PENDAHULUAN
Sejauh ini belum ada dampak signifikan yang terjadi dalam perekonomian
Indonesia dalam arti kemunculan shadow banking belum terbukti menyebabkan
suatu krisis tertentu. Namun jika tidak segera di regulasi dengan benar dan tepat,
maka akan berdampak besar ke sistem keuangan, karena bukan hal yang tidak
mungkin bahwa perusahaan multifinance yang berkedok koperasi atau lembaga
fintech lainnya akan menggantikan peran bank-bank formal dalam menghimpun
dana maupun menyalurkan kredit ke masyarakat. Hal inilah yang perlu diwaspadai
otoritas terkait, yaitu Bank Indonesia, Lebaga Penjamin Simpanan, Otoritas Jasa
Keuangan, dan juga Kementrian Keuangan. Keempat lembaga ini harus segera
mengambil tindakan preventif untuk mencegah risiko-risiko yang bisa saja terjadi
akibat aktivitas shadow banking di Indonesia.
3.) Bagaimana respon dari shadow banking ketika kebijakan moneter di China
diberlakukan?
2.) sebagai informasi dan pengembangan terkait isu-isu dan fenomena shadow
banking terkini
3.) Sebagai dasar dalam pemberian rekomendasi kebijakan kepada otoritas terkait
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Biasa disebut Q-REITS , adalah investasi pada manajemen di sektor real estate
beserta operasionalnya. Kebanyakan dari transaksi Q-REITS terhubung dengan
kepemilikan pemerintah dalam sektor properti komersia di China. Q-REITS juga
ditransaksikan dalam bentuk sekuritas yang isinya adalah kumpulan dari daftar-
daftar dana pinjaman dalam sektor properti. Q-REITS menggabungkan risiko dari
beberapa aset yang mendasarinya. Pengetatan terhadap kebijakan dalam sektor
real estate sebagai masalah utama untuk masalah REIT. Ketika kebijakan
pembatasan pembelian rumah, maka akan terjadi fenomena penurunan harga.
Dengan demikian sejumlah agen real estate menghadapi kesulitan likuiditas,
maka dampak nya Q-REITS juga akan mengalami penurunan harga secara
bersamaan. Di China, pengembangan produk real estate sedang dalam tahap
awal dan tumbuh dengan cepat, karena pertumbuhan yang sangat cepat ini namun
tidak diimbangi dengan kekuatan permodalan dan manajemen yang baik , maka
risiko-risiko yang timbul pada aset ini juga akan semakin tinggi . Apabila terjadi
shock pada perekonomian maka bukan tidak mungkin hal ini akan menjatuhkan
harga pasar dari Q-REITS itu sendiri.
Pada bagian ini akan dianalisa tingkat risiko kredit untuk bank komersial
pada sektor keuangan di Cina. Selain itu akan diamati pula rasio likuiditas dari
bank dan lembaga trust . Ketika disadari bahwa tidak semua bank adalah shadow
banking , maka harus diperhatikan bahwa ada dua jenis perbankan yaitu non-
shadow dan shadow banking. Sangat sulit untuk memisahakan transaksi dari
perbankan komersial dan shadow bank. Yang pertama adalah dilakukan Bank
stress test pada sektor perbankan di Cina pada 5 lembaga keuangan signifikan
(Significant Financial Institutions) , yaitu The Agricultural Bank of China, The Bank
of China, Bank of Communications, The China Construction Bank, dan The
Industrial adn Commercial Bank of China. Dalam stress test ini, diasumsikan
bahwa adanya shock dari eksternal akan berdampak pada sektor perbankan di
Cina. Fokus dari uji ini adalah lebih kepada peningkatan risiko kredit pada sistem
perbankan di Cina. Stress test pada penelitian ini didasarkan pada model yang
ada pada (Čihák, 2007). Adalah jenis stress test yang memeriksa neraca tertentu
ketika terkena dampak negatif, bagaimana dapat mempengaruhi indikator neraca
lainnya.
Hubungan ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh (Boubacar &
Abdullah, 2017) bahwa sektor shadow banking dengan bisnis asuransi positif
namun tidak berpengaruh signifikan pada stabilitas sistem keuangan. Semankin
tinggi tingkat aset shadow banking (asuransi) di Cina, menjadi penentu signifikan
atau tidaknya kestabilan atau tidaknya sistem keuangan Hal ini menunjukkan
bahwa sektor asuransi berpegaruh negatif tidak signifikan mempengaruhi stabilitas
sistem keuangan. Lebih tepatnya setiap kenaikan rata-rata akan terjadi penurunan
Stabilitas keuangan sebesar 1,5% untuk setiap kenaikan satu persen dalam aset
pada industri asuransi di Cina. Artinya ketika dalam suatu negara aktivitas shadow
banking meningkat maka, sektor asuransi akan mempengaruhi PDB secara
negatif signifikan. Hal ini terjadi karena meningkatnya bisnis-bisnis dan transaksi
yang berisiko termasuk asuransi, ketika stabilitas sistem keuangan mengalami
penurunan, maka akan berpengaruh pada PDB.
3.5 Shadow Banking dan Kebijakan Moneter
KESIMPULAN
Dari studi ini, diketahui bahwa cukup besar transaksi pinjaman yang dilakukan oleh
lembaga-lembaga yang menjadi objek pengamatan. Perlu disadari bahwa hal ini
pasti akan berpengaruh pada sistem keuangan di China. Kesimpulan yang dapat
di ambil adalah, pertama adalah bahwa shadow banking bukan sepenuhnya
ancaman bagi China, namun potensi risiko yang besar dapat timbul pada sistem
keuangan di China dari aktivitas shadow banking ini. Kedua, bahwa ternyata
kebijakan moneter di China tidak dapat mengcover aktivitas yang dilakukan
shadow bank, yang berarti kebijakan moneter yang dilakukan oleh otoritas
moneter di China tidak efektiv sama sekali bagi shadow bank. Ketiga, bahwa
berarti otoritas moneter sangat perlu untuk memasukkan shadow bank pada model
kebijakan yang akan di transformasikan di China agar dapat diperhitungkan
pengaruhnya pada sistem keuangan maupun perekonomian. Dan yang terakhir
perlunya regulasi dan pengawasan yang ketat terhadap kegiatan shadow banking
sebagai tindakan mitigasi risiko dan juga krisis keuangan di China.
DAFTAR PUSTAKA
Anil Ari et al. 2017. Shadow banking and market Dicipline on Traditional Banking.
IMF Working Paper.
Boubacar & Abdullah. 2017. Shadow Banking, Incsurance, and Financial Sector
Stability. Research in International Business and Finance. 42, 224-232
Greg B., Gregor M., Tomasz P., Amit S., 2018. Fintech, regulatory arbitrgae, and
the rise of shadow banks. Journal of Financial Economics. 130, 453-483.
Jianjun LI, Sara HSU, Yanzhi QIN. 2014. Shadow Banking (Institutional Risks).
China Economics Review. 31, 119-129
Octaviano C., 2012. Is Shadow Banking Dangerous for You?. Dikutip 28 Februari
2019 (15.36 WIB). https://blogs.worldbank.org
Stijn C., Lev R. 2014. What is Shadow banking?. IMF Working Paper 14/25.
International Monetary Fund
Tong Li. 2014. Shadow Banking in China (Expanding Scale, Evolving Structure).
Journal of Financial Economics Policy. 6, 198-211
What is Shadow Banking ?. Central Bank of Ireland. Article. Dikutip 25 Maret 2019
(23.17 WIB). https://www.centralbank.ie