BISNIS PARIWISATA
PENJELASAN TENTANG JENIS-JENIS PARIWISATA
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “jenis jenis pariwisata” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Pariwisata di program studi
Manajemen pada Universitas Mahasaraswati Denpasar. Selanjutnya penulis mengucapkan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada bapak I Made Surya Prayoga,SE,MM selaku dosen
sekaligus pembimbing mata kuliah Bisnis Pariwisata
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak karena telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai
sumber data pada makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan memerlukan
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini. Selain itu, kami juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan pembaca.
Kelompok 02
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN…....................................................................................................1
1.1. Latar belakang..............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3. Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1. Pengertian Pariwisata...................................................................................................3
2.2. Pengertian Bisnis Pariwisata........................................................................................5
2.3. Bentuk-bentuk Pariwisata.............................................................................................5
2.4. Jenis-jenis Pariwisata...................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dalam pengembangan objek wisata harus memenuhi tiga kriteria yang harus dimiliki
oleh objek wisata yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung, diantaranya adalah
something to see yaitu objek wisata tersebut harus memiliki sesuatu yang dapat dilihat secara
langsung dan daya tarik khusus yang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung,
something to do adalah objek wisata tersebut mampu memberikan perasaan yang senang,
rileks dan nyaman ketika wisatawan dapat melakukan kegiatan di objek wisata dan
something to buy yang artinya wisatawan disediakan tempat untuk bisa membeli souvenir
yang pada umumnya memberikan ciri khas dari daerah tempat objek wisata itu berada.
1.3 Tujuan
Untuk Mengetahui Pengertian dari Pariwisata
Untuk Mengetahui Pengertian dari Bisnis Pariwisata
Untuk Mengetahui Apa Saja Bentuk-bentuk Pariwisata
Untuk Mengetahui Apa Saja Jenis-jenis Dari Pariwisata
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut peninjauan secara etimologis, istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta
yang terdiri atas dua suku kata yaitu "pari” dan "wisata". Pari berarti berulang-ulang atau
berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti
perjalanan yang dilakukan secara berulang ulang atau (Musanef, 1996 : 8). Pariwisata tidak
hanya bisa diartikan secara etimologis saja, tetapi terdapat pendapat dari para ahli
diantaranya:
1. Hunziker dan Krapf (Bapak Ilmu Pariwisata) Pariwisata adalah sejumlah hubungan
dan gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu
tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yang bersifat sementara atau
permanen sebagai usaha mencari kerja penuh (Musanef, 1996: 11).
2. Hans Buchi Pariwisata adalah peralihan tempat untuk sementara waktu dan mereka
yang mengadakan perjalanan tersebut memperoleh 2 pelayanan dari perusahaanperusahaan
yang bergerak dalam industri pariwisata (Musanef, 1996: 11).
3. Robert Mc. Intosh Shashi Kant Cupta Pariwisata adalah gabungan gejala dan
hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah serta masyarakat tuan
rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini serta penunjang lainnya (Musanef,
1996: 11).
4. Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 Pariwisata adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha usaha
yang terkait di bidang itu. Pengertian ini mengandung lima unsur yaitu:
3
1. Unsur manusia (wisatawan)
4. Unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata) 5. Unsur usaha (Musanef, 1996: 13). Dan
pengertian diatas terdapat beberapa hal yang penting yaitu :
4
Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas disimpulkan pengertian Pariwisata adalah
kegiatan di mana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari rumah (bepergian) antar daerah
atau antar negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana orang tersebut tidak
menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.
Bisnis Pariwisata adalah usaha yang menyediakan baran atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dan penyelenggraan pariwisata. Sektor pariwisata memang cukup
menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa secara pragmatis juga
mampu meningkakan pendapatn masyarakat.
Tujuan Pariwisata
Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu
menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka
waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang dipergunakan. Bentuk-
bentuk pariwisata tersebut dijelaskan dibawah ini:
5
a) Menurut asal wisatawan pertama-tama perlu diketahui wisatawan itu berasal dari dalam
atau luar negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan hanya pindah
tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selama ia
mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkan kalau ia datang
dari luar negeri disebut pariwisata internasional.
b) Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran kedatangan wisatawan dari luar negeri
adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak
positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang
ini disebut pariwisata aktif. Sedangkan, kepergian seorang warga negara ke luar negeri
memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negerinya, disebut
pariwisata pasif.
c) Menurut jangka waktu kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara
diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang
bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka pendek dan
pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepada ketentuan-ketentuan yang
diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang
dimaksudkan.
d) Menurut jumlah wisatawan perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang
datang,apakah sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbulah istilah-
istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.
e) Menurut alat angkut yang dipergunakan dilihat dari segi penggunaan yang dipergunakan
oleh sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata
laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba
dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api, atau mobil.
6
2.3 Jenis-jenis Pariwisata
Jenis - jenis Pariwisata Menurut Pendit (1994), pariwisata dapat dibedakan menurut motif
wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Wisata Budaya Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas
pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan
ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat
mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka.Seiring perjalanan serupa ini
disatukan dengan kesempatan–kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan–kegiatan
budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau
kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.
Contoh: Berwisata budaya di Yogyakarta, yang terkenal dengan hasil batik yang terkenal
di kalangan Intenasional, dari sana kita dapat memperlajari budaya, hingga cara membuat
batik tersebut.
2. Wisata Maritim atau Bahari Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga
di air, lebih–lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar,
menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung,
melihat–lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta
berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah– daerah atau negara–negara
maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya.
7
Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti
misalnya Pulau–pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan
pulau–pulau kecil disekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis
ini disebut pula wisata tirta.
Contoh: Berisata ke Pantai Pasi putih di Karangasem, yang merupakan tempt yang
cocok untuk menyelam didukung dengn pemndangan air yang indah.
3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi) Untuk jenis wisata ini biasanya banyak
diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha–usaha
dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan
daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang–undang.
Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta 8 alam dalam
kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan
kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan
masyarakat.
4. Wisata Konvensi Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan
wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini
dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan–ruangan tempat bersidang bagi
para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang
bersifat nasional maupun internasional.
Seperti Hotel Sthala Ubud yang saat ini sudah menyediakan tempat untuk pernikahan
dari warga asing dan WNI dan pertemuan atau rapat-rapat dari kementerian dan
Pemprov.
8
5. Wisata Pertanian (Agrowisata) Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini
adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek–proyek pertanian,
perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat
mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat–lihat keliling
sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai
jenis sayur–mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi.
6. Wisata Buru Jenis ini banyak dilakukan di negeri–negeri yang memang memiliki daerah
atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai
agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke 10 daerah
atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti
berbagai negeri di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya.
7. Wisata Ziarah Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat
istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak
dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat–tempat suci, ke makam–makam
orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap
keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda.
Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk
memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan
memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. Banyak agen atau biro perjalanan
menawarkan wisata ziarah ini pada waktu–waktu tertentu dengan fasilitas akomodasi dan
sarana angkuatan yang diberi reduksi menarik ke tempat–tempat tersebut di atas.
Sesungguhnya daftar jenis–jenis wisata lain dapat saja ditambahkan di sini, tergantung
kapada kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau
negeri yang memang mendambakan industri pariwisatanya dapat meju berkembang.
Pada hakekatnya semua ini tergantung kepada selera atau daya kreativitas para ahli
profesional yang berkecimpung dalam bisnis industri pariwisata ini.
9
Makin kreatif dan banyak gagasan–gagasan yang dimiliki oleh mereka yang
mendedikasikan hidup mereka bagi perkembangan dunia kepariwisataan di dunia ini,
makin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat diciptakan bagi kemajuan
industri ini, karena industri pariwisata pada hakikatnya kalau ditangani dengan
kesungguhan hati mempunyai prospektif dan kemungkinan sangat luas, seluas cakrawala
pemikiran manusia yang melahirkan gagasan–gagasan baru dari waktu–kewaktu.
Termasuk gagasan–gagasan untuk menciptakan bentuk dan jenis wisata baru tentunya.
Contohnya: Umat Hindu Bertirtayatra ke Pura-pura, yang bertujuan untuk sembahyang.
a. Pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh
orang-orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat,
untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin
menyegarkan keletihan dan kelelahannya.
b. Pariwisata untuk Kebudayaan (cultural/tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan karena
adanya keinginan untuk mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan tata cara hidup
rakyat daerah lain. Selain itu untuk mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan
peradaban masa lalu, pusat-pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan, atau 28 ikut serta
dalam festival-festival seni musik, teater, tarian rakyat, dan lainlain
c. Pariwisata untuk olahraga (sports tourism) Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori:
1. Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan karena adanya peristiwaperistiwa
olahraga besar seperti Olimpiade Games, World Cup, dan lain-lain.
2. Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka
yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri, seperti pendakian gunung,
olahraga naik kuda, dan lain-lain.
1
0
d. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business tourism) Perjalanan usaha ini
adalah bentuk professional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan
pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada pelakunya baik npilihan daerah
tujuan maupun pilihan waktu perjalanan.
1
BAB III
PENUTUP
2.3 Kesimpulan
1. Pariwisata adalah kegiatan di mana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari rumah
(bepergian) antar daerah atau antar negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana
orang tersebut tidak menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.
2. Bisnis Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dan penyelenggraan pariwisata.
3. Tujuan Pariwisata:
a. Untuk mencapai profit maksimum
b. Dapat meningkatkan supernormal profit.
c. Dapat meningkatkan segmentasi pasar
d. Meningkatkan Devisa Negara
e. Memperkenalkan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia
f. Meningkatkan persaudaraan persahabatan dan nasional dan internasional
4. Bentuk-bentuk Pariwisata:
a. Menurut asal wisatawan
b. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran
c. Menurut jangka waktu kedatangan seorang wisatawan
d. Menurut jumlah wisatawan
e. Menurut alat angkut yang dipergunakan
5. Jenis-jenis Pariwisata
a. Wisata Budaya
b. Wisata Maritim atau Bahari
c. Wisata Cagar Alam
d. Wisata Konvensi
e. Wisata Pertanian (Agrowisata)
1
f. Wisata Buru
g. Wisata Ziarah
h. Wisata untuk rekreasi (recreation tourism)
i. Wisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business tourism)
3.2 Saran
Pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna, karena terbasnya sumber yang kami
peroleh. Oleh karena itu kami harapkan agar pembaca bisa mencari sumber yang lain guna
membandingkan dengan pembahasan yang kami buat, supaya dapat mengoreksi apa bila
terjadinya kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
1
Daftar Pustaka
Sapta, Setia. Nengah Landra. (2018). Bisnis Pariwisata. Badung: Cv Noah Aletheiaa
https://dispar.bone.go.id/2019/02/jenis-jenis-tempat-wisata-berdasarkan-motif-wisatawan-
lokasi-tujuan-dan-perjalanan/
https://www.merdeka.com/jatim/jenis-jenis-pariwisata-beserta-tujuan-dan-unsurnya-
pelajari-lebih-lanjut-kln.html