Anda di halaman 1dari 22

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

“PENGERTIAN DAN PERAN LAPORAN KEUANGAN DALAM DUNIA BISNIS”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

MUHAMMAD KHALIQ DIAN PALLEWAI (B1C117237)


MUHAMMAD RIDHO (B1C119031)
AMELIA SARI HUMAERAH (B1C119003)
ASMULINDA (B1C119008)
ASNIARANI (B1C119009)
AYUSTI APRILLIA SABITHA (B1C119011)
DEVITRIANNA (B1C119012)
FITRIA RAHMADANI (B1C119017)
KETUT MURPATMAWATI (B1C119021)
MAULINDA (B1C119024)
MEGAWATI PUTRI (B1C119025)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengertian dan Peran Laporan
Keuangan dalam Dunia Bisnis” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada
Bidang Studi/Mata Kuliah Analisa Laporan Keuangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Pengertian dan Peran Laporan Keuangan dalam Dunia
Bisnis, bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuli Lestari Labangu, S.E., M.Sc selaku
dosen bidang studi/mata kuliah Analisa Laporan Keuangan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 9 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

2.1 Pengertian Laporan Keuangan...........................................................................................2

2.2 Tujuan Laporan Keuangan.................................................................................................2

2.3 Sifat Laporan Keuangan.....................................................................................................3

2.4 Keterbatasan Laporan Keuangan.......................................................................................4

2.5 Pengguna Informasi Keuangan dan Tujuan Penggunaannya.........................................5

2.6 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan.....................................................................6

2.7 Pengaruh Persepsi Manajemen Terhadap Pelaporan Keuangan....................................7

2.8 Pemeriksaan Laporan Keuangan.......................................................................................9

2.9 Praktek Manipulasi Akuntansi.........................................................................................13

BAB III PENUTUP..................................................................................................................17

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai
peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Perusahaan-
perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan yang go public diharuskan membuat
laporan keuangan setiap periodenya. Laporan keuangan tersebut mempunyai tujuan
untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat
keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship)
manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanya sebagai alat penguji
dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya, laporan keuangan tidak hanya sebagai
alat penguji saja, tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi
keuangan perusahaan yang bersangkutan dengan melakukan analisis kinerja keuangan.
Melalui hasil analisis tersebut, dapat diketahui pengunaan sumber-sumber ekonomi,
kewajiban yang harus dipenuhi dan modal yang dimiliki oleh perusahaan, serta hasil-
hasil yang telah dicapai perusahaan tersebut.

Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, persaingan antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin tinggi mengakibatkan adanya
perusahaan yang tiba-tiba mengalami kemunduran. Oleh karena itu, agar perusahaan
dapat bertahan dan bisa tumbuh berkembang, perusahaan harus mencermati kondisi dan
kinerja perusahaan. Untuk mengetahui dengan tepat bagaimana kondisi dan kinerja
perusahaan maka dibutuhkan pula suatu analisis yang tepat.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan?
2. Apa saja tujuan Laporan Keuangan?
3. Apa saja Sifat Laporan Keuangan?
4. Apa saja yang termasuk Keterbatasan Laporan Keuangan?
5. Siapa saja Pengguna Informasi Keuangan dan Tujuan Penggunaannya?
6. Apa saja Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan?
7. Bagaimana Pengaruh Persepsi Manajemen Terhadap Pelaporan Keuangan?
8. Bagaimana Pemeriksaan Laporan Keuangan?
9. Bagaimana Praktek Manipulasi Akuntansi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan.
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan Laporan Keuangan.
3. Untuk mengetahui apa saja Sifat Laporan Keuangan.
4. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk Keterbatasan Laporan Keuangan.
5. Untuk mengetahui siapa saja Pengguna Informasi Keuangan dan Tujuan
Penggunaannya.
6. Untuk mengetahui apa saja Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan.
7. Untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Persepsi Manajemen Terhadap Pelaporan
Keuangan.
8. Untuk mengetahui bagaimana Pemeriksaan Laporan Keuangan.
9. Untuk mengetahui bagaimana Praktek Manipulasi Akuntansi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Sebagaimana telah diketahui bahwa laporan keuangan merupakan hasil dari proses
akuntansi. Dimana akuntansi itu adalah seni dari pada pencatatan, penggolongan dan
peringkasan dari pada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang bersifat keuangan
dengan cara setepat-tepatnya dan dengan penunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta
penafsiran terhadap hal-hal yang timbul dari padanya. Menurut Myer (dalam Munawir,
1997) yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah "Dua daftar yang disusun oleh
akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca
atau daftar posisi keuangan perusahaan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada
waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk
menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan".
Laporan keuangan dapat diberikan pengertian sebagai berikut :
1. Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban keuangan yang
dilakukan oleh pimpinan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan.
2. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.

2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang
membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan
moneter. Tujuan laporan keuangan secara garis besar adalah:

1. Screening (sarana informasi), analisa hanya dilakukan berdasarkan laporan


keuangannya, dengan demikian seorang analis tidak perlu turun langsung ke
lapangan untuk mengetahui situasi serta kondisi perusahaan yang dianalisa.
2. Understanding (pemahaman), analisa dilakukan dengan cara memahami
perusahaan,kondisi keuangannya dan bidang usahanya serta hasil dari usahanya.
3. Forecasting (peramalan), analisa dapat digunakan juga untuk meramalkan kondisi
perusahaan pada masa yang akan datang.

1
4. Diagnosis (diagnose), analisa memungkinkan untuk dapat melihat kemungkinan
terdapatnya masalah baik di dalam manajemen ataupun masalah yang lain dalam
perusahaan.
5. Evaluation (evaluasi), analisa digunakan untuk menilai serta mengevaluasi kinerja
perusahaan termasuk manajemen dalam meningkatkan tujuan perusahaan secara
efisien.

Sedangkan Tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan menurut Kasmir


(2017:11) adalah:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
perusahaan saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada
suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan – perubahan yang terjadi terhadap aktiva,
pasiva, dam modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam satu periode.
7. Memberikan informasi tentang catatan – catatan laporan keuangan.

2.3 Sifat Laporan Keuangan

Sifat laporan keuangan menurut Kasmir (Revisi 2012 :11) diantaranya adalah :
Pecatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus dilakukan dengan
kaidah-kaidah yang berlaku.Demikian pula dalam hal penyusunan laporan keuangan
didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu sendiri. Dalam praktiknya sifat laporan
keuangan dibuat :

1. Bersifat Historis
Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data
masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang.Misalnya laporan
keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun belakang.

2
2. Menyeluruh
Bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap
mungkin.Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian- sebagian (tidak
lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu
perusahaan.

Sementara itu, data masa lalu perusahaan yang ditampilkan dalam laporan keuangan
merupakan kombinasi (Munawir) dari :

1. Fakta yang telah dicatat


Fakta yang telah dicatat artinya laporan keuangan disusun atau dibuat
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya atau fakta dari catatan akuntansi.Fakta ini
diambil dari peristiwa atau kejadian akuntansi pada waktu atau masa lalu, yaitu dari
tahun-tahun sebelumnya. Fakta yang tercatat dalam pos-pos yang ada di laporan
keuangan dinyatakan dalam harga pada saat terjadi transaksi.

2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi


Maksud dari prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi adalah pencatatan
yang terjadi dalam laporan keuangan jelas didasarkan kepada prosedur atau
anggapan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi. Catatan dalam laporan
keuangan tidka dapat dilakukan dengan sehendak pemilik atau manajemen
perusahaan, tetapi harus melalui tata cara atau prosedur yang sesuai dengan prinsip-
prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi.

3. Pendapat pribadi
Pendapat pribadi adalah walaupun pencatatan akuntansi dalam laporan
keuangan didasarkan kepada dalil-dalil tertentu, penggunaan dari dasar dalil tersebut
tergantung dari pendapat manajemen perusahaan.Artinya, pendapat juga tergantung
dari kemampuan para pembuatanya yang kemudian dikombinasikan dengan fakta
secara dalil-dalil akuntansi yang disetujui.

2.4 Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disajikan atau yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan
mempunyai nilai-nilai yang dapat digunakan oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan
kepentingannya, namun demikian laporan keuangan bukanlah sebuah laporan yang

3
bersifat mutlak yang dapat dipercayai dan digunakan begitu saja. Data-data yang
digunakan dalam penyusunan suatu laporan keuangan lebih banyak data historis atau
data yang dicatat dari transaksi tertentu dimasa yang telah berlalu.

Jadi dari sifat dan kondisi-kondisi tersebut laporan keuangan mempunyai beberapa
kelemahan dan kerterbatasan yaitu :
a. Laporan keuangan dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report
(laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan
merupakan laporan yang final. Disamping itu pada laporan kuangan juga terkandung
pendapat pribadi (personal judgment) yang telah dilakukan oleh Akuntan atau
Manajemen yang bersangkutan.
b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat
pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standard nilai yang
mungkin berbeda atau berubah-ubah, pembuatan angka-angka ini didasarkan pada
konsep going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga
aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga perolehannya dan
pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetep tersebut sebesar akumulasi
depresiasinya. Atau dapat dikatakan angka dalam laporan keuangan merupakan nilai
buku (book value).
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau
nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli
(purchasing power) uang tersebut semakin menurun dibandingkan dengan tahun-
tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam
rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit dijual semakin besar.
Berarti dalam permasalahan ini harus ada penyesuaian harga-harga dari data-data
tahun lalu, sehingga dapat terhindar dari kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.

2.5 Pengguna Informasi Keuangan dan Tujuan Penggunaannya

1. Investor : penanam modal dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang
melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli,
menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada
informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen.

4
2. Karyawan : karyawan dan kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi
mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, juga tertarik dengan informasi
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca
kerja dan kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman : pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjamari serta bunganya dapat
dibayar pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya : pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik
dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah
yangkewajibannya akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usah
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada
pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan : para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian
jangka panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah : pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumberdaya dan karena itu berkepentingan dengan
aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar menyusun statistik
pendapatan nasional dan statisti lainnya.
7. Masyarakat : perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat daiam berbagai cara.
Misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian
nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada
penanam modal domestik. Laporan

2.6 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat


informasi dalam laporan keuangan dapat berguna bagi pemakainya guna pengambilan
keputusan. Adapun beberapa karakteristik penting yang harus tercermin pada laporan
keuangan adalah sebagai berikut:

1. Dapat dipahami, artinya kualitas informasi yang diterima dalam laporan keuangan
adalah kemudahan untuk dapat dipahami atau dimengerti oleh pemakainya.

5
2. Relevan, artinya informasi pada laporan keuangan harus relevan agar dapat
memenuhi kebutuhan pemakainya dalam pengambilan keputusan. Informasi harus
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakainya dengan membantu
mengevaluasi kejadian masa lalu atau masa yang akan datang, dan memperbaiki
hasil evaluasi pada masa lalu.
3. Keandalan, artinya informasi pada laporan keuangan harus memiliki kualitas andal,
dapat dikatakan memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang mampu
menyesatkan dan dapat diandalkan oleh pemakainya sebagai penyajian.
4. Dapat dibandingkan, artinya pemakai laporan keuangan harus mampu
membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode satu ke periode
berikutnya, untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi keuangan dan kinerja
keuangan perusahaan. Pemakai laporan keuangan juga harus bisa membandingkan
antara laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan,
kinerja perusahaan serta posisi keuangan.
5. Materialitas, artinya informasi dikatakan memiliki kesalahan yang signifikan jika
kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pemakainya yang diambil atas dasar
laporan keuangan.
6. Penyajian jujur, artinya informasi pada laporan keuangan menggambarkan dengan
jujur transaksi kejadian lain yang seharusnya disajikan.
7. Netral, artinya informasi harus pada kebutuhan umum dan tidak pada kebutuhan atau
keinginan pihak-pihak tertentu.
8. Pertimbangan sehat, artinya saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian
harus dengan prinsip kehati-hatian sehingga penghasilan tidak dinyatakan terlalu
tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah.
9. Kelengkapan artinya informasi dalam laporan keuangan harus lengkap.
10. Tepat waktu, artinya laporan keuangan akan kehilangan relevansinya apabila
terdapat penundaan yang tidak seharusnya dalam pelaporan.
11. Penyajian wajar, artinya laporan keuangan dianggap menggambarkan pandangan
yang wajar ditinjau dari cara menyajikan dengan wajar, posisi keuangan, kinerja
keuangan serta perubahan posisi keuangan pada suatu Perusahaan.

6
2.7 Pengaruh Persepsi Manajemen Terhadap Pelaporan Keuangan

Salah satu faktor penting untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas laporan
keuangan adalah menyangkut perilaku dan sikap positif dari manajer keuangan itu
sendiri dan juga para akuntan.

Di dalam penyusunan laporan keuangan, manajer keuangan selalu dituntut untuk


bertindak sesuai dengan etika yg telah ditetapkan. Fannani (2006) dalam jurnal Shantanu
et. al (2014) menyebutkan terdapat 4 (empat) unsur prilaku yang sesuai dalam
penyusunan laporan keuangan, diantaranya:

1. Kemungkinan salah saji didalam proses penyusunan laporan keuangan, yang dalam
penyusunannya kondisi dan prilaku menentukan kualitas yang akan disajikan dalam
laporan keuangan;
2. Pengungkapan laporan keuangan, dalam hal ini informasi yang akan disediakan
harus sesuai dengan kebutuhan dan dapat digunakan sebagai informasi dalam
pengambilan kebijakan;
3. Dalam resiko pengeluaran biaya dapat sebanding dengan manfaat yang akan
diterima oleh perusahaan, dalam hal ini manfaat yang diterima dapat mampu
memperpanjang kelangsungan hidup perusahaan kedepannya;
4. Tanggungjawab kepada pengguna informasi dari laporan keuangan yang akan
disajikan, dalam penyajiannya harus sesuai dengan realita dilapangan sehingga dapat
memberikan kepercayaan dan keyakinan yang memadai kepada para pengguna
informasi.

Konsep Persepsi

Persepsi menurut Robbins (2008) dalam Rukmawati (2011) adalah proses dimana
individu mengatur dan menginterpretasikan kesan sensoris mereka guna memberikan arti
bagi lingkungan mereka.

(Ivancevich, dkk 2006: 116) persepsi didefinisikan sebagai proses kognitif dimana
seseorang individu memilih, mengorganisasikan, dan memberikan arti kepada stimulus
lingkungan. Melalui persepsi, individu berusaha untuk merasionalkan lingkungan dan
objek, orang dan peristiwa di dalamnya. Menurut Rakhmat (1998: 51), adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafslrkan pesan.

7
Proses
Gambar 2.1. Proses Persepsi PER
SEP
SI
Penglihatan
Kesamaan dan
Objek Pendengara
ketidaksamaan
n Ditransforma
Kedekatan
Penyentuha si
ruang
n Perasaan
Kedekatan
Penciuman
waktu

Sumber: Toha (1993)

2.8 Pemeriksaan Laporan Keuangan

Pengertian pemeriksaan laporan keuangan

Pemeriksaan keuangan, adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat


dan pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh BPK dalam rangka
memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan pemerintah.Laporan keuangan perlu dilakukan audit agar laporan
keuangan tersebut bisa memberikan informasi tentang perusahaan. Dalam praktek audit,
nantinya akan diadakan pengujian kesesuaian antara praktek akuntansi dengan prinsip
atau standar akuntansi yang berlaku.Tujuan audit sendiri adalah untuk menyatakan
pendapat tentang kewajiban, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, perubahan, ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.

Tujuan pemeriksaan Laporan Keuangan

Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk menilai kewajaran atau kelayakan
penyajian laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan.Adapun kelayakan dan
kewajaran ini mengacu pada prinsip akuntansi yang berterima umum dan selanjutnya
atas penilaian tersebut akan tercermin pada opini audit.

Jenis jenis opini audit laporan keuangan adalah ada empat macam, yaitu:

a. Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), artinya laporan keuangan


disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
b. Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion), artinya laporan keuangan dapat
diandalkan tetapi masih ada beberapa masalah atau pos yang dikecualikan agar tidak
salah dalam mengambil keputusan.

8
c. Tidak Wajar (Adversed), artinya laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan
standar akuntansi atau ada kesalahan material dalam laporan keuangan tersebut.
d. Tidak Memberikan Pendapatan (Disclaimer), artinya laporan keuangan memiliki
kesalahan yang material dan manajemen membatasi lingkup pemeriksaan sehingga
auditor tidak menemukan bukti yang cukup.

Dokumen yang Dibutuhkan dalam Standar Pelaporan Audit Laporan Keuangan

Dokumen yang dibutuhkan dalam standar auditing pelaporan keuangan secara


umum adalah sebagai berikut:

1. Catatan primer akun-akun


a. Buku bank dan buku kas kecil yang lengkap dan mutakhir hingga akhir tahun.
b. Arsip tagihan/nota/kwitansi untuk semua item belanja.
c. Arsip atau buku kwitansi untuk uang yang diterima.
d. Pernyataan bank, slip penyetoran, dan buku cek.
e. Buku dan catatan slip gaji karyawan.
f. Buku Besar Induk, bila ada.
2. Dokumen ringkasan-ringkasan dan laporan-laporan rekonsiliasi untuk keperluan
standar auditing
a. Saldo percobaan atau ringkasan semua penerimaan dan pembayaran
berdasarkan kategori anggaran.
b. Laporan rekonsiliasi bank untuk semua rekening bank pada tanggal titik putus
tahun fiskal.
c. Laporan rekonsiliasi kas kecil hingga tanggal titik putus tahun fiskal.
d. Lembar catatan persediaan.
3. Jadwal dan daftar sebagai dokumen untuk standar pelaporan audit
a. Jadwal utang (uang yang dihutang oleh organisasi).
b. Jadwal piutang (uang yang dihutang kepada organisasi).
c. Jadwal jatuh tempo hibah.
d. Jadwal hibah yang dijanjikan.
e. Daftar aset tetap.
4. Informasi lain
a. Surat dari bank untuk mengkonfirmasi saldo (akan diminta oleh auditor sendiri).
b. Konstitusi organisasi.

9
c. Daftar anggota dewan pengurus dan staf.
d. Notulensi rapat dewan pengurus.
e. Perjanjian pendanaan dengan lembaga donor dan persyaratan audit.

Untuk memenuhi standar audit laporan keuangan yang baik, tentunya perusahaan
harus memiliki catatan keuangan yang tertib dan baik sejak awal berjalannya bisnis.
Catatan akuntansi yang baik tidak hanya diperlukan untuk proses standar pelaporan audit
saja.

Namun juga untuk keperluan bisnis yang lain misalnya pengajuan kredit pada bank
maupun pembayaran pajak. Untuk mempermudah hal tersebut, setiap bisnis
membutuhkan proses akuntansi.

Tahapan Audit Laporan Keuangan

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa audit merupakan suatu kegiatan yang
tersistematis sehingga untuk mencapai tujuan audit, terdapat tahapan-tahapan yang perlu
dilakukan.

Adapun tahapan-tahapan audit laporan keuangan sebagai berikut:

1. Penerimaan Perikatan Audit

Perikatan merupakan suatu kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal audit
maka kedua belah pihak ini adalah pihak auditor dan perusahaan yang biasanya
diwakili oleh manajemen. Sebelum melaksanakan audit, maka harus ada sebuah
kesepakatan yang harus dibuat dan disetujui bersama. Manajemen atau klien
menyerahkan audit laporan keuangan kepada auditor dan auditor menyanggupi audit
laporan keuangan sesuai dengan kompetensinya. Bentuk perikatan ini dalam bentuk
surat perikatan audit. Tahap pertama dalam mengaudit suatu laporan keuangan
adalah memutuskan apakah akan menolak atau menerima pekerjaan audit tersebut.
Namun, untuk memutuskannya auditor juga mempertimbangkan hal-hal seperti
integritas manajemen, mengidentifikasi risiko, menilai independensi, menentukan
kompetensi dan kemampuan profesionalnya. Jadi dalam menentukan untuk
menerima siklus audit atau tidak memerlukan pertimbangan yang banyak bukan
semata-mata mendapatkan klien saja. Hal ini sesuai dengan tujuan audit yaitu
mengevaluasi, sehingga perlu mempertimbangkan berbagai faktor.

10
2. Perencanaan Proses Audit

Merencanakan proses audit adalah tahapan selanjutnya yang harus diketahui


auditor. Untuk membuat perencanaan audit, seorang auditor harus melakukan
beberapa kegiatan seperti:

a. Memahami bisnis dan industri klien


b. Melakukan prosedur analitik
c. Menentukan materialitas, menetapkan risiko audit dan risiko bawaan.
d. Memahami struktur pengendalian intern dan menetapkan risiko pengendalian
e. Mengembangkan rencana audit dan program audit. Nanti pada praktiknya
tidaklah sesingkat hal tersebut.

Dari setiap kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan proses audit tersebut
memiliki hal atau bagian lain yang harus dikerjakan lagi. Dengan demikian, rencana
audit laporan keuangan pun dibuat dengan benar dan tepat.

3. Pelaksanaan Pengujian Audit

Setelah membuat perencanaan audit laporan keuangan maka saatnya


melaksanakan pengujian audit. Pada tahap ini, auditor akan melakukan pengujian
analitik, pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Singkatnya pengujian
analitik dilakukan auditor dengan mempelajari data-data dan informasi bisnis klien
dan membandingkan dengan data dan informasi lain. Pengujian pengendalian
merupakan prosedur audit untuk melakukan verifikasi efektivitas pengendalian
internal klien. Sementara pengujian substantif merupakan siklus audit untuk
menemukan kesalahan yang langsung memberikan pengaruh pada laporan
keuangan. Dengan ini, tujuan audit untuk mengevaluasi sudah dicapai.

4. Pelaporan Audit

Tahap terakhir yaitu pelaporan audit, yaitu hasil dari pekerjaan audit yang telah
dikerjakan. Laporan ini merupakan bentuk komunikasi auditor dengan pihak lainnya
sehingga tidak boleh dibuat secara sembarangan. Di dalam laporan audit harus
mencakup jenis opini, jasa yang diberikan, objek yang diaudit, lingkup audit, tujuan
audit, hasil audit dan rekomendasi yang diberikan jika ada kekurangan, dan
informasi atau istilah audit pada laporan keuangan lainnya. Laporan audit
merupakan tanggung jawab audit yang besar sehingga untuk memutuskan dan

11
membuat laporan ini harus hati-hati. Jika tidak maka nama kantor akuntan publik
biasanya akan tercemar dan akan ada hukuman dari pihak berwajib. Demikian
ulasan mengenai audit mulai dari pengertian dan tujuan audit serta tahapannya
dalam pelaporan keuangan.

2.9 Praktek Manipulasi Akuntansi

Manipulasi akuntansi (accounting manipulation) adalah penyimpangan yang


disengaja dari standar akuntansi yang berlaku umum untuk menggelembungkan hasil
keuangan yang dilaporkan. Manipulasi akuntansi dimaksudkan untuk
menyembunyikan kegagalan atau kecurangan keuangan dari auditor dan para pemangku
kepentingan. Penyebab manipulasi akuntansi adalah terjadinya penyimpangan
(irregularities), kecurangan (fraud), dan creative accounting.

Penyimpangan (irregularities) adalah salah saji atau penghapusan dalam laporan


keuangan yang disengaja, yang dalam keadaan demikian para pengambil keputusan
berubah keputusannya. Istilah yang biasa digunakan adalah kecurangan manajemen
(management fraud). Kriteria-kriteria yang termasuk dalam penyimpangan, meliputi :

a. Manipulasi, falsifikasi, dan alterasi catatan-catatan akuntansi atau dokumen


pendukung yang menjadi dasar pembuatan laporan keuangan.
b. Salah penyajian (misrepresentations) atau penghapusan (omissions) yang sengaja
atas transaksi-transaksi dan informasi penting lainnya.
c. Salah penerapan (misapplication) prinsip ± prinsip akuntansi terhadap jumlah,
klasifikasi, cara penyajian, dan pengungkapan yang disengaja.

Fraud (kecurangan) merupakan penipuan yang disengaja dilakukan yang


menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan
memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena
adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan
kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan
tersebut. Sedangkan

12
Creative accounting adalah sebuah proses dimana beberapa pihak menggunakan
kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk didalamnya standar, teknik,
prosedur, dsb.) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat,
Blake dan Dowd, 1999). Sedangkan menurut Naser (1993) mendefinisikan creative
accounting sebagai suatu proses manipulasi figur akuntansi dalam pengambilan
keuntungan dari kelemahan peraturan akuntansi dan pemilihan dari pengukuran serta
pengungkapan praktek-praktek didalamnya untuk merubah laporan keuangan dari apa
yang harus disajikan.

Faktor Pemicu terjadinya praktik manipulasi akuntansi

Fraud Dalam bukunya yang berjudul Fraud Examination, Steve Albrecht (dalam
Miyosi Ariefiansyah) mengatakan bahwa ada 3 hal yang menyebabkan seseorang
melakukan fraud, yaitu:

1. Tekanan atau Pressure


2. Kesempatan atau Opportunity
3. Rasional
4. Tekanan atau Pressure

(Menurut Amin Widjaja Tunggal, 2001: 3), tekanan keuangan mungkin bias terjadi
karena sifat :

1. Tamak,
2. Besar pasak dari pada tiang,
3. Terlilit utang,
4. Kebutuhan biaya pengobatan,
5. Kebutuhan uang mendesak,
6. Kerugian keuangan/aktiva pribadi.
7. Penyakit mental mungkin karena : berjudi, menggunakan obat-obatan terlarang, dan
perilaku seksual yang mahal.
8. Tekanan beban pekerjaan mungkin karena lembur jam kerja yang terlalu lama,
merasa kurang dihargai sesuai prestasi, jenjang karir (career path) yang tidak jelas
dan lain-lain.

13
Penyebab terjadinya manipulasi akuntansi

Menurut Robert Cockerall (auditor Ernst & Young) dinyatakan bahwa lingkungan
profil manipulasi dau fraud mencakup beberapa hal yaitu motivasi, kesempatan,
tujuan/objek, indikator, metode dan konsekuensi. Tujuan/objek adalah sarana yang
digunakan untuk mencapai motivasi kecurangan di atas. Indikator mengandung
pengertian adanya gejala-gejala yang merujuk kepada pembuktian kecurangan. Metode
adalah cara-cara yang dilakukan untuk melakukan kecurangan. Sedangkan konsekuensi
adalah dampak kecurangan yang terjadi pada organisasi tersebut.

 Motivasi : adalah mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri dan atau suaru
organisasi. Alasan pribadi seperti masalah keuangan dapat menjadi motivasi untuk
melakukan kecurangan. Untuk suatu organisasi, dapat dilakukan untuk mendapatkan
keuntungan atau untuk mendapatkan apresiasi yang positif walaupun pekerjaan yang
dilakukan tidak baik, misalnya kolusi antara kontraktor/konsultan dengan panitia
pengadaan barang/jasa,
 Sarana : mencakup seluruh media yang dapat digunakan untuk melakukan
kecurangan, misalnya dokumen kontrak/lelang yang diatur, transaksi keuangan
dilakukan secara tunai dan tidak menggunakan pencatatan yang baik, dan lain
sebagainya.
 Kesempatan : karena kurangnya pengawasan internal dan pemahaman tentang aturan
dapatmenjadi ruang terjadinya kecurangan.

Contoh Kejadian Praktek Manipulasi Akuntansi

PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF), merupakan salah satu produsen obat-obatan
milik pemerintah di Indonesia. Tujuan perusahaan sebagai badan usaha tidak berbeda
dengan badan usaha lainnya, yaitu mencari laba sebesar-besarnya. Pelaporan keuangan
pada tanggal 31 Desember 2001, menunjukkan adanya laba bersih sebesar Rp132
milyar, dan laporan keuangan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa
(HTM). Akan tetapi, Kementrian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih
tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang,
pada tanggal 3 Oktober 2002 laporan keuangan PT. KAEF tahun 2001 disajikan
kembali (restated). Hal ini disebabkan telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar.
Pada laporan keuangan restated, laba yang disajikan hanya sebesar Rp99,56 miliar, atau
lebih rendah sebesar Rp32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan.

14
Kesalahan itu timbul dari :
a. Kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT KAEF.

Sehingga dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba


bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,6 miliar yang
merupakan 2,3% dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih PT KAEF.

b. Kesalahan tersebut terdapat pada unit-unit sebagai berikut:


1. Unit Industri Bahan Baku: Kesalahan berupa overstated penjualan sebesar
Rp2,7 Miliar.
2. Unit Logistik Sentral: Kesalahan berupa overstated persediaan barang sebesar
Rp23,9 Miliar.
3. Unit Pedagang Besar Farmasi (PBF): Kesalahan berupa overstated persediaan
barang sebesar Rp8,1 Miliar dan Kesalahan berupa overstated penjualan sebesar
Rp10,7 Miliar.

c. Bahwa kesalahan penyajian tersebut, dilakukan oleh Direksi periode 1998–Juni


2002 dengan cara:
1. Membuat 2 (dua) daftar harga persediaan (master prices) yang berbeda masing-
masing diterbitkan pada tanggal 1 februari 2002 dan 3 februari 2002, dimana
keduanya merupakan master prices yang telah diotorisasi oleh pihak yang
berwenang yaitu Direktur Produksi PT KAEF. Master prices per 3 Februari
2002 merupakan master prices yang telah disesuaikan nilainya
(penggelembungan) dan dijadikan dasar sebagai penentuan nilai persediaan
pada unit distribusi PT KAEF per 31 Desember 2001.
2. Melakukan pencatatan ganda atas penjualan pada unit PBF dan unit Bahan
Baku. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling
oleh Akuntan.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kegiatan analisis laporan keuangan merupakan salah satu media untuk mendapatkan
informasi yang lebih banyak, lebih baik, akurat, dan dijadikan sebagai bahan dalam
proses pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat
penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan stategi perusahaan
yang akan ditetapkan. Selain itu, dengan melakukan analisis laporan keuangan
perusahaan, maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan finansial perusahaan
serta hasil-hasil yang telah dicapai diwaktu lampau dan diwaktu yang sedang berjalan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Andhikara, MF. Arrozi. (2011). Creative Accounting Apakah Suatu Tindakan Ilegal. Akrual
Jurnal Akuntansi, 2(2), 109-125. http://fe.unesa.ac.id/ojs/index.php/akrl

Febriana, Hadijah. dkk. 2021. Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan. Bandung: CV.
Media Sains Indonesia

Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yuesti, Anik dan Putu Kepramareni. 2019. Manajemen Keuangan Jendela Pengelola Bisnis.
Bali: CV. Noah Aletheia

17

Anda mungkin juga menyukai