Anda di halaman 1dari 3

Untuk menjamin praktik yang sehat dalam melaksanakan transaksi pembelian misalnya, sistem

pembelian disusun dengan dasar berikut ini:

a. Transaksi pembelian harus dilaksanakan oleh beberapa fungsi berikut ini, yang bekerja secara
independen: fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi penerimaan, dan fungsi akuntansi.
b. Formulir-formulir: surat permintaan pembelian, surat order pembelian, laporan penerimaan
barang dan bukti kas keluar dirancang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh:
Kepala fungsi gudang : untuk surat permintaan pembelian.
Kepala fungsi pembelian : untuk surat order pembelian.
Kepala fungsi penerimaan : untuk laporan penerimaan barang.
Kepala fungsi akuntansi : untuk bukti kas keluar.
c. Secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku pembantu persediaan yang diselenggarakan
oleh fungsi akuntansi dengan persediaan barang secara fisik di gudang.

Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya.

Bagaimana pun baiknya organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara
yang diciptakan untuk mendorong praktik yang sehat, semuanya tergantung kepada manusia yang
melaksanakannya. Di antara empat unsur pokok pengendalian internal tersebut di atas, unsur mutu
karyawan merupakan unsur sistem pengendalian internal yang paling penting.

Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut ini dapat
ditempuh:

a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya.


b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan
tuntutan perkembangan pekerjaannya.

Dengan merancang unsur-unsur pengendalian internal dalam sistem pembelian, transaksi pembelian
yang dapat mengubah utang, persediaan atau biaya akan dicatat dan disajikan dengan ketelitian dan
keandalan yang tinggi, karena dilaksanakan oleh berbagai fungsi yang saling mengadakan
pengecekan intern dan didasarkan atas dokumen sumber (bukti kas keluar) dan dokumen pendukung
(surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) yang dihasilkan
melalui sistem otorisasi. Pengendalian internal akuntansi menjamin:

1. Barang dan jasa yang dibeli adalah yang diperlukan oleh perusahaan, yang dibuktikan dengan
adanya surat permintaan pembelian dari fungsi gudang atau dari pemakai.
2. Barang yang diterima adalah barang yang dipesan, yang dibuktikan dengan adanya surat order
pembelian yang diotorisasikan oleh kepala fungsi pembelian.
3. Utang yang dicatat adalah liabilitas perusahaan atas barang atau jasa yang dibeli dan diterima
oleh perusahaan, yang dibuktikan dengan kas keluar yang dilampiri oleh laporan penerimaan
barang yang ditandatangani oleh kepala fungsi penerimaan, faktur dari pemasok, dan surat order
pembelian.

LINGKUNGAN PENGENDALIAN (CONTROL ENVIRONMENT)


Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan manajer perusahaan
mengenai pentingnya pengendalian internal perusahaan. Evektivitas unsur pengendalian internal
sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan lingkungan pengendalian.

Lingkungan pengendalian memiliki empat unsur:

1. Filosofi dan Gaya Operasi


Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar (basic beliefs) yang menjadi parameter bagi
perusahaan dan karyawannya. Filosofi merupakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang
seharusnya tidak dikerjakan oleh perusahaan. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang
bagaimana operasi suatu kesatuan usaha harus dilaksanakan.
2. Berfungsinya Dewan Komisiaris dan Komite Audit
Dewan komisiaris adalah wakil pemegang saham dalam perusahaan berbadan hukum perseroan
terbatas. Dewan ini berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh
manajemen (direksi).
Pembentukan komite audit ditujukan untuk memperkuat independensi akuntan publik yang oleh
masyarakat dipercaya untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan yang dilakukan
oleh manajemen. Fungsi komite audit yang secara langsung berdampak terhadap akuntan publik
adalah :
1. Menunjuk akuntan publik yang melaksanakan audit tahunan terhadap laporan keuangan
perusahaan.
2. Membicarakan luas pemeriksaan dengan akuntan publik.
3. Meminta komunikasi langsung dengan akuntan publik mengenai masalah-masalah besar
yang ditemukan oleh akuntan dalam pemeriksaannya.
4. Menelaah laporan keuangan dan laporan akuntan pada saat audit akuntan selesai dilakukan.

Akuntan publik harus mengomunikasikan hasil pemeriksaannnya kepada komite audit dan jika
komite ini tidak dibentuk, kepada dewan direksi. Hal-hal yang harus dikomunikasikan kepada
dewan komisiaris atau komite audit meliputi:

1. Kebijakan akuntansi penting tertentu yang dipilih oleh manajemen.


2. Proses yang digunakan oleh manajemen dalam melakukan penafsiran akuntansi.
3. Akibat penyesuaian (adjustment) yang diajukan oleh akuntan publik.
4. Ketidakcocokan akuntan publik dan manajemen tentang penerapan prinsip akuntansi.
5. Kesulitan yang ditemui oleh akuntan publik dalam pelaksanaan pemeriksaan.

Berfungsinya dewan komisiaris dan komite audit akan menciptakan iklim pengendalian yang
baik dalam perusahaan berbentuk perseroan terbatas.

3. Metode Pengendalian Manajemen


Metode pengendalian manajemen merupakan metode perencanaan dan pengendalian alokasi
sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan dan pengendalian
manajemen dilakukan melalui empat tahap :
1. Penyusunan program (rencana jangka panjang)
2. Penyusunan anggaran (rencana jangka pendek)
3. Pelaksanaan dan pengukuran
4. Pelaporan dan analisis

Anda mungkin juga menyukai