Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini dengan judul SEJARAH AKUNTANSI DAN BADAN BADAN PEMBUAT STANDAR AKUNTANSI dengan baik dan benar. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan tugas kelompok ini masih jauh dari kesempurnaan dan terkadang ada kesilapan dalam penulisan ini, namun demikian kami telah berusaha dengan sebaik mungkin agar tugas ini dapat dijadikan sebagai penambahan wawasan bagi pembaca dan bermanfaat tentunya. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar yang telah membimbing kami, kepada orang tua kami yang terus memberikan semangat dan kesempatan untuk menuntut ilmu, serta kepada teman-teman yang memberikan masukan sehingga ilmu yang kami peroleh nantinya dapat disumbangkan demi bangsa, negara, dan agama Itulah yang dapat kami sampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, 12 maret 2012

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Yang kita ketahui bahwa ilmu akuntansi sekarang sudah berkembang dengan pesat seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan namun kurangnya pengetahuan tentang asal mula atau sejarah dan kurangnya pembelajaran yang diberikan mengenai sejarah badan badan pembuat standar akuntansi yg diterima umum. Sebab seperti ini yang kita ketahui bahwa perlunya informasi tentang sejarah akuntansi dan mengenal tentang badan badan pembuat standar akuntansi yang diterima umum. Pada kenyataannya, pengetahuan tentang sejarah akntansi dan pengenalan badan pembuat standar akuntansi masih sangat kurang. Selain kurangnya kurikulum mengenai pembahasan sejarah akuntansi dan badan pembuat standar akuntansi yang diterima umum. B. RUMUSAN MASALAH Kurangnya pengetahuan mahasiswa mengenai sejarah akuntansi dan badan badan pembuat standar akuntansi. C. TUJUAN PENULISAN Untuk memberikan pengetahuan sekilas tentang sejarah akuntansi dan badan badan pembuat standar akuntansi. D. MAMFAAT PENULISAN Agar kita mengetahui sekilas tentang sejarah akuntansi dan badan badan pembuat standar akuntansi.

BAB II ISI PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI Akuntansi dan "Double Entry Dalam mempelajari sejarah akuntansi kita harus dapat membedakan antara tiga hal, yaitu:
1.

Sejarah lahirnya praktik akuntansi itu dalam kehidupan manusia.

2. Sistem pencatatan akuntansi itu sendiri sebagai pencatatan transaksi dengan system

pembukuan yang sekarang dikenal dengan double entry accounting system.


3. Sejarah perkembangan ilmu akuntansi, sejak ia merupakan satu bidang ilmu akuntansi

umum kemudian berkembang menjadi berbagai subbidang yang sudah dikenal saat ini seperti Akuntansi Manajemen, Akuntansi Internasional, Akuntansi Sumber Daya Manusia, Auditing, dan Akuntansi Perpajakan.

1. Praktik Akuntansi Pada dasarnya, para ahli sepakat apabila dikatakan bahwa fungsi akuntansi atau praktik pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian transaksi bisnis, bahkan sejak adanya kehidupan sosial ekonomi manusia. Hal ini terbukti dari berbagai penemuan-penemuan seperti dikemukakan Ernest Stevelinck dalam artikelnya yang berjudul Accoanting in Ancient Times (Tlte Accoanting Historian Joumal volume 12 No. 1 (1985)) sebagai berikut. Mesir memiliki sejarah akuntansi yang panjang. Ribuan bukti catatan akuntansi dalam kulit kayu, (papyri) yang ditemukan lebih lima belas abad yang lalu dan menjelaskan bahwa akuntansi itu telah ada lebih dari 3000 tahun yang lalu dengan beberapa tingkat kejelasannya.

Pada tahun 3200 sebelum Masehi telah dikenal dua macam teknik akuntansi secara simultan. Pertama koin dengan bentuk tertentu disimpan dan ditandai kemudian dimasukkan dalam amplop. Jenis lainnya, token disimpan dalam bentuk yang lebih besar dengan berbagai variasi yang lebih kompleks. Pemisahan ini menggambarkan perbedaan transaksi cash (Uang, Piutang, dan lain-lain) dengan transaksi non cash (Persediaan, Peralatan, Tanah, dan lain-lain) (Mattessich, 1987 : 79). Dari penemuan-penemuan yang ada menjelaskan bahwa pada masa itu telah dikenal keberadaan fungsi akuntansi. Bahkan hal yang sama dalam bentuk lain ditemukan dalam kerajaan Babylonia 2500 tahun yang lalu, pada tahun 1893 ditemukan seseorang yang melakukan ekspedisi ke Amerika di Nippur sejenis batuan dalam bentuk tablet yang dibuat 455 tahun Sebelum Masehi (Stevelinck, 1985). Bahan Arkeologi ini dapat ditemukan di Museum Archeological Museum of Constantinople, Museum University of Pennsylvania, University of Jena. Hal sama juga ditemukan dalam kebudayaan lain yang pernah maju menguasai dunia seperti kebudayaan Cina, India, Mesopotamia, Sriwijaya, Majapahit, Mataram, dan Persia. Pendapat ini diperkuat lagi oleh Richard Mattessich (1982) dalam artikelnya yang berjudul Prehistoric Accounting and The Problem of Representation: On recent archeological evidence of the middle eastfrom 8000 BC to 3000 BC. Yang mengemukakan tentang Penelitian arkeologi yang menghasilkan pandangan revolusioner tentang penemuan perhitungan, gambaran, dan ideografi tulisan. Penemuan penting ini menimbulkan dampak filosofi ekonomi yang (Mattessich, 1987):
a. penelitian ini menyimpulkan bahwa akuntansi mendahului perhitungan dan penulisan.

penting, yaitu

b. konsep penyajian laporan keuangan ternyata berkembang secara perlahan. c. perhitungan angka muncul setelah melalui berbagai tahapan.
d. dikenalnya eksistensi abstract input output principle 10.000 tahun yang lalu dan double

entry 5000 tahun yang lalu.


e. memperkenalkan validitas correspondence tbeory, yang membahas bagaimana bahasa

menggambarkan realitas, kombinasi apa yang digunakan untuk menggambarkan realitas, bagaimana menyusun suatu kalimat untuk menggambarkan sesuatu, dan seterusnya.

2. Sejarah Metode Pencatatan Double Entry

Dalam berbagai literatur akuntansi konvensional banyak ditulis akuntansi lahir dari seorang pendeta Itali, yaitu Lucas Pacioli dengan bukunya Summa de Arithmatica, Geometrica Proportioni et Proportionalita yang diterbitkan tahun 1949 di Venice. Tidak jelas apakah sistem pencatatan yang dikenal pada masa lalu itu menggunakan sistem single entry atau double entry yang lebih praktis dan menjadi sistem dominan lima abad terakhir ini. Namun, menurut pendapat Mattessich, sistem double entry sudah ada 5000 tahun yang lalu. Sementara itu, selama ini kita kenal bahwa penemu sistem double entry ini adalah Lucas Pacioli. Sehingga dapat dikemukakan bahwa Sistem double entry accounting telah disepakati mula-mula diterbitkan oleh Lucas Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1494 di Florence, Italia. Mulanya akuntansi merupakan catatan catatan yang disimpan sebagai bagian dari sistem feodal pada abad pertengahan. Tuan-ruan tanah biasanya mengumpulkan pajak dari penduduk dan dana ini dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan negerinya dan untuk kepentingan pribadi.Laporan tentang pengutipan pajak itu disusun oleh staf-staf tuan tanah sebagai pedoman baginya atau sebagai bahan yang dapat diperiksa oleh penduduk.

Cataran seperti ini juga diperlukan oleh para pedagang yang berniaga ke daerah/negeri lain. Catatan-catatan ini disimpan untuk satu trip dan setelah tiba kembali dari perdagangan maka dihitunglah laba rugi dari kegiatan perdagangan itu. Di samping itu, cikal bakal akuntansi ini juga berasal dari lembaga awal perbankan yang mula-mula timbulpada abad ke-11 dan l2 di italia. Lembaga ini juga sering saudagar yang berniaga ke negeri lain. Kegiatan bisnis ini tentu memerlukan catatan tentang kegiatan tersebut khususnya catatan tentang laba/ rugi sebagai dasar nantinya dalam pembagian laba rugi di antara para partner. Pendapat ini sudah banyak dibantah oleh berbagai hasil penelitian lain yang menyatakan ternyata bahwa akuntansi maupun double entry accounting, jauh sebelum itu sudah berkembang di tempat lain. Lucas Pacioli sendiri dalam bukunya menyatakan bahwa apa yang ditulisnya tentang double entry bookkeping berdasarkan pada metode yang digunakan di Venice, Italia yang telah berkembang sebelumnya. Bahkan ia sendiri mengaku melakukan penjiplakan dari

bahan manuscript asli dari Venice. Ia mengakui bahwa dirinya hanya menuliskan sebuah metode pencatatan pembukuan yang dianggapnya telah digunakan ratusan tahun sebelumnya, dan sudah digunakan secara umum oleh para pedagang pada masa itu dan bukan dirinyalah yang menemukan sistem pembukuan berganda tersebut (Adnan, 1997). Oleh karena itu, keragu-raguan atas pendapat yang menganggap bahwa Lucas Pacioli sebagai penemu pertama akuntansi modern ( double entry acconnting system) semakin jelas. Buku yang beliau terbitkan selisih dua tahun dengan pendaratan Columbus dari Inggris di Benua Amerika, sebenarnya bukanlah buku yang membahas tentang akuntansi, tetapi lebih tepat merupakan buku matematika, di mana pembahasan pembukuan berpasangan hanya sedikit disinggung pada bab yang berjudul Particularis de Computis et Scipturis (Adnan, 1997). Menurut Littleton, agar double entry muncul ke permukaan maka harus memenuhi persyaratan,yakni materi dan bahasa. Untuk kelompok materi, dimasukkan nya kekayaan pribadi, modal, perdagangan, dan kredit. Untuk kelompok bahasa,dimasukkannya tulisan, uang, dan perhitungan. Menurut pendapat Littleton, persyaratan ini belum dapat dikenal sebelum Pacioli dan kalaupun ada belum memiliki intensitas sempurna pada masa peradaban kuno, namun setelah hal ini dikenal, inilah yang menyebabkan munculnya double entry bookkeeping. Menurutnya munculnua double entry accounting di Italia pada abad ke-13 disebabkan kondisi tersebut benar-benar ada (Vernon Kam, 1990) dan Khir (Harahap,1991). Sepanjang fakta sejarah jauh sebelum masa renaisance di Eropa, dunia sudah mengenal sivilisasi yang bahkan lebih maju dari sivilisasi sekarang, misalnya kebudayaan Romawi, Yunani, Cina, Babilonia, Mesopotamia, Parsi, India, dan Islam (Arab). Ini membuktikan bahwa akuntansi sudah ada sebelum Pacioli. Dalam salah satu tulisan Littleton (1961) yang sejalan dengan pendapat Inoue (Harahap, 1993, 1995) yang menyatakan sebelum Pacioli, Benedetto Cortrugli sudah menulis masalah double entry pada tahun 1458, 36 tahun sebelum terbit buku Pacioli (Harahap, 1995:22). Namun, wajar jika kita tetap berterima kasih kepada Pacioli atas kontribusi yang diberikannya karena telah membahas sistem pencatatan double entry book keeping ini ke dalam sebuah buku yang dapat dengan mudah dipeiajari oieh masyarakar dan sebagai salah satu referensi pengembangan awal akuntansi modern.

Versi lain seperti Peragallo, menyebutkan bahwa orang yang pertama menulis tata buku berpasangan adalah Benedetto Cotrugli, dengan bukunya yang berjudul Della Mercatua e del Mercante Perfetto yang selesai ditulis pada tahun 1458 dan ditebitkan pada tahun 1573. Sebenarnya bahan-bahan mengenai sistem pembukuan ini telah ditemukan di Florence pada tahun 1211,283 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Sejak tahun itu berkembanglah sistem pembukuan di Italia. Menurut Kiyoshi Inoue dari Saitama University (The Accounting Historian Journal, Spring 1978 ) menyebutkan Orang yang pertama-tama "menulis" (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry adalah Benedetto Cotrugli pada tahun 1458, 36 tahun sebdlum terbitnya buku Pacioii. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan penjelasan ini, pertentangan sebenarnya tidak ada. Dalam bukunya ia menyebutkan bahwa terdapat dua.faktor yang memengaruhi pencatatan pada era perkembangan perdagangan pada abad ke-9, yaitu sebagai berikut. 1) Bahan atau Material (sesuatu yang dibutuhkan untuk bekerja) yang terdiri dari :

kekayaan pribadi modal berdagang kredit tulisan, yang berarti pencatatan uang, sebagai media pertukaran yang dominan arithmatic, yaitu perhitungan atau akuntansi

2) Bahasa atau Language (media yang menjelaskan tentang bahan) yang terdiri dari:

Littleton (1933) dan Mathews & Perra, (1996) yang dikutip M. Akhyar Adnan (1997) melalui pendekatan analitis kesejarahan akuntansi, menyatakan bahwa buku Cotrugli lebih luas dalam mengidentifikasikan kelahiran tata buku berpasangan. Dari pemikiran Cotrugli tersebut di atas, mereka menjabarkan bahwa faktor-faktor rersebut jika digabungkan secara sinergis dengan beberapa pendekatan ilmu ekonomi dan sosial akan membentuk sebuah metode, yaitu sebuah perencanaan yang sistematis yang menyebabkan perubahan dari material tersebur di atas menjadi sebuah bahasa atau komunikasi bisnis. Tidak mungkin sistem pembukuan berpasangan ada tanpa ketiga hal tersebut di atas. Ketiga unsur tersebut menjadi prasyarat untuk dapat diciptakan dan dikembangkan sistem buku

berpasangan. Dan mereka juga mengasumsikan bahwa sistem pembukuan berpasangan sudah ada sebelum terbitnya buku karya Pacioli (Adnan, 1997:7). Apa yang telah dijabarkan baik dalam Summa de Arithtmatica Geometrica Proportioni et Proportionalita maupun dalam Mercatua e del Mercante Perfetto nya Cotrugli adalah sama-sama suatu bagian dari proses pengembangan cara pencatatan yang sistematik dari yang sudah ada dan didasarkan pada kondisi masyarakat waktu itu.

B. PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI Akuntansi sejak saat itu terus berkembang sejalan dengan perkembangan ekonomi dan semakin timbulnya pemisahan antara pemilik perusahaan dengan manajemen. Timbulnya Revolusi Industri pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang itu diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar uang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Perusahaan dapat dibentuk oleh kumpulan beberapa orang yang bekerja bersama-sama dalam satu badan. Keadaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan, baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban. Perkembangan ekonomi di Inggris ini juga menular ke USA termasuk juga mengenai bentuk perusahaannya. Beberapa masalah yang menimbulkan diperlukannya akuntansi adalah perkembangan ilmu yang berjalan sedemikian cepat, kegiatan ekonomi pun berkembang demikian cepat dan menimbulkan berbagai teknik dan penerapan sistem akuntansi di antara perusahaan-perusahaan sehingga masalah perbandingan dan kebenaran (kewajaran) laporan keuangan menjadi permasalahan. Keadaan ini menimbulkan prasangka negatif bahwa manajemen dapat menyusun laporan keuangan sesuai dengan kehendak dan kepentingannya. sehingga dia dapat memanipulasi laporan keuangan dan akibatnya laporan keuangan dianggap kurang dan sampai puncaknya tahun 1930 pada masa depresi berat di USA. Akhirnya USA membentuk SEC (secarity Excbange cornmission) sebagai salah satu lembaga yang banyak mendorong

tercapainya suatu prinsip akuntansi yang baku. Dari lembaga ini dan dari lembaga lainnya muncul lah konsep, teori, dan perumusan-perumusan yang sistematis tentang teori akuntansi. Dari sejak awal ilmu akuntansi tentu terus berkembang baik akuntansi yang dimaksudkan untuk kepentingan internal, pribadi atau manajemen sampai pada akuntansi keuangan untuk kepentingan publik. Pemicu perkembangan pesat ilmu akuntansi ini dapat dianggap disebabkan karena munculnya gelombang scientific management dan bertambah meluasnya kepemilikan dan keterlibatan berbagai pihak dalam manajemen perusahaan. Perusahaan yang dimiliki oleh pribadi dan tidak banyak berhubungan dengan pihak luar tentu tidak begitu memerlukan standar yang umum untuk pencatatan atau penyusunan laporan keuangan. Namun, setelah dunia bisnis berkembang baik karena size-nya yang semakin besar dan semakin memerlukan pengelolaan yang bersifat ilmiah juga memerlukan keterlibatan berbagai pihak dalam kehidupan perusahaan baik pegawai (laborforce, union), banker, partner, pajak LSM atau pemerintah (stakeholder). Penulis Leo Herbert dalam artikelnya di The GAO Review (FalI 1972,p 31) dengan judul Growth of Accountability Knowledge 1775-1975 menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut. Tahun 1775: Pada tahun ini mulai dikenal pembukuan baik yang single entry maupun yang double entry. Tahun 1800: Pada tahun ini dan sampai tahun 1875 masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang terutama dipergunakan dalam menilai perusahaan. Tahun 1825: Pada periode ini mulai dikenal pemeriksaan keuangan (Financial Auditing) Tahun 1850: Pada tahun ini laporan Laba Rugi menggantikan posisi Neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting. Pada periode ini perkembangan ilmu auditing semakin cepat dan audit dilakukan atas catatan pembukuan dan laporan. Tahun 1900: Di USA mulai diperkenalkan Sertifikasi Profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional. Kemudian dalam periode ini juga akuntansi sudah dianggap dapat memberikan laporan tentang pajak. Cost Accounting mulai dikenal termasuk laporan dan statistik biaya dan produksi.

Tahun 1925: Banyak perkembangan yang terjadi ahun ini antara lain sebagai berikut.
1. Mulai dikenal Akuntansi Pemerintahan serta pengawasan dana

pemerintah. 2. Teknik-teknik analisis biaya juga mulai diperkenalkan. 3. Laporan keuangan mulai diseragamkan. 4. Norma Pemeriksaan Akuntansi juga mulai dirumuskan.
5. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai

dikenalnya Puncb Card Record.. 6. Akuntansi untuk perpajakan mulai diperkenalkan. Tahun 1950 s/d 1975: Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut:
1. Pada periode ini mulai akuntansi menggunakan computer untuk

pengolahan data.
2. Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP) sudah dilakukan.

3. Analisis Cost Reaenue semakin dikenal.


4. Jasa-jasa perpajakan seperti Konsultan Pajak dan Perencanaan Pajak

mulai ditawarkan profesi Akuntansi. 5. Management Accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang pesat.
6. Muncul jasa-jasa manajemen seperti Sistem Perencanaan dan

Pengawasan. 7. Perencanaan manajemen mulai dikenal demikian juga Managernent Auditing. Tahun 1975: Mulai periode ini akuntan semakin berkembang dan meliputi bidangbidang lainnya. Perkembangan itu antara lain:
1. Timbulnya Management Science yang mencakup analisis proses

manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya.

2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan: a. model-model organisasi b. perencanaan organisasi; c. teori pengambilan keputusan d. analisis cost benefit.
3. Metode

pengawasan yang menggunakan komputer dan teory

cybernetics.
4. Toal System Revieza yangmerupakan metode pemeriksaan efektif

mulai dikenal.
5. Social Accounting menjadi isu yang membahas pencatatan setia

transaksi perusahaan yang memengaruhi lingkungan masyarakat. 6. Dalam periode ini muncul : - Perencanaan sistem menyeluruh - Penerapan metode interdisipliner - Human behavior (perilaku manusia) menjadi bahan kajian; - Nilai-nilai sumber daya manusia menjadi penting; - Hubungan antar lembaga pemerintah semakin penting.

C. SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA Sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari perkembangan akuntansi di negara asal perkembangannya. Dengan perkataan lain, Negara luarlah yang membawa akuntansi itu masuk ke Indonesia kendatipun tidak bisa disangkal bahwa di masyarakat Indonesia sendiri pasti memiliki sistem akuntansi atau sistem pencatatan pelaporan tersendiri. Misalnya saja pada zaman keemasan Sriwijaya, Majapahit, Mataram. Zaman tersebut pasti memiliki sistem akuntansi tersendiri. Sayangnya, sejauh ini penelitian mengenai hal ini masih belum dilakukan. Namun, Sukoharsono (1997) menilai akuntansi masuk ke Indonesia melalui pedagang Arab yang melakukan transaksi bisnis di kepulauan Nusantara. Periodisasi perkembangan akuntansi di Indonesia dapat dibagi atas zaman kolonial dan zaman kemerdekaan. 1. Zaman Kolonial Zaman VOC Sebelum bangsa Eropa: Portugis, Spanyol, dan Belanda masuk ke Indonesia transaksi dagang dilakukan secara barter. Cara ini tidak melakukan pencatatan. Pada waktu orang-orang Belanda datang ke Indonesia kurang lebih akhir abad ke-16, mereka datang dengan tujuan untuk berdagang. Kemudian mereka membentuk perserikatan Maskapai Belanda yang dikenal dengan nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC), yang didirikan pada tahun 1602, sebagai peleburan dari 74 maskapai yang beroperasi di Hindia Timur. Selanjutnya VOC membuka cabangnya di Batavia pada tahun 1619 dan di tempar-tempat lain di Indonesia. Kemudian dibentuk jabatan Gubernur Jenderal untuk menangani urusan-urusan VOC. Akhir abad ke-18 VOC mengalami kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada 31 Desember 1799. Dalam kurun waktu itu, VOC memperoleh hak monopoli perdatangan rempah-rempah yang dilakukan secara paksa di Indonesia, dimana jumlah transaksi dagangnya, baik frekuensi maupun nilainya terus bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun itu bisa dipastikan Maskapai Belanda telah melakukan pencatatan atas mutasi transaksi keuangannya.

Dalam hubungan itu, Ans Saribanon Sapiie (1950), mengemukakan bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti otentik mengenai catatan pembukuan di Indonesia paling tidak sudah ada menjelang pertengahan abad ke-17. Hal itu ditunjukkan dengan adanya sebuah Instruksi Gubernur Jenderal VOC pada tahun 1642 yang mengharuskan dilakukan penghapusan pembukuan atas penerimaan uang, pinjamanpinjaman, dan jumlah uang yang diperlukan untuk pengeluaran (eksploitasi) garnisun-garnisun dan galangan kapal yang ada di Batavia dan Surabaya. 2. Zaman Penjajahan Belanda Setelah VOC bubar pada tahun 1799, kekuasaannya diambil alih oleh Kerajaan Belanda, zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942. Pada waktu itu, catatan pembukuannya menekankan pada mekanisme debet dan kredit yang antara lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit di Batavia. Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha peredaran candu atau morfin (ampbioen) yang merupakan usaha monopoli di Belanda. Pada abad ke-l9 banyak perusahaan Belanda didirikan atau masuk ke Indonesia dengan membuka cabang atau perwakilan, yang antara lain sebagai berikut. a. Deli Maatschaappij (perkebunan)
b. Biliton Maatschaappij (timah) c. Baaafcbe Petroleum Maatschaappij (minyak) d. Koninlelijhe Pq bewaart Maatschaappij (pelayaran nusantara), setelah di

nasionalisasi oleh pemerintah RI menjadi perusahaan pelayaran nasional (PELNI)


e. Rotterdamsch Ltoyd (maskapai atau agen pelayaran internasional), setelah

dinasionalisasikan menjadi Djakarta Lloyd


f. Koninblijke

Nederlands

Indische

Lwbwaart

Matschaappij

(penerbangan

nusantara), setelah dinasionalisasikan menjadi Garuda Indonesia Airways g. Stoomvart Maatscbaappij Nederlands h. Firma Ruys of de Oost i. Nederlands Handel's Bank j. Algemene Handel's Bank

Untuk mengangkut hasil produksi perkebunan dan tambang, dibuka jalan kereta api dari daerah asal menuju ke pelabuhan. Kereta api yang pertama diadakan pada tahun 1870 yang menghubungkan antara daerah pedalaman Jawa Tengah dengan Semarang, menyusul dari pedalaman Jawa Barat ke pelabuhan Tanjung Priok, dari pedalaman Jawa Timur ke pelabuhan Tanjung Perak dan dari pedalaman Sumatra Selatan ke Palembang. Di samping jalan kereta api juga dibangun dan/atau ditingkatkan ke jalan darat untuk melancarkan arus produksi perkebunan dan pertambangan ke kota-kota pelabuhan. Catatan pembukuannya merupakan modifikasi sistem Venesia-Italia, dan tidak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual untuk mengembangkan sistem pencatatan tersebut karena kondisinya sangat menekankan pada praktik-praktik dagang yang semata-mata untuk kepentingan perusahaan Belanda. Sedangkan, segmen bisnis menengah ke bawah dikuasai oleh pedagaag keturunan, yaitu Cina, India, dan Arab. Sejalan dengan itu, ada kebebasan dalam penyelenggaraan pembukuan sehingga praktik pembukuannya menggunakan atau dipengaruhi oleh sistem asal etnis orang bersangkutan. 3. Sejarah SAK Setidaknya, terdapat tiga tonggak sejarah dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Pertama menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. Pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI melakukan kodifikasi prinsip dan standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku "Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)." Kedua terjadi pada tahun 1984. Pada masa itu, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian mengkondifikasikannya dalam buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984" dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha. Ketiga pada tahun l994,kembali melakukan revisi total terhadap PAI 1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku "StandarAkuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994.

Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi internasional dalam pengembangan standarnya. Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan dari harmonisasi ke adaptasi, kemudian menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Program adopsi penuh dalam rangka mencapai konvergensi dengan IFRS direncanakan dapat terlaksana dalam beberapa tahun ke depan. Dalam perkembangannya, standar akuntansi keuangan terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru sejak tahun 1994. Proses revisi telah dilakukan enam kali, yaitu pada 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, dan 1 September 2007.

BADAN-BADAN PEMBUAT STANDAR AKUNTANSI Akuntansi memiliki kerangka teori konseptual yang menjadi dasar pelaksana tekniktekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar (teknik, prinsip) dan praktik yang sudah diterima oleh umum karena kegunaannya dan kelogisanya. Standar itu disebut standar akuntansi, di Indonesia berlaku Prinsip Akuntansi Indonesia kemudian diganti menjadi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Indonesia kemudian menjadi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Sedang di USA berlaku General Accepted Accounting Principle (GAAP), kemudian Accounting Pinciple Board Statement (APBS), dan terakhir menjadi FASB Statement. SAK merupakan pedoman bagi siapa saja dalam menyusun laporan keuangan yang akan diterima oleh umum. Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan, dan prosedur yang sudah disusun dan disahkan oleh lembaga resmi (Standard Sexing Body) pada saat tertentu. Standar ini merupakan konsensus pada kala itu tentang pencatatan sumber-sumber ekonomi, kewajiban, modal, hasil, biaya, dan perubahannya dalam bentuk laporan keuangan. Dalam standar ini dijelaskan transaksi apa yang harus dicatat, bagaimana mencatatnya, dan bagaimana mengungkapkannya dalam laporan keuangan yang akan disajikan. Standar akuntansi ini merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada

semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan terusmenerus berubah dan berkembang sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat Belkaoui (1985) mengemukakan alasan pentingnya Standar Akuntansi yang Relevan sebagai berikut.
1.

Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, profesi, dan kegiatan

perusahaan. Informasi yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang lazim diharapkan mempunyai sifat jelas, konsisten, terpercaya, dan dapat diperbandingkan. 2. Memberi pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan publik agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan hati-hati, independen, dan dapat mengabdikan keahliannya dan kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntan setelah melalui pemeriksaan akuntan.
3.

Memberikan database kepada regulator tentang berbagai informasi yang dianggap

penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan peraturan ekonomi, dan peningkatan efisiensi ekonomi, dan tujuan-tujuan makro lainnya.
4.

Dapat menarik perhatian para ahli dan praktisi di bidang teori dan standar

akuntansi. Semakin banyak standar yang dikeluarkan, semakin banyak kontroversi dan semakin bergairah untuk berdebat, berpolemik, dan melakukan penelitian.

Dalam penyusunan Standar Akuntansi ini ada tiga kemungkinan: 1. diserahkan sepenuhnya kepada kekuasan atau mekanisme pasar; 2. diserahkan kepada swasta/profesi 3. diserahkan kepada pemerintah. Standar akuntansi saat ini umumnya disusun oleh lembaga resmi yang diakui pemerintah, profesi, dan umum. Kalau di Indonesia yang berwenang menyusun ini adalah Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang berada di bawah naungan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Dewan Standar Akuntansi menyerahkan hasil kerjanya kepada Komite pensahan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan akhirnya akan ditetapkan dan disahkan dalam kongres IAI. Sementara itu, di USA sekarang lembaga berwenang mensahkan Standar Akuntansi (standard setting body) adalah Financial Accounting standard Board (FASB) yang bebas dari pengaruh profesi secara

langsung. Namun pada mulanya standar akuntansi dilahirkan oleh AICPA. FASB mengeluarkan Statement of Financial Accoanting Standards dan Interpretation bersama dengan Accounting Research Bulletin yang dikeluarkan oleh AICPA. Kantor Akuntan Big Eight (Big 8) Banyak pengaruh prinsipil yang disarankan kantor akuntan besar ini dalam perkembangan akuntansi secara keseluruhan. Sebelum adanya standar yang baku masing-masing kantor ini sebenarnya sudah memiliki praktik akuntansi yangm ungkin berbeda antara satu kantor dengan kantor lain. Mereka ini banyak mengeluarkan dana untuk kepentingan riset dan pengembangan profesi akuntansi ini secara keseluruhan. Adapun nama-nama delapan kantor akuntan besar tersebut secara alfabets adalah: a. Arthur Andersen Er Co b. ArthurYoung & Co c. Coopers and Lybrand d. Ernst and Vhinney e. Price Waterhouse & Co f. Deloitte, Haskins, and Sells g. Peat Marwick, Mitchell & Co h. Touche Ross Er Co Pada tahun terakhir ini dari beberapa kantor akuntan ini sudah melakukan merger sehingga sekarang dikenal Big 5 yang terdiri dari: a. Arthur Anderson; b. Deloitte Er Touche; c. KPMG; d. Ernst Er Young; e. Pricewaterhouse.

Karena Arthur Anderson bubar akibat kasus Enron, saat ini hanya Big 4 menjadi sebagai berikut: a. Deloitte Er Touche
b. Ernst & Young

c. KPMG
d. Pricewaterhouse Coopers

Penyusunan Standar Akuntansi di Indonesia Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan badan yang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia. Organisasi profesi ini terus berusaha menanggapi perkembangan akuntansi keuangan yang terjadi baik di tingkat nasional, regional maupun global, khususnya yang mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntansi sendiri. Pengembangan standar akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini pengembangan standar akuntansi ini dilakukan secara terus-menerus, pada tahun 1973 terbentuk Panitia Penghimpun Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Kemudian pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas menyusun standar keuangan. Komite PAI telah bertugas selama empat periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang terus diperbarui. Selanjutnya, pada periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian pada kongres VIII, tanggal 23-24 Seprember 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk masa bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK. Sejak IAI berdiri telah dihasilkan tiga standar akuntansi keuangan sebagai berikut.
1.

Pada tahun 1973 untuk pertama kali IAI menerbitkan suatu buku Prinsip

Akuntansi Indonesia (PAI) yang sebagian besar merupakan terjemahan buku Paul Grady, Penerbitan ini dipicu oleh diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973.
2.

Pada tahun 1984 buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang menggantikan PAI Pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total PAI 1984 dan sejak itu

1973 diterbitkan. Komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973.
3.

mengeluarkan serial standar keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi Keuangan

(SAK) yang diterbitkan sejak 1 Oktober 1994. Pengembangan standar akuntansi ketiga ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka mengikuti dan mengantisipasi perkembangan internasional. Banyak standar yang dikeluarkan itu sesuai arau sama dengan standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh IASC. Sekarang ini ada 2 PSAK yang dikeluarkan oleh 2 Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 1. 2. PSAK Konvensional PSAK Syariah

PSAK ini tentu akan terus bertambah dan revisi sesuai kebutuhan perkembangan bisnis dan profesi akuntan.

VISI MISI IAI MISI :


1. Memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan

manajemen.bisnis dan publik yang berorientasi pada lingkungan hidup.

etika, tanggung jawab, dan

2. Mengembangkan pengetahuan dan praktik bisnis, keuangan, arestasi, nonaresrasi, dan

akuntansi bagi masyarakat


3. Berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan good governance melalui upaya organisasi

yang sah dan dalam perspektif nasional dan internasional. VISI Visi IAI adalah menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan praktik akuntansi, manajemen bisnis dan publik, yang berointasi pada etika dan tanggung jawab sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional.

Proses Prosedur penyusunan SAK l. Due Process Prosedur penyusunan SAK sebagai berikut.
a. Identifikasi issue untuk dikembangkan menjadi standar. b. Konsultasikan issue dengan DKSAK;

c. Membentuk tim kecil dalam DSAK; d. Melakukan riset terbatas; e. Melakukan penulisan awal draft;
f. Pembahasan dalam komite khusus pengembangan standar yang dibentuk DSAK

g. Pembahasan dalam DSAK h. Penyampaian Exposure Draft kepada DKSAK untuk meminta pendapat dan pertimbangan dampak penerapan standar; i. Peluncuran draft sebagai Exposure Draft dan pendistribusiannya;
j.

Public Hearing

k. Pembahasan tanggapan atas Exposure Draft dan masukan Public Hearing l. Limited hearing m. Persetujuan Exposure Draft PSAK menjadi PSAK; n. Pengecekan akhir o. Sosialisasi standar.
2. Due Process Procedure penyusunan Interpretasi SAK, Panduan Implementasi SAK dan

Buletin Teknis tidak wajib mengikuti keseluruhan tahapan due proces yang diatur dalam ayat 1 di atas, misalnya proses public hearing,
3. Due Process Procedure untuk pencabutan standar atau interpretasi standar yang sudah tidak

relevan adalah sama dengan due process procedures penyusunan standar yang diatur dalam ayat 1 di atas tanpa perlu mengikuti tahapan due process e, f, i, j, dan k sedangkan tahapan m dalam ayat 7 di atas diganti menjadi Persetujuan pencabutan standar atau interpretasi. Standar Akuntansi di Indonesia Saat ini dengan adanya rencana IAI untuk mengadopsi semua IFRS maka standar akuntansi di Indonesia menjadi terbagi atas:
1. Standar Akuntansi Umum yang akan mengadopsi IFRS dan hanya berlaku wajib bagi

perusahaan public atau Tbk


2. Standar akuntansi ETAP atau Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik 3. Standar Akuntansi Syariah yang berlaku untuk semua transaksi yang dilakukan secara

syariah oleh lembaga dan pihak manapun

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Sejarah akuntansi merupakan sebuah pokok bahasan yang patut untuk kita ketahui dan kita pelajari. Dalam hal ini banyak informasi yang sangat berguna bagi wahasiswa(i) jurusan akuntansi. Ditambah lagi informasi mengenai badan badan pembuat standar akuntansi yang merupakan landasan dalam kegiatan pencatatan akuntansi, karena dalam setiap langkah pencatatan akuntansi kita wajib mengikuti prinsip dan aturan yang berlaku umum yang sudah dibuat oleh badan badan pembuat akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA

Sofyan Syafri Harahap. Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali Pers. www.google.com www.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai