MATERI 6
Mata Kuliah : Analisis Laporan Keuangan (SPBIS 17362)
Dosen Pengasuh : 1. Dr. Drs. Pius Bumi Kellen, MM
2. Drs. Bei Marselinus, MM
Oleh : Kelompok-6
No Nama Mahasiswa NIM Dosen Wali
1. Maria K. Deona 1603020117 Drs. Bei Marselinus, MM
2. Elita T. M Chambali 1603020067 Drs. Frengky Dupe M.Si
3. Kristina P. Johanis 1603020148 Dra. Yoseba Pulinggomang, M.Si
4. Yosefina D.B. Seran 1603020069 Drs. Frengky Dupe M.Si
SEMESTER VII
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
1
Daftar Isi
2
6.1 Latar Belakang
Analisis common size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap
rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualn atau
dari total aktiva.
Dalam laporan common size, seluruh akun dinyatakan dalam presentase dan
tidak ditunjukkan jumlah moneternya. Dalam laporan keuangan common size
(laporan yang berukuran sama) adalah karena total jumlah akun-akun dalam
kelompok yang bersangkutan aalah 100%.
3
Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan
yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya terhadap
posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
4
MATERI
Dengan penyajian ini akan diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat
digunakan sebagai pembanding. Untuk mengubah data-data absolut (rupiah) dalam laporan
keuangan menjadi data-data relatif atau presentase, dapat dilakukan dengan :
a. Nyatakanlah total aktiva, passiva dan total penjualan netto, masing-masing dengan
100%.
b. Hitung ratio tiap-tiap pos atau komponen dalam laporan keuangan (neraca dan
perhitungan rugi-laba) dengan cara membagi pos-pos yang bersangkutan terhadap
total dari komponen masing-masing.
Misalnya :
Laporan dalam presentase per komponen ini sangat berarti bagi penganalisa dalam
mempelajari posisi keuangan dan hasil usaha tahun yang berjalan dan khususnya dalam
5
membuat perbandingan antara perusahaan-perusahaan yang sejenis yang dipandang sebagai
standar.
6.2.2 Evaluasi terhadap Laporan dalam Presentase per Komponen untuk Neraca dan
Laporan Rugi-Laba
a. laporan dengan presentase per komponen menunjukkan persentase dari total aktiva
yang telah di investasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari
laporan dalam persentase ini dan memperbandingkannya dengan rata-rata industri
sebagai keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui bahwa
investasi dalam suatu aktiva telah melampaui batas-batas yang umum berlaku (over
investment) atau masih terlalu rendah (under investment). Dari analisa ini dapat
diambil kebijaksanaan-kebijaksanaan yang perlu agar investasi pada masa yang akan
datang tidak lagi terlalu rendah atau terlalu besar (tinggi).
c. persentase per komponen yang terdapat dalam neraca akan merupakan persentase
per komponen terhadap total aktiva dan menunjukkan perbandingan secara horizontal,
tetapi tidak menunjukan ada atau tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan-
perubahan tersebut hanya dapat dilihat kalau dikembalikan pada data absolutnya.
1. data absolutnya tetap; tetapi tren atas Common Size Precentage turun, karena total
sebagai pembaginya naik.
(dalam Rp 000.000)
6
2. data absolut suatu pos naik; tetapi Common Size Precentage turun, karena kenaikan
data absolut pos tersebut lebih kecil dari tingkat kenaikan angka total pembagiannya.
(dalam Rp 000.000)
3. Data absolut sesuatu pos menurun, tetapi Common Size Precentage, karena penurunan
pos tersebut lebih rendah dari penurunan total pembaginya.
(dalam Rp 000.000)
4. Laporan dalam persentase per komponen dalam hubungannya dengan rugi laba
menunjukkan jumlah atau persentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap
oleh harga pokok penjualan, biaya usaha dan laba usaha.
Contoh :
Data di atas menunjukkan suatu yang favorable, karena persentase harga pokokterhadap
penjualan netto makin menurun, sehingga persentase laba bruto terhadap penjualan makin
meningkat. Apabila gejala-gejala tersebut diselidiki lebih lanjut maka keadaan tersebut diatas
dapat dipengaruhi oleh :
7
- perubahan harga jual atau volume penjualan atau kedua-duanya
Dalam penerapan sehari-hari Common Size Precentage Analysis banyak digunakan oleh
perusahaan dalam hubungannya dengan Income statement karena ada huungannya yang erat
antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedangkan untuk neraca tidak banyak
digunakan.
1. Atas neraca
Data-data yang tertera pada neraca dapat kita katakan bahwa :
a. Perusahaan pada periode 1975-1980 mengadakan ekspansi. Baik pada angka
absolut ataupun relatifnya terlihat bahwa aktive tetap dan aktiva lancar
menunjukan tendensi naik, terutama pada tahun 1977, 1978, 1979, dan 1980.
b. Ekspansi ini tampaknya dibiayai dengan modal sendiri. Baik modal saham, agio
saham ataupun return earning perusahaan ini menunjukkan tendensi naik
sepanjang tahun selama 6 tahun berturut-turut.
c. Dengan adanya ekspansi telah mengakibatkan redistribusi aktiva dalam angka
absolut yaitu aktiva tidak lancar naik, sedangkan aktiva lancar turun.
d. Pada pos-pos passiva kita lihat bahwa :
- Hutang jangka pendek turun. Ini berari bahwa perusahaan di samping
mengadakan ekspansi, tidak melalaikan kewajubannya untuk melunasi hutang
jangka pendek
- Hutang jangka panjang meskipun angka absolutnya menunjukkan kenaikan,
tetapi angka relatifnya menunjukkan penurunan. Ini berarti bahwa perusahaan
pun telah berusaha untuk melunasi hutang-hutang jangka panjang yang telah
jatuh tempo
- Hasil yang lebih menggembirakan adalah bahwa pos modal sendiri
menunjukan bahwa perusahaan telah mampu untuk menarik kenaikan 10.3 %
selama 5 tahun. Ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu untuk
menarik pemegang saham baru dengan membeli emisi sahamnya. Ini pula
8
yang menyebabkan adanya kenaikan agio saham dan laba yang ditahan. Ini
berarti bahwa para kreditor akan meras aman dan margin of safety for creditor
akan meningkat. Ekspansi perusahaan pada aktiva tetap sebagian besar
dibelanjai oleh modal sendiri.
2. Atas laporan perhitungan rugi laba
a. Harga pokok dan laba bruto penjualan
Harga pokok menyerap penjualan dalam persentase yang menurun. Ini
mengakibatkan persentase laba kotor naik dari 26.4 % menjadi 29.3 %.
Keadaan ini menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba kotor atas
penjualan yang meningkat karena kebijaksanaan perdagangan yang lebih efektif.
Keadaan ini juga mungkin disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Perubahan tingkat harga yang favorable
2. Adanya kebijaksanaan atas harga jual yang favorable
3. Kebijaksanaan penjualan pada produk-produk yang menguntungkan karena
perusahaan mampu untuk memproduksi barang-barang yang sesuai dengan
kesenangan dan kemampuan daya beli konsumen.
4. Efisiensi dalam pembelian bahan baku
5. Perubahan dalam metode penilaian.
b. Biaya-biaya usaha dan laba
Dalam-periode-periode 6 tahun ini, biiaya-biaya usaha menunjukkan tendensi naik
dari 18.6 % menjadi 23.2 % sehingga menyerap laba kotor dan menyebabkan laba
usaha turun dari 7.8 % menjadi 6.1 %.
Kenaikan biaya-biaya ini; terutama atas biaya penjualan mungkin disebabkan oleh
adanya usaha dari manajemen untuk meningkatkan volume penjualan; sehingga
perlu dilakukak sales promotion dan tidak mustahil bahwa perusahaan ini pada
tahun-tahun ini membuat produksi baru, sehinnga dipandang perlu oleh
manajemen untuk menggunakan sales promotion ini tampak kalau kita lihat pada
data absolut atas penjualan yang naik dari Rp 8.125.000 menjadi Rp 14.908.000
adalah sebagi hasil dari sales promotion. Laba bersih sebelum PPS; pada angka
absolutnya mengalami kenaikan dari Rp 528.000 menjadi Rp 825.000 tetapi angka
relatifnya menunjukkan penurunan dari 6.5 % menjadi 5.6 %.
Hanya perlu dicatat bahwa 3 tahun terakhir 1978-1980 laba bersih sebelum PPS
menunjukkan gejala naik dalm angka relatif; meskipun kenaikan ini belum
mencapai tingkat yang diharapkan.
9
6.3 Rangkuman
Analisis common size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap
rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualn atau
dari total aktiva.
Evaluasi terhadap Laporan dalam Presentase per Komponen untuk Neraca dan
Laporan Rugi-Laba
10
6.4 Soal Latihan
11
PT. ANUGERAH MANIA
Laporan Rugi Laba Perbandingan
Untuk Tahun 2012-2016
Trend (dalam presentase)
31 Desember (Dalam Rupiah)
2012-100%
Pos-Pos
2012 2013 2014 2015 2016 2013 2014 2015 2016
Rp Rp Rp Rp Rp % % % %
Penjualan Netto 4,000 3,860 4,310 4,740 5,260
Harga Pokok Penjualan 2,940 2,980 3,500 3,750 3,850
Berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba PT. Anugerah Mania diatas tentukanlah :
a. Trend dalam presntase tahun 2013 sampai 2016 dengan tahun dasar 2012
b. Berilah analisa mengenai trend dalam presentase yang telah dihitung pada poin (a)
12
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Ec. Farid Djahidin, Ak. Analisa Laporan Keuangan, Jakarta : Ghalia Inonesia
Arief sugiono, dan Edy Untung. 2008, Analisa laporan keuangan,Panduan Praktis Dasar.
Jakarta:Grasindo
http://hamadhan10197.blogspot.com/2017/06/contoh-soal-trend-dalam-prosentase-
dan.html?m=1
13