Anda di halaman 1dari 18

1

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Sektia Bayu Kusuma 141150352

Laurentius Mahardika 141150354

Bayu Hendra Losa 141150367

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

YOGYAKARTA

2016
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

KATA PENGANTAR.................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6

2.1 Pengertian Pengembangan Sistem Informasi..............................................................6

2.2 Tim Pengembangan Sistem.........................................................................................6

2.3 Perlunya Pengembangan Sistem..................................................................................6

2.4 Indikator Diperlukannya Pengembangan Sistem........................................................7

2.5 Tujuan Pengembangan Sistem Informasi....................................................................7

2.6 Prinsip Pengembangan Sistem....................................................................................8

2.7 Teknik Pengembangan Sistem.....................................................................................8

2.7.1 Pengembangan Sistem Informasi Metode SDLC................................................8

2.7.2 Pengembangan sistem dengan metode alternatif...............................................12

BAB III PENUTUP..................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18
3

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pengembangan Sistem
Informasi yang dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
bantuan, bimbingan, dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak
yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam membantu menyelesaikan makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan lebih lanjut.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Yogyakarta, November 2016

Penulis
4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan sistem informasi dewasa ini semakin berkembang pesat, hal ini
didukung oleh perkembangan teknologi informatika yang ada di seluruh dunia, dengan
demikian memudahkan para pengguna system informasi tersebut untuk lebih
meningkatkan kegunaan dari system informasi yang mereka miliki. Sistem informasi
merupakan kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi
yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Pemanfaatan
teknologi informasi menjadi suatu keharusan yang tidak dapat dihindari oleh setiap
perusahaan yang ingin menempatkan dirinya pada posisi paling depan dalam suatu
industri. Perkembangan teknologi informasi ini dapat meningkatkan kinerja dan
memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat,
sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas.
Perkembangan teknologi informasi ini memperlihatkan bermunculannya berbagai
jenis kegiatan yang berbasis kepada teknologi ini, seperti e-government, e-commerce, e-
education, e-medicine, e-laboratory, dan lainnya yang kesemuanya itu berbasis
elektronik.
Teknologi informasi merupakan teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam 4
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu ( Wardiana, 2002 ). Teknologi ini menggunakan
seperangkat computer untuk mengolah data, system jaringan untuk menghubungkan satu
computer dengan computer lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi
telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Faktor yang paling penting didalam pengelolaan sumberdaya informasi adalah
bagaimana mengembangkan Sistem Informasi yang akan dipergunakan, hal ini berarti
kita menentukan bagaimana bentuk sistem yang dibutuhkan, dalam arti kata kebutuhann
akan perangkat keras, perangkat lunak dan pelaksana serta SOP (Standard Operating
Procedures) yang akan dipergunakan.
Ada berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam proses pengembangan
sistem informasi ini, diantaranya : System Development Life Cycle (SDLC), Prototyping
Rapid Application Development, Object Oriented Analysis and Development. Setiap
perusahaan selalu melakukan pengembangan terhadap sistem informasinya.
5

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa suatu sistem perlu dikembangkan ?


2. Kapankah suatu sistem informasi membutuhkan pengembangan ?
3. Bagaimana cara mengembangkan sebuah sistem informasi ?
6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk


menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah
ada.

2.2 Tim Pengembangan Sistem

Pengembangan suatu sistem tentunya harus didukung oleh personal-personal yang


kompeten di bidangnya. Sebuah tim pengembangan sistem biasanya terdiri dari :
1. Manajer Analis Sistem.
2. Ketua Analis Sistem.
3. Analis Sistem Senior.
4. Analis Sistem Junior.
5. Pemrogram Aplikasi Senior.
6. Pemrogram Aplikasi Junior.
Jumlah personil Tim di atas diperlukan apabila sistem yang akan dikembangkan
cukup besar. Apabila sistem yang akan dikembangkan kecil, maka personilnya dapat
disesuaikan berdasarkan kebutuhan.

2.3 Perlunya Pengembangan Sistem

Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal :
1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan
yang timbul dapat berupa :
a) Ketidakberesan sistem yang lama
Ketidakberesan atau terjadi error pada sistem yang lama menyebabkan sistem
yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
b) Pertumbuhan organisasi
Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin
meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru menyebabkan harus
disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan
tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan
manajemen.
7

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan

Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi
waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang
telah disusun untuk meraih kesempatankesempatan dan peluang-peluang pasar,
sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan
informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajemen.

3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah

Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-
instruksi dari pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan
pemerintah.

2.4 Indikator Diperlukannya Pengembangan Sistem

Suatu sistem perlu untuk dilakukan pengembangan apabila terjadi beberapa


indikator seperti di bawah ini :

1. Keluhan pelanggan.
2. Pengiriman barang yang sering tertunda.
3. Pembayaran gaji yang terlambat.
4. Laporan yang tidak tepat waktu.
5. Isi laporan yang sering salah.
6. Waktu kerja yang berlebihan.
7. Ketidakberesan kas.
8. Produktivitas tenaga kerja yang rendah.
9. Dll.
2.5 Tujuan Pengembangan Sistem Informasi

1. Peningkatan kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan waktu respons.
Throughput adalah jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada suatu saat
tertentu. Sedangkan waktu respons adalah rata-rata waktu tertunda di antara dua
transaksi.
2. Kualitas informasi yang disajikan.
3. Keuntungan (penurunan biaya). Berhubungan dengan jumlah sumber daya yang
digunakan.
8

4. Kontrol (pengendalian).
5. Efisiensi.
6. Pelayanan.

2.6 Prinsip Pengembangan Sistem

Prinsip pengembangan sistem informasi adalah :

1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar. Maka setiap
investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini :

a) Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan.


b) Investasi yang terbaik harus bernilai.
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan
sistem.
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.
6. Harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.

2.7 Teknik Pengembangan Sistem

Terdapat dua pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu Pendekatan SDLC dan
Altenative. Untuk lebih detailnya, pengembangan sistem dengan pendekatan SDLC dan
pengembangan sistem Alternatif akan dijelaskan di bawah ini :

2.7.1 Pengembangan Sistem Informasi Metode SDLC


SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan
Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan
rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta
model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut.
Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga
merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang
terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisis (analysis), desain (design),
implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance).[1]
Dalam rekayasa perangkat lunak angsyat , konsep SDLC mendasari berbagai jenis
metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk
9

suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem


informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode
siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: siklus hidup sistem
tradisional(traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan prototyping (life
cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented
system life cycle).

SDLC adalah proses yang digunakan oleh analis sistem untuk


mengembangkan sistem informasi , termasuk persyaratan, validasi kepemilikan
(stakeholder), pelatihan, dan pengguna. Setiap SDLC harus menghasilkan sistem
berkualitas tinggi yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, mencapai selesai
dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja secara efektif dan efisien di saat ini dan
direncanakan Teknologi Informasi infrastruktur , dan murah untuk mempertahankan
dan biaya-efektif untuk meningkatkan. sistem komputer yang kompleks dan sering
(terutama dengan munculnya baru-baru arsitektur berorientasi layanan ) link beberapa
sistem tradisional berpotensi disediakan oleh vendor perangkat lunak yang berbeda.
Untuk mengelola tingkat kompleksitas, sejumlah model SDLC atau metodologi telah
diciptakan, seperti air terjun ; spiral ; Agile pengembangan perangkat lunak ;
prototipe cepat ; incremental ; dan sinkronisasi dan menstabilkan .

A. Tahapan SDLC

SDLC terdiri dari beberapa tahapan-tahapan berdasarkan analisa kebutuhan


yang ada . Dimulai dari analisa kebutuhan perangkat lunak akan dibuat terlebih
dahulu desain dari kebutuhan tersebut untuk mempermudah dalam pengerjaannya.
Kemudian segala kebutuhan tersebut di implementasikan dengan dua tahap yaitu
tahap analisa dan tahap evaluasi (User Acceptance Test). Setelah melakukan
implementasi, maka proses tersebut akan dikembalikan kembali ke dalam tahap
desain untuk pengembangan kembali perangkat lunak ke versi yang terbaru.

Untuk membuat Sistem Informasi Penggajian ini, metode yang harus dilakukan
adalah:

1. Tahap Perencanaan

Pada tahapan ini dilakukan perencanaan dan pendefinisian proyek-proyek


system yang dilakukan oleh staff perencana untuk mengetahui ruang lingkup
10

aplikasi yang akan dikembangkan beserta rencana tahapan pengembangan (mulai


dari nol atau prototype).

Misalnya adalah menentukan siapa saja yang akan menjadi user dari
system informasi ini, bagaimana alur proses system ini mulai dari input database
hingga mencetak slip gajinya, menentukan rumusan perhitungan gaji berdasarkan
kilometer dan sebagainya.

2. Tahap Analisis

Fase analisa adalah sebuah proses investigasi terhadap sistem yang sedang
berjalan dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban mengenai pengguna sistem,
cara kerja sistem dan waktu penggunaan sistem. Dari proses analisa ini akan
didapatkan cara untuk membangun sistem baru

Tahapan di analisis sistem terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut ini :

1) Studi Pendahuluan
Kegiatan awal dari analisi sistem adalah studi awal atau studi
pendahuluan tentang jenis, ruang lingkup dan pemahaman awal dari proyek
sistem teknologi informasi. Studi pendahuluan ini menghasilkan sistem secara
awal, perkiraan biaya yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan.
2) Studi Kelayakan

Setelah mengumpulkan data dan mendokumentasikan fakta, sistem


analisis mengetahui apa yang sesungguhnya dilakukan oleh sistem,
Selanjutnya, sistem analis melakukan study kelayakan untuk
memperhitungkan apakah organisasi atau instansi di mana sistem tersebur
dibuat dapat melanjutkan ketahap berikutnya dalam proses pengembangan
sistem atau tidak. Studi kelayakan merupakan suatu tinjauan sekilas pada
faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.

3) Mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan informasi pemakai


Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi masalah disistem
lama supaya dapat diperbaiki di sistem yang baru. Mengidentifikasi
masalah dilakukan dengan penyebab masalahnya. Penyebab masalahnya
merupakan sumber dari permasalahan yang harus diperbaiki. Selanjutnya
11

memahami sistem yang ada untuk mendapatkan data dan menganalisis


permasalahannya.
4) Menganalisis hasil penelitian

Langkah selanjutnya menganalisis hasil penelitian. Menganalisis


hasil penelitian adalah menemukan penyebab permasalahan sistem yang
tidak berfungsi sehingga dapat cepat digantikan dengan sistem yang baru.

3. Tahap Perancangan
Tahap perancangan sistem mempunyai dau tujuan yaitu;
a) Perancangan sistem secara umum adalah memberikan gambaran umum
kepada pemakai sistem tentang sistem teknologi informasi yang baru.
Perancangan sistem secara umum lebih diarahkan kepada pemakai sistem
untuk menyetujuinya ke perancangan sistem selanjutnya. Yang dirancang
di tahap perencanaan sistem secara umu adalah menggambarkan bentuk
dari sistem teknologi informasinya secara logika atau secara konsep dan
mengidentikasikan komponen-komponen dari sistem teknologi informasi.
b) Perancangan sistem terinci dimaksudkan untuk menggambarkan bentuk
secara fisik dari komponen-komponen sistem teknologi informasi yang
akan dibangun oleh pemrogam dan ahli teknik lainnya.

4. Tahap Implementasi

Tahap ini merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap


dioperasikan. Implementasi sistem juga merupakan proses mengganti atau
meninggalkan sistem yang lama dengan mengganti sistem yang baru. Untuk
menggantikan sistem yang lama ke sistem yang baru diperlukan suatu
pendekatan atau strategi supaya berhasil

5. Tahap Pemeliharaan

Tahapan pemeliharaan sistem mencakup seluruh proses yang


diperlukan untuk menjamin kelangsungan, kelancaran, dan penyempurnaan
sistem yang telah dioperasikan.

B. Kelebihan dan kekurangan metode SDLC

Kelebihan :
12

1. Menyediakan tahapan yang dapat digunakan sebagai pedoman


mengembangkan system
2. Akan memberikan hasil sistem yang lebih baik karena sistem dianalisis
dan dirancang secara keseluruhan sebelum diimplementasikan

Kekurangan :

1. Hasil dari SDLC tergantung pada hasil analisis, sehingga jika terdapat
kesalahan di tahap analisis akan terbawa terus ke hasil sistem ayng kurang
memuaskan
2. Dibutuhkan biaya yang lebih besar jika dibandingkan metode yang lainnya
3. Dibutuhkan waktu yang lama untuk mengembangkannya karena sebuah
sistem harus dikembangkan sampai selesai terlebih dahulu

2.7.2 Pengembangan sistem dengan metode alternatif


Sebelumnya telah dibahas mengenai SLDC (System Development Life
Cycle), metode tersebut tidak cocok untuk semua keadaan. Oleh karena itu, untuk
kasus-kasus tertentu diperlukan metode pengembangan system metode alternative
yang dapat berupa, pengembangan system metode paket (package), metode prototip
(prototyping), metode pengembangan oleh pemakai user (end user computing atau
end user development), dan metode outsourcing.

A. Metode Prototype

Pembuatan prototype (prototyping) meliputi pengembangan system uji coba


yang cepat dan murah untuk dievaluasi oleh pengguna akhir.Prototipe (prototype)
adalah versi system informasi atau bagian dari system yang sudah dapat berfungsi,
tetapi dimaksudkan hanya sebagai model awal saja. Setelah beroperasi prototype akan
lebih jauh diperhalus hingga cocok sekali dengan kebutuhan penggunanya. Ketika
rancangannya telah difinalisasi, prototype dapat dikonversi menjadi system produksi
yang jauh lebih baik.Proses pembuatan rancangan awal, mencobanya,
memperhalusnya, dan mencobanya kembali disebut proses pengembangan system
yang iterative karena langkah-langkah yang dibutuhkan untuk membuat system dapat
diulangi beberapa kali.

Langkah langkah dalam Pembuatan Prototipe :


13

Langkah 1 : mengidentifikasi kebutuhan dasar pengguna. Perancang system (biasanya


spesialis system informasi) bekerja cukup lama dengan pengguna untuk mendapatkan
informasi kebutuhan dasar pengguna.

Langkah 2 : Mengembangkan prototype awal. Perancang sistem dengan cepat


membuat prototype yang fungsional, menggunakan perangkat-perangkat untuk
menciptakan peranti lunak dengan cepat.

Langkah 3 : Menggunakan prototype. Pengguna didorong untuk bekerja dengan


sistem tersebut untuk menetukan seberapa baik prototipe itu memenuhi kebutuhanya,
dan untuk memberikan saran-saran bagaimana memperbaiki prototipe itu.

Langkah 4 : Merevisi dan memperbaiki prototipe. Pembuatan sistem mencatat semua


perubahan yang diminta pengguna dan memperhalus prototipe berdasarkan
permintaan terbut. Setelah prototipe direvisi, siklusnya kembali kelangkah 3. Langkah
3 dan 4 diulangi, terus hingga penggunanya merasa puas.

Keunggulan prototyping adalah:.

1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan

2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan

3. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem

4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem

5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang


diharapkannya.

Kelemahan prototyping adalah :

1. Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang
ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan
juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangja waktu lama.

2. penegmbang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga


menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk
membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa
program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem .
14

3. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak


mencerminkan teknik perancangan yang baik.

B. Metode / Model Paket

Pengembangan STI alternatif model paket dilakukan dengan membeli


perangkat lunak yang ada. Paket ini dikembangkan oleh pihak ketiga, yaitu analis
sistem penjual paket. Sistem yang sudah dibeli dapat dioperasikan oleh
departemen sistem informasi atau langsung digunakan oleh pemakai sistem. Paket
banyak tersedia di pasaran. Paket yang tersedia dapat berupa program aplikasi
yang sederhana, misalnya hanya aplikasi penggajian atau aplikasi persediaan saja
di fungsi akuntansi sampai ke program aplikasi yang lengkap dan komplek
misalnya ERP.

Memilih memilih paket sistem, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan:
1. Fungsi yang ditawarkan
2. Flesibilitas
3. Kemudahan pakai
4. Kualitas penjual
5. Biaya
6. Instalasi
7. Perawatan
8. Dokumentasi
9. Perangkat keras dan perangkat lunak dukungan
10. Karakteristik file dan basis data

Kelebihan Paket :
1. Kualitas paket yang baik.
2. Dapat digunakan dengan seketika
3. Harga paket relatif murah
4. Dapat digunakan untuk rekayasa ulang proses bisnis (business process
reengineering atau BPR)
5. Kompatibel dengan sesama pengguna paket.
Kekurangan Paket :
1. Tidak sesuai dengan aplikasi yang unik
2. Perbaikan, modifikasi dan pengambangan paket sulit dikerjakan sendiri
3. Basis data tidak terintegrasi dengan aplikasi lainnya.
4. Ketergantungan dari pemasok

C. Model Outsourcing

Jika paket tidak tersedia, prioritas kedua biasanya jatuh pada


outsourcing. Penentuan apakah akan dikerjakan dan dioperasikan oleh pihak
ketiga (outsourcing) atau akan dikembangkan sendiri (insourcing) ditentukan
15

oleh faktor kemampuan sumber daya (resources) dari departemen system


teknologi informasi. Jika departemen STI tidak mempunyai sumber daya yang
baik, misalnya tidak mempunyai analis dari pemograman yang berkualitas dan
tidak mempunyai teknologi yang memadai, pilihan biasanya jatuh pada
outsourcing.

Kelebihan Dan Kekurangan Outsourcing


Outsourcing menjadi pilihan karena mempunyai beberapa kelebihan sebagai
berikut :
1. Biaya teknologi yang semakin meningkat dan akan lebih murah jika
perusahaan tidak berinvestasi lagi tetapi menyerahkannya kepada pihak
ketiga dalam bentuk outsourcing yang lebih murah, dikarenakan
outsourcer menerima jasa dari perusahaan lainnya, sehingga biaya tetap
outsourcer dapat dibagi ke beberapa perusahaan.
2. Mengurangi waktu proses, karena beberapa outsourcer dapat dipilih untuk
bekerja bersama-sama menyediakan jasa ini kepada perusahaan.
3. Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih berkualitas dibandingkan
dikerjakan sendiri secara internal, karena outsourcer memang spesialisasi
dan ahli di bidang tersebut.
4. Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan tentang system teknologi ini
dan pihak outsourcer mempunyainya.

5. Perusahaan merasa tidak perlu dan tidak ingin melakukan transfer


teknologi dan transfer pengetahuan yang dimiliki oleh outsourcer.
6. Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan
investasi.
7. Mengurangi risiko kegagalan investasi yang mahal.
8. Penggunaan sumber daya system informasi belum optimal.
9. Perusahaan dapat memfokuskan pada pekerjaan lain yang lebih penting.

Disamping kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh outsourcing,


beberapa kelemahan juga perlu diperhatikan. Kelemahan-kelemahan itu adalah
sebagai berikut :
1. Jika aplikasi yang di-outsourcer adalah aplikasi yang stratejik, maka dapat
ditiru oleh pesaingnya yang juga dapat menjadi klien dari outsourcer yang
sama.
2. Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang di-outsourcer
kan.
16

3. Jika kekuatan menawar ada di outsourcer, perusahaan akan kehilangan


banyak kendali dalam memutuskan sesuatu apalagi jika terjadi konflik
diantaranya.
4. Perusahaan akan kehilangan keahlian dari belajar membangun dan
mengoperasikan aplikasi tersebut.
17

BAB III PENUTUP

Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk


menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah
ada. Pengembangan sistem sangat penting, karena dapat meningkatan kinerja
perusahaan, meningkatkan kualitas informasi yang disajikan, memperoleh keuntungan
berupa penurunan biaya, kontrol yang lebih baik, efisiensi kerja, dan pelayanan.
18

DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto HM. Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar,


Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. 2003.

https://goodmaterialku.blogspot.co.id/2016/05/pengembangan-sistem-teknologi-
informasi.html , diunduh pada 10 Nopember 2016

https://julvanmmodeong25.wordpress.com/2014/12/11/bab-10-pengembangan-sistem-
teknologi-informasi-metode-alternatif/ , diunduh pada 10 Nopember 2016

Anda mungkin juga menyukai