Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR AKUTANSI HINDU

KELOMPOK 6

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:


1. RAI DARMAYANTI (2002022536)
2. PUTU NANDYA SANCHYANA AUSTANA (2002022565)
3. ANAK AGUNG AYU PUTRI RAHAYU (2002022574)
4. FEMI KONITA WOLLA (2002022583)
5. NI MADE SUMARIANI (2002022591)
6. I GEDE INDRA SUARDINATA (2002022593)
7. NI KADEK ASRI PRAMESTI (2002022596)

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB VI
PENGGUNAAN BAHASA, HURUF, ANGKA DAN ALAT UKUR MONETER
SERTA ALAT UKUR LAINNYA

Akutansimerupakancabangilmumanajemen. Pengetahuanini agar dapatdigunakan dan


memberikanmanfaatkepadapemakainyaharusmenggunakanalat bantu atauantara lain seperti Bahasa,
huruf dan angka, satuanmatauang, alatukurlainnyasepertitakaran, ukuran dan timbangan.
Disampingalat bantu yang disebutkandiatas, akutansi juga memerlukanalat bantu
lainyayaitualatuntukmenuliskan data akutansi yang dimaksudsepertipena dan tinta. Alat bantu
lainnyasebagaitempatmenuliskan data akutansi yang ada, yang paling sederhanasepertidaun-daunan,
kulitkayu, kulitbinatangdanterakhirdalam dunia modern adalahkertas dan tinta.
Akutansibergunauntukmembantumencatatsuatutransaksi yang terjadi dan
terakhirmengukurkekayaanatau asset yang dimiliki oleh entitastersebut. Tanpasarana-
saranapembantudalambentukdaun-daunan, kulitayam, kulitkayu, kulitbinatang, kertas, tinta, huruf,
angka, takaran,ukuran dan timbangan, system akutansitidakdapatberjalansebagaimanamestinya.
Berikutinidiuraikansecarasingkatmengenaikeberadaandarimasing-masingalat bantu system akutansi
yang telahada pada zaman Arthasastra.

Penggunaan Bahasa, Huruf dan Angka

Sepertidiketahui Bahasa yang digunakanuntukmencatat dan menjelaskansertamenyebarluaskan Veda


adalah Bahasa Sanskerta. Bahasa Sanskertaditulisdenganhuruf Devanagari, abjad Bahasa
SanskertadisebutdenganVarnamala, terdiridari48 aksara. Akasara-
aksaratersebutterbagilagidalamduakelompokbesar, yaitu 15 kelompok vocal dan 33 kelompokkonsonan
(Surada, I Made, 2007:1).

Bahasa Sanskerta juga dilengkapidenganangkadimulaidari 0 sampaidengan 9 (Surada,1 Made, 2007:9).


Bentukangka Bahasa Sanskertasepertinyatidakbanyakberbedadenganangkaarab yang
digunakansecaraluassaatini. Ilustrasiperbandinganantaraangkamenuruthuruf Devanagari dan
angkaarab. Sebagaiberikut:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
 Contohpenggunaannya

123 246 398 479 589 697 2005 2006 579 354

Sumber: Surada, Made, 2006 : 9

DalamBukuMatematika Veda, yang disusun oleh Jagadguru Swami Sri Bharati KrsnaTirthajiMaharja
(Paramita Surabaya, 2008 : XV), ditemukanpenjelasan yang sangatmenarik, bahwaangka 0 (nol)
ditemukan oleh ahkllimatematikahindu. Peryantaantersebutkonondiberikan oleh akhlimatematika yang
bernamaProf. GP Halstead dalambukukaryanya yang berjudulOn The Foundation and Technique of
Arithmatic.

SelanjutnyadalambukumatematikaVeda(dalambuku yang sama) pada halaman XV,


ditemukanlagipenjelasan yang cukupmenarik, yaitunotasihindu (angkahindu) dibawakesemenanjung
Arabia pada 770 M oleh seorangsarjanahindubernamaKANKAdari Ujjain. Beliaudiundangkeistana raja di
bahdad. Pada waktuiturajanyabernamaAbassidKalif AL-Mansur. Selama di bahdad, KANKA
mengajarkanastronomi dan matematikahindukepada para sang sarjana Arab. Denganbantuan KANKA,
para sarjana Arab menterjemahkanastronomi dan matematikahindukedalam Bahasa Arab.
Selanjutnyadijelaskanbahwaastronomi dan matematikahindusecaraperlahanbergerakmenujuMesir, dan
pada akhirnyamasukkeeropa pada abadke 11. Orang eropamengatakannyanotasiArab,
karenamerakameniramanyadari orang arab. Akan tetapi orang arabsendiri, baik di timurmaupun
dibarat, semuanyamemberinamabilanganHindu (al-Arqan-al Hindu ). Berdasarkan data dalambentuk
Bahasa, huruf dan angkaSanskertadiatassudahdapatdipastikanbahwaakutansi pada zaman Artasastra
juga menggunakansemuasaranatersebut, sehinggadapatberkembangsebagaiperantara dan alat bantu
pada bidangekonomi dan keuanganbaik pada sector pemerintahan dan dunia bisnis.

Sebagaibuktibahwakebiasaantulismenulis di masyarakatsudahberkembangsedemikianmajunya,
diketahuaidaripenjelasan pada beberapaayatdalambukuArtasastra, terjemahan Made Astana, dkk, yang
menyatakan para pejabatwajibmembuatcatatantertulisberkaitandenganobyek yang
menjadilingkuptanggungjawabnya, baikberkaitandenganfisikasetmaupunrencanaanggaranpenerimaan
dan pengeluarannya (Artasatra BK.II.Bab.2.II & BK.II.Bab 7.3).

Selanjutnyadijelaskanpentingnyadokumensebagaialatbuktipertanggungjawabanmanajemendalammelak
sanakantugasnya dan sebagaibuktipendukungbiladilakukan audit oleh para akuntansebagai auditor
pemerintah,maupunsebagaibuktipendukungdalammenyelesaikansuatuperkara (Arthasastra Bk. II. Bab
10.38,44,45 & Bk. III. Bab 1. 15, 16)

Sejalandengansudahdemikianmajunyadalamsystem pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh


setiaptingkatkanmanajemenpemerintahmakakegiatan audit, pemeriksaan dan
pengecekansecaraperiodik dan atausewaktu-waktuatashasilkerjatiapmanajemen juga sudahdilakukan.
Kegiatan audit in dilakukan oleh para akutansebagaiauditor pemerintahkerajaan,
untukmemastikanbahwapertanggungjawaban yang dibuat oleh
manajemensudahsesuaidenganketentuan yang berlaku dan juga
terhindardarikemungkinanPernyataanatasperlunyadilakukan audit, pemeriksaan dan pengecekan yang
harusdilaksanakan oleh para akuntankerajaan paling sedikitnyaditemukan pada lima
ayatdalamArthasastra, yaitu pada Bk. II. Bab 7 ayat 22, 30, 31, 32, 33. Buku II, Bab 7, adalahbagian yang
secarakhususmengaturtentang System Pencatatan dan Pelaporanserta Tata Cara Pengawasan dan atau
Audit.

Berkaitandenganmasalahpemeriksaan/pengecekan dan audit atashasilkerjapegwaikerajaan yang


dilakukan oleh para akuntan, ternyata kata kuntanditemukan paling sedikitnyasebanyak 6 (enam) kali
dalamayat-ayatArthasastra. Ayat-ayatdalamArthasastra yang merujuk kata akuntanadalah Bk. II. Bab
1.7, Bk. II, Bab 7 : 16,22, 34 & Bk. II. Bab 9 : 28, 30

Jadiprofesiakuntan pada zaman Arthasastratelahberkembang dan diterima oleh


masyarakatpenggunanyadenganbaik.

DalambukuArthasastra, oleh L.N. Rangarajan,1992 : 183-184


ditemukanpenjelasantentangpersayaratanpengangkatanseorangSekretaris Kerajaan dan Penasehat
Kerajaan yaitu orang yang bersangkutanharusmenguasaisemuaperaturan yang dikeluarakan oleh Raja.
Yang bersangkutan juga harusdapatmembaca dan menulisdenganbaik dan lancar dan
mengetahuisemuadokumen dan pengumuman yang dikeluarkan oleh raja.

“ Aperson fit to be appointed as the Royal Scribe shall have the same qualifications as those for a Royal
Councillor. He shall have a (thorough) knowledge of all conventions, be quick in composition and have
good handwriting. He shall also be able (cleary) documents and edicts. The scribe shall listen attentively
to the kings instruction and write them down precisely”

AlatUkurMoneter (Satuan Mata Uang)

Sebagaialattukarmenukardalam negeri digunakansatuanmatauangdisebut “Pana”. Mata


uanginiterbuatdarilogam yang diproduksi oleh pemerintahsedemikianrupasehinggatidakmudahrusak.
Mata uangpanamempunyaipecahan-pecahansehinggadapatdenganmudahdipergunakan oleh
masyarakatdalambertransaksi. Pecahanmatauangpanaadalah: ½ pana, ¼ pana, 1/8 pana, 1/16 pana, dan
seterusnya. Jenismatauanglainnya yang juga digunakanadalah “ mashaka“,” kakani”.
Namunsebagaiindukmatauangnyaadalahpana.Semuatransaksikeuangansektorpemerintahandanbi
snisharusdiukurdenganpana.
DalamArthasastraditemukanpenjelasanbahwamatauangpanadicetakolehpemerintahdandigunakan
secaraluasolehmasyarakatdalammelakukantransaksiperorangan, pemerintahandanbisnis.

1) TentangpercetakanmatauanguraiannyaditemukandalamArthasastra BK.
II, Bab 12.24, berbunyisebagaiberikut:

“ kepalaPercetakanUang (Laksanadhyaksa)
hendaknyamencetakuangperakdenganseperempattembaga (dan)
mengandungcampuranpengerassatumassa(dalamberat) darisalahsatu yang berikut : besi,
timah , dan antimony, untukmatauangsatupana, setengahpana, seperempatpana,
seperdelapanpana. Untukmatauangtembagadenganmengandungcampuranseperempat,
(darimatauang) satumasaka,setengahmasaka, satukakani ,dansetengahkakani”.
2) Setelahuangdicetak,
sebelumbolehdiedarkanmakaharusdiperiksaterlebihdahuluolehpetugasPemeriksa Mata
Uang (Rupadarsaka).
Petugasinisekaligusbertugasmenentukannilaidarimatauangtersebutsebelumdapatdigunaka
nuntuktransaksiperdagangandanpenerimaanPerbendaharaan.
PenjelasantentanghaltersebutdapatditemukandalamArthasastraBK.II, Bab 12.25,
sebagaiberikut:

“ Pemeriksaan Mata Uang (Rupadarsaka)


hendaknyamenentukannilaipana,untukperdagangandanuntukpenerimaandalamperbendah
araan”

3) Yang menarikadalah Raja telahmembuataturanmengenaiupah,


komisidaripembuatanmatauang, biayapemeriksaan (control kualitas)
(merupakanbiayastandar) sertamenentukansanksibagianggotamasyarakat yang
memproduksimatauang. PenjelasantersebutdapatditemukandalamArthasastra BK. II, Bab
12.26, sebagaiberikut:

“ Ia (Raja) hendaknyajugamenentukanupahpembuatanmatauangsebanyakdelapanpersen,
komisi lima persen, upahpemeriksaanseperdelapanpersen. Dendaduapuluh lima
panauntukmereka yang memproduksi, membeli, menjualdanmemeriksakanuangditempat
lain.

Ukuran, Takaran, TimbangandanWaktu

Akuntansidapatmenjalankanfungsinyadenganbaikapabiladitunjangolehsaranadanprasaran
alainnya, sepertitelahdijelaskandimukayaituadanyahuruf, angkadanmatauang. Alat bantu
yang tidakkalahpentinglainnyaadalahukuran, takaran, timbangandanwaktu.
Ukuranmemberikanpetunjuktentangpanjang, lebar,
jaraksuatutempatdengantempatlainnya.
Takaranberhubungandenganmasalahisidarisuatualatseperti drum, kaleng, kolam, dam,
dansebagainya. Timbanganmemberikankepastiantentangberatdarisuatubarang yang
ditimbang. Waktuadalahmenentukankepastiantentangwaktusiang, malam, jam, hari,
minggu, bulandantahun.
DalambukuArthasastraoleh L.N Rangarajan, 1992, padalampiran (Appendix) 1,
dijelaskansecarapanjanglebartentangukuran, takaran, timbangandanwaktu yang
telahdiformulasikanolehKautilya, lebihkurang 2000 tahun yang lalu.
DinyatakanolehRangarajan, bahwasangatmengejutkan,
tingkatsentralisasipemerintahankerajaanKautilya yang
demikianluasdenganditerapkannyastandardisasidariukuran, takaran, timbangandanwaktu
yang berlakuuntukseluruhwilayahkerajaan, lebihkurang 2000 tahun yang lalu.
Berikutinidijelaskansecarasingkatukuran, takaran, timbangandanwaktu yang
digunakanolehKautilya, sebagaiberikut:
3.1). UkuranPanjang

Dasarukuranpanjang yang digunakanbernama“angula”. Bagian (subdivision)


darianguladisebutdengan“anu”. Angulasebagaisatuanukuranpanjangdisamakandengan
19 mm. Satuangulasamadengan 32,768 anus.
Selanjutnyadijelaskanbahwaangulasebagaiukuranpanjangmempunyaikelipatan (multiples
of the angula) ,seperti:
4 angulas = 1 dharnugraha = 3 in = 7.5 cm
8 angulas = 1 dharnurmusthi = 61 = 14 cm
12 angulas = 1 vitasi = 9 in = 23 cm
2 vitastis = 1 aratni = 18 in = 45 cm
4 aratnis = 1 danda = 6 ft = 180 cm

Selanjutnyadijelaskanmengenaiukuranpanjanguntukjarakjauhyaitu:
10 dandas = 1 rajju = 60 ft = 18.25m
2 rajjus = 1 paridesa = 120 ft = 36.5 m
2000 dhanus = 1 goruta/krosa = 4000 yds = 3.66 km
4 gorutas = 1 yojana = 9 miles = 15 km.

Ukuranpanjang/ jarak yang bersifatkhusus:


Ditetapkan pula jenis-jenisukuranpanjangataujarak yang digunakansecarakhusus,
sepertijarakuntukpasukandalampertempuran,
penelitianuntukmenentukanluasnyapadangrumput,
penelitianuntukmenentukanluasnyahutan, dsb.nya:
Sama, sala, pariraya = 26.5 cm = digunakanuntukmengukurjarakdalampertempuran.
Hasta = 52.5 cm = digunakanuntukmengukurjarakpadasaatmelakukan
survey padangrumput, survey hutan.
Kisku = 80 cm = ukuraninidigunakanolehtukanggergajikayu.

Ukuranpanjang yang bersifatkhususinimasihbanyaklagi, sepertiukuranuntukataprumah,


jalanan, tembokkota, tempatpanahdalam areal pertempuran.

3.2). UkuranEmpatPersegi (Squer Measures)

Terdapatempatpersegiadabeberapajenisyaitu:
1 nivartana = 3000 m2
3 rajjus = 0.3 ha.
1 bahu = 3425 m2
32 dandas = 0.35 ha.
3.3). UkuranUntukDayaMuat/Isi (Measures Of Capacity)

Terdapatempatjenisukuranberatdanukuranisiuntukkondisi yang berbeda, yang


berlakupadasaatituyaitu:

1) Ukuranisiuntukpenerimaanperbendaharaankerajaandenganstandar 100%
2) Ukuranisiuntukkegiatanperdagangan 6.25% dibawahketentuan yang pertama
(standarpemerintah) ,sebesaryaitu 93.75%
3) Ukuranuntukkegiatanpembayaranolehpemerintahkerajaan 12.5%
dibawahstandarkebendaharaankerajaan, yaitu 87.5%
4) Pengeluaran-pengeluaranuntukistanakerajaan 18.75%
dibawahstandarperbendaharaankerajaan, yaitu 81.5%

Sebagaistandaruntukukuranberat da nisi digunakan“drona”. Satudrona=


200palasdarimashakacang-kacangan (200 palas of masha beans).

3.4). PersyaratanKhusuUntukTimbanganMinyak Dan Ghee

Untukbenda-bendacairsepertianggur, minyakdanbunga-bungaan, sari buah, buah-buahan


yang telahdikupas,
arangdankapurditentukanseperempattambahannyadaritimbanganstandar (normal).
Timbanganuntuk :
Ghee = 21 kudubas = 1 ghatika
4 ghatika = 1 varaka

Minyak(oil) = 16 kudubas = 1 ghantika


4 ghantika = 1 varaka

3.5). UkuranBeratUntuk Mas

Ukuranberatuntuk mas, perakdanpermataditetapkansebagaiberikut:

Keterangan Emas ( Gold ) Perak ( Silver ) Intan ( Diamonds )


10 masha beans or 5 1 mashaka - -
gunjabrries
88 white mustard - 1 mashaka -
seeds
20 rais grqis - - dharana
16 mashkas 1 suvarna or 1 dharana -
1 karsha
4 karshas 1 pala - -
Dharana dan mashaka digunakan sebagai alat ukur/timbangan bagi emas, perak dan batu
permata (precious stone).

3.6).Alat Pengukur Berat.

Kautilya memperkenalkan dua jenis alat pengukur berat, yaitu timbangan dengan dus
panci dan timbangan bergerak dengan bahan baja Scala dari kedua timbangan tersebut
tidak jauh berbeda dengan timbangan pada zaman modem ini.

Tula – timbangan dengan dua skala dengan sebuah tongkat penunjuk keseimbangan
Digunakan untuk barang-barang yang beratnya sampai dengan 10 palas Gambaran dari
bentuk dan penggunaan dari timbangan tersebut adalah sebagai berikut

Berat dari balon


Nomor/Numbe dalam Panajang = length
r palas / weight
Of beam in palas
1 1 6 ang = 4 1/2 in = 11.5 cm

2 2 14 ang = 10 1/2in = 27
cm
3 3 22 ang = 16 1/2in = 42 cm
And so on, + 8 angulas, or 6 in, or 15
Cm each step
10 10 78 ang = 581/2in = 150 cm

Samavrita - merupakan timbangan dengan titik pikul dibuat dari baja dengan berat barang yang
ditimbang dari % pala sampai dengan 200 palas. Lawan beratnya adalah 5 palas diletakkan pada
sisi lainnya. Gambar dari alat kur dimaksud sebagai berikut :
Timbangan untuk mengukur berat yang tidak digunakan untuk menimbang batu permata adalah
samavritta Dasar ukuran yang digunakan adalah pala. Satu pala = 1 % oz atau 35 grams.
Penjabaran dari alat ukur dharma, pala, tula dan bhara adalah sebagai berikut:
10 dharanas = 1 pala = 11/4oz = 35 grams
100 palas = 1 tula = 73/4lbs = 3.5 kilos
20 tulas = 1 bhara = 154 lbs = 70 kilos

3.7). Ukuran Waktu


Kautilya menetapkan sebagai dasar satuan waktu adalah nalika Nalika dibagi lagi dalam
beberapa sub, terdiri dari dari sekon, menit dan jam. Rinciabnya sebgai berikut :
1 tuta = 6/100ths of a second
2 tutas = 1 lava = 12/100ths of a second
2 ivas = 1 nimesha = 24/100ths of a second
5 nimesha = 1 kashta = 1.2 second
30 kashtas = 1 kala = 36 second
40 kalas = 1 nalika = 24 minutes
2 nalikas = 1 muhurta = 48 minutes
15 muhurtas = 1 hari siang dan 1 malam = 12 jm

Pada bulan Arafah (bulan Juni) tidak ada bayangan pada tengah harinya.
3.8). Penanggalan (kalender)
Rincian dari hari-hari kalender antara lain sebagai berikut :
15 siang dan malam = Sukla 15 harian atau sukia fortnight)
Bakula 15 harian atau (Bakula fortnight)
2 kali lima belas harian = 1 bulan
1) Hari kerja - 30 hari siang dan malam
2) Bulan menurut peredaran matahari = 30 1/2hari siang dan 30
malam
3) Bulan menurut peredaran bulan =29 % hari siang dan 30
malam
4)Hari kerja untuk inventari =32 hari siang dan malam
5) Hari kerja malam untuk kavalri = 35 hari siang dan malam
6)Hari kerja untuk pasukan gajah = 40 hari siang dan malam
2 bulan = satu musim
Dakshinayana
Varsha (musim hujan) – Sravana
(Juli/Agustus) dan Praushtapada (Agustus/September)
Sharat (autumn) - Asvayaja (September/Oktober) dan Kartika (Oktobet/Nopember)
Hemanta (winter)- Marghasirsha (November/Desember dan Pausha (Desember/Januari)
Uttarayana
Sisira (frosty)- Magha (Januari/Februari) dan Phalguna (Februari/Maret)
Vasantha (spring- Caitra (Maret/April) dan Vaisalaka (April/Mici) Grishma (summer)-
Jyeshtamulya (Mei/Juni) dan Ashada (Juni/Juli)
3 musim = 1 ayana
2 ayanas = 1 tahun
5 tahun = 1 yuga

3.9). Penyesuaian Atas Penanggalan.


Penanggalan/kalender, dapat menggunakan dua metode yaitu berdasarkan peredaran matahari
dan atau peredaran bulan Kalender menggunakan peredaran matahari umurnya lebih panjang
1/60 dibandingkan menggunakan edaran bulan. Artinya setiap dua bulan ada kehilangan satu
hari, bila kalender matahari menuju kalender peredaran bulan.

Anda mungkin juga menyukai