PENDAHULUAN
2.2.2 Tujuan
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan
sosial ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
8. Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu
hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik
dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat
Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah menyiapkan
wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu
dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas, sehingga
keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik
tetapi juga mental.
Sedangkan menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan
antenatal bertujuan
untuk:
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan, dan nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan,
kala nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
2.2.3 Perencanaan
Menurut saifudin (2002) seorang wanita hamil dianjurkan
melakukan pemeriksaan kehamilan paling sedikit 4 × kunjungan selam
periode antenatal:
a. Satu kali kunjungan selam trimester I (sebelum usia kehamilan 14
minggu).
b. Satu kali kunjungan selam trimester II (usia kehamilan 14 – 28 minggu).
c. Dua kali selama trimester III (satu kali pada usia kehamilan ke 36 ).
Kecuali jika ditemukan faktor resiko yang memerlukan penatalaksanaan
medik lain, pemeriksaan harus lebih sering.
Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya dengan jadwal sebagai berikut : sampai
dengan kehamilan 28 minggu periksa empat minggu sekali, kehamilan 28-
36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu
satu minggu sekali (Salmah, 2006).
Sebaiknya tiap wanita hamil segera memeriksakan diri ketika haidnya
terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Pemeriksaan dilakukan tiap 4
minggu sampai kehamilan. sesudah itu, pemeriksaan dilakukan tiap 2
minggu, dan sesudah 36 minggu (Sarwono, 1999).
2.2.4 Pemeriksaan pada ibu hamil
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa
pemeriksaan. Secara umum meliputi pemeriksaan umum dan
pemeriksaan kebidanan. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru,
refleks serta tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu
dan pernafasan. Pemeriksaan umum pada ibu hamil bertujuan untuk
menilai keadaan umum ibu, status gizi, tingkat kesadaran, serta ada
tidaknya kelainan bentuk badan. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
Pemeriksaan Kebidanan
1. Inspeksi
Dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya Cloasma gravidarum
pada muka / wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan tidaknya
edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher untuk
menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe.
Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada dan dan pigmentasi
puting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai apakah perut membesar ke
depan atau kesamping, keadaan pusat, pigmentasi linea alba, serta ada
tidaknya strie gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk menilai keadaan
perineum, ada tidaknya tanda chadwick dan adanya flour. Kemudian
pemeriksaan ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises. (Hidayat,
A.Aziz Alimul, 2008).
2. Palpasi
Dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan
usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan
secara palpasi dilakukan dengan menggunakan metode leopold, yakni :
Gambar :
Cara Leopold II
c. Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat
dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul.
Caranya :
a. Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara
lembut dan masuk kedalam abdomen pasien diatas simpisis pubis.
b. Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang
menjadi presentasi tersebut. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
Gambar : Cara Leopold III
d. Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian
bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga
panggul.
Caranya :
a. Letakkan kedua tangan disis bawah uterus lalu
b. Tekan kedalam dan gerakkan jari-jari kearah romgga panggul,
dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk .
Gambar : Cara Leopold IV
Pemeriksaan ini dilakukan bila kepala masih tinggi, pemeriksaan
leopold lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan ke
VI le atas. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008)
3. Auskultasi
Dilakukan umumnya dengan stetoskop manoaural untuk
mendengarkan bunyi jantung anak, bising tali pusat, gerakan anak,
bisisng rahim, bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi jantung anak dapat
didengar pada akhir bulan ke -5, walaupun dengan ultrasonografi dapat
diketahui pada akhir bulan ke – 3. bunyi jantung anak dapat terdengar
dikiri dan kanan dibawah tali pusat bila presentasi kepala. Bila terdengar
pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka anak fleksi dan bila
sepihak maka defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-160 kali permenit.
Bunyi jantung dihitung dengan mendengarkannya selama 1 menit penuh.
Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 160 kali per menit.
Kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin . selain bunyi jantung
anak, dapat didengarkan bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising
rahim seperti bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi dan
bising usus yang sifatnya tidak teratur. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
3.Riwayat Kebidanan
a) Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 Hari
Lamanya : 3 hari
Sifat darah : Cair
Warna : Merah
Bau : Anyir
Dismenorhoe : Tidak ada
Leher
Thorax : Simetris
Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkaan
Vena jugularis : Tidak ada pelebaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkaan
Dada
Payudara : Simetris
Areola mamae : Hyperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Colostrum : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran : Sesuai dengan usia kehamilan
Strie : Ada, strie livid
inia : Ada, linia nigra
Ano-genital
Varises vagina : Tidak ada
Pengeluaran ciran vagina : Tidak ada
Kelenjar batholin : Tidak ada pembengkakan
Haemoroid : Tidak ada
Ektremitas atas dan bawah
Kebersihan : Bersih
Oedema : Tidak ada
Varises :Terdapat varises di kaki kanan dan kaki kiri ibu
2. Palpasi
I : Tinggi Fundus Uteri 3 jari diatas pusat
(MC.Donald 29 cm), Teraba bokong difundus
Leopold II : Sebelah kanan teraba punggung janin
dan
sebelah kiri teraba bagian – bagian
kecil janin
Leopold III : Teraba kepala, belum masuk PAP
Leopold IV : Tidak dilakukan
3. Auskultasi
DJJ : +
Frekuensi : 139 kali/menit
Puntum max : Terdengar DJJ di bagian sisi kanan perut
ibu : dibawah pusat
4. perkusi
Refek patella
Kanan dan kiri : +/+ (normal)
Protein : ( - )
Glukosa : ( - )
USG :Dilakukan oleh dokter Obstetri Ginekologi
D. PLANNING
1. Mengobservasi tanda- tanda vital Ibu
Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan,
didapatkan bahwa keadan ibu baik dan keadaan janin ibu sehat
Ø Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan, seperti :
- Pendarahan
- Ketuban pecah
- Kejang-kejang
- Nyeri perut bagian bawah
- Sakit kepala hebat
- Pengelihatan kabur
Ø Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan akan segara pergi kebidan
apabila terjadi tanda-tanda tersebut
3. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi dan
sehat, seperti
- Pilih sayur dan buah-buahan yang segar
- Cuci tangan yang bersih sebelum dan sesudah mengolah makanan
- Cucilah bahan makanan yang bersih
- Konsumsi makanan yang diolah sampai matang
- Hindari pemakaian zat pewarna dan pengawet
Ø Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh bidan
4. Menganjurkan menjaga kebersihan terutama daerah kemalauan
Ø Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan mau melaksanakannya
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi fe 1× sehari
Ø Ibu mengerti dan mau melakukannya
6. Melakukan kunjungan ulang pada tanggal 30 november 2011
Ø Ibu mengerti dan mau melakukannya
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke
bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan
antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi ibu melaui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya
masalah atau komplikasi. Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada
Ny “N” hamil 37 minggu Normal di RSK.Dr.RIVAI ABDULLAH Palembang
Ruangan KIA maka dari hasil praktik pemeriksaan kehamilan dapat
disimpulkan Ny.”N” dalam keadaan baik dan tidak didapati masalah atau
komplikasi yang menyetai kehamilannya
5.2. Saran
1. Bagi pihak RSK.Dr.RIVAI ABDULLAH Palembang
o petugas kesehatan dapat mepertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan menggunakan
langkah-langkah yang sesuai dengan teori.
o Diharapkan bagi pihak rumah sakit tetap mempertahankan kelengkapan
semua fasilitas sarana agar asuhan yang diberikan pada ibu hamil dapat
tercapai secara menyeluruh.
2. Bagi Institusi Pendidikan
o Diharapkan bagi institusi pendidikan selalu memberikan bimbingan dan
arahan kepada mahasiswi dalam menjalani praktik klinik kebidanan
terutama mengenai hal-hal baru yang ditemui mahasiswa dilahan praktik
yang belum didapatkan dipendidikan, sehingga kualitas pendidikan pun
dapat ditingkatkan khususnya program studi DIII Kebidanan Pondok
Pesantren Assanadiyah Palembang.
3. Bagi Mahasiswa
o Diharapkan mahasiswa mampu dalam melakukan asuhan kebidanan pada
ibu yang hamil normal.
DAFTAR PUSTAKA