ada suatu kebutuhan yang sulit
diidentifikasi, misalnya keinginan mencapai rasa amanljaminan. Sebagian itu
kebutuhan fisiologis yang dibawa sejak lahir unti~kpemeliharaan diri seperti
menghindari penyakit. Penderitaan dan berusaha untuk hidup. Di sisi lain bisa
pula menjadi kebutuhan sekunder yang ada kaitannya dalam konteks sosial.
Contoh apabila seseorang merasa dirinya disukai orang lain. dihargai, dan
dibutuhkan oleh organisasi .maka gejala ini akan memperbesar perasaan
amannya
Karena komunikasi merupakan kebutuhan dalam organisasi, maka
jajaran organisasi harus menjadikan komunikasi sebagai suatu yang krusial
sifatnya. "Dalam orpanisasi perlu ditumbuhkan kornuni kasi yang didasarkan
pada sikap saling percaya, menerima, empati, dan kejujuran" (Rakhmat,
1996: 13 I)."Menerima adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain
tanpa menilai dan tanpa berusaha rnengendalikan. Menerima adalah sikap yang
melihat orang lain sebagai manusia, sebagai individu yang patu~tdihargai.
Sedangkan ernpati adalah dianggap sebagai memaharni ornga lain yang tidak
mempunyai arti ernosional bagi kita. dan keji~juranadalah Faktor ketiga yang
menurnbuhkan sikap percaya.
Jika kita mernperhatikan dengan adanya penggunaan komunikasi dalam
upaya menciptakan sikap rnenerima, empati, dan kejujuran dalarn .organisasi
adalah dalam rangka menciptakan terjadinya kohesi kelompok dalam
organisasi tersebut. Yang dimaksud dengan kohesi kelompok adalah kekuatan ,

yanh rnendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalarn kelompok, dan
mencegahnya meninggalkan kelompok, dan kohesi tersebut dapat diukur dari :
(1) keterkaitan anggota secara interpesonal pada satu sarna lainnya, (2)
Ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelornpok. dan (3) Sejauhrnana
anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan
personalnya. (Rakhrnat, 1996).
Komunikasi pada dasarnya dilakukan dengan mernperhatikan berbagai
kepentingan dan kebutuhan orang yang ada dalam organisasi. Kohesi
kelompok yang dikemukakan di atas merupakan bagian dari upaya untuk
mengetahui keinginan kelompok tersebut. Hubungan yang harmonis antara
anggota dengan organisasi secara signifikan akan mempengaruhi kinerja
organisasi . dan jika kinerja ini berhasil sesuai dengan rencana, maka
produktivitas organisasi juga akan meningkat. Produktivitas yang meningkat
merupakan indikator bahwa suatu organisasi mampil mengkomunikasikan
rencananya kepada seluruh jajaran organisasi sekaligus mampu mengko-
munilcasikan peran organisasi tersebut di lingkungannya.
Memahami kebutuhan -kebutuhan dari semua anggota dalam organisasi
maka kinerja anggota akan maksirnal dan hasilnya dalam pencapaian t ~ ~ j u a n
organisasi akan lebih baik, sehingga optimalisasi dalam semua lini organisasi
berhasil dengan memuaskan.Sekali lagi dapat dikatakan secara aksiomatik
bahwa keberhasilan organisasi sangat ditentilkan olehkomunikasi sebagai salah
sat11 fal;tor determinan dalam pencapaian t~ijuansetiap organisasi.

C. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan terdapat benang merah yang bisa


diangkat mengenai komunikasi dalam organisasi sebagai berikut:

1 . Studi dan pembahasan Perilaku Organisasai mempunyai tujuan praktis


~lntukmendeterminasi bagairnanakah perilaku m a n ~ ~ s itu
i a mempengaruhi
usaha-usaha pencapaian t~ljuanorganisasi.
2. Stildi dan pembahasan Perilaku Organisasi lebih menekankan pada
oriantasi keimbangan yang tepat agar manusia tidak memiliki sifat dan
tabiat serta tingkah laku yang egisentris dalam organisasi, namun dapat
berprilaku organisasional di mana adanya keserasian antara pencapaian
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
3. Komunikasi merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia
karena komunikasi memiliki kemampuan rnenjembatani seluruh
kepentingan manusia baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari
komunitasnya. Seluruh interaksi manusia dengan lingkungannya
menggunakan jasa komunikasi.
4. Komunikasi sebagai bagian dari sistem kehidupan manusia, dapat
dijadikan sarana untuk mengemukakan berbagai ide atau gagasan agar
personil dapat memahami dan melaksanakan berbagai kegiatan organisasi,
sehingga akan mampu menciptakan dan mengembangkan kerjasama yang
dapat meningkatakan kinerja organisasi.
5. Proses Komunikasi akan berlangsung secara efektif, jika komunikasi
dilakukan dua arah, sehingga akan terjadi interaksi timbal balik antara
komunikator komunikan dalam proses penyampaian suatu pesan, dengan
menggi~nakan alat atau media yang sesuai dengan pesan yang
disampaikan. Komponen-komponen yang harus ada dalam komunikasi
adalah komunikator, Komunikan, pesan, media, dan umpain balik.
6. Dalam proses pertukaran pesan dapat dilakukan melalui jaringan
komunikasi, baik sifatnya formal maupun informal. Jaringan formal
merupakan penyampaian pesen-pesan yang sifatnya resmi, dan desain
terdapat hubungan yang vertikal dan horizontal dalam struktur organisasai.
Jaringan informal merupakan saluran tidak resmi, dan merupkan eksistensi
hubungan individu yang sekerja.
7. Jaringan komunikasi dalam organisasi dapat terjadi dari atasan ke bawah,
dari bawah ke atas, dan horizontal. Komi~nikasi yang datangnya dari
atasan. ke bawah misalnya perintah penjelasan mengenai tugas, prosesdur,
dan langkah-langkah mengenai perintah yang harus dilaksanakan.
Komunikasi dari bawah ke atas misalnya berupa usulan, laporan
pelaksanaan tugas, dan sebagainya. Secara horizontal yang terjadi antara
orang-orang yang berada pada tingkat hierarki yang sama di departemen
yang berbeda.
8. Dalam dunia pendidikan komunikasi merupakan alat yang tidak bisa di
tawar-tawar lagi, seluruh proses pembelajaran, dan situasi pembelajaran,
maupun kegiatan lainnya dalam pembelajaran menggunakan komunikasi
agar terjadi alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) maupun
terjadinya perubahan tingkah laku (change of behavior) di kalangan
peserta didik.
Daftar Pustaka

Abizar. (1998) Komunikasi Organisasi, Depdikbud Dirjen Pendidikan


P2LPTK. Jakarta.

Albercht. Karl.( 1995) Pengenbangan Organisasi ; Angkasa : Bandung

Daryanto. (1998) Administrasi Pendidikan. Rineka Cipta: Solo

Gaffar, Mohammad Fakri. (1991) Komunikasi Organisasi Teori dan


Proses. IKIP. Bandung

Muhammad , Arni, (2000) Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara :


Jakarta

Myers& Myers. (1987). Teori-teori Manajemen Komunikasi. Bahana


Aksara. Jakarta

Rahmad, Jalaluddin (1996). Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosda


Karya: Bandung

Siagian, Sondang. P.(1992) Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku


Admiminstrasi. Gunung Agung . Jakarta

Thoha, Moftah. (1996). Perilaku Organisasi. Rineka Cipta. Jakarta.


PERANAN KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA
ANGGOTA PERS MAHASISWA “ACTA DIURNA” ILMU KOMUNIKASI FISPOL UNSRAT
MANADO

Oleh :
Keizia Jeina Polii
Desie M.D, Warouw
Edmon Royan Kalesaran
email : jeinakezia011@gmail.com

Abstrak
Peranan komunikasi dalam suatu organisasi sangatlah penting, karena akan membantu terjalinnya
hubungan yang baik serta koordinasi yang baik antar sesama anggota dalam mencapai tujuan
organisasi, selain itu juga komunikasi organisasi akan memberikan dampak pada peningkatkan
motivasi kerja dari anggota organisasi tersebut. Penelitian ini dengan rumusan masalah bagaimana
peranan komunikasi organisasi dalam meningkatkan motivasi kerja anggota, mendapatkan hasil
penelitian antara lain adalah : (1) Secara umum peranan komunikasi organisasi dalam meningkatkan
motivasi kerja anggota pers mahasiswa acta diurna, belum terlalu optimal, hal ini dikarenakan
pengurus belum dapat menjalankan pendekatan komunikasi secara organisasional, baik secara vertical
maupun horizontal. (2) Pengurus pers acta diurna, belum terlalu optimal dalam menjalankan tugas dan
fungsi organisasi secara professional, hal ini di tunjukkan pada permasalahan belum dapat mengatur
manajeman organisasi secara baik. (3) Dalam upaya meningkatkan motivasi kerja konsep Isi pesan
yang disampaikan pengurus kepada anggota, belum terlalu jelas disampaikan khususnya berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawab serta job deskripsion masing-masing anggota. (4) Bentuk
komunikasi yang digunakan dalam upaya meningkatkan motivasi kerja pada pers mahasiswa acta
diurnal, masih lebih dominan pendekatan secara kelompok, sementara pendekatan komunikasi secara
interpersonal masih kurang dilakukan, dengan alasan, malu-malu, dan tidak enak karena sesama teman
kuliah. (5) Intensitas pertemuan berkomunikasi antara ketua dengan anggota sangat kurang terjadi
berkaitan dengan koordinasi tugas, sementara intensitas pertemuan anggota dengan sesama anggota
pers mahasiswa acta diurna cukup tinggi, tetapi jarang membahasa tentang organisasi tersebut, lebih
kepada hubungan pertemanan kuliah saja. (6) Pemanfaatan saluran/ media komunikasi belum juga
terlalu optimal dalam meningkatkan motivasi kerja anggota pers acta diurna, karena hanya lebih
banyak memanfaatkan media komunikasi telepon dan whats up, sementara media lain seperti email,
surat menyurat resmi belum di optimalkan. (7) Kredibilitas Pengurus dilihat pada sumber daya
manusia, kemampuan berkomunikasi sudah cukup baik, karena kebanyakan adalah mahasiswa jurusan
ilmu komunikasi dengan konsetrasi jurnalistik maupun humas, namun dilihat dari kemampuan secara
professional dalam mengelolah manajeman organisasi belum terlalu baik.
Kata kunci : Komunikasi Organisasi danMotivasi Kerja,

1
THE ROLE OF ORGANIZATIONAL COMMUNICATION IN IMPROVING THE WORK
MOTIVATION OF THE PRESS "ACTA DIURNA" STUDENTS OF THE COMMUNICATION
FISPOL UNSRAT MANADO

By:
Keizia Jeina Polii
Desie M.D, Warouw
Edmon Royan Kalesaran
email: jeinakezia011@gmail.com

Abstract
The role of communication in an organization is very important, because it will help establish good
relationships and good coordination among fellow members in achieving organizational goals, besides
that organizational communication will also have an impact on increasing work motivation of
members of the organization. This study with the formulation of the problem of how the role of
organizational communication in increasing work motivation of members, get the results of the
research include: (1) In general the role of organizational communication in increasing work
motivation of members of the student press acta diurna, not too optimal, this is because the
management can not run an organizational communication approach, both vertically and horizontally.
(2) Act press management is complete, not too optimal in carrying out the tasks and functions of the
organization in a professional manner, this is shown in the problem of not being able to manage
organizational management properly. (3) In an effort to increase the concept of work motivation The
contents of the message delivered by the management to members, have not been too clearly conveyed,
especially relating to the duties and responsibilities and job descriptions of each member. (4) The form
of communication used in an effort to increase work motivation in the diurnal student press, is still
more dominant in a group approach, while the interpersonal communication approach is still lacking,
with reason, shy, and uneasy because of fellow classmates. (5) The intensity of meeting between the
chairman and members of the communication is very less related to the coordination of tasks, while
the intensity of meeting members with fellow members of the press student acta diurna is quite high,
but rarely discusses about the organization, more to the relationship of college friendship. (6)
Utilization of communication channels / media has not been too optimal in increasing work motivation
of acta diurna press members, because they only use telephone communication and whats up, while
other media such as e-mail, official correspondence have not been optimized. (7) Credibility of the
Management is seen in human resources, communication skills are quite good, because most are
students majoring in communication with the concentration of journalism and public relations, but
seen from the ability of professionals in managing organizational management is not too good.
Keywords: Organizational Communication and Work Motivation

2
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan
manusia mampu menerima dan memberikan informasi ataupun pesan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan. Komunikasi adalah penghubung semua interaksi sosial. Apabila seseorang telah menjalin
hubungan secara tetap, maka sistem komunikasi yang dilakukan akan menentukan apakah sistem
tersebut dapat mempererat atau mempersatukan, mengurangi ketegangan bahkan melenyapkan
persengketan.
Komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi adalah
hubungan antara sesama manusia, baik sebagai individu maupun dalam kehidupan berkelompok.
Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan ataupun pendapat dari setiap
partisipan komunikasi yang ada di dalamnya guna mencapai kesamaan makna. Tindakan ini dapat
dilakukan dalam berbagai konteks, yaitu dalam konteks antarpribadi, kelompok, massa maupun dalam
lingkungan organisasi. Disadari atau tidak, tindakan komunikasi sudah dilakukan manusia sepanjang
abad. Oleh karena itu, komunikasi sangat erat dengan kehidupan manusia. Komunikasi yang terjalin
baik merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. Seperti halnya komunikasi yang terjadi
dalam konteks organisasi/lembaga baik itu organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta atau
lebih sering kita kenal dengan perusahan.
Dalam ilmu komunikasi kita kenal dengan komunikasi organisasi, yaitu proses penyampaian
pesan atau pertukaran pesan yang terjadi dalam suatu organisasi. Suatu organisasi dapat berjalan
dengan baik bila bagian-bagian dalam organisasi tersebut dapat berkomunikasi dengan baik tentang
tugas, fungsi dan tujuan organisasi tersebut. setiap organisasi berusaha sedapat mungkin
mengembangkan organisasinya yang dapat menjamin tercapainya tujuan yang telah ditentukan
organisasi tersebut. salah satu cara yang paling tepat untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, maka
sangat penting dan berpengaruh adalah komunikasi organisasi dikembangkan dan ditingkatkan dalam
organisasi tersebut.
Dalam pencapaian tujuan suatu organisasi diperlukan motivasi kerja bagi setiap anggotanya,
karena hal tersebut akan berpengaruh pada kualitas hasil serta pencapaian tujuan dari organisasi
tersebut. namun sering kali pencapaian suatu tujuan organisasi sering kali terhambat dengan
permasalahan yang terjadi dalam suatu organisasi yang berhubungan dengan motivasi kerja, seperti
yang kita ketahui motivasi kerja adalah berkaitan dengan suatu kehendak atau keinginan yang muncul
dalam diri karyawan yang menimbulkan semangat atau dorongan untuk bekerja secara optimal guna
mencapai tujuan. Motivasi berasal dari kata dasar motif, yang mempunyai arti suatu perangsang,
keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang.
Motivasi berkembang dengan taraf kesadaran seseorang akan tujuan yang hendak dicapainya.
Berdasarkan dari penjelasan ayat tersebut bahwa motivasi berprestasi tidak selalu timbul dengan
sendirinya. Motivasi dapat ditimbulkan, dikembangkan dan diperkuat oleh faktor-faktor lain. Makin
kuat motivasi seseorang, makin kuat pula usahanya untuk mencapai tujuan. Pengertian ini berarti pula
bahwa motivasi dapat berubah. Permasalahan motivasi kerja yang sering menjadi masalah dalam suatu
organisasi tersebut juga bisa terjadi pada organisasi Pers Acta Diurna Ilmu komunikasi Fispol Unsrat
Manado, setelah peneliti melakukan pengamatan langsung pada organisasi mahasiswa yang bergerak
di bidang pers jurnalistik tersebut, sangat terlihat perubahan motivasi kerja pada anggota pers
mahasiswa acta diurnal tersebut, saat ini berdasarkan hasil observasi awal diduga, motivasi serta
semangat para anggota sangat berbeda ketika pada saat awal mulanya dibentuk organisasi tersebut,
artinya motivasi, semangat yang terlihat pada anggota saat ini adalah dapat dikatakan mulai kuran atau
menurun, masalah tersebut cukup berhubungan dengan jumlah anggota yang aktif melakukan tugas
dan fungsi sebagai pers mahasiswa acta diurnal hanya tinggal beberapa orang saja, sementara sudah
tidak sebanding dengan jumlah anggota secara keseluruhan. Hal ini menjadi dasar permasalahan
berkaitan dengan komunikasi organisasi, yang tentunya sangat berhubungan dengan mulai
menurunnya motivasi kerja anggoata pers mahasiswa tersebut. permasalahan tersebut diangkat oleh
peneliti untuk diteliti lebih lanjut dengan menggunakan pendekatan penelitian ilmu komunikasi.

3
KOMUNIKASI
Para pakar mengungkapkan bahwa definisi komunikasi sangat banyak ragamnya, tergantung
dari sudut pandang mana dalam melihat komunikasi tersebut. Kerangka konsep komunikasi dapat
dilihat dari tiga hal, yaitu komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan
komunikasi sebagai transaksi. Beberapa defini yang sesuai dengan konsep komunikasi sebagai
tindakan satu arah adalah :
1) Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau
lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (Rogers dalam Mulyana, 2003: 62).
2) Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat
yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. (Miller dalam Mulyana, 2003: 62).
Komunikasi bisa juga ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu pengertian komunikasi secara umum dan
secara paradigmatik. Pengertian komunikasi secara umum dilihat dari dua segi, yaitu secara
etimonologis dan secara terminologis. Secara etimonologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa
Latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata commnunis. Arti communis di sini adalah
sama, dalam arti kata mengenai maka suatu hal. Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-
orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yan dikomunikasikan. Pengertian
secara terminologis merujuk pada proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seorang
sebagai konsekuensi dari hubungan sosial. Ada pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung
tujuan tertentu. Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah pendapat dan sikap, pendapat atau perilaku, baik
secara lisan atau tulisan, maupun tidak langsung tetapi melalui media (Effendy, 2004: 3-5).
Beberapa definisi yang dikemukakan para pakar komunikasi ini sangatlah beragam dan
berbeda-beda. Ini dikarenakan setiap orang memiliki batasan sendiri mengenai apa yang dimaksud
dengan komunikasi, sesuai dari sudut mana mereka memandangnya. Hal tersebut tertentu saja karena
sudah disesuaikan dengan bidang dan tujuan mereka masing-masing.
Ahli komunikasi dan pendidikan Louis Forsdale (1981), mengatakan :
“communication is the process by which a system is established, maintained, and altered by
means of shared singnals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses
memberikan sinyal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu system dapat didirikan,
dipelihara, dan diubah. Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai suatu proses”.
Kata sinyal maksudnya adalah sinyal yang berupa verbal dan nonverbal yang mempunyai
aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini menjadikan orang yang menerima sinyal yang telah
mengetahui aturannya akan dapat memahami maksud dari sinyal yang diterimanya (Muhammad, 2005:
2).
Komunikasi berlangsung di dalam suatu konteks tertentu. Indikator paling umum untuk
mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteks atau tingkatnya adalah jumlah peserta yang
terlibat dalam komunikasi. Maka dikenallah komunikasi intrapribadi, komunikasi antar pribadi,
komunikasi kelompok (kecil), komunikasi publik, komunikasi organisasi dan komunikasi massa.
Komunikasi massa melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia
dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran
indrawi (penglihatan, pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera.
Sebaliknya, komunikasi dengan jarak fisik yang dekat, bertatap muka, memungkinkan umpan
balik segera. Komunikasi kelompok kecil, publik dan organisasi berada di antara kedua kategori
komunikasi tersebut menyangkut keempat karakteristiknya, misalnya komunikasi organisasi lazimnya
melibatkan lebih banyak komunikator daripada komunikasi publik namun lebih sedikit komunikator
daripada komunikasi massa (Mulyana, 2003: 70-71).

4
KOMUNIKASI ORGANISASI
Menurut Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasr merupakan arus
informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti dalam suatu orgarisasi. Zelco dan Dance
mendefinisikan komunikasi organisasi dengan suatu system yang saling tergantung yang mencakup
komunikasi internal dan komunikasi eksternal
Komunikasi organisasi dikemukan oleh Goldhaber (1995;67) adalah sebagai berikut : “
komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menikar pesan dalam suau jaringan
hubungan yang salaing tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau
selalu berubah-rubah”.
R. Wayne dan Don F. Faules (2002) mengemukakan definisi komunikasi organisasi dari dua
perspektif yang berbeda. Pertama, perspektif tradisional (fungsional dan objektif), mendefinisikan
komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang
merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Kedua, perspektif interpretif
(subjektif) memaknai komunikasi organisasi sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang
merupakan organisasi .
Dalam kehidupan organisasi terdiri dari berbagai unsur, yang mempunyai maksud dan tujuan
agar organisasi yang dimilikinya tetap dipertahankan dan diarahkan demi untuk perkembangan yang
lebih dinamis.
Kemudian Redding dan Sanborn sabagaimana yang dikutip dalam (Muhammad 1995 : 66)
komunikasi organisasi adalah : “Pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi dalam
kompleks”. Jadi dapat dikatakan bahwa komuniaksi organisasi adalah suatu proses pengiriman dan
penerimaan informasi dalam suatu organisasi yang amat rukit dan kompleks.
Pada dasamya komunikasi di dalam organisasi, terbagi kepada tiga bentuk:
1. Komunikasi vertikal
Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas kebawah dan
sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahah dan dari bawahan
kepada pimpinan secara timbal balik.
Fungsi komunikasi ke bawah digunakan pimpinan untuk:
• Melaksanakan kebiaksanaan, prosedur kerja., peraturan, instruksi,
• Mengenai pelaksaraan kerja bawahan.
• Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.
• Memberikan infomasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-
kebijaksaan organisasi, insntif.
Seorang pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya dan memahami
cara-cara mengambil kebijaksanaan terhadap bawahannya.
Keberhasilan organisasi dilandasi oleh perencanaan yang tepat, dan seorang pimpinan yang
memiliki jiwa kepemimpinan. Kedua hal tersebut merupakan modal utama kemajuan organisasi
yang dipimpinnya.
Fungsi komunikai ke atas digunakan untuk :
- Memberikan pengertian mengenai laporan kerja, saran, usulan, opini, permohonan bantuan
dan keluhan.
- Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan bawahan
dari tingkat yang lebih rendah.
2. Komunikasi Horizontal
Bentuk komunikasi dalam organisasai ini adalah secara mendatar, yang berlangsung diantara sesame
karyawan dan sebagainya. Komunikasi horizontal ini sering kali terjadi atau berlangsung dalam
situasi yang tidak formal. Fungsi komunikasi horizontal biasanya berlangsung dengan cara tatap
muka, melalui media elektronik seperti telepon, atau pun bisa terjadi melalui pesan tertulis.
3. Komunikasi Diagonal
Bentuk komunikasi dalam organisasi ini sering juga di sebut dengan komunikasi silang. Proses
komunikasi ini berlangsung dari seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Dalam arti

5
pihak yang satu tidak berada pada jalur struktur yang lainnya. Fungsi komunikasi diagonal ini
digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang
langsung kepada pihak lain.
Zelko dan Dance memberikan pendapatnya tentang pengertian komunikasi organisasi, dalam
M, Arni (1995 ; 66) adalah sebagai berikut : “Komunikasi organisasi adalah suatu system yang saling
tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal”. Komunikasi internal yang
dimaksud adalah komunikasi dalam organisasi.

MOTIVASI
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003:64) bahwa “motivasi merupakan suatu kondisi
yang terbentuk dari berbagai tenaga pendorong yang berupa desakan, motif, kebutuhan dan
keinginan.” Motivasi merupakan proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara jiwa, sikap,
kebutuhan, persepsi dan keputusan dalam diri seseorang. Sementara menurut Sumadi Suryabrata
(2010:70) juga berpendapat bahwa “motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong
individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan.” Dengan kata lain,
motivasi adalah keadaan jiwa dan sikap mental yang memberikan energi dan mendorong manusia
untuk melakukan suatu kegiatan.
Kemudian motivasi menurut Mc Donald (Abdul Hadis, 2008:29) “Motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan”. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen
penting, yaitu :
Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia
Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang. Motivasi akan dirangsang
karena ada tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni
tujuan. Sama halnya dengan yang dikatakan Hamzah B. Uno (2009:5) bahwa “motivasi merupakan
kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan”. Kekuatan-kekuatan
ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan, seperti (1) keinginan yang
hendak dipenuhinya; (2) tingkah laku; (3) tujuan; (4) umpan balik.

KINERJA
Menurut Bastian (2001:58), “kinerja adalah pencapaian tujuan organisasi dan akan
memberikan umpan balik untuk upaya perbaikan terus menerus.Luthans (1995:127) berpendapat,
bahwa kinerja tidak hanya dipengaruhi oleh sejumlah usaha yang dilakukan seseorang, tetapi
dipengaruhi pula oleh kemampuannya, seperti: pengetahuan, pekerjaan, dan keahlian, serta bagaimana
seseorang merasakan peran yang dibawakannya.
Mathis & Jackson (2001: 78) menyatakan, bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang
dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa
banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk: kuantitas output,
kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja. Menurut Mangkunegara (2007:67),
kinerja diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Para ahli manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi menjelaskan konsep
kinerja (Performance) dengan menggunakan ungkapan bahasa dan tinjauan dari sudut pandang yang
berbeda-beda namun makna yang terkandung pada hakekatnya sama, yaitu kinerja (Performance)
adalah catatan outcome yang dihasilkan dari suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama suatu
periode waktu tertentu. Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Bernardin dan Russel (1998 :
239), yang menyatakan bahwa : “Performance is defined as the record of outcome produced on a
specified job function or activity during a specified time period”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kinerja yaitu sesuatu yang dicapai, Prestasi yang
diperlihatkan, serta kemampuan kerja. Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan,
usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya (Sulistiyani & Rosidah, 2003:223). Secara

6
definitif Bernanrdin & Russel (1993:40) dalam Sulistiyani & Rosidah (2003:223-224) menjelaskan
kinerja merupakan cacatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang
dilakukan selama periode waktu tertentu. Sedang kinerja suatu jabatan secara keseluruhan sama
dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi pegawai atau kegiatan yang dilakukan. Pengertian kinerja
disini tidak bermaksud menilai karateristik individu tetapi mengacu pada serangkaian hasil yang
diperoleh selama periode waktu tertentu.
Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (individu) dan
kinerja. Kinerja pegawai dapat dipahami sebagai hasil kerja dari seorang pegawai dalam organisasi,
sedangkan kinerja adalah keseluruhan hasil kerja yang dicapai oleh organisasi dalam satu periode
tertentu. Kinerja pegawai dan kinerja tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Tercapainya tujuan
organisasi yang terlihat dalam kinerja tidak bisa lepas dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
tersebut. Organisasi digerakkan dan dijalankan oleh individu/pegawai yang adalah pelaku dalam
pencapaian tujuan organisasi. Kata kinerja merefleksikan kesuksesan sebuah organisasi.
Pentingnya organisasi sebagai alat administrasi dan manajemen dalam industri atau dunia
kerja lainnya terlihat apabila diingat bahwa bergerak tidaknya suatu organisasi ke arah pencapaian
tujuan sangat tergantung pada kemampuan manusia dalam menggerakkan organisasi itu ke arah tujuan
yang telah ditentukan. Dengan organisasi tercipta keterpaduan pikiran, konsepsi, tindakan, dan
ketrampilan yang dimiliki oleh tiap-tiap personel yang terlibat di dalamnya untuk berhimpun menjadi
satu kesatuan kekuatan yang terkoordinasi untuk mencapai tujuannya.
Kinerja mempertanyakan apakah tujuan atau misi suatu organisasi telah sesuai dengan kondisi
lingkungan eksternalnya seperti faktor ekonomi, politik, dan budaya yang ada. Kemudian, apakah
struktur dan kebijakan mendukung kinerja yang diinginkan,apakah memiliki kepemimpinan, modal
dan infrastruktur dalam mencapai misinya, apakah kebijakan, budaya dan sistem insentifnya
mendukung pencapaian kinerja yang diinginkan, dan apakah organisasi menciptakan serta memelihara
kebijakan seleksi dan pelatihan sumberdaya manusianya.
Pengetian kinerja dapat dipahami, apabila terlebih dahulu mengetahui konsep organisasi
maupun kinerja. Orang mendirikan organisasi agar tujuan tertentu dapat dicapai melalui tindakan
bersama yang telah disetujui bersama. Dengan organisasi, tujuan dan sasaran dapat dicapai secara lebih
efisien dan lingkungan komunikatif dengan cara tindakan yang dilakukan secara bersama-sama.
Idealnya, konsep ini dapat dilaksanakan apabila para organisatoris atau manajer yang ada dalam
organisasi tahu betul tentang organisasi. Definisi organisasi banyak ragamnya, tergantung pada sudut
pandang yang dipakai untuk melihat organisasi. Organisasi dapat dipandang sebagai wadah, sebagai
proses, sebagai perilaku, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Namun demikian, definisi organisasi
yang telah dikemukakan oleh para ahli organisasi sekurang-kurangnya ada unsur sistem kerjasama,
orang yang bekerja sama, dan tujuan bersama yang hendak dicapai.
Jika dicermati dengan saksama, peningkatan kinerja sangat bergantung pada orang-orang
dalam organisasi itu sendiri. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi faktor paling signifikan dalam
menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. Sebagai sumber kunci keunggulan
kompetitif, maka keterlibatan dan kinerja pegawai, dapat menjalankan atau menghancurkan setiap
strategi organisasi.

7
TEORI KEPEMIMPINAN
Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana
seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sukarela berpartisipasi guna mencapai tujuan
organisasi. Sedangkan Hersey menambahkan bahwa leadership adalah usaha untuk mempengaruhi
individual lain atau kepompok. Seorang pemimpin harus memadukan unsur kekuatan diri, wewenang
yang dimiliki, cirri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.
Teori kepemimpinan ini merupakan penggenerasilasian suatu seri perilaku pemimpin dan
konsep-konsep kepemimpinanny dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya
kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin tugas pokok dan fungsinya serta etika
profesi kepemimpinan (Kartini Kartono,1994). Berdasarkan teori ini seorang pemimpin yang baik
adalah bagaimana seorang pemimpin memperhatikan bawahannya dan hasil kerja mereka. Seorang
pemimpin juga harus menjadi pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel sesuai dengan
perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan. teori kepemimpinan dapat juga mendasari penelitian
ini dimana faktor kepemimpinan yang baik akan sangat berpengaruh pada kualitas kinerja serta
motivasi kerja para anggota bawahannya, hal ini juga bisa terjadi pada organisasi pers mahasiswa Acta
Diurna Fispol Unsrat Manado.

METODOLOGI PENELITIAN
METODE DESKRIPTIF
Penelitian deskriptif mempelajari maslah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara dalam
masyarakat dan situasi tertentu termasuk hubungan, kegiatan, sikap, pandanagn serta proses-proses
yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Metode deskriptif adalah bertujuan untuk
memaparkan situasi dan peristiwa. Tujuan penelitian dekriptif adalah untuk membuat dekripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat serta fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antara fenomena yang diselidiki. (jalaluddin Rakhmat 2004 : 24-25).

VARIABEL PENELITIAN & DEFINISI OPERASIONAL


Variabel yang digunakan adalah variabel tunggal yaitu Peranan Komunikasi Organisasi dalam
meningkatkan motivasi kinerja anggota Pers Mahasiswa “Acta Diurna” Ilmu Komunikasi Fispol
Unsrat Manado. definisi operasional adalah bagaimana peranan komunikasi organisasi yang ada di
dalam Pers Mahasiswa “Acta Diurna dalam meningkatkan motivasi kinerja anggotanya.
dengan indikator yang akan di ukur adalah :
• Isi pesan yang disampaikan
 Kejelasan pesan yang disampaikan
 Tentang tugas/job deskripsion
 Motivasi Kerja
• Bentuk komunikasi yang digunakan
 Interpersonal communication
 Group Communication
• Intensitas pertemuan berkomunikasi
 Ketua dengan anggota
 anggota dengan sesama sesame anggota
• Saluran komunikasi yang digunakan
 Telepon/Hp
 Sms
 Email/chatting (Facebook,Yahoo Masengger,Twiter)
 Surat-menyurat
 Whats Up
• Kredibilitas Pimpinan
 Kemampuan berkomunikasi
 Sumber Daya Manusia

8
 Kompetensi dengan bidang pekerjaan
 Profesionalisme

POPULASI DAN SAMPEL


Populasi merupakan seluruh elemen yang berada pada wilayah penelitian (Arikunto 2001 ;
102), lebih jelasnya Sugiono (2004 : 90), menjelaskan bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadikan kuantitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”
Sedangkan konsep Sampel adalah sebagian dari populasi dan ditentukan berdasarkan
karakteristik populasi dengan pengambilan yang representatif, “ Sampel adalah kumpulan objek
psikologis yang merupakan bagian dari sebuah populasi yang dikumpulkan melalui proses sampling
tertentu”. Penentuan sampel penelitian ini berdasarkan teknik Probability Sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel”
Populasi dalam penelitian ini tentunya adalah keseluruhan anggota dari pers mahasiswa “acta
diurna” Ilmu Komunikasi Fispol Unsrat Manado yang berjumlah 25, untuk penarikan sampel
penelitian, karena jumlah populasinya sangat sedikit tidak mencapai 100 orang, maka keseluruhan
populasi ditetapkan sebagai sampel, yaitu berjumlah 25 Responden.

SUMBER DATA
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer/utama adalah hasil quisioner yang
dibagikan kepada responden penelitian, sementara untuk data pendukung atau data sekunder adalah
data yang berhubungan kondisi dan keadaan organisasi Pers Mahasiswa Acta Diurna tersebut.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan quisioner yang
berisikan pertanyaan penelitian yang mengukur indikator yang telah ditentukan pada bab sebelumnya.
tentunya pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yaitu bagaimana Peranan
Komunikasi Organisasi dalam meningkatkan motivasi kinerja anggota Pers Mahasiswa “Acta Diurna”
Ilmu Komunikasi Fispol Unsrat Manado

TEKNIK ANALISIS DATA


Peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif. Dimana data yang sudah ada di olah dan
diklasifikasikan dengan menggunakan table frekuensi dan prosentase setelah itu di gambarkan dan
dideskripsikan dalam bentuk kalimat, dan untuk hasil wawancara digunakan untuk menjelaskan hasil
penelitian yang diperoleh dengan kuisioner dan angket.
Rumus frekuensi dan Prosentase adalah :

Dimana :
P = Presentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Sampel
Dari hasil penelitian yang didapat dari quisioner akan di kumpulkan dan direkap hasil
presetasenya dengan dibuat dalam tabel frekuensi dan akan dihitung kedalam bentuk presentase,
sehingga didapatkan hasil dari setiap kategori yang diteliti. jumlah presentas akan disimpulkan dalam
bentuk deskripsi kalimat yang menggambarkan hasil tiap indikator yang diukur dan pada akhirnya
hasil tersebut adalah merupakan kesimpulan dari penelitian ini.

9
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan hasil penelitian secara menyeluruh
berkaitan dengan permasalahan awal dari penelitian ini, yang sudah digambarkan pada bab latar
belakang penelitian, yaitu tentang mulai menurunnya atau mulai berkurangnya motivasi kerja dari
anggota pers acta diurnal fispol unsrat manado tersebut, motivasi serta semangat para anggota sangat
berbeda ketika pada saat awal mulanya dibentuk organisasi tersebut, artinya motivasi, semangat yang
terlihat pada anggota saat ini adalah dapat dikatakan mulai kuran atau menurun, masalah tersebut
cukup berhubungan dengan jumlah anggota yang aktif melakukan tugas dan fungsi sebagai pers
mahasiswa acta diurnal hanya tinggal beberapa orang saja, sementara sudah tidak sebanding dengan
jumlah anggota secara keseluruhan.
Seperti yang kita ketahui bahwa motivasi membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak,
dan menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu
kepuasan atau suatu tujuan. Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari suatu
tujuan, atau dapat juga dikatakan motif merupakan daya gerak yang mendorong seseorang berbuat
sesuatu (Berrien and Bash dalam Effendy,2009).
Menurut Mathis (2001 dalam Riyadi,2011) motivasi merupakan hasrat dalam seseorang yang
menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah proses yang
menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan (Stepens Robins
2008).
Motivasi memiliki hubungan yang erat dengan sikap dan perilaku yang dimiliki oleh
seseorang. sikap yang ada pada setiap individu berinteraksi dengan nilai-nilai, emosi, peran, struktur
sosial dan peristiwa-peristiwa baru, yang bersama-sama emosi dapat dipengaruhi dan diubah oleh
perilaku.(Riyadi, diakses tanggal 11 Mei 2018).
Melihat permasalahan tentang motivasi kerja para anggota pers mahasiswa yang mulai
menurun tersebut, perlu juga dilihat mengenai peranan komunikasi organisasi yang ada di dalam pers
acta diurna tersebut, dengan mengukur beberapa indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hasil penelitian berdasarkan beberapa indikator yang diukur menemukan bahwa pertama
berkaitan dengan Isi pesan yang disampaikan dalam organisasi acta diurnal cukup jelas, berkaitan
dengan tugas dan fungsi masing-masing anggota ketika melakukan pekerjaan mereka, namun ada yang
menggangap tidak jelas karena diakibatkan oleh kurangnya perhatian dalam organisasi, karena jarang
hadir dalam rapat pertemuan organisasi acta diurnal tersebut.
Bahwa pesan yang disampaikan oleh pengurus dan pimpinan organisasi acta diurnal sangat
jelas berisikan tentang tugas job deskripsion masing-masing anggota tersebut. Namun kendalanya
sering kali tugas dan fungsi tersebut tidak berjalan secara optimal dikarenakan anggota sibuk juga
dengan tugas mereka sebagai mahasiswa yang harus konsentras dalam perkuliahan, kuliah kerja nyata
(KKN) serta tugas akhir mahasiswa.
Bahwa unsur motivasi kerja masih kurang disampaikan pada anggota pers acta diurnal. Hal
ini disebabkan karena pengurus juga masih jarang bertatap muka dengan anggota karena rata-rata
memiliki aktivitas sebagai mahasiswa dengan kesibukan kuliah dan organisasi lainnya.
Bentuk komunikasi secara interpersonal masih kurang ataupun jarang digunakan oleh
pengurus pers acta diurnal dalam memberikan motivasi kerja kepada para anggotanya. Berdasarkan
hasil penelitian dengan memanfaatkan hasil penjelasan langsung ketika memberikan quisioner
penelitian, memang kebanyakan pendekatan komunikasi untuk meningkatkan motivasi kerja masih
lebih banyak melalui pertemuan atau rapat organisasi. Sementara untuk pendekatan langsung secara
pribadi jarang di temukan oleh anggota pers acta diurnal tersebut. Secara jelas sering kali pengurus
maupun anggota masih agak ragu dan malu untuk memberikan arahan ataupun sara serta motivasi
kepada anggota lainnya, disebabkan karena rasa sesama mahasiswa, yang satu anggkatan kuliah.
Bentuk komunikasi secara kelompok selalu digunakan dalam upaya memberikan motivasi
kerja kepada para anggota pers acta diurnal tersebut, hal ini dibuktikan dengan adanya pertemuan atau

10
rapat pengurus, yang didalamnya ada penyampaikan dengan evaluasi kerja dan sekaligus motivasi dari
pimpinan pers acta diurnal kepada seluruh anggotanya.
Intensitas pertemuan antara ketua dan anggota pers acta diurna kurang dilakukan, hal ini
berdampak pada kurangnya komunikasi yang terjadi antara ketua dan anggota organisasi tersebut, dan
jelas cukup mempengaruhi motivasi kerja dari para anggotanya, alasan yang ditemukan kenapa
terjadinya kurang intensitas pertemuan komunikasi antara ketua dan anggota, salah satunya adalah
kesibukan ketua yang menjalani tahapan KKN dan juga kemungkinan mempersiapkan tugas akhir,
yang memerlukan konsentrasi waktu yang banyak, sehingga tugas dan fungsi sebagai pemimpin dalam
organisasi Pers Acta Diurna cukup terbengkalai.
Intensitas pertemuan komunikasi antara anggota dengan anggota lainnya di pers mahasiswa
acta diurnal tersebut sangat sering, sangat intens, hal ini cukup beralasan karena memang pada
kesehariannya para anggota tersebut adalah masih aktif dalam aktivitas perkuliahan yang sangat
memungkinkan untuk selalu berkomunikasi satu dengan lainnya. Intensitas komunikasi antar sesama
anggota sangat sering terjadi karena mereka selalu berada dan berkumpul bersama di secretariat pers
acta diurna tersebut.
Saluran komunikasi yang digunakan melalui telepon ataupun handphone dapat di simpulkan
bahwa telepon atau handpnoe selalu menjadi alat komunikasi antara pergurus dan anggota pers acta
diurnal tersebut. Sesuai data seluruh anggota dan pengurus memiliki alat komunikasi tersebut.
Sehingga dapat dengan mudah berkomunikasi apabila tidak berada bersama-sama bisa memanfaatkan
alat komunikasi handpone ataupun telepon tersebut.
saluran komunikasi yang digunakan melalui Sms (short message service),dapat di simpulkan
bahwa Sms (short message service) kurang digunakan menjadi alat komunikasi antara pergurus dan
anggota pers acta diurnal tersebut. Walaupun pada setiap anggota dan pengurus pers acta diurnal
memiliki fasilitas sms tersebut, diera perkembangan teknologi komunikasi, sms sudah mulai tertinggal
dengan kemampuan media sosial dalam melakukan komunikasi, sms hanya mengandalkan pesan
singkat dengan format yang kaku, sehingga mulai di anggap tidak efektif dalam melakuak komunikasi
apabila memerlukan penjelasan yang detail.
Email/chatting (Facebook,Yahoo Masengger,Twiter) masih sangat kurang digunakan pada
organisasi pers acta diurnal, khususnya dalam upaya meningkatkan motivasi kerja para anggotanya.
Padahal saluran komunikasi melalui media email, dan sebagainya merupakan salah satu cara yang
tepat untuk memberikan surat pemberitahuan ataupun surat peringatan yang berhubungan dengan
dapat meningkatkan motivasi kerja anggota organisasi tersebut.
Media atau saluran komunikasi dengan surat menyurat sudah sangat jarang digunakan dalam
kegiatan organisasi, kalaupun ada hanya dalam bentuk surat-surat resmi, ataupun Surat keterangan dan
sebagainya.
whats up merupakan media atau saluran komunikasi yang sangat sering digunakan dana
sangat membantu proses komunikasi secara organisasional dalam pers acta diurnal fispol Unsrat
tersebut. Dari data yang ditemukan kesemua anggota sudah memiliki dan memahami cara
menggunakan whats up tersebut, sehingga dapat membantu proses kerja serta menjalankan tugas dari
organisasi pers mahasiswa acta diurnal tersebut.
Indikator kredibilitas pimpinan pers acta diurna sudah memiliki kemampuan berkomunikasi
pimpinan sudah baik, artinya dapat berkomunikasi dengan baik secara organisasional dengan para
anggotanya.
Indikator sumber daya manusia pada pengurus pimpinan pers acta diurna, dapat disimpulkan
baik ,karena rata-rata mereka adalah mahasiswa yang sudah semester 4 ke atas, sudah banyak
mendapatkan pengetahuan jurnalistik yang berhubungan dengan tugas dan fungsi dari pers mahasiswa
tersebut.
pemimpin dan pengurus acta diurnal belum terlalu menguasai kompetensi pada bidang pekerjaan
secara professional, karena belum mampu menggelolah secara baik manajemen kerja dari organisasi
pers mahasiswa acta diurnal tersebut.

11
Dari hasil penelitian pada indikator kredibilitas ternyata ditemukan bahwa kredibilitas
pengurus pers acta diurna fispol unsrat belum mengedepankan profesionalisme dalam pekerjaannya,
disebabkan karena masih banyak pekerjaan yang belum sesuai dengan tugas dan fungsi yang telah
ditetapkan. Banyak hal yang menjadi hambatan dalam menjalankan profesionalisme dalam pekerjaan
tersebut, dikarenakan, rata-rata pengurus maupun anggota pers mahasiswa acta diurnal masih belum
mengetahui cara yang tepat dalam mengatur manajemen waktu antara studi dan tugas serta tanggung
jawab organisasi pers acta diurnal tersebut.
Secara keseluruhan dapat dikatakan peranan peranan komunikasi organisasi dalam
meningkatkan motivasi kerja anggota pers mahasiswa “acta diurnal” ilmu komunikasi Fisip Unsrat
Manado, belum terlalu berperan, hal ini dikarenakan masih ada beberapa hal yang berkaitan dengan
proses komunikasi secara organisasi, budaya organisasi, motivasi kerja, masih kurang optimal
dijalankan dengan baik antara pengurus dan anggota, beberapa temuan ini penyebabnya adalah masih
kurangnya kemampuan sumber daya manusia dalam mengatur manajemen organisasi pers acta diurnal
secara professional, hal tersebut juga disebabkan karena rata-rata pengurus maupun anggota organisasi
tersebut masih dalam status sebagai mahasiswa ilmu komunikasi fispol unsrat, yang masih memiliki
tanggung jawab kuliah atau kegiatan akademik yang harus di laksanakan dalam upaya mendapatkan
gelar sarjana. Secara umum hasil penelitian ini perlu mendapat masukan dan saran, agar supaya
pengurus pers acta diurnal perlu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam upaya
meningkatkan motivasi kerja anggotanya.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan pada bab IV penelitian, dapat
disimpulkan berkaitan dengan bagaimana peranan komunikasi organisasi dalam meningkatkan
motivasi kerja anggota pers mahasiswa “acta diurna” ilmu komunikasi fisip unsrat manado
1. Secara umum peranan komunikasi organisasi dalam meningkatkan motivasi kerja anggota
pers mahasiswa acta diurna, belum terlalu optimal, hal ini dikarenakan pengurus belum dapat
menjalankan pendekatan komunikasi secara organisasional, baik secara vertical maupun
horizontal.
2. Pengurus pers acta diurna, belum terlalu optimal dalam menjalankan tugas dan fungsi
organisasi secara professional, hal ini di tunjukkan pada permasalahan belum dapat mengatur
manajeman organisasi secara baik.
3. Dalam upaya meningkatkan motivasi kerja konsep Isi pesan yang disampaikan pengurus
kepada anggota, belum terlalu jelas disampaikan khususnya berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawab serta job deskripsion masing-masing anggota.
4. Bentuk komunikasi yang digunakan dalam upaya meningkatkan motivasi kerja pada pers
mahasiswa acta diurnal, masih lebih dominan pendekatan secara kelompok, sementara
pendekatan komunikasi secara interpersonal masih kurang dilakukan, dengan alasan, malu-
malu, dan tidak enak karena sesama teman kuliah.
5. Intensitas pertemuan berkomunikasi antara ketua dengan anggota sangat kurang terjadi
berkaitan dengan koordinasi tugas, sementara intensitas pertemuan anggota dengan sesama
anggota pers mahasiswa acta diurna cukup tinggi, tetapi jarang membahasa tentang organisasi
tersebut, lebih kepada hubungan pertemanan kuliah saja.
6. Pemanfaatan saluran/ media komunikasi belum juga terlalu optimal dalam meningkatkan
motivasi kerja anggota pers acat diurnal, karena hanya lebih banyak memanfaatkan media
komunikasi telepon dan whats up, sementara media lain seperti email, surat menyurat resmi
belum di optimalkan.
7. Kredibilitas Pengurus dilihat pada sumber daya manusia, kemampuan berkomunikasi sudah
cukup baik, karena kebanyakan adalah mahasiswa jurusan ilmu komunikasi dengan konsetrasi
jurnalistik maupun humas, namun dilihat dari kemampuan secara professional dalam
mengelolah manajeman organisasi belum terlalu baik.

12
SARAN
Dari beberapa hasil kesimpulan penelitian di atas dapat menjadi masukan serta sara penelitian ini
antara lain adalah :
1. Pengurus organisasi pers acta diurnal perlu meningkatkan kemampuan menggelolah
organisasi secara professional dengan mampu membedakan hubungan pertemanan dan tugas
dan fungsi di organisasi.
2. Pendekatan secara interpersonal perlu di gunakan secara intens oleh pengurus dan anggota,
apabila melihat adanya penurunan motivasi kerja pada anggotanya.
3. Pengurus dan anggota organisasi pers acta diurna perlu lebih bijak mengatur waktu dan
membedakan antara tugas dalam organisasi dengan tugas sebagai mahasiswa dalam
menggapai kelulusan dan gelar sarjana S.1.
4. Manajemen organisasi pers mahasiswa acta diurna perlu mengoptimalkan keseluruhan media
komunikasi dalam upaya meningkatkan motivasi kerja para anggotanya, termasuk surat
peringatan secara resmi kepada anggota yang sudah tidak menjalankan tugas dan fungsi
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Arikunto Suharsimi, 1991. Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Effendy, Onong Uchjana.2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Hadis, Abdul. (2008). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Kartono, Kartini. 1994, Perilaku Organisasi, Bandung Penerbit Sinar Baru.
Muhammad, Arni, 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyana, Deddy. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. 2002. Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaludin 2004. Metode Penelitian Komunikasi (dilengkapi dengan contoh analisis statistic).
Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sugiono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabet


Bandung

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2003). Landasan Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, Sumadi. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.
Sumber lainnya :
Data Pers Mahasiswa Acta Diurna Ilmu Komunikasi Fispol Unsrat Manado

13

Anda mungkin juga menyukai