Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK 02

BISNIS PARIWISATA
PENJELASAN TENTANG JENIS-JENIS PARIWISATA

DOSEN PENGAMPU: I MADE SURYA PRAYOGA,SE,MM

DISUSUSN OLEH KELOMPOK 02:

 NI KADEK SUNARI TRISN DEWI (05)


 I PUTU GEDE SURYA SETIAWAN (28)
 I MADE JUNI ARTHA (30)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “jenis jenis pariwisata” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Pariwisata di program studi
Manajemen pada Universitas Mahasaraswati Denpasar. Selanjutnya penulis mengucapkan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada bapak I Made Surya Prayoga,SE,MM selaku dosen
sekaligus pembimbing mata kuliah Bisnis Pariwisata

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak karena telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai
sumber data pada makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan memerlukan
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini. Selain itu, kami juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan pembaca.

Denpasar, 10 September 2022

Kelompok 02

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN…....................................................................................................1
1.1. Latar belakang..............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3. Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1. Pengertian Pariwisata...................................................................................................3
2.2. Pengertian Bisnis Pariwisata........................................................................................5
2.3. Bentuk-bentuk Pariwisata.............................................................................................5
2.4. Jenis-jenis Pariwisata...................................................................................................7

BAB III PENUTUP..................................................................................................................12


3.1. Kesimpulan....................................................................................................................12
3.2. Saran..............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran pariwisata bagi sebuah wilayah secara nyata tidak dapat diragukan, karena
pariwisata banyak memberikan kontribusi bagi perekonomian masyarakat. Kontribusi yang
diberikan dari sektor pariwisata mampu menyumbang devisa bagi negara serta dapat
memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Yoeti, 2008).
Peranan sektor pariwisata secara optimal dapat menjadi salah satu upaya untuk
meningkatkan pendapatan daerah. Sektor pariwisata di kabupaten memiliki peranan yang
dapat digunakan untuk mendayagunakan sumber dan potensi pariwisata yang pada umumnya
menjadi pendukung terhadap pertumbuhan ekonomi karena dapat mendorong kegiatan
perekonomian lainnya, terutama kegiatan yang dapat mendukung pariwisata seperti
penyediaan lapangan kerja, rumah makan, agen perjalanan, jasa perhotelan dan kegiatan
perekonomian lainnya yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dari kegiatan pendukung pariwisata tersebut juga akan didapatkan sumber-sumber dari
Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari pajak serta retribusi sehingga sektor pariwisata
memiliki peran serta bagi pembangunan sebuah wilayah. Undang-undang No. 10 Tahun 2009
pasal 8 ayat 1 dan 2 Tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa pembangunan
kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional,
provinsi dan 2 kabupaten/kota, yang merupakan bagian integral dari pembangunan jangka
panjang nasional.

1
Dalam pengembangan objek wisata harus memenuhi tiga kriteria yang harus dimiliki
oleh objek wisata yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung, diantaranya adalah
something to see yaitu objek wisata tersebut harus memiliki sesuatu yang dapat dilihat secara
langsung dan daya tarik khusus yang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung,
something to do adalah objek wisata tersebut mampu memberikan perasaan yang senang,
rileks dan nyaman ketika wisatawan dapat melakukan kegiatan di objek wisata dan
something to buy yang artinya wisatawan disediakan tempat untuk bisa membeli souvenir
yang pada umumnya memberikan ciri khas dari daerah tempat objek wisata itu berada.

1.2 Rumusan Masalah


Apa Pengertian dari Pariwisata?
Apa Pengertian dari Bisnis Pariwisata?
Apa Saja Bentuk-bentuk Pariwisata?
Apa Saja Jenis-jenis Pariwisata?

1.3 Tujuan
Untuk Mengetahui Pengertian dari Pariwisata
Untuk Mengetahui Pengertian dari Bisnis Pariwisata
Untuk Mengetahui Apa Saja Bentuk-bentuk Pariwisata
Untuk Mengetahui Apa Saja Jenis-jenis Dari Pariwisata

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pariwisata

Menurut peninjauan secara etimologis, istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta
yang terdiri atas dua suku kata yaitu "pari” dan "wisata". Pari berarti berulang-ulang atau
berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti
perjalanan yang dilakukan secara berulang ulang atau (Musanef, 1996 : 8). Pariwisata tidak
hanya bisa diartikan secara etimologis saja, tetapi terdapat pendapat dari para ahli
diantaranya:

1. Hunziker dan Krapf (Bapak Ilmu Pariwisata) Pariwisata adalah sejumlah hubungan
dan gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu
tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yang bersifat sementara atau
permanen sebagai usaha mencari kerja penuh (Musanef, 1996: 11).

2. Hans Buchi Pariwisata adalah peralihan tempat untuk sementara waktu dan mereka
yang mengadakan perjalanan tersebut memperoleh 2 pelayanan dari perusahaanperusahaan
yang bergerak dalam industri pariwisata (Musanef, 1996: 11).

3. Robert Mc. Intosh Shashi Kant Cupta Pariwisata adalah gabungan gejala dan
hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah serta masyarakat tuan
rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini serta penunjang lainnya (Musanef,
1996: 11).

4. Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 Pariwisata adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha usaha
yang terkait di bidang itu. Pengertian ini mengandung lima unsur yaitu:

3
1. Unsur manusia (wisatawan)

2. Unsur kegiatan (perjalanan)

3. Unsur motivasi (menikmati)

4. Unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata) 5. Unsur usaha (Musanef, 1996: 13). Dan
pengertian diatas terdapat beberapa hal yang penting yaitu :

a) Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.

b) Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.

c) Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan dengan


bertamasya dan rekreasi, melihat dan menyaksikan atraksi-atraksi wisata.

d) Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di


tempat/daerah yang dikunjungi dan semata mata sebagai konsumen di tempat
tersebut, dengan mendapat pelayanan (Musanef, 1996: 12).

5. Menurut James. J. Spillane (1987: 20) pariwisata adalah kegiatan melakukan


perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui
sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan
tugas, dan lain-lain. Defenisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat
ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai
usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan
hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan akan dianggap
sebagai perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu
bersifat sementara, bersifat sukarela (Voluntary) dalam anti tidak terjadi karena
paksaan, dan tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah.

4
Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas disimpulkan pengertian Pariwisata adalah
kegiatan di mana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari rumah (bepergian) antar daerah
atau antar negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana orang tersebut tidak
menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.

2.2 Pengertian Bisnis Pariwisata

Bisnis Pariwisata adalah usaha yang menyediakan baran atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dan penyelenggraan pariwisata. Sektor pariwisata memang cukup
menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa secara pragmatis juga
mampu meningkakan pendapatn masyarakat.

Tujuan Pariwisata

a) Dalam bisnis pariwisata untuk mencapai profit maksimum melalui peningkatan


pendapatan dilakukan dengan menetapkan kebijakan diskriminasi harga.
b) Kebijakan diskriminasi harga umumnya menunjukkan suatu tingkatan monopoli
yang dapat meningkatkan supernormal profit.
c) Akan tetapi, dalam bisnis pariwisata hal tersebut lebih cenderung menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam melakukan segmentasi pasar
d) Meningkatkan Devisa Negara
e) Memperkenalkan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia
f) Meningkatkan persaudaraan persahabatan dan nasional dan internasional

2.3 Bentuk-bentuk Pariwisata

Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu
menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka
waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang dipergunakan. Bentuk-
bentuk pariwisata tersebut dijelaskan dibawah ini:

5
a) Menurut asal wisatawan pertama-tama perlu diketahui wisatawan itu berasal dari dalam
atau luar negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan hanya pindah
tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selama ia
mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkan kalau ia datang
dari luar negeri disebut pariwisata internasional.
b) Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran kedatangan wisatawan dari luar negeri
adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak
positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang
ini disebut pariwisata aktif. Sedangkan, kepergian seorang warga negara ke luar negeri
memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negerinya, disebut
pariwisata pasif.
c) Menurut jangka waktu kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara
diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang
bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka pendek dan
pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepada ketentuan-ketentuan yang
diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang
dimaksudkan.
d) Menurut jumlah wisatawan perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang
datang,apakah sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbulah istilah-
istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.
e) Menurut alat angkut yang dipergunakan dilihat dari segi penggunaan yang dipergunakan
oleh sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata
laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba
dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api, atau mobil.

6
2.3 Jenis-jenis Pariwisata

Jenis - jenis Pariwisata Menurut Pendit (1994), pariwisata dapat dibedakan menurut motif
wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai
berikut.

1. Wisata Budaya Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas
pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan
ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat
mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka.Seiring perjalanan serupa ini
disatukan dengan kesempatan–kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan–kegiatan
budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau
kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.
Contoh: Berwisata budaya di Yogyakarta, yang terkenal dengan hasil batik yang terkenal
di kalangan Intenasional, dari sana kita dapat memperlajari budaya, hingga cara membuat
batik tersebut.

2. Wisata Maritim atau Bahari Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga
di air, lebih–lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar,
menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung,
melihat–lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta
berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah– daerah atau negara–negara
maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya.

7
Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti
misalnya Pulau–pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan
pulau–pulau kecil disekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis
ini disebut pula wisata tirta.
Contoh: Berisata ke Pantai Pasi putih di Karangasem, yang merupakan tempt yang
cocok untuk menyelam didukung dengn pemndangan air yang indah.
3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi) Untuk jenis wisata ini biasanya banyak
diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha–usaha
dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan
daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang–undang.
Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta 8 alam dalam
kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan
kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan
masyarakat.

4. Wisata Konvensi Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan
wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini
dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan–ruangan tempat bersidang bagi
para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang
bersifat nasional maupun internasional.
Seperti Hotel Sthala Ubud yang saat ini sudah menyediakan tempat untuk pernikahan
dari warga asing dan WNI dan pertemuan atau rapat-rapat dari kementerian dan
Pemprov.

8
5. Wisata Pertanian (Agrowisata) Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini
adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek–proyek pertanian,
perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat
mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat–lihat keliling
sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai
jenis sayur–mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi.
6. Wisata Buru Jenis ini banyak dilakukan di negeri–negeri yang memang memiliki daerah
atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai
agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke 10 daerah
atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti
berbagai negeri di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya.
7. Wisata Ziarah Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat
istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak
dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat–tempat suci, ke makam–makam
orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap
keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda.
Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk
memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan
memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. Banyak agen atau biro perjalanan
menawarkan wisata ziarah ini pada waktu–waktu tertentu dengan fasilitas akomodasi dan
sarana angkuatan yang diberi reduksi menarik ke tempat–tempat tersebut di atas.
Sesungguhnya daftar jenis–jenis wisata lain dapat saja ditambahkan di sini, tergantung
kapada kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau
negeri yang memang mendambakan industri pariwisatanya dapat meju berkembang.
Pada hakekatnya semua ini tergantung kepada selera atau daya kreativitas para ahli
profesional yang berkecimpung dalam bisnis industri pariwisata ini.

9
Makin kreatif dan banyak gagasan–gagasan yang dimiliki oleh mereka yang
mendedikasikan hidup mereka bagi perkembangan dunia kepariwisataan di dunia ini,
makin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat diciptakan bagi kemajuan
industri ini, karena industri pariwisata pada hakikatnya kalau ditangani dengan
kesungguhan hati mempunyai prospektif dan kemungkinan sangat luas, seluas cakrawala
pemikiran manusia yang melahirkan gagasan–gagasan baru dari waktu–kewaktu.
Termasuk gagasan–gagasan untuk menciptakan bentuk dan jenis wisata baru tentunya.
Contohnya: Umat Hindu Bertirtayatra ke Pura-pura, yang bertujuan untuk sembahyang.

Sedangkan menurut Spillane (1987), membedakan janis-jenis menjadi sebagai berikut:

a. Pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh
orang-orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat,
untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin
menyegarkan keletihan dan kelelahannya.
b. Pariwisata untuk Kebudayaan (cultural/tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan karena
adanya keinginan untuk mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan tata cara hidup
rakyat daerah lain. Selain itu untuk mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan
peradaban masa lalu, pusat-pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan, atau 28 ikut serta
dalam festival-festival seni musik, teater, tarian rakyat, dan lainlain
c. Pariwisata untuk olahraga (sports tourism) Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori:
1. Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan karena adanya peristiwaperistiwa
olahraga besar seperti Olimpiade Games, World Cup, dan lain-lain.
2. Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka
yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri, seperti pendakian gunung,
olahraga naik kuda, dan lain-lain.

1
0
d. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business tourism) Perjalanan usaha ini
adalah bentuk professional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan
pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada pelakunya baik npilihan daerah
tujuan maupun pilihan waktu perjalanan.

e. Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism) Konvensi sering dihadiri oleh


ratusan dan bahkan ribuan peserta yang biasanya tinggal beberapa hari diluar kota
atau negara penyelenggara.
f. Wisata Kuliner
Motivasi dalam jenis wisata ini tidak semata-mata hanya untuk mengenyangkan dan
memanjakan perut dengan aneka ragam masakan khas dari daerah tujuan wisata,
melainkan pengalaman yang menarik juga menjadi motivasinya. Pengalaman makan
dan memasak dari aneka ragam makanan khas tiap daerah membuat pengalaman yang
didapat menjadi lebih istimewa.

1
BAB III

PENUTUP

2.3 Kesimpulan
1. Pariwisata adalah kegiatan di mana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari rumah
(bepergian) antar daerah atau antar negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana
orang tersebut tidak menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.
2. Bisnis Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dan penyelenggraan pariwisata.
3. Tujuan Pariwisata:
a. Untuk mencapai profit maksimum
b. Dapat meningkatkan supernormal profit.
c. Dapat meningkatkan segmentasi pasar
d. Meningkatkan Devisa Negara
e. Memperkenalkan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia
f. Meningkatkan persaudaraan persahabatan dan nasional dan internasional
4. Bentuk-bentuk Pariwisata:
a. Menurut asal wisatawan
b. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran
c. Menurut jangka waktu kedatangan seorang wisatawan
d. Menurut jumlah wisatawan
e. Menurut alat angkut yang dipergunakan
5. Jenis-jenis Pariwisata
a. Wisata Budaya
b. Wisata Maritim atau Bahari
c. Wisata Cagar Alam
d. Wisata Konvensi
e. Wisata Pertanian (Agrowisata)

1
f. Wisata Buru
g. Wisata Ziarah
h. Wisata untuk rekreasi (recreation tourism)
i. Wisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business tourism)

3.2 Saran

Pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna, karena terbasnya sumber yang kami
peroleh. Oleh karena itu kami harapkan agar pembaca bisa mencari sumber yang lain guna
membandingkan dengan pembahasan yang kami buat, supaya dapat mengoreksi apa bila
terjadinya kesalahan dalam pembuatan makalah ini.

1
Daftar Pustaka

Sapta, Setia. Nengah Landra. (2018). Bisnis Pariwisata. Badung: Cv Noah Aletheiaa

https://dispar.bone.go.id/2019/02/jenis-jenis-tempat-wisata-berdasarkan-motif-wisatawan-
lokasi-tujuan-dan-perjalanan/

https://www.merdeka.com/jatim/jenis-jenis-pariwisata-beserta-tujuan-dan-unsurnya-
pelajari-lebih-lanjut-kln.html

Anda mungkin juga menyukai