Anda di halaman 1dari 10

Analisa Penggunaan Komunikasi pada Pidato Cinta Laura Keihl

dengan judul “Moderasi Beragama”


Mata Kuliah : Komunikasi

Dosen Pengampu : Antoni Manurung, M. Th

Oleh :

Kelompok 1

Diva Valentinta (2010126),Mareta Sinaga (1810036), Mariana Sinambela (1810037)


Tamariska Hutagaol (2010149), Vereddi Silitonga (2010151)

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia

2021/2022

I. PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan aspek penting dalam kehidupan termasuk dalam
aktivitas yang membentuk hubungan antara satu sama lain. Dalam konteks
kehidupan sehari-hari setiap aktivitas yang dilakukan manusia pasti
menggunakan komunikasi, dengan tujuan agar pesan yang disampaikan dapat
dipahami dan dimengerti, sehingga pesan dari komunikasi yang disampaikan
tersebut efektif dan memiliki hubungan umpan balik kepada komunikannya.
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan kepada penerima pesannya
(komunikan).1 Dalam proses komunikasi diperlukan media sebagai saluran
penyampaian pesan. Terutama dalam kegiatan komunikasi massa maka media
merupakan salah satu unsur penting yang mampu mempengaruhi hubungan dan
kegiatan manusia.

Media adalah perantara, penyampai, atau penyalur. Sarana atau alat yang
digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan atau informasi dari komunikator
kepada publik. Pengarang atau penulis juga termasuk yang berbicara melalui
media cetak, komunikasi seseorang dapat membentuk serta menyampaikan
komunikasi dengan tatanan bahasa yang baik dalam bentuk lisan maupun
tulisan. Dengan melalui media komunikasi, kepekaan pendengar dan penglihatan
manusia terinstruksi, dan hasil dari penyampaian interaksi tersebut dapat
berlangsung secara komunikasi satu arah.2

Pada kesempatan saat ini kami mengangkat Topik Analisa penggunaan


Komunikasi pada video pidato Cinta Laura Keihl yang berjudul Moderasi
Beragama Generasi Millenial yang kami ambil dari laman sosial media Facebook
Cinta Laura Keihl.

1
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 5
2
M. Pawit Yusuf, Komunikasi Intruksional Teori dan Praktik (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hal. 225
II. ISI PEMBAHASAN
II.1 Komunikator
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai
pengirim pesan kepada komunikan (penerima pesan)
dalam sebuah proses komunikasi. Dengan kata lain,
komunikator merupakan seseorang atau sekelompok
orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam
sebuah hubungan.3
Pada topik kami ini yang menjadi komunikator ialah
Cinta Laura Keihl. Cinta Laura Keihl lahir di Quakenbrück, Jerman, 17 Agustus
1993. Cinta Laura berkebangsaan Indonesia walaupun ia memiliki darah
campuran dari kedua orang tuanya, yaitu Ayahnya dari Jerman dan Ibunya dari
Indonesia.4 Cinta Laura Keihl adalah seorang public figure di Indonesia dari
generasi Millenials sekarang. Cinta Laura juga sangat mementingkan
pendidikannya disamping pekerjaannya sebagai public figure, terlihat Cinta
Laura menempuh pendidikan di Columbia University (2011-2014) dan berhasil
mendapat dua gelar sekaligus yaitu di bidang Psikologi dan Sastra Jerman
dengan menyandang predikat Cumlaude dengan IPK 3,9.5
Komunikator Cinta Laura Kiehl memberikan pidato yang menggugah
dalam peluncuran Aksi Moderasi Beragama (22/09/2021). Pidato berjudul
“Moderasi Beragama Generasi Millenial” pada dasarnya adalah berupa sikap
anak muda mengenai Moderasi Beragama dalam bentuk pernyataan sikap,
himbauan, dan pengingat.6
II.2 Pesan
Pesan adalah isi dari komunikasi yang disampaikan dari sumber
komunikator kepada pihak yang menjadi penerima komunikasi. Pesan dapat
bersifat Verbal dan Non-Verbal. Pesan verbal merupakan jenis pesan yang
penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh
penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal
adalah jenis pesan yang disampaikan tidak menggunakan kata-kata secara

3
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikator diakses 12 Okt 2021
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Cinta_Laura diakses 12 Okt 2021
5
https://www.dawainusa.com/cinta-laura-diterima-di-10-kampus/ diakses 12 Okt 2021
6
https://kemenag.go.id/read/cinta-laura-dan-moderasi-beragama-v5yjp diakses 8 Okt 2021
langsung, adapun isinya dapat dipahami oleh penerima berdasarkan gerak-
gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pesan
non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang
timbul dari proses penyampaian pesan yang terjadi.7
Pidato yang disampaikan oleh Cinta Laura pada acara Malam Peluncuran
Aksi Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama
Indonesia pada Rabu, 22 September 2021 terdapat pesan dalam bentuk verbal.
Tapi sebelum membahas pesan, mari kita terlebih dahulu membahas struktur
dari bahan yang dikomunikasikan, hal ini guna menyaring dan membedakan,
mana yang merupakan pesan, dan mana pembahasan, atau mana yang hanya
sekedar salam dan sambutan.
Struktur dari Pidato:
A. Salam
1. Salam pembuka
2. Sambutan/ salam untuk para tamu dan tamu istimewa
B. Pendahuluan
1. Pernyataan komunikator yang menyatakan diri sebagai bagian
dari generasi yang memegang kunci perubahan dan arah bangsa
C. Masalah
1. Polarisasi opini masyarakat
2. Pergesekan akibat isu SARA
3. Agama menjadi alat pemicu perpecahan
4. Radikalisme akibat pemahaman yang salah mengenai Tuhan,
masyarakat cenderung memaksakan pola pikirnya untuk
menggambarkan Tuhan yang akhirnya membuat Tuhan seolah-
olah terdikte oleh keinginan dan gambaran yang dia ciptakan
5. Perbuatan pengatasnamaan Tuhan untuk kepentingan pribadi
padahal semu aitu diluar konteks kitab suci
D. Alasan timbulnya masalah
1. Kurangnya bimbingan dan pegangan dalam masyarakat untuk
memahami ajaran dengan pola pikir kritis

7
https://pakarkomunikasi.com/hakikat-pesan-dalam-komunikasi diakses 12 Okt 2021
2. Kesalahpahaman di dalam masyarakat, dimana mereka tidak
memahami bahwa tujuan sebenarnya dari semua agama adalah
membimbing arah moral hidup manusia
E. Solusi yang diberikan Komunikator
1. Pentingnya pengenalan akan budaya, rasa bangga akan budaya
harus ditumbuhkan dalam masyarakat sejak usia dini
2. Pelajaran agama harus secara adil tanpa memihak dalam
merepresentasikan agama lain
3. Pengembangan pola pikir kritis yang harus ditanamkan sejak dini.
Memperluas sudut pandang dan memberi rangsangan untuk
menimbulkan daya kritis dalam diri anak sejak dini
4. Penggunaan teknologi untuk menyebarkan nilai-nilai penting guna
mempertahankan identitas bangsa yang sebenarnya
F. Penutup
1. Quotes : yang menggambarkan sebuah bangsa tanpa pengetahuan,
jati diri, asal dan budaya sebagai pohon tanpa akar, yang dimana
makna dari quotes itu diterjemahkan langsung oleh komunikator.
2. Ajakan untuk menaati agama dan melestarikan budaya keragaman
untuk mempertahankan identitas bangsa.
G. Salam Penutup

Dalam sturktur diatas, dapat dikatakan bahwa bagian yang merupakan


pesan adalah setiap bagian kecuali Salam pembuka, sambutan, salam penutup
dan pendahuluan. Selebihnya adalah pesan, termasuk masalah.

Dalam kategori pesan, Kelompok kami menggolongkan ada dua pesan,


yakni Sekunder dan Primer.

Pesan Sekunder: adalah pesan yang tidak disampaikan oleh komunikator


dalam bagian solusi, namun didalamnya terdapat hal-hal yang dapat dipetik oleh
pendengar dan berguna bagi mereka, diantaranya adalah bagian berikut:

 Bagian Masalah
 Alasan Timbulnya masalah
 Penutup
Pesan Primer: adalah pesan yang menjadi intisari atau pokok bahasa utama,
point utama yang harus disampaikan oleh Komunikator:

 Solusi
II.3 Media
Media adalah perantara, penyampai, atau penyalur. Sarana atau alat yang
digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan atau informasi dari
komunikator kepada publik.8
Bentuk media komunikasi yang dipakai adalah Media Audio Visual Aid
(AVA) yaitu media komunikasi yang dapat dilihat dan juga dapat didengar.
Dalam komunikasinya secara langsung, komunikator hanya menggunakan
Microfon dalam penyampaian pesan. Tidak hanya sampai dalam acara saja
komunikator menyampaikan pesannya, namun ia juga menyebarluaskannya.
Untuk menyebarluaskan pesan ini, komunikator menggunakan platform digital
pribadi miliknya (Media sosial pribadi), dalam hal ini, kami sendiri
mendapatkan dan menggunakan materi yang dibagikan/ upload oleh
komunikator melalui laman Facebook Cinta Laura Keihl. Kami mendapatkan
informasi secara digital, dalam analisa kami ini, media yang dipakai adalah
bentuk video yang di-upload oleh Komunikator Cinta Laura di laman sosial
media Facebook miliknya itu.
II.4 Penerima/ Audience
Penerima adalah pribadi/kelompok/organisasi yang menjadi penerima
pesan atau informasi dari sumber (pengirim). Penerima pesan adalah kepada
siapa pesan ditujukan. Biasanya penerima pesan disebut pendengar, audience.
Pada Pidato Cinta Laura, yang menjadi penerima (audience) adalah
seluruh hadirin yang mengikuti acara Malam Peluncuran Aksi Moderasi
Beragama, diantaranya ada beberapa pihak yang disebutkan secara langsung,
yakni Menteri Agama Indonesia, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi, Menteri dalam Negeri (Perwakilan), Dirjen Pendidikan Islam dan
juga Ketua Komisi Delapan DPR RI.

8
M. Pawit Yusuf, Komunikasi Intruksional Teori dan Praktik (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hal. 225
Namun tidak sampai disitu, Komunikator juga menggunakan prinsip
penyebarluasan yang baik, dia menyadari dirinya sebagai tokoh public dan
seorang yang berpengaruh, dan ketika dia membagikan pesan ini melalui laman
digitalnya, maka penerima sekunder dalam hal ini menjadi jauh lebih banyak
daripada penerima primer (mereka yang ikut dalam acara secara langsung).
Penerima ini termasuk kami sebagai pemakalah dan juga semua orang yang
menonton video tersebut.
II.5 Metode
Dalam penyampaian secara langsung, Komunikator menyampaikan pesan
dengan berpidato, ini dapat digolongkan kedalam metode Ceramah karena
keduanya memiliki banyak persamaan, yakni bersiafat satu arah dan Monolog
dan peserta (Audience) mengikuti acara secara pasif. Metode ini memiliki
kelebihan dan kekurangan, yakni
2.5.1 Kelebihan Metode

 Praktis: Amat sangat mudah dilakukan dan tidak memerlukan persiapan


yang kompleks, lebih mudah daripada metode-metode lainnya.
 Ekonomis: Lebih murah, memang dalam penyampaian pidatonya,
Komunikator ada di sebuah acara Moderasi Beragama yang tampaknya
sudah dipersiapkan dengan amat baik, dan tentu saja tidak praktis sama
sekali (Karena juga mengundang orang-orang penting didalamnya,
dipastikan membutuhkan persiapan yang kompleks dan matang) namun
sekali lagi, bukan tugas si Komunikator untuk mempersiapkan acara, dia
hanya mempersiapkan dan menyampaikan materinya, dan ketika dia
menggunakan metode Ceramah (Pidato), itu adalah metode yang paling
praktis daripada metode lainnya.

2.5.2 Kelemahan Metode

Meskipun dalam video tampaknya berjalan lancar dan efektif, namun


sebenarnya metode yang dipilih si Komunikator memiliki beberapa
kelemahan, yakni:

 Monolog: dapat menciptakan rasa kebosanan di pihak penerima, ini


karena mereka hanya menjadi penerima pasif. Tapi dapat terlihat
dalam video, sepertinya kelemahan ini tertutupi karena walaupun
secara teori seharusnya mereka pasif, tapi sesekali mereka merespon
dengan tepuk tangan. Agaknya terdapat beberapa hal yang sengaja
dilencengkan oleh Komunikator, karena jelas dengan tempo pidatonya
dan pause yang dia lakukan terlihat dia meminta respon itu,
kemungkinan besar itu adalah cara Komunikator untuk tetap menjaga
konsentrasi audiencenya.
 Komunikator dapat mengalami kesulitan dalam mengontrol Audience:
Dalam video tersebut, tampak Komunikator juga dapat mengatasi
kelemahan ini, kami menyatakan begitu karena ketika kamera
menyorot kearah peserta acara, tampak semuanya berlangsung
kondusif dan juga memperhatikan Komunikator. Komunikator bukan
hanya menguasai materinya, tapi juga metode yang dia gunakan
sehingga dia dapat menguasai kelemahan dari metode itu. Dan lagi,
keberhasilan ini sedikit banyaknya dipengaruhi oleh latar belakang
Komunikator yang merupakan seorang Public Figure(Actress).
II.6 Alasan Penggunaan Metode
Kami melihat bahwa dalam penyampaian langsung, pemateri memilih
metode ceramah (Dengan melalui pidato) adalah karena alasan-alasan berikut:
1. Bersifat Formal.
Pidato adalah metode yang paling sering digunakan dalam menyampaikan
pesan secara formal dalam acara yang resmi pula. Untuk menyeimbangkan
dengan kondisi inilah komunikator memilih metode komunikasi ini.
2. Jumlah Audience
Metode ini sangat cocok untuk menjangkau Audience yang banyak dalam
ruangan yang besar, karena dengan metode ini, tugas dari Audience hanya
mendengarkan dan bersikap pasif.
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Melalui pembahasan ini, kami menarik kesimpulan dari analisa kami sebagai berikut.

• Konten video ini berisi pidato dari seorang Public Figure, sekaligus seorang
sarjana Psikologi serta Sastra Jerman dari Columbia University, Cinta Laura Keihl.

 Pesan dari Pidato yang disampaikan oleh Komunikator Cinta Laura:


Pentingnya pengenalan akan budaya, rasa bangga akan budaya harus
ditumbuhkan dalam masyarakat sejak usia dini. Penerapan pelajaran agama
harus secara adil tanpa memihak dala merrepresentasikan agama lain,
pengembangan pola Pikir kritis yang harus ditanamkan sejak dini. Memperluas
sudut pandang dan memberi rangsangan untuk menimbulkan daya kritis dalam
diri anak sejak dini. Penggunaan teknologi untuk menyebarkan nilai-nilai
penting guna mempertahankan identitas bangsa yang sebenarnya.

• Bentuk Media yang dipakai oleh Komunikator adala Media Audio Visual Aid
(AVA) yaitu media komunikasi yang dapat dilihat dan juga dapat didengar,
penyebarluasan selanjutnya menggunakan platform Facebook.

• Metode adalah ceramah (dalam bentuk Pidato), karena bersifat formal dan juga
lebih praktis dan mudah diterapkan untuk peserta yang banyak seperti acara moderasi.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Effendy, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Yusuf, M. Pawit. 2010. Komunikasi Intruksional Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi
Aksara

Sumber Lain:

https://fb.watch/8lvYauK2Wn/ Video yang kami analisis

https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikator

https://id.wikipedia.org/wiki/Cinta_Laura

https://www.dawainusa.com/cinta-laura-diterima-di-10-kampus/

https://kemenag.go.id/read/cinta-laura-dan-moderasi-beragama-v5yjp

https://pakarkomunikasi.com/hakikat-pesan-dalam-komunikasi

Anda mungkin juga menyukai