Anda di halaman 1dari 3

Tipe kepemimpinan menurut Sanusi dan Sutikno dalam buku “Kepemimpinan Sekarang dan

Masa Depan dalam Membentuk Budaya Organisasi yang Efektif”, diantaranya:


1. Tipe Otokratik, merupakan tipe kepemimpinan dimana pemimpin menganggap bahwa
kepemimpinan adalah hak pribadinya sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain
dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur, kepemimpinan semacam ini sering
dianggap berbahaya dan banyak mengadung resiko. Seorang pemimpin yang tergolong
otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik
yang negatif seorang pemimpin otokratik adalah seorang yang egois. Egoismenya akan
memutarbalikkan faktor yang sebenarnya sesuai dengan apa yang secara subjektif
diinterpretasikannya 42 sebagai kenyataan. Dengan egoismenya pemimpin otokratik melihat
perannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasi. Egonya yang besar
menumbuhkan dan mengembangkan persepsinya bahwa tujuan organisasi identik dengan
tujuan pribadinya. Seorang pemimpin otoktratik akan menunjukkan sikap yang menonjolkan
keakuannya, dan selalu mengabaikan peranan bawahan dalam proses pengambilan
keputusan, tidak mau menerima saran dan pandangan bawahanya. Jadi, seorang pemimpin
yang otokratik ialah seorang pemimpina yang:
(1) Menganggap organisasi sebagai milik pribadi;
(2) Mengindetikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi;
(3) Menganggap bawahan sebagi alat semata-mata;
(4) Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat;
(5) Terlalu tergantung kepada kekuasaan formilnya;
(6) Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengadung
unsur paksaan dan bersifat menghukum.

2. Tipe Kendali Bebas, persepsi seorang pemimpin yang kendali bebas melihat peranannya
sebagai polisi lalulintas, dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan
cukup dewasa untuk taat pada peraturan yang berlaku. Seorang pemimpin yang kendali bebas
cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya
sendiri. Sifat kepemimpinan pada tipe bebas seolah-olah tidak tampak. Pemimpin
berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinannya dijalankan dengan memberikan kebebasan
penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan
(berbuat) menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perorangan
maupun berupa kelompok-kelompok kecil. Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan
bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua
usahanya akan cepat berhasil.

3. Tipe Paternalistik, tipe pemimpin ini umunya terdapat pada masyarakat tradisional.
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan
organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan
berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi
dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk peroleh petunjuk, memberikan
perhatian yang penting

4. Tipe Khasismatik, pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khususnya yaitu


daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat
besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang
tertentu itu dikagumi.

5. Tipe Militeristik, pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin dalam menggerakkan
bawahan lebih sering mempergunakan sistem perintah, senang bergantung kepada pangkat
dan jabatannya, sengan kepada formalitas yang berlebih-lebihan. Menuntut 43 disiplin yang
tinggi dan kaku dari bawahan, sukar menerima kritikan dari bawahannya.

6. Tipe Pseudo-Demokratik, tipe ini disebut juga semi demokratik. Pemimpin yang bertipe
pseudo-demokratik hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia
bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide atau konsep yang ingin diterapkan di
organisasinya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahanya,
tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak
agar menerima ide atau konsep tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini menganut
demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk
yang halus, samar-samar.
7. Tipe Demokratik, tipe kepemimpinan dimana pemimpin selalu bersedia menerima dan
menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum
musyawarah untuk mencapai kata sepakat. Seorang pemimpin yang demokratik menyadari
bahwa organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas
aneka tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan organisasi.
(Sanusi & Sutikno, 2009: 51-56)

Anda mungkin juga menyukai