PROMOSI KESEHATAN
“Memahami Konsep PHBS”
Oleh :
KELOMPOK V
WAHYUDDIN (KM.22.10.021) RENITA (KM.22.10.047)
MUH. YUNUS (KM.22.10.030) MULKYAH ANNISA (KM.22.10.007)
JUSTIANI (KM.22.10.045) NURUL FITRI KHAERANI (KM.22.10.034)
IRMA ISKANDAR (KM.22.10.040)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lingkungan yang dapat dilihat dari insidensi masih cukup tinggi di negara kita.
yang bertujuan agar terjadi perubahan perilaku masyarakat yang tidak menjadi
hasil atau outcome dari hubungan interaktif antara manusia dengan perilakunya
pada masyarakat yang kurang menjaga perilaku hidup bersih sehat .untuk itu
perlu adanya upaya pencegahan agar nantinya warga binaan dapat menerapkan
perilaku hidup bersih sehat. Upaya pencegahan tersebut salah satunya dengan
B. Rumusan Masalah
TEORI
menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam
sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan
meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan
yang ada di sekitar; terutama pada tingkatan rumah tangga sebagai awal untuk
hidup sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat, yang bertujuan
pengetahuan, sikap, serta perilaku sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu
B. Manfaat PHBS
mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa
kualitas hidup.
masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk
agar tahu dan mau untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan
tempat kerja yaitu para pekerja mampu meningkatkan kesehatannya dan tidak
Penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari memiliki tolok ukur yang dapat
memenuhi kriteria menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat. Berikut adalah
indikator-indikator PHBS:
disini adalah dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan
masih ada kelompok masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis
untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi (paraji). Selain tidak aman dan
penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi (paraji) inipun
dikhawatirkan berisiko
2. Memberi bayi ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif. Seorang ibu perlu memberikan ASI
Eksklusif pada bayi, yaitu pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
3. Menimbang bayi dan anak sampai dengan usia 6 tahun secara rutin setiap
bulan. Penimbangan bayi dan balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah
dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari
catatan KMS dapat diketahui dan dipantau perkembangan dari bayi dan balita
tersebut.
5. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan benar . Mencuci tangan di air
dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan bersih dan terbebasas
dari kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas
yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah buang
air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi. Pada
situasi berkembangnya virus korona seperti saat ini, cuci tangan menggunakan
fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang
Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air
minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh hewan seperti serangga dan
udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih yang
memadai.
seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, talang air, dan media
secara teratur setiap minggu dan konsisten. Selain itu juga perlu dilakukan
banyak vitamin, serat, mineral dan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh serta
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari. Melakukan aktifitas fisik, baik berupa
olahraga maupun kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting
agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Jenis aktifitas fisik yang dapat
10. Tidak merokok. Hindari merokok asap rokok dapat mencemari kualitas udara
yang dihirup. Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih
dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon
Sasaran Primer:
mempraktekkan PHBS.
Sasaran Sekunder:
seperti misalnya tokoh atau pemuka adat, tokoh atau pemuka agama, tokoh
politik, tokoh pertanian, tokoh pendidikan, tokoh bisnis, tokoh pemuda, tokoh
remaja, tokoh wanita, tokoh kesehatan dan lain-lain. Pemuka atau tokoh
adalah seseorang yang memiliki kelebihan di antara orang orang lain dalam
Sasaran Tersier :
adalah mereka yang berada dalam posisi pengambilan keputusan formal,
atau sumber daya dalam proses pembinaan PHBS terhadap sasaran primer.
Mereka sering juga disebut sebagai tokoh masyarakat formal, yakni orang
(disebut juga penentu kebijakan). Dengan posisinya itu, mereka juga memiliki
diperlukan.
Di atas disebutkan bahwa PHBS mencakup semua perilaku yang harus dipratikkan
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan
berada di rumah tangga, di institusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum dan
di fasilitas pelayanan kesehatan – sesuai dengan situasi dan kondisi yang dijumpai.
bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu, mau dan
mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta memiliki
peran yang aktif pada gerakan di tingkat masyarakat. Syarat rumah tangga yang
sehat seperti persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat
dengan air bersih yang mengalir dan sabun, Jajan di kantin sekolah yang sehat,
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, Tidak
agar tetap sehat dan produktif. Dapat Mengembangkan perilaku hidup bersih dan
merokok di tempat kerja, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu
masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta. PHBS di institusi
pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan mampu mempraktikkan hidup
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan intitusi
PENUTUP
A. Kesimpulan
pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri
pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu
dalam menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat
PHBS yang paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan
memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang
Departemen Kesehatan RI. 10 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga.
Departemen Kesehatan RI. 2014
Kementrian Sosial RI. Penguatan Kapabilitas Anak dan Keluarga: Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS). Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak - Direktorat Jendral
Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial
Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pada Semua Tatanan.2020