Disusun oleh :
Murni amaliyah 118049
SI ILMU KEPERAWATAN
STIKES TELOGOREJO SEMARANG
TAHUN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU HIDUP SEHAT DAN BERSIH (PHBS)
B. Etiologi PHBS
Hal-hal yang mempengaruhi PHBS sebagian terletak di dalam diri
individu itu sendiri, yang disebut faktor intern, dan sebagian terletak di luar
dirinya yang disebut faktor ekstern (faktor lingkungan).
1. Faktor Internal
a. Keturunan
Seseorang berperilaku tertentu karena memang sudah demikianlah diturunkan dari
orangtuanya. Sifat-sifat yang dimilikinya adalah sifat-sifat yang diperoleh dari
orang tua atau neneknya dan lain sebagainya.
b. Motif
Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu. Motif atau
dorongan ini timbul karena dilandasi oleh adanya kebutuhan, yang oleh Maslow
dikelompokkan menjadi kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan
rohani.
2. Faktor Eksternal
Yaitu faktor-faktor yang ada di luar diri individu bersangkutan. Faktor-faktor ini
mempengaruhi individu sehingga di dalam diri individu timbul unsur-unsur dan
dorongan untuk berbuat sesuatu.
a. Unsur-unsur perilaku bagi individu, meliputi pengertian atau pengetahuan
tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan atau kepercayaan tentang manfaat
dan kebenaran dari apa yang dilakukannya, sarana yang diperlukan untuk
melakukannya, serta dorongan atau motivasi untuk berbuat yang dilandasi oleh
kebutuhan yang dirasakannya.
b. Unsur-unsur perilaku bagi individu sebagai anggota kelompok, meliputi
pengertian atau pengetahuan tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan atau
kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukannya, sarana
yang diperlukan untuk melakukannya, dorongan atau motivasi untuk berbuat yang
dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakannya, serta norma atau dukungan
kelompok bahwa apa yang akan dilakukan itu benar atau bisa diterima oleh
kelompoknya.
C. Pohon Masalah PHBS
Cakupan PHBS
E. Klasifikasi PHBS
Dari sepuluh indikator PHBS maka akan didapatkan empat klasifikasi
rumah tangga yang menjalankan PHBS. Menurut Dinas Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2007 klasifikasi tersebut sebagai berikut 6,7,8 :
1. Klasifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
2. Klasifikasi II (warna kuning): jika melakukan 4 sampai dengan 5 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
3. Klasifikasi III (warna hijau) : jika melakukan 6 sampai dengan 7 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
4. Klasifikasi IV (warna biru) : Klasifikasi III + ikut dana sehat
Klasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia tahun
2008 mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS tidak
terpenuhi, maka tatanan tersebut dinyatakan tidak menjalankan PHBS.
F. Gejala Klinis PHBS
G. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
Pemeriksaan diagnostic yang bisa dilakukan di dalam PHBS ini yaitu,
pemeriksaan kesehatan secara rutin baik pemeriksaan tekanan darah, kolesterol,
asam urat, gula darah, cek lab (darah lengkap).
H. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada PHBS yaitu :
1. Promotif
Promotif yang dimaksud disini yaitu pemberian informasi atau pendidikan
kesehatan kepada keluarga atau masyarakat mengenai pentingnya perilaku
hidup bersih dan sehat yang di mulai dari tatanan rumah tangga.
2. Preventif
Preventif adalah pencegahan. Dimana preventif disini yaitu pencegahan risiko
terserang atau terhindar dari berbagai jenis penyakit dengan menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
I. Komplikasi
Bagi orang yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat akan berisiko
terserang penyakit. Jika perilaku hidup bersih dan sehat ini tidak diterapkan maka
akan berdampak pada timbulnya komplikasi penyakit lain. Komplikasi PHBS
dapat menyebabkan :
1. Diare karena tidak menerapkan cuci tangan yang bersih.
2. Stroke, hipertensi, jantung yang disebabkan karena merokok.
3. Kematian yang disebabkan karena pada saat persalinan tidak ditolong oleh
tenaga kesehatan.
B. Data Objektif
Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/ Istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan
penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi, perspirasi.
2) Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis,
suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego
1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan
meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
1) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada
masa yang lalu).
e. Makanan/Cairan
1) Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
(meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretik
2) Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori
1) Gejala : Keluhan pening/pusing, sakit kepala, subojksipital (terjadi saat bangun
dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur, epistakis).
2) Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek,
proses pikir, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
1) Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung), sakit kepala.
h. Pernafasan
1) Gejala : Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea, ortopnea, dispnea,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
2) Tanda : Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
1) Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor risiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan ginjal.
5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
DIAGNOSA
Diagnosa Keperawatan yang disusun berdasarkan prioritas sesuai dengan keadaan klien.
Berikut diganosis keperawatan pada hipertensi dalam NANDA NIC-NOC (2021)
INTERVENSI
Berisi rumusan perencanaan asuhan keperawatan kepada klien serta rasional mengapa tindakan
tersebut dilakukan.
No Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Ketidakefektifan NOC : NIC :
pemeliharaan kesehatan 1. Keluarga mampu 1. Kaji tingkat pengetahuan
dalam keluarga meningkatkan derajat keluarga mengenai masalah
berhubungan dengan kesehatan dalam kesehatan
ketidakmampuan keluarganya. 2. Berikan Penkes kepada
keluarga dalam 2. Keluarga mampu keluarga tentang :
menggunakan fasilitas menggunakan pelayanan a. Manfaat dari
pelayanan kesehatan. kesehatan dengan baik. pemeriksaan secara rutin
3. Jika ada anggota keluarga b. Resiko yang terjadi
yang sakit keluarga mampu apabila tidak melakukan
mengenal masalah kesehatan pemeriksaan secara
dan mampu memberikan rutin.
penanganan yang tepat bagi c. Memberikan edukasi
anggota keluarga yang sakit. tentang perilaku hidup
bersih dan sehat.
Daftar Pustaka
Mc. Kenzie, J.F., Neiger, B.L., & Smeltzer, J.L. 2005. Planning implementing and
evaluation health promotion programs. San Fransisco, CA : Pearson Education.
PerilakuHidup Bersih dan Sehat. 2011. (Online),
(http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat .
Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). (Online), (http://www.promosikesehatan.com/?
act=program&id=12.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi Dan Standar Diagnostik. Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi Dan Tindakan Keperawatan. Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI.(2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:Difinisi
Dan Kriteria Hasil Keperawatan.Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI.