Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Pengertian kepemimpinan
Konsep “pemimpin” berasal dari kata “leader” dan
“kepemimpinan” berasal dari kata “leadership”. Bennis mengatakan
bahwa seorang pemimpin adalah seorang yang memimpin dengan jalan
memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan,
mengorganisasikan, atau mengontrol usaha (upaya) orang lain atau
melalui prestize, kekuasaan atau posisi. Menurut Gibson Kepemimpinan
adalah suatu usaha untuk menggunakan gaya mempengaruhi dan tidak
memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan. Sementara
Stoner mengatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan pekerjaan
anggota kelompok. Definisi umum kepemimpinan adalah cara atau
teknik yang digunakan pimpinan dalam mempengaruhi pengikut atau
bawahannya dalam melakukan kerja sama mencapai tujuan yang telah
ditentukan.

Kepemimpinan adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain


agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tarsebut
untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan kelompok. (Tead; terry, hoyt 2003 )

Sedangkan Pemimpin merupakan kepercayaan yang diberikan


kepada seseorang untuk memberikan komando atau arahan untuk
mencapai tujuan tertentu. Dan peran seorang pemimpin dalam organisasi
dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja dan kwalitas kehidupan
kerja para bawahan, dan selanjutnya keberhasilan bawahan akan
mempengaruhi tingkat prestasi organisasi. Sebab perilaku organisasi
sangat dipengaruhi oleh perilaku setiap individu yang ada di dalam

1
organisasi tersebut. Dandalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam
melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi permbedaan antara
pemimpin yang satu dengan yang lainnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A.  TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan maka akan
berlangsung aktivitas kepemimpinan. Hal ini apabila dipilah-pilah maka
akan terlihat gaya kepemimpinan dengan pola masing-masing. Dan setiap
pemimpin memiliki karakteristik atau tipe kepemimpinan yang berbeda-
beda antara satu pemimpin dengan pemimpin yang lain. Secara garis
besarnya tipe kepemimpinan dibagi menjadi tiga pola dasar, yakni:
1. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan
tugas.
2. Gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan hubungan kerja
sama.
3. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang akan
dicapai.

Berdasarkan pola-pola tersebut G. R. Terry yang dikutif Maman


Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6,
yaitu :
1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership)
Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu
dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan
secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin
yang bersangkutan.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership)
Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-
bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga
pengawasan.
3. Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership)

3
Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan
tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara
ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership)
Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari
kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha
bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap
anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta
dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan,
dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga
dalam usahan pencapaian tujuan.
5.  Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership)
Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat
kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya
adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya
seorang bapak kepada anaknya.
6.  Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership)
Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana
mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga
bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan
biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di
antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya
di mana ia ikur berkecimpung.

Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas


mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
1.  Otokratis
Pemimpin yang demikian bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan
tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan
instruksi-instruksinya harus ditaati karena pemimpin merupakan
penentu nasib orang yang dipimpin. Pihak pemimpin memandang

4
dirinya lebih dalam segala hal dibandingkan dengan pihak yang
dipimpin.
2. Demokratis
Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari
kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha
bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Pemimpin dengan
tipe ini menganggap setiap individu harus dihormati eksistensi dan
peranannya dalam memajukan dan mengembangkan organisasi. Oleh
karena itu setiap kemauan, kehendak, kemampuan, buah pikiran,
gagasan pendapat, minat dan perhatian dll yang berbeda-beda antar
individu selalu dihargai dan disalurkan untuk kepentingan bersama.
Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan,
perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap
anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha
pencapaian tujuan yang diinginkan.
3.   Laissezfaire
Pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan
pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para
bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya
dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau
ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan
prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap
cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja
bebas tanpa kekangan.

Selain dari pendapat diatas, menurut beberapa kelompok sarjana


(dalam Kartono, 2003); Shinta (2002) membagi Tipe
Kepemimpinan berbagai macam sebagaimana berikut:
1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis

5
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik
dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,
sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan
pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik
dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan
kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya
sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik
memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada
pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan
pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan
yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut:
a. Mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan,
b.  Mereka bersikap terlalu melindungi,
c. Mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengambil keputusan sendiri,
d. Mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk berinisiatif,
e. Mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan
imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri,
f. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda


dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam
kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu
melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih
lebihan.

6
3. Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe
kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan
militeristik adalah:
a. Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan
sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana,
b. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan,
c. Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-
tanda kebesaran yang berlebihan,
d. Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya,
e. Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari
bawahannya,
f. Komunikasi hanya berlangsung searah.
4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
a. Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus
dipatuhi,
b.  Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
c. Berambisi untuk merajai situasi,
d. Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
e.  Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang
rencana dan tindakan yang akan dilakukan,
f.  Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan
atas pertimbangan pribadi,
g. Adanya sikap eksklusivisme,
h.   Selalu ingin berkuasa secara absolut,
i.   Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
j. Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka
patuh.

7
5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia
membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan
kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan
oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol,
tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak
bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi
kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif.
Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara
penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu
organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.
6. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat
yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan
hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan
penghidupan kembali sikap nasionalisme.
7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpin
bekerja secara berencana, sistematis dan tertib, dengan memanfaatkan
berbagai masukan dari orang lain, baik dari dalam maupun luar
organisasinya. Untuk itu dalam menentukan suatu putusan, pemimpin
menyenangi musyawarah untuk memperoleh bahan masukan
8. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan
memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya.
Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan
penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan
kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak

8
terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif
dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu,
mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui
keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu
memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat
dan kondisi yang tepat.

B. SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN
Untuk menjadi pemimpin diperlukan adanya syarat-syarat tertentu.
Dan syarat-syarat serta sifat-sifat dimiliki seseorang pemimpin berbeda-
beda menurut golongan dan fungsi jabatan yang dipegangnya. Untuk
menjadi pemimpin perusahaan tidak mungkin sama syarat-syarat dan sifat
yang diperlukan dengan pemimpin dalam bidang pendidikan. Meskipun
demikian, disamping syarat-syarat yang khusus berlaku dan diperlukan
bagi jenis-jenis lembaga atau organisasi tertentu, banyak syarat dan sifat
umum yang berlaku dan diperlukan bagi hamper semua jabatan
kepemimpinan.
Banyak penulis dan ahli yang mencoba merumuskan syarat-syarat
dan sifat-sifat kepemimpinan menurut bidangnya masing-masing. Ada
yang merumuskannya secara garis besar dan pokok-pokoknya saja, tetapi
ada pula yang sangat terinci.
            Prof. Dr. A. Abdurrahman yang dikutip dari Administrasi dan
Supervisi Pendidikan karangan Ngalim Purwanto, menyimpulkan bahwa
sifat kepemimpinan menjadi sifat pokok yang disebutnya panca sifat yaitu:
1. Adil
2. Suka melindungi
3. Penuh insiatif
4. Penuh daya penarik
5. Penuh kepercayaan pada diri sendiri

9
Ordway Tead, mengemukakan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin sebagai berikut :
1. Berbadan sehat, kuat dan penuh energy
2. Yakin akan maksud dan tujuan organisasi
3. Selalu bergairah
4. Bersifat ramah tamah
5. Mempunyai keteguhan hati
6. Unggul dalam teknik bekerja
7. Sanggup bertindak tegas
8. Memiliki kecerdasan
9. Pandai mengajari bawahan
10. Percaya pada diri sendiri.
Selanjutnya penelitian, Edwin Ghiselli, dalam penelitian ilmiahnya
telah menunjukkan sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk
kepemimpinan efektif. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory
ability) atau pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manajemen, terutama
pengarahan dan pengawas pekerjaan orang lain.
2. Kebutuhan akan prestasi dalam bekerja, mencakup pencarian tanggung
jawab dan keingin suksesan.
3. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya piker.
4. Ketegasan (decibeness), atau kemampuan untuk membuat keputusan-
keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
5. Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai
kemampuan untuk menghadapi masalah.
6. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung,
mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru
dan inovasi.

10
Sedangkan keith Davis mengikhtisarkan ada empat cirri / sifat utama
yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan organisasi
adalah :
1. Kecerdasan
2. Kedewasaan, dan keluasan hubungan sosial
3. motivasi diri dan dorongan berprestasi
4. sikap-sikap hubungan manusiawi

Adapun sifat-sifat pemimpin yang efektif dalam agama adalah sebagai


berikut.
1. Rendah hati dan sederhana
Seorang pemimpin pendidikan hendaknya jangan mempunyai
sikap sombong atau lebih mengetahui daripada yang lain. Ioa
hendaknya lebih banyak mendengarkan dan bertanya daripada berkata
dan menyuruh. Sehingga para anggotanya tidak merasa diremehkan
meskipun mereka hanya seorang bawahan.

2. Bersifat suka menolong


Pemimpin hendaknya selalu siap sedia untuk membantu anggota-
anggotanya tanpa diminta bantuannya. Dan selalu bersedia untuk
mendengarkan kesulitan-kesulitan yang disampaikan oleh anggota-
anggotanya meskipun ia tidak akan dapat menolongnya.
3. Sabar dan memiliki kestabilan emosi
Seorang pemimpin pendidikan hendaknya memiliki sifat sabar.
Jangan lekas merasa kecewa, dalam menghadapi kegagalan atau
kesukaran, sebaliknya jangan lekas merasa bangga dan sombong jika
kelompoknya berhasil. Sifat ini akan memberikan perasaan aman
kepada anggota-anggotanya.
4. Percaya kepada dirinya sendiri
Seorang pemimpin hendaknya menaruh kepercayaan sepenuhnya
kepada anggota-anggotanya, percaya bahwa mereka akan dapat

11
melaksanakan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. Yang
dipimpinnya harus merasa pula bahwa mereka mendapat kepercayaan
sepenuhnya untuk melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan
kepadanya.
5. Jujur, adil, dan dapat dipercaya
Sikap percaya kepada diri sendiri pada anggota-anggota kelompok
dapat timbul karena adanya kepercayaan mereka terhadap
pemimpinnya. Karena mereka menaruh kepercayaan kepada
pemimpinnya, mereka akan menjalankan semua kewajiban dengan
rasa patuh dan bertanggung jawab.
6. Keahlian dalam jabatan
Keahliuan jababatan merupakan syarat utama pula dalam
kepemimpinan. Tanpa keahlian tak mungkin menjadi pemimpin.
Dengan keahlian jabatan itu bukan saja dimaksud kecakapan dalam
melaksanakan pekerjaan, tetapi juga termasuk pengalaman dan
penguasaan semua macam pengetahuan yang diperlukan untuk
memperoleh dan menambah kecakapan kita
7. Amanah
Amanah juga merupakan sifat kepemimpinan. Karena Allah telah
mempercayakan manusia mengelola ala mini untuk kebaikan manusia
dan kemakmuran alam, berarti keteladanan manusia yang menduduki
jabatan tertentu sangat diperlukan untuk kebaikan organisasi. Oleh
karena itu, seorang pemimpin diharapkan melakukan apa yang mereka
katakana, agar bawahannya sukarela melakukan pekerjaan yang
dipercayakan kepadanya.

12
BAB III
KESIMPULAN
Kepemimpinan adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain
agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tarsebut
untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan kelompok

Pada dasarnya Tipe kepemimpinan ini bukan suatu hal yang mutlak


untuk diterapkan, karena pada dasarnya semua jenis gaya kepemimpinan itu
memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, tergantung pada
situasi dan kondisi. Oleh karena itu dalam aplikasinya, tinggal bagaimana
kita menyesuaikan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan dalam
keluarga, organisasi/perusahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang
menuntut diterapkannnya gaya kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan
manfaat.

13

Anda mungkin juga menyukai