Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MATERNITAS PADA NY.A DENGAN ANTENATAL CARE DI


PUSKESMAS NEGLASARI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Keperawaran


Maternitas
Dosen Pembimbing : Hj. Endang S.ST, Ners, M.KM

Disusun Oleh:
Lency Cahyaningsih
(P2790522022)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE

A. Definisi Antenatal Care


Antenatal Care merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat
kepada wanita selam hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik,
psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi
peran baru sebgai orang tua (Wagiyo & Putrono, 2016). Menurut Wignjosastro
(2012) Antenatal Care (ANC) merupakan pengawasan wanita hamil secara
teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan
menurut Depkes RI (2012) mengatakan pelayanan antenatal merupakan
pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa
kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar pelayanan kebidanan.
Berdasarakan pengertian diatasa dapat disimpulkan bahwa antenatal care
adalah perawatan kehamilan yang merupakan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar
pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan.

B. Tujuan Antenatal Care


Menurut Purwaningsi (2010) tujuan asuhan Antenatal Care (ANC) adalah
sebagai berikut:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial pada
ibu dan bayi
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau implikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Ekslusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.

C. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care


Menurut Walyani 2015, jadwal pemeriksaan Antenatal Care adalah
sebagai berikut:
1. Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
2. Pemeriksaan ulang
a. Setiap bulan sampai umur kehamilan 6-7 bulan
b. Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
c. Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan

D. Langkah-Langkah dalam Perawatan Kehamilan/Antenatal Care


Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), menyatakan dalam melakukan
pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang
berkualitas sesuai standar terdiri dari:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Berat badan dihitung setiap ibu datang untuk mengetahui kenaikan BB
dan penurunan BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg
sampai 16 kg. (prawirohardjo, 2010). Pengukuran tinggi badan pada pertama
kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor pada ibu hamil.
Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk
terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion).
2. Tentukan tekanan darah
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang atau berkunjung.
Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal,
tinggi atau rendah. Deteksi tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai
adanya gejala kearah hipertensi dan preeklampsia. Apabila turun dibawah
normal kita pikirkan kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar
systole/diastole: 110/80-120/80. (Walyani 2015)
3. Tentukan status gizi (ukur LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga
kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil beresiko Kurang Energi
Kronis (KEK), disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi
dan telah berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dimana LILA kurang
dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah
(Walyani 2015).
4. Tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita sentimeter,
letakkan titik nol pada tepi atas sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri
(fundus tidak boleh ditekan).
Umur Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri (cm)
Dalam Bulan
20 5 bulan
23 6 bulan
26 7 bulan
30 8 bulan
33 9 bulan
Tabel 1. Pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan pita ukuran
Sumber: Wirakusumah dkk (2012)

Tinggi Fundus Usia Kehamilan


1/3 diatas simfisis atau 3 jari diatas 12 minggu
simfisis
½ simfisis-pusat 16 minggu
2/3 diatas simfisis atau 3 jari dibawah 20 minggu
pusat
Setinggi pusat 24 minggu
1/3 diatas pusat atau 3 jari diatas pusat 28 minggu
½ pusat-procesus xipoideus 34 minggu
Setinggi procesus xipoideus 36 minggu
2 jari dibawah procesus xipoideus 40 minggu

Tabel 2.2 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri Menggunakan Jari


Sumber : (Walyani,2015)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan
untuk mngetahui letak janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan
kepala, atau keapala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak,
panggul sempit, atau ada masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir
trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang
dari 120 kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukkan
adanya gawat janin.
6. Pemberian imunisasi TT
Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus
neonatorum. Efek samping vaksin TT yaitu nyeri, kemerahmerahan dan
bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikkan. Ini akan sembuh tanpa
pengobatan
Selang Waktu
Imunisasi
Minimal Pemberian Lama Perlindungan
TT
Imunisasi
TT 1 Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 10 tahun
3

TT 5 12 bulan setelah TT 25 tahun/ seumur hidup


4

Tabel 2.3 Imunisasi TT


Sumber: Kusmiyati, 2010
7. Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe)
Tablet ini mengandung 200mg Sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang
diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi
kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan
kebutuhannya meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Setiap ibu hamil
harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan Asam Folat minimal
90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama. Cara
pemberian adalah satu tablet Fe per hari, sesudah makan, selama masa
kehamilan dan nifas. Perlu diberitahukan pada ibu hamil bahwa normal bila
warna tinja mungkin hitam setelah minum obat ini. Dosis tersebut tidak
mencukupi pada ibu hamil yang mengalami anemia, terutama anemia berat
(8 gr% atau kurang). Dosis yang dibutuhkan adalah sebanyak 1-2 kali 100
mg/hari selama 2 bulan sampai dengan melahirkan.
E. Tanda dan Gejala Antenatal Care
Menurut Marjati dkk, (2010) tanda dan gejala antenatal dibagi dalam:
1. Tanda dan Gejala Presumtif Kehamilan
a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
Folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena
umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu
diketahui hari pertama haid terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan
dan tafsiran persalinan.
b. Mual muntah
Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi
hari. Progesteron dan esterogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang sering tuanya
kehamilan.
d. Sinkop atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang
setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh esterogen, progesteron dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara menyebabkan
rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
g. Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
trieulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar
keluar rogga panggul.
h. Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh
hormon esterogen.
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j. Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.
1) Pipi : Cloasma Gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
2) Perut : strie livide dan strie albican, linea alba makin menghitam,
payudara hiperpigmentasi areola mamae.
3) Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh esterogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna,
kaki dan betis serta payudara.
2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
a. Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
b. Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya istimus uterus.
c. Tanda goodel
Pelunakan serviks.
d. Tanda chadwiks
Perubahan warna menjadi keungunan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
e. Tanda piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi
pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang
lebih dulu.
f. Kontraksi baxton hicks
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin di dalam
otot uterus kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya
timbul pada kehamilan 8 minggu.
g. Teraba ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksa tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Hc6 yang diproduksi
oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Ormon ini disekresi di
peredaran darah Ibu (pada plasma darah) dan diekskresi pada urine Ibu.
3. Tanda Pasti (Positive Sign)
a. Gerakan janin dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan
ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
b. Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunkan alat fetal
(elektrocardiograf) misalnya doppler.
c. Bagian-bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan
dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua
(trimester akhir).
d. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG

F. Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Pada Masa Kehamilan


1. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran ini
dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
2. Vagina
a. Elastisitas vagina bertambah
b. Getah dalam vagina biasanya bertambah, reaksi asam Ph 3,5-6.
c. Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput
lendirnya berwarna kebiru-biruan (tanda chadwick).
3. Ovarium
Ovulasi terhenti, masih dapat corpus luteum gravidatatis sampai terbentuknya
uri yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron.
4. Kulit terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal
dan linea alba.
5. Dinding perut
Pembesaran dinding rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
perobekan selaput elastis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
6. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari aveoli
putting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Aerola mamae
melebar dan lebih tua warnanya.
7. Sistem respirasi
Wanita hamil terkadang mengeluh sering sesak nafas yang sering ditemukan
pada kehamilan 3 minggu keatas, hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan
ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas pasru meningkat
sedikit selama kehamilan sehingga Ibu akan bernafas lebih dalam sekitar 20-
25%.
8. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus
yang membesar dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan
janin dan persiapan pemberian ASI.

G. Patofisiologi Antenatal Care


Proses Kehamilan menurut Hamilton, Persis Mary (2012) yaitu:
1. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel teliur dan sel sperma. Tempat bertemunya
didaerah ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka terjadi 3 fase yaitu:
a. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa
menembus korona radiata karena sudah megalami proses kapisitasi.
b. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata menempel di zona pellusida, tetapi hanya satu
yang terlihat ampu menembus oosit.
c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromososm
diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX
untuk wanita dan XY untuk laki-laki).
2. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel,
8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah
gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan memperoleh
membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim,
cairan mulai menembus zona pellusida masuk ke dalam ruang antar sel yang
ada di massa sel dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu dan
akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut blastokista
(4-5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut
trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblas bisa masuk
endometrium dan siap berimplantasi (5-6 hari) dalam bentuk blastokista
tingkat lanjut.
3. Nidasi / Implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium
blastokista) ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi
pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi
selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretonik (2-3 hari setelah
ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahimdan pembuluh nadi menjadi berkelok-
kelok jaringan ini mengandung banyak cairan (Marjati dkk, 2010).
4. Pertumbuhan dan perkembangan embrio
a. Masa pre embryonic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi
proses pembelahan sampai dengan nidasi.
b. Masa embryonic
Berlangsung sejak 2-6 minggu.
c. Masa fetat
Berlangsung sejak 2 minggu ke 8 sampai dengan bayi baru lahir.
Minggu ke 12 panjang janin kira-kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi tubuh
berfungsi. Minggu ke 16 panjang janin 16 cm, berat 20 gram, kulit
transparan, rambut mulai tumbuh. Minggu ke 20 kepala tegak separuh PB,
wajah nyata, telinga, pada tempatnya kelopak mata, alis, kuku sempurna.
Minggu ke 24 kulit keriput, lanugo menjadi gelap dengan vernix
meningkat. Minggu ke 28 mata terbuka, alis dan bulu mata berkembang
dengan baik, rambut menutupi kelapa, deposit lembak subkutan, testis
turun ke skrotum. Minggu ke 32 lanugo berkurang, tubuh bulat, testis
turun. Minggu ke 36 lanugo sebagian besar terkelupas, kulit tertutup,
vernikx kareosa. Minggu ke 40 osifikasi tulang tengkorak masih belum
sempurna, tetapi keadaan ini memudahkan fetus melalui jalan lahir
(Marjati dkk, 2010).
H. Pathway

Fertilisasi Konsepsi Monella Nidasi

Trodubilla, Posika

Ansietas
Embriogesis

Kurang
Oronogesis pengetahuan

Perubahan Perubahan pada Perubahan


fisiologis ibu hamil psikologis

Sistem urinaria
Sistem integumen
OIT

Uterus membesar
Progesteron Esterogen
Esterogen
& Hc6
Tekanan pada
Hiperpigmentasi vesicula urinaria
Penurunan Peningkatan
kekuatan asam
otot lambung Strie gravidarum Meningkat
frekuensi BAK

Peristaltik Mual, Gangguan citra


menururn muntah, tubuh Gangguan
anoreksia eliminasi urin

Distensi
gastrointest Ketidakseimbangan Resiko
inal nutrisi kurang dari kekurangan
kebutuhan volume
cairan

Konstipasi

(Marjati dkk, 2010 & SDKI, 2017)


I. Komplikasi Kehamilan
1. Hipertensi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki
potensi yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan. Biasanya terjadi
pada usia kehamilan memasuki 20 minggu.
2. Pre eklamsia
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
proteinuria, dan oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini
umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi
sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.
3. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah
kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada
perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. Jika perdarahan terjadi di tempat
yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut tidak mampu melakukan tindakan yang diperlukan, maka
umumnya kematian maternal akan terjadi.
4. Kelainan letak (lintang dan sungsang)
a. Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira
tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu.Letak lintang adalah
suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada
sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada
umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi dari pada kepala janin,
sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.
b. Letak sungsang
Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada
kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan bokong atau
kaki di bawah. Bayi letak sungsang lebih sukar lahir, karena kepala lahir
terakhir.
5. Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan
ini mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau
sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ sampai 1 liter.
Karena rahim sangat besar akan menekan pada organ tubuh sekitarnya.
6. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu
maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan premature (Hamilton, Persis
Mary., 2012)

J. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


1. Penatalaksanaan medis
a. Berikan tablet Fe pada ibu hamil.
b. Berikan vaksin TT pada ibu hamil.
c. Vitamin untuk ibu hamil.
d. Meterhin untuk menghentikan perdarahan.
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Nausea
1) Makan porsi kecil tapi sering bahkan setiap 2 jam
2) Makan biskuit kering sebelum beranjak dari tempat tidur dipagi hari.
3) Tingkatkan istirahat.
4) Hindari sikat gigi setelah makan.
b. Peningkatan frekuensi berkemih pada TM I dan TM II
1) Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kemih
2) Banyak minum di siang hari
3) Kurangi minum di malam hari.
c. Sakit punggung atas dan bawah
1) Isitirahat cukup, menggunakan penyokongan abdomen eksternal.
d. Edema dependen
1) Hindari menggunakan pakaian ketat
2) Elevasi kaki setiap hari
e. Nyeri ulu hati
1) Distraksi / nafas dalam
2) Hindari makanan berlemak, pedas, yang dapat mengganggu
pencernaan.
f. Kesemutan jari-jari
1) Menjelaskan penyebab kesemutan
2) Berbaring rileks

K. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin
adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil
yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah
endemis (malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus
adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu
hamil yang melakukan kunjungan antenatal. Pemeriksaan laboratorium
dilakukan pada saat antenatal tersebut meliputi:
a. Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan
apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal
sekali pada trimester I dan sekali pada trimester III. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau
tidak selama kehamilannya, karena kondisi anemia dapat mempengaruhi
proses tumbuh kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan kadar
hemoglobin darah ibu hamil pada trimester II dilakukan atas indikasi.
c. Pemeriksaan protein dalam urine
Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil dilakukan pada
trimester II dan III atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk
mengetahui adanya protein uria pada ibu hamil. Protein uria merupakan
salah satu indikator terjadinya preeklampsi pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada
trimester I, sekali pada trimester II dan sekali pada trimester III.
e. Pemeriksaan darah malaria
Semua ibu hamil didaerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan
darah malaria dalam rangka skrining pada kunjungan pertama antenatal.
Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah
malaria apabila ada indikasi.
f. Pemeriksaan tes sifilis
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan didaerah dengan resiko tinggi dan
ibu hamil yang diduga menderita sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya
dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
g. Pemeriksaan HIV
Tes HIV wajib ditawarkan oleh tenaga kesehatan kesemua ibu hamil
secara inklusif dengan pemeriksaan laboratorium rutin lainnya didaerah
epidemi meluas dan terkonsentrasi dan didaerah epidemi HIV rendah
penawaran tes HIV oleh tenaga kesehatan diprioritaskan pada ibu hamil
dengan IMS dan TB. Teknik penawaran ini disebut Provider Initiated
Testing And Counselling (PITC) atau tes HIV atas Inisiatif Pemberi
Pelayan Kesehatan (TIPK). h. Pemeriksaan BTA Pemeriksaan BTA
dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita tuberkulosis sebagai
pencegahan agar infeksi tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan
janin.

L. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat
terjalin komunikasi dengan baik.
2) Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20
sampai 30 tahun.
3) Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat
tersebut bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan
lingkungannya.
4) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
terhadap permasalahan kesehatan pasien.
5) Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/klien.
6) Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
7) Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila
diperlukan ditanyakan tentang keberapa kalinya.
8) Lama Perkawinan
Kalau orang hamil sudah lama menikah, nilai anak tentu besar sekali
dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien
datang mencari pertolongan.
2) Riwayat keluhan utama
P : Provokasi / palatif (penyebab)
Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
R : Region / dimana gejala dirasakan
S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
3) Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur
kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie
yang didapatkan, penyuluhan yang didapatkan, bila mulai didapatkan
gerakan anak,kalau kehamilan masih muda adalah mual, muntah, sakit
kepala, perdarahan.kalau kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka,
sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
4) Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid
berapa hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat
sakit waktu haid atau tidak.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat
atau tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB.
Hal ini penting diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan
atau tidak.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit
menular yang dapat mempengaruhi persalinan.
c. Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional
1) Inspeksi
a) Muka : adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata pucat
atau merah adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah,
gigi.
b) Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran
kelenjar gondok dan limpe.
c) Dada : bentuk payudara, pigmentasi puting susu dan gelanggang
susu, keadaan puting susu, adakah kolostrum.
d) Abdomen GIT : bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas operasi
apendeksitis, terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran hepar),
epigastrik (gastritis), hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal
kanan dan kiri (ginjal), umbilikus, iliaka kanan (apendiksitis),
hipokondria, iliaka kiri (scibala).
e) Abdomen obstetrik : perut membesar ke depan atau ke samping,
keadaan pucat, pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau
kontraksi uterus, adakah strie gravidarum atau bekas luka.
f) Vulva : keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick,
condyloma akuminata, flour albus.
g) Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat
paha, CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan
dehidrasi.
2) Palpasi
a) Tujuan :
 Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia
kehamilan.
 Menentukan letaknya anak dalam rahim
b) Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis
pubis dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
c) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara
internasional
 Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
 24 minggu – setinggi pusat
 28 minggu – 3 jari diatas pusat
 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
 36 minggu – 3 jari dibawah px
 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
d) Menurut leopold
 Leopold I
i. Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
ii. Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah
muka penderita.
iii. Rahim dibawa ke tengah
iv. Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak
yang terdapat dalam fundus
 Leopold II
i. Keadaan tangan pindah ke samping
ii. Tentukan dimama punggung janin.
iii. Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak
lintang.
 Leopold III
i. Dipergunakan satu tangan saja.
ii. Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
iii. Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
 Leopold IV
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu
atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah.Jika kita
rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari
kepala yang masih teraba diluar :
i. Convergent yaitu sebagian kecil dari kepala turun ke rongga
panggul
ii. Sejajar yaitu separuh dari kepala masuk ke dalam rongga
panggul
iii. Divergent yaitu sebagian besar dari kepala masuk kedalam
rongga panggul
3) Auskultasi
a) DJJ terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik
berselang, 30 menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
b) Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial
(kekurangan O2).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respons manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu
atau kelompok, dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah. Diagnosa keperawatan
adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat
sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau
potensial. Diagnosa keperawatan merupakan dasar dalam penyusunan
rencana tindakan asuhan keperawatan, sangat perlu untuk didokumentasikan
dengan baik (Yustiana & Ghofur, 2016)
a. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080)
b. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat (D.0049)
c. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas
kandung kemih (D.0040)
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(D.0083)
e. Resiko ketidakseimbangan cairan (D.0036)
f. Risiko defisit nutrisi (D.0032)
3. Intervensi Keperawatan
Menurut PPNI (2018) Intervensi keperawatan adalah segala treatment
yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan
penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (PPNI,
2019). Adapun intervensi yang sesuai dengan Antenatal Care adalah sebagai
berikut :
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
Konstipasi Eliminasi fekal ( L.04033) Manajemen
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan konstipasi (I.04155)
kelemahan otot selama … diharapkan masalah 1. Monitor tanda dan
abdomen (D.0049) konstipasi dapat teratasi gejala konstipasi
dengan kriteria hasil : 2. Monitor bising usus
1. Keluhan defekasi lama dan 3. Dorong pasien
sulit menurun meningkatakan
2. Tidak mengejan saat BAB asupan cairan
3. Mengidentifikasi indikator 4. Anjurkan pasien
untuk mencegah konstipasi untuk diet tinggi
4. Bebas dari serat
ketidaknyamanan dan 5. Kolaborasi
konstipasi pemberian laksatif
Gangguan eliminasi Eliminasi Urin (L.04034) Perawatan retensi
urine berhubungan Setelah dilakukan tindakan urin (I.04165)
dengan penurunan selama … diharapkan masalah 1. Pantau penggunaan
kapasitas kandung gangguan eliminasi urine obat dengan sifat
kemih (D.0040) dapat teratasi dengan kriteria antikolinergik
hasil : 2. Monitor efek dari
1. Desakan berkemih obat
menurun
2. Tidak ada distensi kandung 3. Pantau asupan dan
kemih keluaran
3. Tidak ada spasme bladder 4. Anjurkan pasien
4. Balance cairan seimbang untuk merekam
output urine
Ansietas Dukungan Sosial (L.13113) Anxiety reduction
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan
kurang terpapar selama … diharapkan masalah pendekatan yang
informasi (D.0080) kecemasan dapat teratasi menenangkan
dengan kriteria hasil : 2. Temani pasien untuk
1. Mampu meminta bantuan memberikan
orang lain keamanan dan
2. Dukungan emosi mengurangi rasa
takut
3. Dengarkan dengan
penuh perhatian
4. Bantu pasien
mengenal situasi
yang menimbulkan
kecemasan
5. Instruksikan pasien
menggunakan
teknik relaksasi
6. Kolaborasi
pemberian obat
untuk mengurangi
kecemasan
Gangguan citra tubuh Citra tubuh (L.09067) Promosi citra tubuh
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan (I.09305)
perubahan fungsi selama … diharapkan masalah 1. Kaji secara verbal
tubuh (D.0083) gangguan citra tubuh dapat dan non verbal
teratasi dengan kriteria hasil : respon klien
1. Perasaan positif tentang terhadap tubuhnya
perubahan tubuh 2. Monitor frekuensi
mengkritik dirinya
2. Mampu mengidentifikasi 3. Jelaskan tentang
kekuatan personal pengibatan,
3. Mendiskripsikan secara perawatan,
faktual perubahan fungsi kemajuan dan
tubuh prognosis penyakit
4. Mempertahankan interaksi kepada keluaga
social
Resiko Keseimbangan cairan Manajemn cairan
ketidakseimbangan (L.03020) (I.03098)
cairan (D.0036) Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor status
kepeawatan selama … hidrasi
diharapkan masalah resiko 2. Monitor vital sign
kekurangan volume cairan 3. Monitor masukan
dapat teratasi dengan kriteria makanan/cairan
hasil : 4. Dorong masukan
1. Mempertahankan urine oral
output 5. Pertahankan intake
2. Tekanan darah, nadi, suhu dan output
dalam batas normal 6. Kolaborasi
3. Tidak ada tanda-tanda pemberian cairan IV
dehidrasi
4. Elastisitas kulit baik,
mukosa lembab.
Risiko defisit nutrisi Status Nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi
(D.0032) Setelah dilakukan tindakan (I.03110)
keperawatan selama …. 1. Kaji adanya alergi
Diharapkan masalah makanan
ketidaksimbangan nutrisi 2. Kaji kemampuan
kurang dari kebutuhan dapat pasien untuk
teratasi dengan kriteria hasil : mendapatkan nutrisi
1. Adanya peningkatan nafsu yang dibutuhkan
makan 3. Monitor jumlah
2. Frekuensi makan teratur nutrisi dan
kandungan kalori
3. Mampu makan/minum 4. Berikan informasi
sesuai dengan tujuan tentang kebutuhan
kesehatan nutrisi
4. Asupan nutrisi yang tepat 5. Anjurkan pasien
meningkatkan
protein dan vitamin
6. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan. Ukuran implementasi keperawatan yang diberikan kepada
klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki
kondisi, pendidikan untuk klien, keluarga, atau tindakan untuk mencegah
masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari (Yustiana & Ghofur, 2016).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan
mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan
yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Penilaian adalah tahap
yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan
tujuan yaitu pada komponen kognitif, afektif, psikomotor, perubahan fungsi
dan tanda gejala yang spesifik (Yustiana & Ghofur, 2016)
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE

Tanggal/Jam Pengkajian : 02 September 2022/ Pukul. 09.00


Diagnosa Medis : G4P2A1 Hamil 25 Minggu Trimester III

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.A
Usia / Tanggal Lahir : 03 September 1977/ 44 Tahun
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : IRT
Suku / Bangsa : Jawa, Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Karang Sari Rt.3/12
Status Perkawinan : Menikah
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Usia / Tanggal Lahir : 03 September 1975/ 46 Tahun
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Karyawan
Suku / Bangsa : Jawa, Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Karang Sari Rt.3/12
Status Perkawinan : Menikah
Hubungan dengan Pasien : Suami
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan tidak bisa tidur nyenyak saat malam hari dan sering
terbangun karna ingin BAK, serta klien cemas karna selama kahamilan ini
tensi tinggi.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak saat malam hari dan sering
terbangun karena ingin BAK. Klien mengatakan merasa khawatir dan cemas
pada kehamilan saat ini karna tensi kadang tinggi. Klien tampak
menghabiskan porsi makan, klien juga tampak gelisah. Klien juga
mengatakan belum melakukan imunisasi TT ke 2.
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun yakni hipertensi.
Dan tidak ada didalam keluarganya yang menderita penyakit menahun seperti
jantung, dan penyakit menular (seperti TBC, hepatitis).
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menurun (seperti hipertensi, kanker, DM), penyakit menahun seperti jantung,
penyakit menular (seperti TBC, hepatitis dan IMS) dan riwayat kehamilan
kembar.
6. Riwayat KB
Klien mengatakan sebelumnya menggunakan KB suntik selama 3 tahun,
tidak ada efek samping selama pemakaian KB tersebut.
7. Riwayat Genokologi
Menarche : Kelas 5 SD (11 Tahnun)
Dismenorhea : Tidak ada
Lama Haid : 5 hari
Keluhan Lian : Tidak ada keluhan
8. Riwayat Obstetri
Anak Usia Jenis Tempat komplikasi Pe Bayi Nifas
kehamilan Persalinan Persalin Ibu Bayi nol BB/P Keada Lact Keadaan
an on B JK an asi
g
1 39 minggu Spontan Bidan Pend - Bid - Sehat - Sehat
2 hari arah an
an
2 38 minggu Spontan Bidan Pend - Bid Sehat - sehat
27 hari arah an
an
3 9 minggu Kuret RS Pend - Do - - - -
arah kte
an r
4 25 minggu Belum - - - - - - - -
lahir
9. Riwayat Imunisasi TT
a. Imunisasi TT1, tanggal : 24 Juli 2022
b. Imunisasi TT2, tanggal : Belum suntik
10. Riwayat Kehamilan Saat Ini
c. G......P.....A..... : G4P2A1
d. HPHT : 10 Maret 2022
e. Taksiran Persalinan : 17 Desember 2022
f. BB Sebelum Hamil : 60 Kg
BB Saat Hamil : 74 Kg
g. Berapa kali periksa hamil : 4 Kali
h. Tempat Periksa / Pemeriksaan : Bidan
i. Keluhan-keluhan pada
1) Trimester I : Mual dan muntah serta pusing
2) Trimester II : Tidak ada
3) Trimester III : Tidur tidak nyenyak dan sering terbangun malam
hari
j. Pergerakan janin pertama kali
Pergerakan janin terakhir : Klien mengatakan janin selalu aktif bergerak
serta janin menendang di bagian perut atas dan sebelah kanan.
k. Tanda-tanda bahaya atau penyulit : Tidak ada
l. Obat yang dikonsumsi (termasuk jamu) : klien mengatakan mengkonsumsi
obat dari bidan desa.
m. Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan) :
1) Rasa lelah : Ada
2) Mual muntah yang lama : Ada pada trimester I
3) Nyeri perut : Tidak ada
4) Panas menggigil : Tidak ada
5) Sakit kepala berat : Tidak ada
6) Pengelihatan kabur : Tidak ada
7) Rasa nyeri waktu BAK : Tidak ada
8) Rasa gatal pada vulva/vagina : Tidak ada
9) Nyeri dan tegang pada tungkai : Tidak ada
10) Oedeme : Tidak ada
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Persepsi Kesehatan - Pola manajemen Kesehatan
Klien mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit yang dilakukan
klien membawakannya ke Puskesmas atau bidan atau rumah sakit.
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
1) Sebelum hamil : klien makan 3x sehari dengan nasi, lauk, sayur dan
minum 7-8 gelas air putih, serta tidak ada pantangan.
2) Saat dikaji : klien makan nasi, lauk, sayur dan minum 6-7 gelas air putih
tiap hari, klien juga minum susu khusus ibu hamil 1 gelas tiap hari.
c. Pola Eliminasi
Klien mengatakan setiap jam pasti merasa ingin buang air kecil dengan
volume ± 100 ml dengan warna kuning jernih. Klien mengatakan BAB 1-
2 kali sehari dengan konsistens lembek dan berbau khas.
d. Pola Latihan dan aktivitas
Klien tidak mengalami gangguan dalam beraktivitas dan tidak dibantu
bahkan jika ada pekerjaan dirumah klien mngerjakannya sendiri.
e. Pola persepsi dan kognitif
Klien mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilannya dan cara-cara
penanganannya. Klien juga telah mengetahui tentang hipertensi yang
dialaminya, tetapi belum tahu pasti cara penanganan hipertensi sehingga
klien sering datang ke puskesmas untuk mengecek hipertensinya.
f. Pola Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan biasa tidur siang 1 jam perhari dan dimalam hari 5-6
jam. Klien mengatakan semakin kesulitan untuk tidur dan sering terbangun
di malam hari karena sering buang air kecil.
g. Konsep diri dan Persepsi diri
1) Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya. Namun klien
tidak suka dengan badannya yang gemuk akibat program KB suntik
yang dijalaninya selama 3 tahun yang lalu.
2) Identitas diri
Klien menyadari bahwa dirinya adalah seorang istri dan ibu dari anak-
anaknya. Klien berperilaku dan berpenampilan sesuai dengan jenis
kelaminnya.
3) Ideal diri
Klien mengatakan ingin menjadi ibu yang baik bagi anak dan keluarga
walaupun klien pada awalnya tidak terlalu mempersiapkan kehamilan
keempatnya ini.
4) Peran diri
Klien seorang ibu berumur 44 tahun berperan sebagai ibu dari 2 putra
yang masing-masing berumur 13 tahun dan 10 tahun.
5) Harga diri
Klien senang menjadi ibu dari 2 putra dan istri bagi seorang suami, dan
merasa dihargai.
h. Pola Peran dan Hubungan
Klien mengatakan berhubungan dengan keluarga dan tetangga dengan
baik.
i. Pola Reproduksi dan Seksual
Klien mengatakan berhubungan seksual tidak teratur, klien mengatakan
dalam berhubungan seksual suami mengeluarkan spermanya diluar
vagina.
j. Pola koping
Klien mengatakan jika ada masalah selalu cerita dengan suami dan orang
tuanya.
k. Pola keyakinan dan nilai
Klien mengatakan biasa sholat 5 waktu dan selalu berdoa kepada Alloh
SWT.
12. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum: Compos mentis
b. Tanda-tanda Vital:
1) TD : 140/90 mmHg
2) Nadi : 80 x/menit
3) Suhu : 36,5 0C
4) Rr : 20 x/menit
c. Status gizi :
1) TB : 156 cm
2) BB : 74 Kg
3) IMT : 30,4 kg/m2
4) LILA : 32 cm
d. Pemeriksaan Head To Toe
1) Kepala : Bentuk dan ukuran kepala simetris, pertumbuhan rambut dan
penyebaran rambut merata hitam.
2) Mata : Bentuk simetris, konjungtiva merah muda, penglihatan jelas
tidak menggunakan alat bantu.
3) Hidung : Tidak ada polip, tidak ada gangguan penciuman.
4) Telinga : Bentuk simteris, tidak ada ganggun-gangguan pendengaran.
5) Mulut : Bersih, tidak ada stomatis, mukosa mulut lembab.
6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
7) Dada : Bentuk simetris, payudara simetris tidak ada benjolan atau
kelainan dan sudah membesar.
8) Abdomen :
a) Inspeksi : Terdapat banyak striae, warna kulit tidak merata,
terdapat linea alba, dan tidak terdapat luka parut.
b) Auskultasi : bunyi peristaltic usus (+), DJJ : 150 x/menit.
c) Perkusi : Tidak dikaji
d) Palpasi : Tidak dikaji
 Leopold I : TFU 25 cm
 Leopold II : Meraba bagian perut kiri ibu teraba keras, bulat, dan
melenting (kepala), sedangkan bagian perut kanan ibu teraba
keras, memanjang, dan datar (punggung kanan).
 Leopold III : Meraba bagian bawah perut ibu, teraba bundar,
keras, dan melenting (presentasi kepala).
 Leopold IV : Meraba bagian bawah perut ibu diatas simfisis pubis
dengan menyatukan kedua telapak tangan, jari-jari tangan tidak
dapat disatukan (divergen) kepala belum masuk PAP.
 Penurunan kepala : belum masuk PAP.
 Denyut jantung janin : 150 x/menit.
9) Punggung : Tidak terdapat luka decubitus, tidak terdapat striae, maupun
luka parut.
10) Vagina Perianal : Tidak dikaji
11) Rektum : Tidak dikaji
12) Ektrimitas : Ekstermitas atas dan bawah dapat berfungsi dengan baik,
tidak terdapat edema.
13. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada
b) Pemeriksaan Diagnostik
Tidak ada
c) Terapi Medis
Tidak ada

B. Analisa Data
No Data Analisa Masalah
1. DS : Kehamilan trimester III Ganguan pola tidur
Klien mengatakan sulit
tidur pada malam hari Janin bertambah besar
biasa tidur 6-7 jam
sehari tetapi akhir-akhir Penekanan pada sistem
ini sering terbangun perkemihan
dimalam hari, klien juga
mengatakan belum BAK meningkat
melakukan imunisasi
TT2. Sering terbangun saat tidur

DO : Gangguan pola tidur


Keadaan umum baik,
kesadaran compos
mentis, TD : 140/90
mmHg, Suhu : 36,50C,
Nadi : 80 x/menit, Rr :
20 x/menit, klien
tampak lesu dan gelisah,
klien sering terbangun
di malam hari, terdapat
kantung mata.
2. DS : Kehamilan Trimester III Ansietas
Klien mengatakan
merasa khawatir dan
cemas pada kehamilan Perubahan status
keempatnya karena kesehatan
tensi sering tinggi.
Tekanan darah meningkat
DO :
Keadaan umum baik, Kurang terpapar informasi
kesadaran compos
mentis, TD : 140/90 Ansietas
mmHg, Suhu : 36,50C,
Nadi : 80 x/menit, Rr :
20 x/menit, klien
tampak lesu dan gelisah.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur (D.0055) berhubungan dengan kurang kontrol tidur
ditandai dengan mengeluh sulit tidur dan terbangun dimalam hari karna
sering BAK.
2. Ansietas (D.0080) berhubungan dengan kurang terpapar infomasi ditandai
dengan tekanan darah meningkat.

D. Intervensi Keperawatan
Nama Klien : Ny.A Nama Mahasiswa : Lency Cahyaningsih

Ruang : Puskesmas Neglasari NPM : P2790522022

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
1. Gangguan pola tidur Setelah 1. Kaji kebiasaan 1. Pengkajian
berhubungan dengan dilakukan tidur klien kebiasaan tidur
kurang kontrol tidur tindakan dapat membantu
ditandai dengan keperawatan menentukan
mengeluh sulit tidur selama 1 x 15 tindakan lanjutan
dan terbangun menit diharapkan bagi klien.
dimalam hari karna pola tidur 2. Anjurkan klien 2. Aktivitas dan latihan
sering BAK. membaik untuk terlibat mendorong tidur
(L.05045) dalam aktivitas dengan
dengan kriteria fisik di siang meningkatkan
hasil : hari. keletihan dan
1. Keluhan sulit relaksasi.
tidur menurun 3. Beri informasi 3. Mengurangi
2. Keluhan pola tentang perlunya berkemih saat
tidur berubah masukan cairan istirahat dan
menurun 6-8 gelas sehari mengurangi retensi
3. Keluhan serta penurunan cairan.
istirahat tidak masukan cairan
cukup 2-3 jam sebelum
menurun tidur
4. Keluhan tidak 4. Persiapkan klien 4. Persiapan klien
puas tidur untuk melakukan sangat penting
menurun tindakan dalam kelancaran
imunisasi TT 2. prosedur imunisasi
yang akan
dilakukan.
5. Siapkan 5. Persiapkan alat dan
imunisasi TT bahan sebelum
dalam spuit melakukan
dengan dosis 0,5 tindakan.
cc.
6. Lakukan tindakan 6. Memberikan
injeksi imunisasi imunisasi pada
pada lengan kiri klien.
klien.
2. Ansietas (D.0080) Setelah 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengetahuai
berhubungan dengan dilakukan kecemasan klien. tingkat
kurang terpapar tindakan kekhawatiran klien.
infomasi tentang keperawatan 2. Tinjau 2. Mengetahui
hipertensi ditandai selama 1 x 15 pengetahuan pengetahun yang
dengan peningkatan menit diharapkan klien mengenai dimiliki klien
tekanan darah. tingkat ansietas hipertensi mengenai
menurun dengan hipertensi
kriteria hasil 3. Jelaskan kepada 3. Klien mengerti
(L.09093): klien untuk penjelasan perawat
1. Perilaku mengkonsumsi
gelisah makanan rendah
menurun garam
2. Perilaku 4. Beritahu klien 4. Untuk mengontrol
tegang untuk selalu tekanan darah klien
menurun kontrol tekanan
3. Konsentrasi darah setiap
membaik seminggu sekali
4. Pola tidur di puskesmas
membaik atau bidan
5. Pola berkemih terdekat
membaik 5. Ajarkan teknik 5. Untuk mengurangi
6. Verbalisasi relaksasi nafas rasa kecemasan.
kebingungan dalam.
menurun

D. Implementasi Keperawatan
Nama Pasien : Ny.A Nama Mahasiswa : Lency Cahyaningsih

Ruang : Puskesmas Neglasari NPM : P2790522022


No Waktu Implementasi Hasil
Diagnosa
1. Jumat, 02
September
2022
09.00 1 1. Mengkaji kebiasaan tidur klien 1. Klien mengatakan biasa
tidur siang 1 jam dan
malam hari 6-7 jam
tetapi akhir-akhir ini
sering terbangun karena
sering BAK.
09.01 1 2. Mengnjurkan klien untuk terlibat 2. Klien mengatakan siap
dalam aktivitas fisik di siang hari. untuk melakukan
aktifitas pada siang hari.
09.02 1 3. Memberikan informasi tentang 3. Klien mengatakan
perlunya masukan cairan 6-8 gelas mengerti dengan
sehari serta penurunan masukan cairan penjelasan perawat.
2-3 jam sebelum tidur.
09.03 1 4. Mempersiapkan klien untuk 4. Klien mengatakan siap
melakukan tindakan imunisasi TT 2. untuk dilakukan
tindakan imunisasi TT2.
09.04 1 5. Menyiapkan imunisasi TT dalam spuit 5. Vaksin TT2 dengan
dengan dosis 0,5 cc. dosis 0,5 cc.
09.06 1 6. Melakukan tindakan injeksi imunisasi 6. Klien diberikan
pada lengan kiri klien. imunisasi campak.
09.08 2 7. Mengkaji tingkat kecemasan klien. 7. Klien mengatakan
cemas karna pada
kehamilan ini tensi
sering tinggi.
09.10 2 8. Meninjau pengetahuan klien mengenai 8. Klien tidak mengetahui
hipertensi. tentang penyakit
hipertensi.
09.13 2 9. Menjelaskan kepada klien untuk 9. Klien mengerti tentang
mengkonsumsi makanan rendah penjelasan perawat.
garam
10. Memberi tahu klien untuk selalu 10. Klien mengerti dan akan
09.15 2 kontrol tekanan darah setiap seminggu kontrol pada kehamilan
sekali di puskesmas atau bidan ini.
terdekat.
11. Mengajarkan teknik relaksasi nafas 11. Klien mengerti dan bisa
dalam. mengulangi saat
diajarkan teknik
relaksasi nafas dalam.
E. Evaluasi Keperawatan
Nama Klien : Ny.A
Diagnosis Medis : G4P2A1 hamil 25 Minggu Ruang : Puskesmas Neglasari
Tanggal Diagnosa SOAP Tanda
Keperawatan Tangan
02 1 S: Klien mengatakan sudah mengerti Lency
September untuk mengatasi kesulitan tidur pada
2022 malam hari.
09.16 O: Keadaan umum baik, kesadaran
WIB composmentis, TD : 133/87 mmHg,
Suhu : 36,30C, Nadi : 84 x/menit, Rr : 19
x/menit, klien dapat menjelaskan
kembali penjelasan dari perawat tentang
mengatasi sulit tidur
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
02 2 S : Klien mengatakan sudah merasa Lency
September tenang dan lega setelah mendapat
2022 penjelasan dan cara mengatasi tentang
09.16 tensi yang sering tinggi.
WIB O: Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, TD : 133/87 mmHg,
Suhu : 36,30C, Nadi : 84 x/menit, Rr : 19
x/menit, klien dapat menjelaskan
kembali penjelasan tentang hipertensi
dan dapat mengulangi cara teknik
relaksaksi nafas dalam
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai