Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta
KaruniaNya kepada kami. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasullah SAW
sehingga kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan yang berisikan tentang “Asuhan
Kepereawatan KDRT pada ibu Hamil” ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan asuhan keperawatan ini dari awal sampai terselesainya asuhan keperawatan
ini. Semoga allah senantiasa meridoi segala utusan kita. Semoga asuhan keperawatan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan kami menyadari bahwa asuhan keperawatan ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapakan.
PENDAHULUAN
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) tiap tahun jumahnya makin meningkat.
Kejadian KDRT ini ternyata juga banyak terjadi pada Ibu Hamil. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Handayani (2004) pada rumah sakit Koja dan Rumah sakit Fatmawati Jakarta, menunjukan
bahwa dari 100 orang ibu hamil, teridentifkasi 40% nya mengalami kekerasan, baik kekerasan
fsik, kekerasan ekonomi , kekerasan seksual dan kekerasan psikologis. Selama kehamilan ,
sasaran tubuh tindak kekerasan pada ibu hamil berubah , perempuan dilaporkan sering
mengalami pemukulan didaerah kepala, payudara, perut (paling banyak) dan genetalia., dan
diantara hal tersebut diatas kekerasan seksual yang paling banyak terjadi (Ward dan Hisley,
2009). Penelitian yang dilakukan oleh Kevan, N.G dan Archer, J (2011), menemukan bahwa
kekerasan pada 65% (n:13) ibu hamil melaporkan pernah mendapatkan pukulan di perut selama
hamil. Hal di atas menunjukkan bahwa pada saat hamil sasaran kekerasan pada tubuh perempuan
lebih banyak mengarah pada daerah reproduksi dan perut sehingga akan sangat berdampak pada
kesehatan fsik dan psikologis ibu dan bayi dalam kehamilannya Bahkan beberapa ahli
berpendapat bahwa kekerasan selama kehamilan adalah sebuah upaya pembunuhan kepada janin
Belum banyak dipahami mengapa kekerasan bisa terjadi pada Ibu hamil yang secara fsik dan
psikologis justru perlu mendapatkan perlindungan, kasih sayang dan support lebih dari pasangan.
Untuk Itu penulis tertarik untuk melakukan studi literatur dengan menganalisis tulisan dan artikel
yang terkait dengan KDRT selama kehamilan.
1.2 Permasalahan
Makalah ini akan mengambil satu permasalahan utama dalam topic ini yakni jenis
jenisnya kriminalitas apakah yang dialami oleh perempuan dalam kehidupannya. Disini akan
dijelaskan dan dijabarkan jenis jenis kriminalitas tersebut serta pandangan badan hukum maupun
masyakarat awam akan hal ini. Masalah ini pun akan dikaitkan dengan studi jender dan budaya
masyarakat tentang peran perempuan sebagai “Orang kedua” dibandingkan laki laki.
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang tepat pada perempuan yang mengalami
kekerasan fisik.
2. Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada klien.
2. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien.
3. Mampu merencanakan tindakan keperawata pada klien.
4. Mampu mengetahui peran perawat pada kasus kekerasan wanita
14. Manfaat
1. Bagi penulis dapat memperdalam tentang penerapan asuhan keperawatan pada klien
yang mengalami kekerasan.
2. Bagi para pembaca maupun mahasiswa sebagai pengetahuan dan masukan dalam
pengembangan ilmu keperawatan terutama asuhan keperawatan pada klien dengan
kekerasan fisik.
BAB II
PEMBAHASAN
Walaupun di Indonesia belum ada data yang jelas terkait dengan jumlah
kekerasan pada ibu hamil, akan tetapi, menurut hasil penelitian Murray dan McKinney
(2014) lebih dari 20% perempuan mengalami kekerasan selama hamil. Kekerasan selama
kehamilan juga lebih sering terjadi pada perempuan hamil dibandingkan dengan kasus
pre-eklamsia, diabetes atau komplikasi kehamilan lainnya (Lu,Williams & Hobel, 2011).
Kejadian kekerasan selama hamil juga diteliti oleh Tailieu dan Bronridge (2010)
penelitian selama tahun 1998 sampai dengan 2008 menunjukan bahwa kekerasan fsik
pada perempuan hamil terjadi pada kisaran jumlah 0,9%-30%, kekerasan seksual tercatat
berjumlah 1,9%-9,4% sedangkan kekerasan emosional dan verbal tercatat berjumlah
7,5%-36%. Kekerasan selama kehamilan ini cenderung meningkat dengan alasan: 1) stres
biopsikososial selama kehamilan mengganggu hubungan serta kemampuan koping
suami-istri, suami frustasi dan akhirnya melakukan kekerasan, 2) suami cemburu dengan
janin yang dikandung pasangannya, dan menjadikan pasangan sebagai sasaran
kemarahannya, 3) suami marah pada janin yang belum lahir atau pada pasangannya, 4)
kekerasan dilakukan suami karena bingung, tidak siap menjadi ayah dan ingin
mengakhiri kehamilan pasangannya (Lodermilk et al., 2000). Beberapa studi menurut
Jeanjot, I., Barlow, P & Rozenberg,S., (2008) menunjukkan bahwa kondisi hamil adalah
kondisi krisis, karena ibu mengalami perubahan body image, tuntutan ekonomi yang
meningkat, serta kurangnya frekuensi hubungan sexual, hal diatas membuat ibu menjadi
lebih peka, tegang dan gampang emosi sehingga menimbulkan ketegangan yang akhirnya
berdampak pada munculnya tindakan kekerasan. Memahami penyebab kekerasan pada
Kondisi Hamil.
Masalah gangguan kesehatan pada bayi baru lahir yang ibunya mengalami kekerasan
selama kehamilan diantaranya adalah; berat badan lahir rendah, persalinan prematur, aborsi
spontan, solutio plasenta, ketuban pecah dini dan kematian janin (Baccus & Bewley, 2011;
Cunningham et al., 2010; Tailieu dan Bronridge, 2010). Kekerasan pada ibu hamil ini juga
menjadi penyebab banyaknya bayi yang meninggal sebelum sempat dilahirkan.
BAB III
KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Seorang wanita berusia 36 tahun mengalami tindakan kekerasan dari sang suami, dilaporkan
China Press pada Sabtu 11 Mei 2019 sang istri menolak dimintai uang oleh suaminya yang
berujung pada kekerasan fisik. Sang suami memukuli wanita yang telah dinikahinya itu hingga
menyebabkan luka-luka pada area tubuhnya, sang istri pun merasakan kesakitan yang luar biasa
hingga darah menetes dari bawah perut, setelah melihat kebawah pasien merasakan ketakutan
karena ternyata janin dalam rahimnya tergeletak dilantai jatuh dari keluar kandungan.
A. PENGKAJIAN
Nama : Ny. Z
Usia : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan :-
Alamat :-
Pekerjaan :-
Agama :-
B. Keluhan Utama :
Istri merasakan sakit yang luar biasa dari bawah perut dan merasa ketakutan
C. Faktor Predisposis :
1. Kekerasan Fisik
Suami memukuli istri terdapat luka luka dibagian sekitar tubuh dan suami mendorong
istri sehingga terbentur meja.
2. Kekerasan Ekonomi
Suami tidak berkerja daan sering meminta uang pada istrinya secara paksa lalu istri
menolak untuk memberikan uang tersebut
D. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran Umum : Composmentis
2. TTV : (Kaji TD, RR, HR, T)
3. Pemeriksaan luka : Terdapat luka disekitar tubuh
4. Psikikologi : Klien tampak gemetar ketakutan
E. Analisis data
Analisis data
F. PERENCANAAN KEPERAWATAN
NOC NIC
Sabtu ,11 Nyeri akut : tingkat nyeri (2102) Manajemen nyeri
mei 2019 Nyeri akut Indicator Awal Akhir (1400)
b.d agen -Nyeri yang 1 3 - Lakukan
cidera fisik dilaporkan pengkajian
- Ekspresi nyeri nyeri
wajah 1 4 komprehensif
-Tidak bisa 1 4 - Gunakan
beristirahat strategi
-Berkeringat 1 4 komunikasi
berlebihan terapeutik
-Ketegangan 1 4 untuk
otot mengetahui
pengalaman
nyeri
- Bantu keluarga
dalam mencari
dan
mneyediakan
dukungan
- Ajarkan
Keterangan prinsip
1 : berat manajemen
2 : cukup berat nyeri
3 : sedang - Ajarkan
4 : ringan metode
5 : tidak ada farmakologi
untuk
menurunkan
nyeri
- Kolaborasi
deengan
pasien, orang
terdekat dan
tim kesehatan
lainnya untuk
memilihbdan ,
mengimplemen
tasikan
tindakan
penurun nyeri
non
farmakologi
sesuai
kebutuhan.
S : pasien mengatakan
masih merasa nyeri
dan kesakitan. .
P : nyeri karena
abortus
Q: nyeri seperti
tertusuk-tusuk
R: nyeri pada perut
bagian bawah
S: skala nyeri 7
T : nyeri terus-
menerus
O: pasien tampak
kesakitan dan
mengernyitkan dahi
A: masalah nyeri akut
belum teratasi
P : lanjutkan intervesi
S : pasien mengatakan
masih merasa nyeri
namun sudah tidak
seperti kemarin DS :
pasien mengatakan
nyeri , cemas , dan
ketakutan.
P :nyeri karena
abortus
Q: nyeri seperti
tertusuk-tusuk
R: nyeri pada perut
bagian bawah
S: skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
O: pasien tampak
masih merasa nyeri.
A: masalah nyeri akut
teratasi sebagian
P : lanjutkan intervesi
NOC NIC
Senin ,13 Nyeri akut : tingkat nyeri (2102) Manajemen nyeri
mei 2019 Nyeri akut Indicator Awal Akhir (1400)
b.d agen -Nyeri yang 2 3 - Lakukan
cidera fisik dilaporkan pengkajian
- Ekspresi nyeri nyeri
wajah 3 4 komprehensif
-Tidak bisa 3 4 - Gunakan
beristirahat strategi
-Berkeringat 3 4 komunikasi
berlebihan terapeutik
-Ketegangan 3 4 untuk
otot mengetahui
pengalaman
nyeri
- Bantu keluarga
dalam mencari
dan
mneyediakan
dukungan
- Ajarkan
prinsip
manajemen
nyeri
- Ajarkan
Keterangan metode
1 : berat farmakologi
2 : cukup berat untuk
3 : sedang menurunkan
4 : ringan nyeri
5 : tidak ada - Kolaborasi
deengan
pasien, orang
terdekat dan
tim kesehatan
lainnya untuk
memilihbdan ,
mengimplemen
tasikan
tindakan
penurun nyeri
non
farmakologi
sesuai
kebutuhan.
S : pasien mengatakan
nyeri sudah berkurang.
P : karena abortus
Q: nyeri seperti
tertusuk-tusuk
R: nyeri pada perut
bagian bawah
S: skala nyeri 4
T : nyeri hilang timbul
O: pasien tampak
tenang dan merasa
rileks.
A: masalah nyeri akut
teratasi sebagian
P : lanjutkan
intervesi
Hari/tanggal Dx Perawatan T
keperawatan NOC NIC T
D
Sabtu,11 mei Ketakutan : tingkat rasa takut Peningkatan koping
2019 ketakutan (1210) (5230)
b.d respon Indicator Awal Akhir - Memonitor
yang -Distress 1 3 keadaan pasien
dipelajari -Kecenderungan 2 4 - memantau
terhadap untuk pasien dalam
ancaman menyalahkan mengidentifika
orang lain si tujuan
-Ledakan 1 3 jangka pendek
amarah dan jangka
-Kesulitan 1 3 panjang yang
memecahkan tepat
masalah. - mendukung
-Wajah tegang 1 3 sikap pasien
-Berkeringat 1 3 terkait dengan
-Wajah pucat 1 3 harapan yang
-Ketakutan 1 3 realitis sebagai
-Menangis 1 3 upaya untuk
-Kelelahan 1 3 mengatasi
perasaan
ketidakberdaya
Keterangan an
1 : berat - mengevaluasi
2 : cukup berat kemampuan
3 : sedang pasien dalam
4 : ringan membuat
5 : tidak ada keputusan
- memberikan
penilaian
mengenai
dampak dari
situasi
kehidupan
pasien
terhadap peran
dan hubungan
yang ada
- menginstruksik
an pasien
untuk
menggunakan
teknik
relaksasi sesuai
dengan
kebutuhan
- berkolaborasi
dengan
keluarga
pasien untuk
memberi
dukungan
kepada pasien.
S : pasien mengatakan
masih merasa gelisah
dan takut .
O: pasien tampak
masih merasa takut
untuk bertemu orang
lain.
A: masalah ketakutan
b.d respon yang
dipelajari terhadap
ancaman belum
teratasi.
P : lanjutkan intervesi
no Hari/tangg Dx Perawatan T
al keperawatan NIC NIC T
D
Minggu, Ketakutan : tingkat rasa takut Peningkatan koping
12 mei ketakutan (1210) (5230)
2019 b.d respon Indicator Awal Akhir - Memonitor
yang -Distress 2 3 keadaan pasien
dipelajari -Kecenderungan 2 4 - mendukung
terhadap untuk sikap pasien
ancaman menyalahkan terkait dengan
orang lain harapan yang
-Ledakan 2 3 realitis sebagai
amarah upaya untuk
-Kesulitan 1 3 mengatasi
memecahkan perasaan
masalah. ketidakberdaya
-Wajah tegang 2 3 an
-Berkeringat 2 3 - mengevaluasi
-Wajah pucat 2 3 kemampuan
-Ketakutan 2 3 pasien dalam
-Menangis 2 3 membuat
-Kelelahan 2 3 keputusan
- memberikan
penilaian
Keterangan mengenai
1 : berat dampak dari
2 : cukup berat situasi
3 : sedang kehidupan
4 : ringan pasien
5 : tidak ada terhadap peran
dan hubungan
yang ada
- menginstruksik
an pasien
untuk
menggunakan
teknik
relaksasi sesuai
dengan
kebutuhan
- berkolaborasi
dengan
keluarga
pasien untuk
memberi
dukungan
kepada pasien.
S : pasien mengatakan
masih merasa gelisah
dan takut namun
sudah bisa enerima
keadaanya .
O: pasien tambak
sudah dapat
berkomunikasi dengan
orang lain walaupun
masih terbatas
A: masalah ketakutan
b.d respon yang
dipelajari terhadap
ancaman teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervesi
no Hari/tangg Dx T
al keperawatan
Perawatan T
NOC D
NIC
senin ,13 ketakutan Ketakutan : tingkat rasa takut Peningkatan koping
mei 2019 b.d respon (1210) (5230)
yang Indicator Awal Akhir - Memonitor
dipelajari -Distress 3 3 keadaan pasien
terhadap -Kecenderungan 3 4 - mendukung
ancaman untuk sikap pasien
menyalahkan terkait dengan
orang lain harapan yang
-Ledakan 3 3 realitis sebagai
amarah upaya untuk
-Kesulitan 3 3 mengatasi
memecahkan perasaan
masalah. ketidakberdaya
-Wajah tegang 3 3 an
-Berkeringat 3 3 - menginstruksik
-Wajah pucat 3 3 an pasien
-Ketakutan 3 3 untuk
-Menangis 3 3 menggunakan
-Kelelahan 3 3 teknik
relaksasi sesuai
dengan
kebutuhan
- berkolaborasi
dengan
Keterangan keluarga
1 : berat pasien untuk
2 : cukup berat memberi
3 : sedang dukungan
4 : ringan kepada pasien.
5 : tidak ada S : pasien mengatakan
sudah tidak merasa
gelisah dan dapat
berkomunikasi dengan
orang lain.
O: pasien tampak
sudah tenang karena
dan dapat menerima
dengan ikhlas keadaan
yang sekarang
A: masalah ketakutan
b.d respon yang
dipelajari terhadap
ancaman teratasi.
P : Hentikan intervesi
senin ,13 ketakutan Ketakutan : tingkat rasa takut Peningkatan koping
mei 2019 b.d respon (1210) (5230)
yang Indicator Awal Akhir - Memonitor
dipelajari -Distress 3 3 keadaan pasien
terhadap -Kecenderungan 3 4 - mendukung
ancaman untuk sikap pasien
menyalahkan terkait dengan
orang lain harapan yang
-Ledakan 3 3 realitis sebagai
amarah upaya untuk
-Kesulitan 3 3 mengatasi
memecahkan perasaan
masalah. ketidakberdaya
-Wajah tegang 3 3 an
-Berkeringat 3 3 - menginstruksik
-Wajah pucat 3 3 an pasien
-Ketakutan 3 3 untuk
-Menangis 3 3 menggunakan
-Kelelahan 3 3 teknik
relaksasi sesuai
dengan
kebutuhan
- berkolaborasi
dengan
Keterangan keluarga
1 : berat pasien untuk
2 : cukup berat memberi
3 : sedang dukungan
4 : ringan kepada pasien.
5 : tidak ada S : pasien mengatakan
sudah tidak merasa
gelisah dan dapat
berkomunikasi dengan
orang lain.
O: pasien tampak
sudah tenang karena
dan dapat menerima
dengan ikhlas keadaan
yang sekarang
A: masalah ketakutan
b.d respon yang
dipelajari terhadap
ancaman teratasi.
P : Hentikan intervesi
3.1 Kesimpulan
Kekerasan Pada Ibu hamil sangat beresiko mengganggu kesehatan fsik , mental ibu dan janin.
Perlu peningkatan keperdulian, pengetahuan dan keterampilan perawat dalam penangan kasus
KDRT dalam kehamilan. Peran serta masyarakat dan pihak terkait seperti pemerintah penting
dalam membangun sistem pencegahan agar tidak terjadi tindakan kekerasan.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun oleh :
2. Muhammad Refangga
3. Puji Burahmadi
4.Rahmadi
5. Sahrul
6. Sintya Dwi Nurrohmah
7. Siti Nurkhofifah
9. Wahyu Fauzyah