Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN.

AI DENGAN MASALAH
JAMBAN SEHAT DI DESA POOWO KECAMATAN KABILA KABUPATEN
BONEBOLANGO

oleh:
Niftahudin Tuki
NIM. 711490122107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES
MANADO 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan keperawatan maternitas yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA PADA TN.AI DENGAN MASALAH JAMBAN SEHAT DI DESA
POOWO KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONEBOLANGO” disusun
untuk memenuhi tugas praktik stase keperawatan Keluarga.

Oleh : Niftahudin Tuki

Tempat : Desa Poowo, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bonebolango

Mengetahui,

PERSEPTOR AKADEMIK PERSEPTOR KLINIK


LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU HIDUP SEHAT DAN BERSIH (PHBS)

I. Konsep Dasar PHBS


A. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat (Maryunani A, 2013).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan
(advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali
dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan
menigkatkan kesehatan (Maryunani A, 2013).
Menurut Atikah & Eni (2012), beberapa indikator yang digunakan
sebagai dasar dalam pelaksanaan pola hidup bersih dan sehat diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Ibu hamil memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan paling sedikit 4
kali selama masa kehamilan.
b. Ibu hamil agar memeriksakan diri dan meminta pertolongan persalinan
kepada bidan/tenaga kesehatan.
c. Ibu memberikan ASI saja kepada bayinya selama 4 bulan pertama
kelahiran
d. Semua bayi harus diimunisasi lengkap sebelum usia 1 tahun.
e. Semua bayi dan balita harus ditimbang berat badannya sejak lahir sampai
usia 5 tahun diposyandu dan sarana kesehatan
f. Setiap orang agar makan makanan yang mengandung unsur zat tenaga,
pembangun, zat pengatur sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang
(PUGS)
g. Semua orang menggunakan garam beryodium untuk keperluan makan
sehari-hari
h. Ibu hamil agar minum tablet tambah darah atau tablet zat besi selama
masa kehamilan
i. Semua orang agar membuang air besar atau tinja di jamban atau WC
j. Semua orang agar mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar
dan waktu akan makan
k. Semua orang agar menggunakan air bersih dan untuk minum agar
dimasak terlebih dahulu.
l. Setiap rumah, halaman dan pekarangan agar selalu bersih, bebas dari
sampah dan bebas dari sarang nyamuk
m. Setiap orang agar menggosok gigi paling sedikitnya 2 kali sehari, yaitu
sesudah makan dan sebelum tidur
n. Semua orang agar tidak merokok, terutama bila berdekatan dengan ibu
hamil, bayi dan di tempat umum
o. Semua orang agar menyadari bahaya HIV/AIDS dan berperilaku positif
untuk terhindar dari HIV/ AIDS namun tidak mengucilkan penderita
p. Semua orang agar berolahraga secara teratur
q. Semua orang agar menjadi peserta Dana Sehat (Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat).

B. Etiologi PHBS
Hal-hal yang mempengaruhi PHBS sebagian terletak di dalam diri
individu itu sendiri, yang disebut faktor intern, dan sebagian terletak di luar
dirinya yang disebut faktor ekstern (faktor lingkungan).
1. Faktor Internal
a. Keturunan
Seseorang berperilaku tertentu karena memang sudah demikianlah diturunkan
dari orangtuanya. Sifat-sifat yang dimilikinya adalah sifat-sifat yang diperoleh
dari orang tua atau neneknya dan lain sebagainya.
b. Motif
Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu. Motif
atau dorongan ini timbul karena dilandasi oleh adanya kebutuhan, yang oleh
Maslow dikelompokkan menjadi kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, dan
kebutuhan rohani.
2. Faktor Eksternal
Yaitu faktor-faktor yang ada di luar diri individu bersangkutan. Faktor-faktor
ini mempengaruhi individu sehingga di dalam diri individu timbul unsur-unsur
dan dorongan untuk berbuat sesuatu.
a. Unsur-unsur perilaku bagi individu, meliputi pengertian atau pengetahuan
tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan atau kepercayaan tentang
manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukannya, sarana yang diperlukan
untuk melakukannya, serta dorongan atau motivasi untuk berbuat yang
dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakannya.
b. Unsur-unsur perilaku bagi individu sebagai anggota kelompok, meliputi
pengertian atau pengetahuan tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan
atau kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukannya,
sarana yang diperlukan untuk melakukannya, dorongan atau motivasi untuk
berbuat yang dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakannya, serta norma atau
dukungan kelompok bahwa apa yang akan dilakukan itu benar atau bisa
diterima oleh kelompoknya.

C. Pohon Masalah PHBS

Cakupan PHBS

Metode Manusia Sarana Dana Lingkungan

Pemberdayaan Advokasi ke lintas Form pendataan


atau Penyuluhan sektoral PHBS yang kurang

Kurangnya
penyuluhan dari Tidak adanya dana
petugas Puskesmas untuk membuat septik
PHBS tank

Jamban sehat yang


tidak memenuhi syarat

D. Indikator PHBS
Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga
Perilaku warga yang
yaitu pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja,masih
usia merokok di
dalam rumah
lanjut dan pengasuh anak. Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk
menilai keadaan atau permasalahan kesehatan. Indikator PHBS rumah tangga
yang digunakan yaitu mengacu kepada standar pelayanan minimal bidang
kesehatan ada sepuluh indikator, yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan
tenaga para medis lainnya). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
2. Memberi bayi ASI ekslusif
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan
makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan
dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga
bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI pertama berupa cairan bening
berwarna kekuningan (colostrums), sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
3. Menimbang bayi dan balita
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya
setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan mulai umur 1 bulan
sampai 5 tahun di posyandu. Dengan demikian dapat diketahui apakah balita
tumbuh sehat atau tidak dan mengetahui kelengkapan imunisasi serta bayi
yang dicurigai menderita gizi buruk.
4. Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang diperlukan sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur dan
sebagainya agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Rumah
tangga yang memiliki akses terhadap air bersih adalah rumah tangga yang
sehari-harinya memakai air minum yang meliputi air dalam kemasan, ledeng,
pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung yang berjarak minimal 10
meter dari tempat penampungan kotor air limbah.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah membunuh kuman penyakit
yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit diare, kolera, disentri, tifus,
cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu burung atau
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) serta tangan mejadi bersih dan
bebas dari kuman.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
pembuangan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban cemplung
digunakan untuk daerah yang sulit air, sedangkan jamban leher angsa
digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat penduduk.
7. Memberantas jentik di rumah
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan
jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan jentik berkala
adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-
tempat penampungan air) yang ada dalam rumah seperti bak mandi atau WC,
vas bunga, tatakan kulkas dan lain-lain. Hal yang dilakukan agar rumah bebas
jentik adalah melakukan 3 M plus (menguras, menutup, mengubur plus
menghindari gigitan nyamuk).
8. Makan buah dan sayur setiap hari
Makan sayur dan buah sangat penting karena sayur dan buah mengandung
vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh
serta mengandung serat yang tinggi. Konsumsi sayur dan buah yang tidak
merusak kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan
mentah atau dikukus. Merebus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin
dan mineral dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan
menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C.
9. Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat
dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain
kegiatan sehari-hari yaitu berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian,mencuci
mobil dan turun tangga. Selain itu kegiatan olahraga seperti push up, lari
ringan, bermain bola, berenang, senam, fitness, dapat juga dilakukan sebagai
aktifitas fisik.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Tidak merokok adalah penduduk 10 tahun keatas yang tidak merokok selama
1 bulan terakhir. Perokok terdiri atas perokok aktif dan perokok pasif. Bahaya
perokok aktif dan perokok pasif adalah dapat menyebabkan kerontokan
rambut, gangguan pada mata seperti katarak, kehilangan pendengaran lebih
awal disbanding bukan perokok, menyebabkan penyakit paru-paru kronis,
merusak gigi, stroke, kanker kulit, kemandulan, impotensi, kanker rahim dan
keguguran.

E. Klasifikasi PHBS
Dari sepuluh indikator PHBS maka akan didapatkan empat klasifikasi
rumah tangga yang menjalankan PHBS. Menurut Dinas Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2007 klasifikasi tersebut sebagai berikut 6,7,8 :
1. Klasifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
2. Klasifikasi II (warna kuning): jika melakukan 4 sampai dengan 5 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
3. Klasifikasi III (warna hijau) : jika melakukan 6 sampai dengan 7 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
4. Klasifikasi IV (warna biru) : Klasifikasi III + ikut dana sehat
Klasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2008 mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS
tidak terpenuhi, maka tatanan tersebut dinyatakan tidak menjalankan PHBS.

F. Gejala Klinis PHBS


G. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
Pemeriksaan diagnostic yang bisa dilakukan di dalam PHBS ini yaitu,
pemeriksaan kesehatan secara rutin baik pemeriksaan tekanan darah,
kolesterol, asam urat, gula darah, cek lab (darah lengkap).
H. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada PHBS yaitu :
1. Promotif
Promotif yang dimaksud disini yaitu pemberian informasi atau pendidikan
kesehatan kepada keluarga atau masyarakat mengenai pentingnya perilaku
hidup bersih dan sehat yang di mulai dari tatanan rumah tangga.
2. Preventif
Preventif adalah pencegahan. Dimana preventif disini yaitu pencegahan
risiko terserang atau terhindar dari berbagai jenis penyakit dengan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
I. Komplikasi
Bagi orang yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat akan
berisiko terserang penyakit. Jika perilaku hidup bersih dan sehat ini tidak
diterapkan maka akan berdampak pada timbulnya komplikasi penyakit lain.
Komplikasi PHBS dapat menyebabkan :
1. Diare karena tidak menerapkan cuci tangan yang bersih.
2. Stroke, hipertensi, jantung yang disebabkan karena merokok.
3. Kematian yang disebabkan karena pada saat persalinan tidak ditolong oleh
tenaga kesehatan.

II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


A. Data Subjektif
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam MRS, no registrasi, dan diagnose medis
b. Keluhan Utama
Sering menjadi alas an klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah sakit
kepala disertai rasa berat ditengkuk, sakit kepala berdenyut
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada sebagain besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala. Gejala yang
dimaksud adalah sakit dikepala , pendarahan dihidung, pusing, wajah
kemerahanan, dan kelelahan yang bisa saja terjadi pada penderita hipertensi. Jika
hipertensi berat atau menahun dan tidak diobat, bisa timbl sakit kepala, kelelahan,
muntah, sesak napas, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya
kerusakan otak, mata jantung, dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat
mengalami penurunan kesadaran atau koma
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, DM, penyakit ginjal, obesitas,
hiperkolesterol, adanya riwayat merokok, penggunaan alcohol dan obat
kontrasepsi oral dll.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.
B. Data Objektif
Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/ Istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup
dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi, perspirasi.
2) Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat,
sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin
lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego
1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,
tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola
bicara.
d. Eliminasi
1) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal
pada masa yang lalu).
e. Makanan/Cairan
1) Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
(meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretik
2) Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori
1) Gejala : Keluhan pening/pusing, sakit kepala, subojksipital (terjadi saat
bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan
penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis).
2) Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek,
proses pikir, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
1) Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung), sakit kepala.
h. Pernafasan
1) Gejala : Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea, ortopnea,
dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
2) Tanda : Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
1) Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas)
dan dapat mengindikasikan factor risiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan ginjal.
5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.

DIAGNOSA
Diagnosa Keperawatan yang disusun berdasarkan prioritas sesuai dengan keadaan klien.
Berikut diganosis keperawatan pada hipertensi dalam NANDA NIC-NOC (2015)

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan dalam keluarga berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Defisiensi pengetahuan PHBS berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
perilaku hidup bersih dan sehat.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES MANADO
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
TAHUN 2023
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Niftahudin Tuki
Tempat Praktik : Desa Poowo, Kecamatan Kabila, Kab. Bonebolango
Tanggal Praktik : 01 Mei – 31 Mei
Tanggal Pengkajian :22 Mei 2023

A. DATA UMUM KELUARGA


a. Nama kepala keluarga : Tn.KK
b. Umur : 57 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : PETANI
f. Suku / Bangsa : Gorontalo
g. Alamat : Desa Poowo, Dusun II
h. Komposisi keluarga :

Pendidika
No Nama Umur Sex Tgl Lahir Pekerjaan Ket.2
n
1. Tn. AI 57 th L 29/9/1966 SD Petani
2. Ny. FM 52 th P 17/7/1971 SD IRT
3. Tn. RI 23th L 01/01/2000 SLTA -
4. Nn. NJI 14 th P 03/7/2009 SMP Pelajar
i. Tipe Keluarga : Tipe keluarga Tn.RT keluarga keluarga inti, terdiri
dari ayah,ibu,anak
j. Genogram
Ket :
Laki – laki :
Perempuan :
Meninggal :
Pasien :

i. Sifat Keluarga
1). Pengambilan Keputusan:
Kekuatan keluarga dipegang oleh kepala keluarga, keputusan dalam keluarga
diberikan kepala semua anggota keluarga. model kekuatan atau membuat
keputusan dilakukan secara musyawarah dan kadang kadang langsung diambil
oleh kepala keluarga

2). Kebiasaan Hidup Sehari-hari:

a) Kebiasaan tidur / istirahat:


frekuensi tidur keluarga Tn. RT yaitu dari dari pukul 21.00 – 05.00 WITA,
keluarga jarang tidur siang dan apabila tidur siang hanya 30 menit.
b) Kebiasaan rekreasi:
Keluarga Tn.RT jarang berekreasi keluar, hanya saja dengan menonton tv
berkumpul dengan keluarga dan mengobrol dan berkumpul dengan
masyarakat lain atau tetangga
c) Kebiasaan makan keluarga:
Tn. RT dan kelurga makan dalam 1 hari yaitu 3x sehari, makanan yang biasa
dimakan Tn. RT dan keluarga adalah Nasi, sayuran, tempe, tahu, ikan asin,
telur dan kadang-kadang dengan daging ayam. Tn. RT dan keluarga
mengatakan menyukai makanan ikan asin, sumber protein hewani. Kebiasaan
minum Tn.RT dan keluarga adalah minum air putih 7-8 gelas/ hari, minum teh
dan kopi sehari Tn.RT meminum 2 kali dalam sehari. Sedangkan untuk pola
makan Ny.CP, An.AT sama dengan Tn.RT yaitu Nasi, sayuran, lauk pauk,
tahu,tempe, telur, daging ayam. Untuk kebiasaan minumnya juga Ny. CP
minum air putih 8 gelas/hari, An. AT minum air putih 6-7 gelas/hari dan
minum susu 1 gelas/hari.
j. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
Menurut penuturan Tn.RT bekerja sebagai nelayan. Untuk kehidupannya sehari-hari
Tn.RT mengandalkan hasil Tangkapan dilaut, biasanya penghasilan tidak menentu ± Rp.
1.500.000.
Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)
Semua anggota keluarga merupakan asli dari suku minahasa.
k. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama): keluarga Tn, RT menganut agama islam
dan selalu melaksanakaan kegiatan ibadah

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Keluarga Tn.RT sekarang pada tahap keluarga dengan anak usia pra sekolah. Tugas
perkembangan keluarga dengan anak yang dilakukan oleh keluarga antara lain:
- Menyeimbangkan kebebasan dan belajar dengan mandiri
- Keluarga sudah memberikan kesempatan bagi An AT untuk memilih apa yang
ingin dilakukan

b. Riwayat keluarga inti:


Ny.CP mengatakan saat ini setiap anggota keluarganya dalam keadaan sehat-sehat
saja
Riwayat keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami): Ny.CP mengatakan pada
keluarga sebelumnya tidak memiliki masalah yang serius baik dari pihak suami
maupun istri.

C. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan):
Rumah yang ditinggali Tn.RT sekeluarga adalah rumah permanen yang berukuran 50
m . Desain interior rumah terbagi menjadi 4 ruangan, yang paling depan adalah ruang
2

tamu, ruangan yang paling belakang adalah 2 kamar dan dapur


Kamar tidur 1 digunakan oleh Tn.RT dan Ny.CP, sedangkan 1 kamar tidur lainnya
digunakan oleh anaknya. Lantai rumah terbuat dari tehel.. Warna dinding rumah
adalah kuning pudar. Kondisi rumah, peralatan tampak rapi, ruangan tampak berdebu
Ventilasi dan penerangan: Terdapat 3 ventilasi yang berada di rumah Tn RT dan Pada
saat hari mulai gelap, pencahayaan lampu dalam rumah Tn RT agak redup.
Persediaan air bersih: keluarga Tn RT mandi dan melakukan aktivitas lainnya di
sungai
Pembuangan sampah: Terdapat sampah limbah, sampah biasanya ditimbun, dibakar
atau sampah basah biasanya dibuang dipembuangan umum dimanado di belakang
rumah dengan jarak sekitar 6 meter dari rumah.
b. Pembuangan air limbah: tidak ada pembuangan limbah
c. Jamban / WC (tipe, jarak dari sumber air): tidak ada jamban/WC
d. Lingkungan sekitar rumah: dibelakang rumah ada kebun
e. Fasilitas hiburan (TV, radio, dll.): radio
f. Fasilitas pelayanan kesehatan: puskesmas
g. Denah rumah

B T
KAMAR
Kamar
Tn. DK &
Tn.DK Ruang Tamu
Ny. NA
S
kamar
An AT Teras Rumah
D. SOSIAL
a. Karakteristik tetangga dan komunitas: hubungan keluarga dengan tetangga dan
komunitas baik

b. Mobilitas geografis keluarga:


Saat ini, keluarga Tn RT sudah tinggal menetap di rumah yang sekarang selama 6
tahun dan tidak berniat untuk pindah. Rumah Tn RT dibangun di atas tanah yang dia
beli sendiri 6 tahun lalu
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
Keluarga biasa berkumpul di waktu senggang. Hubungan anggota keluarga terlihat
rukun, tidak ada konflik antara satu dengan yang lain (terlihat harmonis). Interaksi di
masyarakat dilakukan setiap hari karena Tn. RT sering bertemu tetangga lain. Anak
Tn RT tidak ada yang aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan di daerah setempat
d. Sistem pendukung keluarga:
Bila ada masalah dalam keluarga, keluarga lebih senang menyelesaikan dengan
anggota keluarga. Kadang juga melibatkan orang tua karena dianggap lebih teladan
mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh keluarga. Di samping itu adanya
jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga untuk anggota keluarga yang sakit sangat
membantu keluarga.

E. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi Keluarga: Kekuatan keluarga dipegang oleh kepala keluarga, keputusan
dalam keluarga diberikan kepala semua anggota keluarga. model kekuatan atau membuat
keputusan dilakukan secara musyawarah dan kadang kadang langsung diambil oleh
kepala keluarga
a. Struktur Peran (formal dan informal):
b. Nilai dan Norma Keluarga:

F. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif:
Keluarga merasakan perasaan saling memiliki setiap anggota keluarga, serta berusaha
mengembangkan sikap saling menghargai
Fungsi sosialisasi:
 Kerukunan hidup dalam keluarga
 Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina hubungan rumah tangga.
 Interaksi dan hubungan dalam keluarga
 Interaksi dalam keluarga cukup baik
 Anggota keluarga yang dominan dalam mengambil keputusan keluarga yang
dominan mengambil keputusan adalah Tn RT
 Kegiatan keluarga waktu senggang menoton tv di rumah atau bepergian ke tempat
wisata.
 Partisipasi dalam kegiatan social kegiatan gotong royong

b. Fungsi perawatan kesehatan


Disini keluarga sudah mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada salah satu
anggota keluarga. Keluarga sudah mengambil keputusan dalam masalah kesehatan
yang terjadi pada An AT, dengan pergi ke dokter praktek untuk mengatasi masalah
kesehatannya. Keluarga kurang memperhatikan dalam merawat anggota keluarga
yang sakit, apalagi selama anggota keluarga yang sakit tidak menggangu aktivitas
sehari-harinya. Keluarga sudah baik dalam memelihara lingkungan rumah, baik di
dalam rumah itu sendiri, ataupun lingkungan sekitar rumah. Dalam menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan keluarga lebih memilih pergi ke dokter praktek
Penapisan masalah berdasarkan 5 tugas perawatan kesehatan:
1). Mengenal masalah kesehatan:
Disini keluarga sudah mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada salah satu
anggota keluarga An AT dengan demam typhoid
2). Memutuskan untuk merawat:
Keluarga sudah mengambil keputusan dalam masalah kesehatan yang terjadi pada
An AT dengan pergi ke dokter praktek untuk mengatasi masalah kesehatannya
3). Mampu merawat:
Keluarga kurang memperhatikan dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
apalagi selama anggota keluarga yang sakit tidak menggangu aktivitas sehari-
harinya.
4). Modifikasi lingkungan:
Keluarga sudah baik dalam memelihara lingkungan rumah, baik di dalam rumah
itu sendiri, ataupun lingkungan sekitar rumah
5). Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada:
Dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan keluarga lebih memilih pergi
ke dokter praktek.
c. Fungsi reproduksi:
Jumlah Anak
- 1 orang anak laki laki
d. Fungsi ekonomi:
Kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, sandang dan pangan
masih cukup baik,terbukti Tn.RT dan Ny.CP bekerja untuk menutupi kebutuhan
ekonominya.

G. STRESS DAN KOPING KELUARGA


a. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor:
Keluarga mengatakan ingin penyakit yang dideriita An AT tersebut dapat sembuh dan
keluarga ingin meminimalisir terjadinya demam thypoid pada keluarganya.
b. Strategi koping yang digunakan:
Keluarga ingin merubah kebiasaan hidup dan pola makannya. Dan ingin sehat
kembali.
Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Tn.RT mengatakaan bila ada suatu permasalahan, Tn.RT beserta keluarga yang
lainnya mencoba berusaha untuk solusinya.
Strategi koping yang digunakan
Bila ada suatu permasalah Tn.RT biasa membicarakannya dengan istri untuk
mendapatkan jalan keluarnya.
Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga pernah memeriksakan penyakitnya An AT ke dokter terdekat.
H. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
a. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
a). Ayah:
Menurut penuturan Tn RT dirinya tidak memiliki penyakit dan keluhan apapun
hanya pernah mengalami flu, demam, batuk dan Tn RT belum pernah dirawat di
Rumah Sakit dan sekarang dalam keadaan sehat.
b). Ibu:
Menurut penuturan Ny.CP dirinya tidak memiliki penyakit dan keluhan apapun
hanya pernah mengalami flu, demam, batuk dan Ny.CP belum pernah dirawat di
Rumah Sakit dan sekarang dalam keadaan sehat.
c). Anak:
Menurut penuturan Ny.CP, An. AT sebelum diperiksakan ke dokter praktek An
AT badannya panas, tidak nafsu makan dan mual muntah, berat badannya jg turun
2kg. Ny. CP sebelumnya tidak tahu kalau An. AT menderita thypoid disertai
demam yang hilang timbul pada sore dan malam hari, nafsu makan berkurang.
Setelah itu An. AT dibawa ke dokter praktek untuk diperiksakan dan menurut
dokter puskesmas tersebut mengatakan An. AT menderita Thypoid dan pada saat
ditensi tekanan darah An. AT 100/70 mmhg, dan dokter mengatakan untuk
menjaga pola makan An.AT.
Keluarga berencana: Ny.CP sudah menggunakan Akseptor Pil KB lamanya sekitar 6
bulan terakhir.
b. Imunisasi
Anak sudah di imunisasi lengkap
c. Imunisasi:
d. Tumbuh kembang:
a). Pemeriksaan tumbuh kembang anak
b). Pengetahuan orang tua terhadap tumbuh kembang anak:

I. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA


a. Pemeriksaan fisik anak
1). Keadaan umum : klien tampak lemah
2). Kesadaran : Composmentis
3). Tanda-tanda vital : tidak dikaji
a) TD : tidak dikaji
b) N : 77x/m
c) RR : 22x/m
d) Suhu : 38OC
4). Kepala :
a) Rambut :
Bersih
b) Mata :
Mata kanan dan kiri simetris, sclera berwarna putih, konjungtiva merah muda,
tak terdapat edema pada palpebra, bola mata dapat digerakan ke segala arah
(atas, bawah, samping kiri, samping kanan), refleks pupil baik terbukti pupil
mengecil saat dilewatkan cahaya senter, kelopak mata dapat membuka dan
menutup dengan sempurna, tak terdapat secret. Fungsi penglihatan baik
c) Hidung :
Bentuk hidung kiri dan kanan simetris, tak terdapat deformitas, lubang hidung
bersih, tak terdapat secret ataupun perdarahan, tak terdapat lesi ataupun tanda-
tanda peradangan, fungsi penciuman baik terbukti klien dapat mengetahui bau
minyak kayu putih.
d) Telinga :
Bentuk telinga kanan dan kiri simetris, lubang telinga bersih, tak terdapat
serumen, tak terdapat perdarahan, tak terdapat luka atau peradangan, fungsi
pendengaran baik.
e) Mulut :
Bibir simetris antara bibir atas dan bawah, bibir kering, mukosa berwarna
merah muda, gusi berwarna kehitaman, tak terdapat pembengkakan,
perdarahan ataupun nyeri, jumlah gigi tidak lengkap 21 buah, terdapat caries,
gigi berwarna kekuningan
5). Dada / Thorax :
Tak terdapat kelainan bentuk dada, tak terdapat retraksi kulit dada bersih,
pengembangan dada sietris antara dada kanan dan kiri.
6). Perut / Abdomen :
Abdomen teraba lembut dan datar, tak terdapat pembesaran hepar, tak terdapat
nyeri tekan, frekuensi BAB 1 x/hari, konsistensi lembek sampai padat, bising usus
10 x/menit.
7). Genetalia / Anus : tidak dikaji
8). Ekstremitas :
Ekstremitas atas : Bentuk lengan kanan dan kiri simetris, tak terdapat defor-
mitas, tonus otot baik, kekuatan otot 5, pergerakan baik, lengan dapat digerakan
keatas, bawah, samping kiri dan kanan, belakang, tak terdapat kekakuan, tak
terdapat tremor, tak terdapat nyeri.

b. Pemeriksaan fisik Ny CP
1). Keadaan umum : Baik
2). Kesadaran : composmentiis
3). Tanda-tanda vital :
a) TD : 120/90
b) N : 80x/m
c) RR : 20x/m
d) Suhu : 360C
4). Kepala :
a) Rambut :
Rambut panjang, distribusi rambut tidak merata, tidak terdapat kerontokan,
keadaan kulit kepala bersih, tak terdapat ketombe, tak terdapat lesi.
b) Mata :
Mata kanan dan kiri simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva merah muda.
tak terdapat edema pada palpebra, bola mata dapat digerakkan ke segala arah
(Atas,bawah,samping kiri, samping kanan), refleks pump baik terbukti pupil
mengecil saat dilewatkan cahaya senter, kelopak mata dapat membuka dan
menutup dengan sempurna, tak terdapat secret dan fungsi penglihatan baik.
c) Hidung :
Bentuk hidung kiri dn kanan simetris, tak terdapat deformitas, lubang hidung
bersih, tak terdapat secret ataupun perdarahan, tak terdapat lesi ataupun tanda-
tanda peradangan, fungsi penciuman.
d) Telinga :
Bentuk telinga kanan dan kiri simetris, lubang telinga bersih, tak terdapat
serumen, tak terdapat perdarahan, tak terdapat luka atau peradangan, fungsi
pendengaran baik terbukti klien dapat memberikan jawaban yang sesuai
dengan pertanyaan pemeriksaan.
e) Mulut :
bibir simetris antara atas dan bawah, bibir kering, mukosa berwarna merah
muda, gusi berwarna merah muda, tak terdapat pembengkakan, perdarahan
ataupun nyeri, gigi berwarna kekuningan.
5). Dada / Thorax :
Tak terdapat kelainan bentuk dada, tak terdapat retraksi kulit dada bersih,
pengembangan dada simetris antara dada kanan dan kiri.
6). Perut / Abdomen :
Abdomen teraba lembut dan datar, tak terdapat pembesaran hepar, tak terdapat
nyeri tekan, frekuensi BAB 1x/hari, konsistensi lembek padat, bising usus 11
x/menit
7). Ekstremitas Atas :
bentuk lengan kanan dan kiri simetris, tak terdapat deformitas, tonus otot baik,
kekuatan otot 5 (dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan penuh),
pergerakan baik, lengan dapat digerakkan keatas bawah, samping kiri dan kanan
belakang, tak terdapat kekakuan, tak terdapat tremor, tak terdapat nyeri.
8). Ekstremitas Bawah : Tungkai kanan dan kiri simetris, tak terdapat deformitas,
tonus otot normal, kekuatan otot 5, kaki dapat digerakkan keatas, bawah, samping
kiri dan kanan, tak terdapat kekakuan terdapat tremor.
c. Pemeriksaan fisik Ayah
1). Keadaan umum : Baik
2). Kesadaran : Compos Mentis
3). Tanda-tanda vital :
a) TD : 130/90 mmhg
b) N :80 x/m
c) RR : 20 x/m
d) Suhu : 360C
4). Kepala :
a) Rambut :
Rambut pendek, distribusi rambut tidak merata, tidak terdapat kerontokan,
keadaan kulit kepala bersih, tak terdapat ketombe, tak terdapat lesi
b) Mata :
Mata kanan dan kiri simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva merah muda.
tak terdapat edema pada palpebra, bola mata dapat digerakkan ke segala arah
(Atas,bawah,samping kiri, samping kanan), refleks pump baik terbukti pupil
mengecil saat dilewatkan cahaya senter, kelopak mata dapat membuka dan
menutup dengan sempurna, tak terdapat secret dan fungsi penglihatan baik.
c) Hidung :
Bentuk hidung kiri dn kanan simetris, tak terdapat deformitas, lubang hidung
bersih, tak terdapat secret ataupun perdarahan, tak terdapat lesi ataupun tanda-
tanda peradangan, fungsi penciuman.
d) Telinga :
Bentuk telinga kanan dan kiri simetris, lubang telinga bersih, tak terdapat
serumen, tak terdapat perdarahan, tak terdapat luka atau peradangan, fungsi
pendengaran baik terbukti klien dapat memberikan jawaban yang sesuai
dengan pertanyaan pemeriksaan.
e) Mulut :
Bibir simetris antara atas dan bawah, bibir kering, mukosa berwarna merah
muda, gusi berwarna kehitaman, tak terdapat pembengkakan, perdarahan
ataupun nyeri, gigi berwarna kekuningan
5). Dada / Thorax :
Tak terdapat kelainan bentuk dada, tak terdapat retraksi kulit dada bersih,
pengembangan dada simetris antara dada kanan dan kiri.
6). Perut / Abdomen :
Abdomen teraba lembut dan datar, tak terdapat pembesaran hepar, tak terdapat
nyeri tekan, frekuensi BAB 1x/hari, konsistensi lembek padat, bising usus 11
x/menit
7). Ekstremitas Atas :
Bentuk lengan kanan dan kiri simetris, tak terdapat deformitas, tonus otot baik,
kekuatan otot 5 (dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan penuh),
pergerakan baik, lengan dapat digerakkan keatas bawah, samping kiri dan kanan
belakang, tak terdapat kekakuan, tak terdapat tremor, tak terdapat nyeri.
8). Ekstremitas Bawah :
Tungkai kanan dan kiri simetris, tak terdapat deformitas, tonus otot normal,
kekuatan otot 5, kaki dapat digerakkan keatas, bawah, samping kiri dan kanan, tak
terdapat kekakuan terdapat tremor.

J. HARAPAN KELUARGA
Keluarga Tn.RT berharap semua anggota keluarganya dalam keadaan sehat.
ANALISA DATA
TGL DATA MASALAH
Data Subjektif Termoregulasi tidak efektif
- Ibu klien mengatakan anaknya demam
- Ibu klien mengatakan demm hilang
timbul teutama pada sore dan malam hari
Data Objektif
- Klien tampak lemah
- Tanda-tanda vital :
N :77 x/Menit
P :22 x/menit
S : 38℃
Badan teraba hangat

22 Mei

Data Subjektif
- Ibu klien mengatakan anaknya tidak nafu Defisit Nutrisi
makan
- Ibu klien mengatakan anaknya mual dan
muntah
- Ibu klien mengatakn berat badan anaknya
turun
Data Objektif
- Porsi makan yang dihahiskan ½ porsi
- Klien tampak makan bubur
Berat badan turun 2 kg
SKALA PRIORITAS MASALAH

KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN

Ibu klien mengatakan


1. Sifat masalah demm hilang timbul
 Aktual: 3 1 teutama pada sore dan
 Resiko: 2 2/3 x1=2/3 malam hari
 Potensial: 1

2. Kemungkinan Ada keinginan dari


masalah dapat diubah keluarga untuk
 Mudah: 2 2 2/2x2=2 mematuhi pantangan-
 Sebagian: 1 pantangan yang harus
 Tidak dapat: 0 dihindari

3. Kemungkinan Terjadinya penyakit


masalah dapat 3/3x1=1
diakibatkan
dicegah 1 ketidaktahuan akan hal-
 Tinggi: 3 hal yang tidak
 Cukup: 2 dianjurkan dilakukan
 Rendah: 1

4. Menonjolnya masalah
 Segera: 2 Keluarga menyadari
 Tidak segera: 1 keluhan ini sangat
1 2/2x1=1 mengganggu
 Tidak dirasakan:
0

Skor 4 2/3
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

1. D.0149 L.14134 Hari/Tanggal


Termoregulasi tidak efektif Setelah dillakukan tindakan 3x24 jam , maka I.14578 Regulasi Temperatur
b.d Proses penyakit termoregulagi tidak efektif membaik, dengan Observasi :
kriterian hasil : - Monitor suhu tubuh anak setip 2 jam, jika perlu
- Pucat menurun - Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan
- Suhu tubuh membaik nadi
- Suhu kulit membaik - Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermi atau
hipertermia
Terapeutik
- Tingkat asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
- Kolaborasi pemberian antipiretik

I.03099 Manajemen Demam


Observasi
- Monitor komplikasi akibat demam

Terapeutik
- Tutupi badan dengan selimut/Pakaian yang tepat
- Lakukan tepid sponge

Edukasi
- Anjurkan memperbanyak minum

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antibiotik
2. D.0019 Setelah dillakukan tindakan 3x24 jam , maka I.03119
Defisit Nutrisi Faktor defisit nutrisi membaik, dengan kriterian hasil Observasi
psikolgois (mis.enggan : - Identifikasi status nutrisi
untuk makan) - Porsi makan yang di habiskan meningkat - Identifikasi makan yang disukai
- Nafsu makan membaik - Monitor asupan makanan
- Verbalisasi keeinginan untuk
meningkatkan nutrisi meningkat Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesui
- Berikan suplemen makanan jika perlu

Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memnentukan


jumlah kalorindan jenisnutrien yang di butuhkan
jika perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Termoregulasi tidak efektif b.d Hari/Tanggal : Senin, 22 Mei 2023 Hari/Tanggal : Senin, 22 Mei 2023
Proses penyakit (Mis.Infeksi) Jam : 08.00 Jam : 13.00
1. Monitor suhu tubuh anak setiap 2 jam S:
Hasil : Suhu Tubuh : 39℃, ibu klien menagatakan - Ibu klien mengatakan anaknya masih
anaknya demam demam
Jam : 08.10
2. Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan nadi
Hasil : TD : 100/79 mmHg, R: 22 x/menit, N:77 x/Menit O:
Jam : 08.15 - Klien masi tampak pucat
3. Memonitor dan catat tanda dan gejala hipotermi atau - Akral hangat
hipertermia - Badan hangat
Hasil : Tidak ada tanda dan gejala hipotermi, terdapat - Sb : 38℃, TD : 100/79 mmHg, R: 22
tanda dan gejala hipertermi : badan pasien panas, akral x/menit, N:77 x/Menit
hangat - Klien tampak lemah
Jam : 08.20
4. Meningkat asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
Hasil: Klien mengonsumsi bubur
Jam : 08.25 A : Masalah Belum Teratasi
5. Mengkolaborasi pemberian antipiretik P : Lanjutkan Intervensi
Hasil : Memberikan paracetamol
Jam : 08.30
6. Menutupi badan dengan selimut/Pakaian yang tepat
Hasil : Ibu klien menutup klien dengan selimut
Jam : 08.35
7. Melakukan tepid sponge
Hasil : Klien mengatakan merasa nyaman
Jam : 08.45
8. Menganjurkan memperbanyak minum
Hasil : Ibu klien mengatakan akan mengikuti apa yang
telah di anjurkan

D.0019 Hari/Tanggal : Senin, 22 Mei 2023 Hari /Tanggal : Senin, 22 Mei 2023
Defisit Nutrisi Faktor psikolgois Jam : 09.10 Jam : 13.15
(mis.enggan untuk makan) 1. Mengidentifikasi nutrisi klien S:
Hasil : Klien mengonsumsi bubur, tapi porsi makan tidak - Ibu klien mengatakan nafsu makan
dihabiskan ibu klien mengatakan berat badan klien turun anaknya masih menurun
2 kg - Ibu klien mengatakan anaknya hanya
Jam : 09.15 makan 3 sendok
2. Mengidentifikasi makan yang disukai - Ibu klien mengatakan berat badan
Hasil : Klien suka makanan seperti telur goreng anaknya turun 2 kg
Jam : 09.20 O:
3. Monitor asupan makanan - Pasien tampak tidak menghabiskan porsi
Hasil : Klien mengonsumsi buubur tetapi porsi makn makanan
tidak di habiskan - Berat badan klien turun 2 kg
Jam : 09.40 - Klien makan bubur
4. Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai A : Masalah belum teratasi
Hasil : Klien diberi makan bubur selagi makanan masi P : Lanjutkan Intervensi
hangat
Jam : 10.00
5. Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
Hasil : Ibu klien mengatkan akan mengikuti apa yang
telah di anjurkan

Anda mungkin juga menyukai