Anda di halaman 1dari 6

NAMA : PHATMA SARI DEWI

NIM : 2021032019

1. Perubahan perilaku yang belum atau tidak kondusif ke perilaku yang kondusif ini
mengandung berbagai dimensi, antara lain:

1. Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku adalah adanya perubahan yang terjadi dari tindakan yang
dilakukan oleh masyarakat baik itu dari tindakan yang tidak berwawasan kesehatan
menuju perubahan tindakan yang berwawasan kesehatan ataupun tindakan yang
berwawasan kesehatan menuju perubahan tindakan yang tidak berwawasan
kesehatan. Perilaku – perilaku yang merugikan kesehatan yang perlu dirubah.
Misalnya:
Perilaku merokok, konsumsi narkoba, mabuk minuman keras, seks bebas, tidak
berobat saat memiliki gejala sakit dan penyakit.

2. Pembinaan Perilaku
Pembinaan disini ditujukan utamanya kepada perilaku masyarakat yang sudah sehat
agar dipertahankan, artinya masyarakat yang sudah mempunnyai perilaku hidup sehat
(healthy life style) tetap dilanjutkan atau dipertahankan.
Misalnya:
Melakukan olahraga teratur, makan dengan menu seimbang, menguras bak mandi
secara teratur, membuang sampah ditempatnya, menjauhi perilaku merokok.

3. Pengembangan Perilaku
Pengembangan perilaku sehat ini utamanya ditujukan dengan membiasakan hidup
sehat bagi anak – anak. Perilaku sehat ini seyogyanya dimulai sedini mungkin, karena
kebiasaan perawatan terhadap anak termasuk kesehatan yang diberikan oleh orangtua
akan langsung berpengaruh kepada perilaku sehat anak selanjutnya.
2. Buatlah contoh-contoh nyata dari 5 aspek pada piagam ottawa charter
LIMA KEBIJAKAN PROMOSI KESEHATAN
(Ottawa Charter, Tahun 1986 ).
Promosi kesehatan merupakan salah satu aspek dalam mewujudkan pembangunan
kesehatan. Promosi kesehatan merupakan proses memberdayakan masyarakat untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan serta pengembangan lingkungan sehat (Depkes,
2003).
Dalam mewujudkan promosi kesehatan dapat dicapai melalui 3 (strategi) utama,
yaitu : advokasi , bina suasana, dan gerakan pemberdayaan. Ketiganya diharapkan
saling bersinergis dengan didukung oleh pola kemitraan yang nantinya dapat
mewujudkan perilaku mencegah dan mengatasi masalah kesehatan.
Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada tahun 1986
telah menghasilkan Piagam Ottawa ( Ottawa Charter ) yang berisi 5 ( lima ) butir
kesepakatan yang meliputi :

1. Kebijakan berwawasan kesehatan ( Healthy public policy )


Dalam proses pembangunan adakalanya aspek kesehetan sering diabaikan, oleh
karena itu adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan, diharapkan bisa
mengedepankan proses pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek
kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada para pengambil kebijakan ( policy makers)
atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah maupun
swasta.
Sebagai contoh ; Pemerinta DKI Jakarta memberikan kebijakan adanya Ruang Terbuka
Ramah Anak pada setia kecamatan/kelurahan.

2. Lingkungan yang mendukung ( Supportive environment ).


Aspek lingkungan juga perlu diperhatikan. Lingkungan disini diartikan dalam
pengertian luas. Baik lingkungan fisik (biotik, non biotik), dan lingkungan non fisik.
Diharapkan tercipta lingkungan yang kondusip yang dapat mendukung terwujudnya
masyarakat yang sehat.
Contoh : perlunya jalur hijau didaerah perkotaan dan pembuatan jalur sepeda.

3. Reorientasi pelayanan kesehatan ( Reorient health service ).


Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung jawab pelayanan
kesehatan kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health provider ), tetapi
pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi
pelayanan kesehatan ( health provider ) dan pihak yang mendapatkan pelayanan. Bagi
pihak pemberi pelayanan diharapkan tidak hanya sekedar memberikan pelayanan
kesehatan saja, tetapi juga bisa membangkitkan peran serta aktif masyarakat untuk
berperan dalam pembangunan kesehatan. dan sebaliknya bagi masyarakat, dalam
proses pelayanan dan pembangunan kesehatan harus menyadari bahwa perannya
sangatlah penting, tidak hanya sebagai subyek, tetapi sebagai obyek. Sehingga
peranserta masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangatlah diharapkan.
Contoh : semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat
(UKBM), seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti Husada, poskestren, dll.

4. Ketrampilan individu ( Personal Skill )


Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ketrampilan individu
mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin banyak individu yang terampil akan
pelihara diri dalam bidang kesehatan, maka akan memberikan cerminan bahwa dalam
kelompok dan masyarakat tersebut semuanya dalam keadaan yang sehat. ketrampilan
individu sangatlah diharapkan dalam mewujudkan keadaan masyarakat yang sehat.
Sebagai dasar untuk terapil tentunya individu dan masyarakat perlu dibekali dengan
berbagai pengetahuan mengenai kesehatan, selain itu masyarakata juga perlu dilatih
mengenai cara-cara dan pola-pola hidup sehat.
Contoh : melalui penyuluhan secra individu atau kelompok seperti di Posyandu, PKK.
Adanya pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll.

5. Gerakan masyarakat ( Community action ).


Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kesehatan tidak hanya
milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat menciptakan gerakan
kearah hidup sehata, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan.
selain itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat.
Kewajiban dalam upaya meningkatkan kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan
derajat setinggi-tingginya, teranyata bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab
tenaga kesehatan. Masyarakat justru yang berkewajiban dan berperan dalam
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai yang tertuang dalam Pasal
9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang kesehatan, yang berbunyi :
“Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”.
Contoh ; adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan jumat
bersih, perlu diketahuai di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan seribu langkah
(hal ini bisa kita contoh), bahkan untuk mengukurnya disana sudah dijual alat
semacam speedometer.

3. Sebutkan Indikator PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga, PHBS Pada Tatanan Sekolah,
Serta Indikator PHBS Pada Tatanan Tempat Kerja.

A. Indikator PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga


Terdapat beberapa indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga yang dapat
dijadikan acuan untuk mengenali keberhasilan dari praktik Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat pada tingkatan rumah tangga. Berikut ini 10 indikator PHBS pada
tingkatan rumah tangga :
1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu
dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan
peralatan yang bersih, steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah
infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang
dilahirkan.
2. Pemberian ASI eksklusif
Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan
menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan praktek Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat pada tingkat rumah tangga.
3. Menimbang bayi dan balita secara berkala
Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi.
Penimbangan dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5
tahun. Posyandu dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan
menyediakan kelengkapan imunisasi. Penimbangan secara teratur juga dapat
memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri
sekaligus langkah pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat
tangan yang bersih dan bebas dari kuman.
5. Menggunakan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit
pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
7. Memberantas jentik nyamuk
Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup
makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai
penyakit.
8. Konsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat
yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang
melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan
bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam
rumah dapat menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.

B. PHBS Pada Tatanan Sekolah


Indikator PHBS di Sekolah
1) Menyuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.
2) Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
4) Olahraga yang teratur dan terukur.
5) Memberantas jentik nyamuk.
6) Tidak merokok di sekolah
7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
8) Membuang sampah pada tempatnya.

C. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja


1) Kawasan tanpa asap rokok.
2) Bebas jentik nyamuk.
3) Jamban sehat.
4) Kesehatan dan keselamatan kerja.
5) Olahraga teratur

Anda mungkin juga menyukai