Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta
KaruniaNya kepada kami. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasullah SAW
sehingga kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan yang berisikan tentang “Asuhan
Kepereawatan KDRT pada ibu Hamil” ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan asuhan keperawatan ini dari awal sampai terselesainya asuhan keperawatan
ini. Semoga allah senantiasa meridoi segala utusan kita. Semoga asuhan keperawatan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan kami menyadari bahwa asuhan keperawatan ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapakan.

Yogyakarta, 24 November 2019


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) tiap tahun jumahnya makin meningkat.
Kejadian KDRT ini ternyata juga banyak terjadi pada Ibu Hamil. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Handayani (2004) pada rumah sakit Koja dan Rumah sakit Fatmawati Jakarta, menunjukan
bahwa dari 100 orang ibu hamil, teridentifkasi 40% nya mengalami kekerasan, baik kekerasan
fsik, kekerasan ekonomi , kekerasan seksual dan kekerasan psikologis. Selama kehamilan ,
sasaran tubuh tindak kekerasan pada ibu hamil berubah , perempuan dilaporkan sering
mengalami pemukulan didaerah kepala, payudara, perut (paling banyak) dan genetalia., dan
diantara hal tersebut diatas kekerasan seksual yang paling banyak terjadi (Ward dan Hisley,
2009). Penelitian yang dilakukan oleh Kevan, N.G dan Archer, J (2011), menemukan bahwa
kekerasan pada 65% (n:13) ibu hamil melaporkan pernah mendapatkan pukulan di perut selama
hamil. Hal di atas menunjukkan bahwa pada saat hamil sasaran kekerasan pada tubuh perempuan
lebih banyak mengarah pada daerah reproduksi dan perut sehingga akan sangat berdampak pada
kesehatan fsik dan psikologis ibu dan bayi dalam kehamilannya Bahkan beberapa ahli
berpendapat bahwa kekerasan selama kehamilan adalah sebuah upaya pembunuhan kepada janin
Belum banyak dipahami mengapa kekerasan bisa terjadi pada Ibu hamil yang secara fsik dan
psikologis justru perlu mendapatkan perlindungan, kasih sayang dan support lebih dari pasangan.
Untuk Itu penulis tertarik untuk melakukan studi literatur dengan menganalisis tulisan dan artikel
yang terkait dengan KDRT selama kehamilan.

1.2 Permasalahan

Makalah ini akan mengambil satu permasalahan utama dalam topic ini yakni jenis
jenisnya kriminalitas apakah yang dialami oleh perempuan dalam kehidupannya. Disini akan
dijelaskan dan dijabarkan jenis jenis kriminalitas tersebut serta pandangan badan hukum maupun
masyakarat awam akan hal ini. Masalah ini pun akan dikaitkan dengan studi jender dan budaya
masyarakat tentang peran perempuan sebagai “Orang kedua” dibandingkan laki laki.
1.3 Tujuan

1. Tujuan umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang tepat pada perempuan yang mengalami
kekerasan fisik.
2. Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada klien.
2. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien.
3. Mampu merencanakan tindakan keperawata pada klien.
4. Mampu mengetahui peran perawat pada kasus kekerasan wanita

14. Manfaat

1. Bagi penulis dapat memperdalam tentang penerapan asuhan keperawatan pada klien
yang mengalami kekerasan.
2. Bagi para pembaca maupun mahasiswa sebagai pengetahuan dan masukan dalam
pengembangan ilmu keperawatan terutama asuhan keperawatan pada klien dengan
kekerasan fisik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jumlah Angka Kejadian kekerasan selama kehamilan.

Walaupun di Indonesia belum ada data yang jelas terkait dengan jumlah
kekerasan pada ibu hamil, akan tetapi, menurut hasil penelitian Murray dan McKinney
(2014) lebih dari 20% perempuan mengalami kekerasan selama hamil. Kekerasan selama
kehamilan juga lebih sering terjadi pada perempuan hamil dibandingkan dengan kasus
pre-eklamsia, diabetes atau komplikasi kehamilan lainnya (Lu,Williams & Hobel, 2011).
Kejadian kekerasan selama hamil juga diteliti oleh Tailieu dan Bronridge (2010)
penelitian selama tahun 1998 sampai dengan 2008 menunjukan bahwa kekerasan fsik
pada perempuan hamil terjadi pada kisaran jumlah 0,9%-30%, kekerasan seksual tercatat
berjumlah 1,9%-9,4% sedangkan kekerasan emosional dan verbal tercatat berjumlah
7,5%-36%. Kekerasan selama kehamilan ini cenderung meningkat dengan alasan: 1) stres
biopsikososial selama kehamilan mengganggu hubungan serta kemampuan koping
suami-istri, suami frustasi dan akhirnya melakukan kekerasan, 2) suami cemburu dengan
janin yang dikandung pasangannya, dan menjadikan pasangan sebagai sasaran
kemarahannya, 3) suami marah pada janin yang belum lahir atau pada pasangannya, 4)
kekerasan dilakukan suami karena bingung, tidak siap menjadi ayah dan ingin
mengakhiri kehamilan pasangannya (Lodermilk et al., 2000). Beberapa studi menurut
Jeanjot, I., Barlow, P & Rozenberg,S., (2008) menunjukkan bahwa kondisi hamil adalah
kondisi krisis, karena ibu mengalami perubahan body image, tuntutan ekonomi yang
meningkat, serta kurangnya frekuensi hubungan sexual, hal diatas membuat ibu menjadi
lebih peka, tegang dan gampang emosi sehingga menimbulkan ketegangan yang akhirnya
berdampak pada munculnya tindakan kekerasan. Memahami penyebab kekerasan pada
Kondisi Hamil.

2.2 Memahami penyebab kekerasan pada Kondisi Hamil

Kehamilan sering merupakan keadaan yang dapat meningkatkan ketegangan dan


stress pada kehidupan seorang wanita (Huizink, Mulder, Robles,Visser, & Buitelaar,
2004). Ketegangan tersebut bisa menyebabkan perasaan tertekan, bukan hanya pada ibu
tapi juga pada suami dan pasangan, hal inilah yang menjadi dasar muncul tindak
kekerasan. Kekerasan yang terjadi pada masa hamil sering merupakan dampak dari
ketidakmampuan adaptasi pasangan dan ketidaksiapan pasangan menerima kehamilan.
Menurut Murray dan McKinney (2014) lebih dari 20% perempuan mengalami kekerasan
selama hamil. Menurut penelitian Martin et al 2010 Budaya partriakal kurangnya
penghargaan terhadap perempuan (diskriminasi gender), pemahaman agama yang kurang
tepat, pola asuh dan lingkungan yang penuh kekerasan juga ikut menjadi penyebab
mengapa seseorang itu cenderung melakukan kekerasan.

2.3 Dampak KDRT selama kehamilan pada Ibu

Perempuan yang mengalami kekerasan selama kehamilannya, dapat berdampak pada


kesehatan fsik dan mentalnya, contohnya perempuan yang mengalami kekerasan selama
kehamilan mengalami epresi 2,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan wanita yang tidak
mengalami kekerasan selama hamil (Dunn &1Oths, 2004). Distres emosi ini jika terus menerus
terjadi akan menyebabkan risiko bunuh diri, tidak menginginkan kehamilan dan melakukan
kekerasan kepada anak. Studi ini juga membuktikan bahwa pemukulan selama kehamilan
meningkatkan risiko terjadinya abortus spontan, persalinan prematur dan berat badan bayi rendah
dua kali lebih tinggi dibandingkan ibu yang tidak mengalami kekerasan selama hamil (Hakimi et
al., 2001). Dampak kekerasan selama hamil menurut beberapa penelitian antara lain ;
incontinensia uri, incontinensia fecal dan perdarahan pervaginal, (Espinosa L.& Osborne,K,
2002; Martin, s.L.,2007), penelitian lain menyebutkan bahwa kekerasan pada perempuan pada
masa 8-12 bulan post partum meningkatkan depresi dan distress psikologis pada perempuan
(Escriba-Aguir,et al., 2013; dan Romito, P et al., 2009).

2.4 Dampak KDRT selama kehamilan pada Janin

Masalah gangguan kesehatan pada bayi baru lahir yang ibunya mengalami kekerasan
selama kehamilan diantaranya adalah; berat badan lahir rendah, persalinan prematur, aborsi
spontan, solutio plasenta, ketuban pecah dini dan kematian janin (Baccus & Bewley, 2011;
Cunningham et al., 2010; Tailieu dan Bronridge, 2010). Kekerasan pada ibu hamil ini juga
menjadi penyebab banyaknya bayi yang meninggal sebelum sempat dilahirkan.
BAB III
KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus

Seorang wanita berusia 36 tahun mengalami tindakan kekerasan dari sang suami, dilaporkan
China Press pada Sabtu 11 Mei 2019 sang istri menolak dimintai uang oleh suaminya yang
berujung pada kekerasan fisik. Sang suami memukuli wanita yang telah dinikahinya itu hingga
menyebabkan luka-luka pada area tubuhnya, sang istri pun merasakan kesakitan yang luar biasa
hingga darah menetes dari bawah perut, setelah melihat kebawah pasien merasakan ketakutan
karena ternyata janin dalam rahimnya tergeletak dilantai jatuh dari keluar kandungan.

Sumber : News, suara.com


ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Nama : Ny. Z
Usia : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan :-
Alamat :-
Pekerjaan :-
Agama :-

B. Keluhan Utama :
Istri merasakan sakit yang luar biasa dari bawah perut dan merasa ketakutan
C. Faktor Predisposis :
1. Kekerasan Fisik
Suami memukuli istri terdapat luka luka dibagian sekitar tubuh dan suami mendorong
istri sehingga terbentur meja.
2. Kekerasan Ekonomi
Suami tidak berkerja daan sering meminta uang pada istrinya secara paksa lalu istri
menolak untuk memberikan uang tersebut

D. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran Umum : Composmentis
2. TTV : (Kaji TD, RR, HR, T)
3. Pemeriksaan luka : Terdapat luka disekitar tubuh
4. Psikikologi : Klien tampak gemetar ketakutan
E. Analisis data

Analisis data

No Hari/tanggal Data subjek dan data Problem Etiologi Ttd


objek
Senin, 11 DS : pasien mengatakan Nyeri akut Agen cidera fisik
november nyeri , cemas , dan
2019 ketakutan.
P : karena abortus
Q: nyeri seperti
tertusuk-tusuk
R: nyeri pada perut
bagian bawah
S: skala nyeri 7
T : nyeri terus-menerus
DO : pasien tampak
merasa kesakitan ,
merasa lemas,
berkeringat banyak.
TD : 140/90 Mmhg
RR : 26 X/ Mnt
Nadi : 100x/mnt
Suhu : 36,5

No Hari/tanggal Data subjek dan data Problem Etiologi Ttd


objek
Sabtu, 11 mei DS : pasien mengatakan Ketakutan Respon yang di
2019 telah mendapat tindak pelajari terhadap
kekerasan dari ancaman.
suaminya, pasien
merasakan kesakitan
yang luar biasa di
bagian bawah perutnya.
DO : pasien tampak
gemetar ketakutan ,dan
merasa gelisah.

No Hari/tanggal Data subjek dan data Problem Etiologi Ttd


objek
Senin, 11 DS : pasien mengatakan Ansietas Ancaman
november nyeri , cemas , dan kematian
2019 ketakutan.
DO : pasien tampak
merasa kesakitan ,
merasa lemas,
berkeringat banyak.
TD : 140/90 Mmhg
RR : 26 X/ Mnt
Nadi : 100x/mnt
Suhu : 36,5

Diagnosa keperawatan : 1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik

2. Ketakutan b.d respon yang dipelajari terhadap ancaman

3. Ansietas b.d ancaman kematian

F. PERENCANAAN KEPERAWATAN

A Nyeri akut b.d Agen cedera fisik

NOC NIC
Sabtu ,11 Nyeri akut : tingkat nyeri (2102) Manajemen nyeri
mei 2019 Nyeri akut Indicator Awal Akhir (1400)
b.d agen -Nyeri yang 1 3 - Lakukan
cidera fisik dilaporkan pengkajian
- Ekspresi nyeri nyeri
wajah 1 4 komprehensif
-Tidak bisa 1 4 - Gunakan
beristirahat strategi
-Berkeringat 1 4 komunikasi
berlebihan terapeutik
-Ketegangan 1 4 untuk
otot mengetahui
pengalaman
nyeri
- Bantu keluarga
dalam mencari
dan
mneyediakan
dukungan
- Ajarkan
Keterangan prinsip
1 : berat manajemen
2 : cukup berat nyeri
3 : sedang - Ajarkan
4 : ringan metode
5 : tidak ada farmakologi
untuk
menurunkan
nyeri
- Kolaborasi
deengan
pasien, orang
terdekat dan
tim kesehatan
lainnya untuk
memilihbdan ,
mengimplemen
tasikan
tindakan
penurun nyeri
non
farmakologi
sesuai
kebutuhan.
S : pasien mengatakan
masih merasa nyeri
dan kesakitan. .
P : nyeri karena
abortus
Q: nyeri seperti
tertusuk-tusuk
R: nyeri pada perut
bagian bawah
S: skala nyeri 7
T : nyeri terus-
menerus
O: pasien tampak
kesakitan dan
mengernyitkan dahi
A: masalah nyeri akut
belum teratasi
P : lanjutkan intervesi

Minggu , Nyeri akut : tingkat nyeri (2102) Manajemen nyeri


12 mei Nyeri akut Indicator Awal Akhir (1400)
2019 b.d agen - Lakukan
cidera fisik pengkajian
nyeri
-Nyeri yang 2 3 komprehensif
dilaporkan - Gunakan
- Ekspresi nyeri strategi
wajah 2 4 komunikasi
-Tidak bisa 2 4 terapeutik
beristirahat untuk
-Berkeringat 2 4 mengetahui
berlebihan pengalaman
-Ketegangan 2 4 nyeri
otot - Bantu keluarga
dalam mencari
dan
mneyediakan
dukungan
- Ajarkan
prinsip
manajemen
nyeri
Keterangan - Ajarkan
1 : berat metode
2 : cukup berat farmakologi
3 : sedang untuk
4 : ringan menurunkan
5 : tidak ada nyeri
- Kolaborasi
deengan
pasien, orang
terdekat dan
tim kesehatan
lainnya untuk
memilihbdan ,
mengimplemen
tasikan
tindakan
penurun nyeri
non
farmakologi
sesuai
kebutuhan.

S : pasien mengatakan
masih merasa nyeri
namun sudah tidak
seperti kemarin DS :
pasien mengatakan
nyeri , cemas , dan
ketakutan.
P :nyeri karena
abortus
Q: nyeri seperti
tertusuk-tusuk
R: nyeri pada perut
bagian bawah
S: skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
O: pasien tampak
masih merasa nyeri.
A: masalah nyeri akut
teratasi sebagian
P : lanjutkan intervesi

NOC NIC
Senin ,13 Nyeri akut : tingkat nyeri (2102) Manajemen nyeri
mei 2019 Nyeri akut Indicator Awal Akhir (1400)
b.d agen -Nyeri yang 2 3 - Lakukan
cidera fisik dilaporkan pengkajian
- Ekspresi nyeri nyeri
wajah 3 4 komprehensif
-Tidak bisa 3 4 - Gunakan
beristirahat strategi
-Berkeringat 3 4 komunikasi
berlebihan terapeutik
-Ketegangan 3 4 untuk
otot mengetahui
pengalaman
nyeri
- Bantu keluarga
dalam mencari
dan
mneyediakan
dukungan
- Ajarkan
prinsip
manajemen
nyeri
- Ajarkan
Keterangan metode
1 : berat farmakologi
2 : cukup berat untuk
3 : sedang menurunkan
4 : ringan nyeri
5 : tidak ada - Kolaborasi
deengan
pasien, orang
terdekat dan
tim kesehatan
lainnya untuk
memilihbdan ,
mengimplemen
tasikan
tindakan
penurun nyeri
non
farmakologi
sesuai
kebutuhan.
S : pasien mengatakan
nyeri sudah berkurang.
P : karena abortus
Q: nyeri seperti
tertusuk-tusuk
R: nyeri pada perut
bagian bawah
S: skala nyeri 4
T : nyeri hilang timbul
O: pasien tampak
tenang dan merasa
rileks.
A: masalah nyeri akut
teratasi sebagian
P : lanjutkan
intervesi

B. Ketakutan b.d Respon yang dipelaraji terhadap ancaman


Dx keperawatan TTD
PERENCANAAN
NOC NIC
ketakutan b.d Ketakutan : tingkat rasa takut (1210) Peningkatan koping (5230)
respon yang Indicator Awal Akhir - Monitor keadaan
dipelajari -Distress 1 3 pasien
terhadap -Kecenderungan 2 4 - Bantu pasien dalam
ancaman untuk mengidentifikasi
menyalahkan tujuan jangka pendek
orang lain dan jangka panjang
-Ledakan 1 3 yang tepat
amarah - Dukung sikap pasien
-Kesulitan 1 3 terkait dengan
memecahkan harapan yang realitis
masalah. sebagai upaya untuk
-Wajah tegang 1 3 mengatasi perasaan
-Berkeringat 1 3 ketidakberdayaan
-Wajah pucat 1 3 - Evaluasi kemampuan
-Ketakutan 1 3 pasien dalam
-Menangis 1 3 membuat keputusan
-Kelelahan 1 3 - Berikan penilaian
mengenai dampak
dari situasi kehidupan
Keterangan pasien terhadap peran
1 : berat dan hubungan yang
2 : cukup berat ada
3 : sedang - Instruksikan pasien
4 : ringan untuk menggunakan
5 : tidak ada teknik relaksasi
sesuai dengan
kebutuhan
- Kolaborasi dengan
keluarga pasien untuk
memberi dukungan
kepada pasien.

Hari/tanggal Dx Perawatan T
keperawatan NOC NIC T
D
Sabtu,11 mei Ketakutan : tingkat rasa takut Peningkatan koping
2019 ketakutan (1210) (5230)
b.d respon Indicator Awal Akhir - Memonitor
yang -Distress 1 3 keadaan pasien
dipelajari -Kecenderungan 2 4 - memantau
terhadap untuk pasien dalam
ancaman menyalahkan mengidentifika
orang lain si tujuan
-Ledakan 1 3 jangka pendek
amarah dan jangka
-Kesulitan 1 3 panjang yang
memecahkan tepat
masalah. - mendukung
-Wajah tegang 1 3 sikap pasien
-Berkeringat 1 3 terkait dengan
-Wajah pucat 1 3 harapan yang
-Ketakutan 1 3 realitis sebagai
-Menangis 1 3 upaya untuk
-Kelelahan 1 3 mengatasi
perasaan
ketidakberdaya
Keterangan an
1 : berat - mengevaluasi
2 : cukup berat kemampuan
3 : sedang pasien dalam
4 : ringan membuat
5 : tidak ada keputusan
- memberikan
penilaian
mengenai
dampak dari
situasi
kehidupan
pasien
terhadap peran
dan hubungan
yang ada
- menginstruksik
an pasien
untuk
menggunakan
teknik
relaksasi sesuai
dengan
kebutuhan
- berkolaborasi
dengan
keluarga
pasien untuk
memberi
dukungan
kepada pasien.
S : pasien mengatakan
masih merasa gelisah
dan takut .
O: pasien tampak
masih merasa takut
untuk bertemu orang
lain.
A: masalah ketakutan
b.d respon yang
dipelajari terhadap
ancaman belum
teratasi.
P : lanjutkan intervesi

no Hari/tangg Dx Perawatan T
al keperawatan NIC NIC T
D
Minggu, Ketakutan : tingkat rasa takut Peningkatan koping
12 mei ketakutan (1210) (5230)
2019 b.d respon Indicator Awal Akhir - Memonitor
yang -Distress 2 3 keadaan pasien
dipelajari -Kecenderungan 2 4 - mendukung
terhadap untuk sikap pasien
ancaman menyalahkan terkait dengan
orang lain harapan yang
-Ledakan 2 3 realitis sebagai
amarah upaya untuk
-Kesulitan 1 3 mengatasi
memecahkan perasaan
masalah. ketidakberdaya
-Wajah tegang 2 3 an
-Berkeringat 2 3 - mengevaluasi
-Wajah pucat 2 3 kemampuan
-Ketakutan 2 3 pasien dalam
-Menangis 2 3 membuat
-Kelelahan 2 3 keputusan
- memberikan
penilaian
Keterangan mengenai
1 : berat dampak dari
2 : cukup berat situasi
3 : sedang kehidupan
4 : ringan pasien
5 : tidak ada terhadap peran
dan hubungan
yang ada
- menginstruksik
an pasien
untuk
menggunakan
teknik
relaksasi sesuai
dengan
kebutuhan
- berkolaborasi
dengan
keluarga
pasien untuk
memberi
dukungan
kepada pasien.

S : pasien mengatakan
masih merasa gelisah
dan takut namun
sudah bisa enerima
keadaanya .
O: pasien tambak
sudah dapat
berkomunikasi dengan
orang lain walaupun
masih terbatas
A: masalah ketakutan
b.d respon yang
dipelajari terhadap
ancaman teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervesi

no Hari/tangg Dx T
al keperawatan
Perawatan T
NOC D
NIC
senin ,13 ketakutan Ketakutan : tingkat rasa takut Peningkatan koping
mei 2019 b.d respon (1210) (5230)
yang Indicator Awal Akhir - Memonitor
dipelajari -Distress 3 3 keadaan pasien
terhadap -Kecenderungan 3 4 - mendukung
ancaman untuk sikap pasien
menyalahkan terkait dengan
orang lain harapan yang
-Ledakan 3 3 realitis sebagai
amarah upaya untuk
-Kesulitan 3 3 mengatasi
memecahkan perasaan
masalah. ketidakberdaya
-Wajah tegang 3 3 an
-Berkeringat 3 3 - menginstruksik
-Wajah pucat 3 3 an pasien
-Ketakutan 3 3 untuk
-Menangis 3 3 menggunakan
-Kelelahan 3 3 teknik
relaksasi sesuai
dengan
kebutuhan
- berkolaborasi
dengan
Keterangan keluarga
1 : berat pasien untuk
2 : cukup berat memberi
3 : sedang dukungan
4 : ringan kepada pasien.
5 : tidak ada S : pasien mengatakan
sudah tidak merasa
gelisah dan dapat
berkomunikasi dengan
orang lain.
O: pasien tampak
sudah tenang karena
dan dapat menerima
dengan ikhlas keadaan
yang sekarang
A: masalah ketakutan
b.d respon yang
dipelajari terhadap
ancaman teratasi.
P : Hentikan intervesi
senin ,13 ketakutan Ketakutan : tingkat rasa takut Peningkatan koping
mei 2019 b.d respon (1210) (5230)
yang Indicator Awal Akhir - Memonitor
dipelajari -Distress 3 3 keadaan pasien
terhadap -Kecenderungan 3 4 - mendukung
ancaman untuk sikap pasien
menyalahkan terkait dengan
orang lain harapan yang
-Ledakan 3 3 realitis sebagai
amarah upaya untuk
-Kesulitan 3 3 mengatasi
memecahkan perasaan
masalah. ketidakberdaya
-Wajah tegang 3 3 an
-Berkeringat 3 3 - menginstruksik
-Wajah pucat 3 3 an pasien
-Ketakutan 3 3 untuk
-Menangis 3 3 menggunakan
-Kelelahan 3 3 teknik
relaksasi sesuai
dengan
kebutuhan
- berkolaborasi
dengan
Keterangan keluarga
1 : berat pasien untuk
2 : cukup berat memberi
3 : sedang dukungan
4 : ringan kepada pasien.
5 : tidak ada S : pasien mengatakan
sudah tidak merasa
gelisah dan dapat
berkomunikasi dengan
orang lain.
O: pasien tampak
sudah tenang karena
dan dapat menerima
dengan ikhlas keadaan
yang sekarang
A: masalah ketakutan
b.d respon yang
dipelajari terhadap
ancaman teratasi.
P : Hentikan intervesi

C. Kecemasan b.d ancaman kematian


No Dx keperawatan PERENCANAAN TTD
NOC NIC
Ansietas b.d Ansietas : tingkat kecemasan(1211) Pengurangan
ancaman Indicator Awal Akhir kecemasan(5820)
kematian -Tidak dapat 1 3 - Gunakan pendekatan
beristirahat yang lengkap
-Perasaan - Berikan informasi
gwelisah 1 4 faktual terkait
-Otot tegang 1 4 diagnosis,perawatan
-Wajah tegang dan prognosis
-Serangan panik 1 4 - Dorong keluarga
-Rasa cemas untuk membamtu
1 4 klien dengan
penanganan yang
tepat
- Berikan aktivitas
pengganti yang
bertujuan untuk
mengurangi tekanan
- Bantu kliern
mengidentifikasi
situasi yang memicu
Keterangan kecemasan
1 : berat - Ajarkan teknik
2 : cukup berat relaksasi dalam
3 : sedang - Kolaborasi dengan
4 : ringan keluarga dan tim
5 : tidak ada kesehaatan untuk
memberikan
dukungan terhadap
pasien.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kekerasan Pada Ibu hamil sangat beresiko mengganggu kesehatan fsik , mental ibu dan janin.
Perlu peningkatan keperdulian, pengetahuan dan keterampilan perawat dalam penangan kasus
KDRT dalam kehamilan. Peran serta masyarakat dan pihak terkait seperti pemerintah penting
dalam membangun sistem pencegahan agar tidak terjadi tindakan kekerasan.
DAFTAR PUSTAKA

Amerika Academy of pediatric,( 2010) Te role of pediatrician in recognizing and intervening on


behalf of abused woman. Pediatric,125(5),1094-1100
Bhandari, S.,et al. (2008) Comparative analisyses of streesor experienced by rural low income
pregnant women experienced by rural low-income pregnant women experienced by rural
lowincome pregnant woman experiencing intimate partner violence and those who are not. J.
ObstetGynecolNeonatalNurs. 37:492-501
Cunningham, F.G., Leveno, K.J.,Bloom, S.L.,etal.(2010). Williams Obstetrics (23rd ed.).New
York:
McGraw-Hill.
Beckman, C.R.B.,Ling,F.W., Barzansky, B.M.,et al. (2010).Obstetric and Ginecology (6th ed.)
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Dunn,LL, & Oths, K.S.(2004).Prenatal predictor of intimate partner violence. Journal of
Obstetrics and Gynecology, 90(2), 221-224
Escriba-Aguir,et al., 2013 Longitudinal study of depresion and health status pregnant women
study
: Insiden course and predictive faktor.Eur Arch Psychiatry Clin,263(2),143-151.doi:10.1007/
s00406-012-0336-5.
Espinosa L.& Osborne,K.(2002) Domestic violence during pregnancy: implications for practice.
J
MidwiferyWoman’s Health .47:305-17
Hakimi, M., Hayati, E.N., Marlinawati, U. , Winkvist, A. & Ellsberg, M.C.l. (2001). Silence for
the
take harmony: Domestic violence and health in Central Java, Indonesia. Yogyakarta: CHN – RL
GMU
Handayani, T.L (2006).Pengaruh Kekerasan Fisik,Psikologis,Ekonomi dan Seksual selama
Kehamilan
terhadap Interaksi Ibu-Bayi Pada Periode Post Partum di RSUD KOJA dan RSUP Fatmawati
Jakarta. Jakarta: Universitas Indonesia.Tesis
Haeman, M.I. Relationship between physical abuse during pregnancy and riskfactor for paterm
birth among womaen in Manitoba, JOGNN .34:721-31
Mulder, E.J.H. Robles,d.M.,Visser,G.H.A & Buitelaar, J.K .(2004). Is pregnancy anxiety a
distinctive
syndrome?. Early Human Development,79 (2), 81-91. Doi:10.1016.earlhumdev.2004.04.014.
Makalah tentang Kekerasan pada ibu hamil

Disusun oleh :

1. Muhammad Alim Buana

2. Muhammad Refangga

3. Puji Burahmadi

4.Rahmadi

5. Sahrul
6. Sintya Dwi Nurrohmah

7. Siti Nurkhofifah

8. Tania Yan Fadilah

9. Wahyu Fauzyah

10. Wina Lestari

MAHASISWA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S1


KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA TAHUN 2019

Anda mungkin juga menyukai