Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat ) Keluarga

Disusun oleh :
Murni amaliyah 118049

SI ILMU KEPERAWATAN
STIKES TELOGOREJO SEMARANG
TAHUN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU HIDUP SEHAT DAN BERSIH (PHBS)

I. Konsep Dasar PHBS


A. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan dimasyarakat (Maryunani A, 2013).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support)
dan pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk
membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam
tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam
rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan (Maryunani A, 2013).
Menurut Atikah & Eni (2012), beberapa indikator yang digunakan sebagai
dasar dalam pelaksanaan pola hidup bersih dan sehat diantaranya adalah sebagai
berikut:
a.   Ibu hamil memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan paling sedikit 4 kali
selama masa kehamilan.
b.      Ibu hamil agar memeriksakan diri dan meminta pertolongan persalinan
kepada bidan/tenaga kesehatan.
c.       Ibu memberikan ASI saja kepada bayinya selama 4 bulan pertama kelahiran
d.      Semua bayi harus diimunisasi lengkap sebelum usia 1 tahun.
e.  Semua bayi dan balita harus ditimbang berat badannya sejak lahir sampai usia
5 tahun diposyandu dan sarana kesehatan
f.   Setiap orang agar makan makanan yang mengandung unsur zat tenaga,
pembangun, zat pengatur sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
g.      Semua orang menggunakan garam beryodium untuk keperluan makan
sehari-hari
h.      Ibu hamil agar minum tablet tambah darah atau tablet zat besi selama masa
kehamilan
i.        Semua orang agar membuang air besar atau tinja di jamban atau WC
j.    Semua orang agar mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan
waktu akan makan
k.      Semua orang agar menggunakan air bersih dan untuk minum agar dimasak
terlebih dahulu.
l.        Setiap rumah, halaman dan pekarangan agar selalu bersih, bebas dari
sampah dan bebas dari sarang nyamuk
m.    Setiap orang agar menggosok gigi paling sedikitnya 2 kali sehari, yaitu
sesudah makan dan sebelum tidur
n.    Semua orang agar tidak merokok, terutama bila berdekatan dengan ibu hamil,
bayi dan di tempat umum
o.      Semua orang agar menyadari bahaya HIV/AIDS dan berperilaku positif
untuk terhindar dari HIV/ AIDS namun tidak mengucilkan penderita
p.      Semua orang agar berolahraga secara teratur
q. Semua orang agar menjadi peserta Dana Sehat (Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat).

B. Etiologi PHBS
Hal-hal yang mempengaruhi PHBS sebagian terletak di dalam diri
individu itu sendiri, yang disebut faktor intern, dan sebagian terletak di luar
dirinya yang disebut faktor ekstern (faktor lingkungan).
1. Faktor Internal
a. Keturunan
Seseorang berperilaku tertentu karena memang sudah demikianlah diturunkan dari
orangtuanya. Sifat-sifat yang dimilikinya adalah sifat-sifat yang diperoleh dari
orang tua atau neneknya dan lain sebagainya.
b. Motif
Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu. Motif atau
dorongan ini timbul karena dilandasi oleh adanya kebutuhan, yang oleh Maslow
dikelompokkan menjadi kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan
rohani.
2. Faktor Eksternal
Yaitu faktor-faktor yang ada di luar diri individu bersangkutan. Faktor-faktor ini
mempengaruhi individu sehingga di dalam diri individu timbul unsur-unsur dan
dorongan untuk berbuat sesuatu.
a. Unsur-unsur perilaku bagi individu, meliputi pengertian atau pengetahuan
tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan atau kepercayaan tentang manfaat
dan kebenaran dari apa yang dilakukannya, sarana yang diperlukan untuk
melakukannya, serta dorongan atau motivasi untuk berbuat yang dilandasi oleh
kebutuhan yang dirasakannya.
b. Unsur-unsur perilaku bagi individu sebagai anggota kelompok, meliputi
pengertian atau pengetahuan tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan atau
kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukannya, sarana
yang diperlukan untuk melakukannya, dorongan atau motivasi untuk berbuat yang
dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakannya, serta norma atau dukungan
kelompok bahwa apa yang akan dilakukan itu benar atau bisa diterima oleh
kelompoknya.
C. Pohon Masalah PHBS

Cakupan PHBS

Metode Manusia Sarana Dana Lingkungan

Pemberdayaan atau Penyuluhan


Advokasi ke lintas sektoral Form pendataan PHBS yang kurang

Kurangnya penyuluhan dari petugas Puskesmas PHBS


Tidak adanya dana untuk membuat septik tank

Jamban sehat yang tidak memenuhi syarat

Perilaku warga yang masih merokok di dalam ruma


D. Indikator PHBS
Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga
yaitu pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja, usia lanjut
dan pengasuh anak. Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan
atau permasalahan kesehatan. Indikator PHBS rumah tangga yang digunakan
yaitu mengacu kepada standar pelayanan minimal bidang kesehatan ada sepuluh
indikator, yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan tenaga
para medis lainnya). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan
peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya.
2. Memberi bayi ASI ekslusif
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan
makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi
tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI pertama berupa cairan bening
berwarna kekuningan (colostrums), sangat baik untuk bayi karena mengandung
zat kekebalan terhadap penyakit.
3. Menimbang bayi dan balita
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya
setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan mulai umur 1 bulan sampai
5 tahun di posyandu. Dengan demikian dapat diketahui apakah balita tumbuh
sehat atau tidak dan mengetahui kelengkapan imunisasi serta bayi yang dicurigai
menderita gizi buruk.
4. Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang diperlukan sehari-hari untuk minum, memasak,
mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur dan sebagainya
agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Rumah tangga yang
memiliki akses terhadap air bersih adalah rumah tangga yang sehari-harinya
memakai air minum yang meliputi air dalam kemasan, ledeng, pompa, sumur
terlindung, serta mata air terlindung yang berjarak minimal 10 meter dari tempat
penampungan kotor air limbah.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah membunuh kuman penyakit yang
ada di tangan, mencegah penularan penyakit diare, kolera, disentri, tifus,
cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu burung atau Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS) serta tangan mejadi bersih dan bebas dari
kuman.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit pembuangan
kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban cemplung digunakan untuk
daerah yang sulit air, sedangkan jamban leher angsa digunakan untuk daerah yang
cukup air dan daerah padat penduduk.
7. Memberantas jentik di rumah
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan
jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan jentik berkala
adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat
penampungan air) yang ada dalam rumah seperti bak mandi atau WC, vas bunga,
tatakan kulkas dan lain-lain. Hal yang dilakukan agar rumah bebas jentik adalah
melakukan 3 M plus (menguras, menutup, mengubur plus menghindari gigitan
nyamuk).
8. Makan buah dan sayur setiap hari
Makan sayur dan buah sangat penting karena sayur dan buah mengandung
vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta
mengandung serat yang tinggi. Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak
kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau
dikukus. Merebus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral
dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa
vitamin seperti vitamin C.
9. Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik,
mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang
hari. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain kegiatan sehari-hari yaitu
berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian,mencuci mobil dan turun tangga. Selain
itu kegiatan olahraga seperti push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam,
fitness, dapat juga dilakukan sebagai aktifitas fisik.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Tidak merokok adalah penduduk 10 tahun keatas yang tidak merokok selama 1
bulan terakhir. Perokok terdiri atas perokok aktif dan perokok pasif. Bahaya
perokok aktif dan perokok pasif adalah dapat menyebabkan kerontokan rambut,
gangguan pada mata seperti katarak, kehilangan pendengaran lebih awal
disbanding bukan perokok, menyebabkan penyakit paru-paru kronis, merusak
gigi, stroke, kanker kulit, kemandulan, impotensi, kanker rahim dan keguguran.

E. Klasifikasi PHBS
Dari sepuluh indikator PHBS maka akan didapatkan empat klasifikasi
rumah tangga yang menjalankan PHBS. Menurut Dinas Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2007 klasifikasi tersebut sebagai berikut 6,7,8 :
1. Klasifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
2. Klasifikasi II (warna kuning): jika melakukan 4 sampai dengan 5 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
3. Klasifikasi III (warna hijau) : jika melakukan 6 sampai dengan 7 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
4. Klasifikasi IV (warna biru) : Klasifikasi III + ikut dana sehat
Klasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia tahun
2008 mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS tidak
terpenuhi, maka tatanan tersebut dinyatakan tidak menjalankan PHBS.
F. Gejala Klinis PHBS
G. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
Pemeriksaan diagnostic yang bisa dilakukan di dalam PHBS ini yaitu,
pemeriksaan kesehatan secara rutin baik pemeriksaan tekanan darah, kolesterol,
asam urat, gula darah, cek lab (darah lengkap).
H. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada PHBS yaitu :
1. Promotif
Promotif yang dimaksud disini yaitu pemberian informasi atau pendidikan
kesehatan kepada keluarga atau masyarakat mengenai pentingnya perilaku
hidup bersih dan sehat yang di mulai dari tatanan rumah tangga.
2. Preventif
Preventif adalah pencegahan. Dimana preventif disini yaitu pencegahan risiko
terserang atau terhindar dari berbagai jenis penyakit dengan menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
I. Komplikasi
Bagi orang yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat akan berisiko
terserang penyakit. Jika perilaku hidup bersih dan sehat ini tidak diterapkan maka
akan berdampak pada timbulnya komplikasi penyakit lain. Komplikasi PHBS
dapat menyebabkan :
1. Diare karena tidak menerapkan cuci tangan yang bersih.
2. Stroke, hipertensi, jantung yang disebabkan karena merokok.
3. Kematian yang disebabkan karena pada saat persalinan tidak ditolong oleh
tenaga kesehatan.

II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


A. Data Subjektif
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam MRS, no registrasi, dan diagnose medis
b. Keluhan Utama
Sering menjadi alas an klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah sakit
kepala disertai rasa berat ditengkuk, sakit kepala berdenyut
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada sebagain besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala. Gejala yang
dimaksud adalah sakit dikepala , pendarahan dihidung, pusing, wajah kemerahanan,
dan kelelahan yang bisa saja terjadi pada penderita hipertensi. Jika hipertensi berat
atau menahun dan tidak diobat, bisa timbl sakit kepala, kelelahan, muntah, sesak
napas, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan otak, mata
jantung, dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan
kesadaran atau koma
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, DM, penyakit ginjal, obesitas,
hiperkolesterol, adanya riwayat merokok, penggunaan alcohol dan obat kontrasepsi
oral dll.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.

B. Data Objektif
Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/ Istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan
penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi, perspirasi.
2) Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis,
suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego
1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan
meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
1) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada
masa yang lalu).
e. Makanan/Cairan
1) Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
(meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretik
2) Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori
1) Gejala : Keluhan pening/pusing, sakit kepala, subojksipital (terjadi saat bangun
dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur, epistakis).
2) Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek,
proses pikir, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
1) Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung), sakit kepala.
h. Pernafasan
1) Gejala : Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea, ortopnea, dispnea,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
2) Tanda : Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
1) Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor risiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan ginjal.
5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.

DIAGNOSA
Diagnosa Keperawatan yang disusun berdasarkan prioritas sesuai dengan keadaan klien.
Berikut diganosis keperawatan pada hipertensi dalam NANDA NIC-NOC (2021)

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan dalam keluarga berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Defisiensi pengetahuan PHBS berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
perilaku hidup bersih dan sehat.

INTERVENSI
Berisi rumusan perencanaan asuhan keperawatan kepada klien serta rasional mengapa tindakan
tersebut dilakukan.
No Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Ketidakefektifan NOC : NIC :
pemeliharaan kesehatan 1. Keluarga mampu 1. Kaji tingkat pengetahuan
dalam keluarga meningkatkan derajat keluarga mengenai masalah
berhubungan dengan kesehatan dalam kesehatan
ketidakmampuan keluarganya. 2. Berikan Penkes kepada
keluarga dalam 2. Keluarga   mampu keluarga tentang :
menggunakan fasilitas menggunakan pelayanan a. Manfaat dari
pelayanan kesehatan. kesehatan dengan baik. pemeriksaan secara rutin
3. Jika ada anggota keluarga b. Resiko yang terjadi
yang sakit keluarga mampu apabila tidak melakukan
mengenal masalah kesehatan pemeriksaan secara
dan mampu memberikan rutin.
penanganan yang tepat bagi c. Memberikan edukasi
anggota keluarga yang sakit. tentang perilaku hidup
bersih dan sehat.

2. Defisiensi pengetahuan NOC : NIC :


PHBS berhubungan 1. Menyatakan pemahaman 1. Kaji kesiapan dan
dengan kurangnya tentang proses penyakit hambatan dalam belajar.
informasi tentang 2. Mengidentifikasi efek 2. Tetapkan dan nyatakan
perilaku hidup bersih dan samping obat dan batas tekanan darah
sehat. kemungkinan komplikasi “terkontrol dengan baik”.
yang perlu diperhatikan. 3. Bantu pasien dalam
3. Mempertahankan tekanan mengidentifikasi gaya
darah dalam parameter hidup yang tidak sehat
normal. misalnya : obesitas, rokok
4. Mampu menerapkan dan alkohol, pola hidup
PHBS dalam keluarga. penuh stres.
4. Intruksikan dan peragakan
teknik pemantauan tekanan
darah mandiri.
5. Demonstrasikan pada
keluarga mengenai PHBS.
6. Berikan informasi
mengenai PHBS dan
bagaimana penerapannya.
7. Motivasi untuk membuat
program olahraga sendiri
dalam menerapkan PHBS.
CATATAN PERKEMBANGAN
Berisi informasi tentang bangaimana perkembangan kondisi klien setelah dilakukan tindakan
asuhan keperawatan.

Daftar Pustaka
Mc. Kenzie, J.F., Neiger, B.L., & Smeltzer, J.L. 2005. Planning implementing and
evaluation health promotion programs. San Fransisco, CA : Pearson Education.
PerilakuHidup Bersih dan Sehat. 2011. (Online),
(http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat .
Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). (Online), (http://www.promosikesehatan.com/?
act=program&id=12.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi Dan Standar Diagnostik. Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi Dan Tindakan Keperawatan. Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI.(2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:Difinisi
Dan Kriteria Hasil Keperawatan.Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Soemirat, Juli.2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University


Pres
Sumijatun, et al.2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai