Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS)

DISUSUN OLEH

NAMA : MARIA MAGDALENA TENA

NIM : PO5303203191076

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

TAHUN 2021/2022
A. PENGERTIAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS)

Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara
dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang
atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya (Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2008).

Jadi PHBS adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara
dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang
atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya.

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.PHBS itu jumlahnya
banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan,
minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita
Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada
tempatnya, membersihkan lingkungan.Setiap rumah tangga dianjurkan untuk
melaksanakan semua perilaku kesehatan.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dipraktekkan
oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat harus diterapkan dalam setiap lini kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja.
Seperti halnya PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat
umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku tersebut merupakan sikap dan
tindakan yang akan membentuk kebiasaan seseorang untuk berperilaku sehat.
Salah satu manfaat diterapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah
tangga/keluarga ialah; anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit,
produktivitas anggota keluarga meningkat, dan anak tumbuh sehat dan cerdas.

B. BIDANG PHBS
Bidang PHBS yaitu :

1.    Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang
mengalir dengan sabun, mandi minimal 2x sehari, dan lain-lain.

2.    Bidang gizi, seperti makan sayur dan buah tiap hari, mengkonsumsi garam
beryodium, menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan,
dan lain-lain.

3.    Bidang kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan


jamban, memberantas jentik, dan lain-lain

C.       MANFAAT PHBS

Manfaat dari PHBS diantaranya :

1.    Setiap orang harus meningkatkan kesehatannya agar tidak mudah sakit

2.    Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga

3.    Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang


tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi
seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan
anggota rumah tangga

4.    Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan Pemerintah Daerah


Kabupaten/ Kota di bidang kesehatan

5.    Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan

6.    Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.


Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan preventif
agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola hidup sehat merupakan
perwujudan paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku perorangan, keluarga,
kelompok, dan masyarakat yang berorientasi sehat dapat meningkatkan, memelihara, dan
melindungi kualitas kesehatan baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Perilaku hidup
sehat meliputi perilaku proaktif untuk :

1.    Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga teratur dan
hidup sehat;

2.    Menghilangkan kebudayaan yang berisiko menimbulkan penyakit;

3.    Usaha untuk melindungi diri dari ancaman yang menimbulkan penyakit;

4.    Berpartisipasi aktif daalam gerakan kesehatan masyarakat.

Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya sekolah yang bersih
dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari
berbagai ancaman penyakit, meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang
berdampak pada prestasi belajar siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin
meningkat sehingga mampu minat orang tua dan dapat mengangkat citra dan kinerja
pemerintah dibidang pendidikan, serta menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah
lain (Depkes RI, 2008).

D.  INDIKATOR PHBS DI TIAP TATANAN

Indikator tatanan sehat terdiri dari indikator perilaku dan indikator lingkungan di lima
tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, tatanan sekolah,
dan tatanan institusi kesehatan.

1.  PHBS Di Tatanan Rumah Tangga

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.
Indikator PHBS di tatanan rumah tangga:

a.    Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

b.    Memberi bayi ASI ekslusif

c.    Menimbang bayi dan balita setiap bulan

d.   Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun

e.    Menggunakan air bersih

f.     Menggunakan jamban sehat

g.    Memberantas jentik di ruma

h.    Makan sayur dan buah setiap hari

i.      Melakukan aktivitas fisik setiap hari

j.      Tidak merokok di dalam rumah (Depkes RI, 2007).

2.  PHBS Di Tatanan Tempat Umum

PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat


pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum yang
ber-PHBS.Melalui penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang berada
di tempat-tempat umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau menularkan
penyakit. Indikator tatanan tempat-tempat umum :

a.    PHBS di pasar

1)   Menggunakan air bersih

2)   Menggunakan jamban

3)   Membuang sampah pada tempatnya

4)   Tidak merokok di pasar

5)   Tidak meludah sembarangan


6)   Memberantas jentik nyamuk

b.   PHBS di tempat ibadah

1)   Menggunakan air bersih

2)   Menggunakan jamban

3)   Membuang sampah pada tempatnya

4)   Tidak merokok di tempat ibadah

5)   Tidak meludah sembarangan

6)   Memberantas jentik nyamuk

c.    PHBS di rumah makan

1)   Menggunakan air bersih

2)   Menggunakan jamban

3)   Membuang sampah pada tempatnya

4)   Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

5)   Tidak merokok di rumah makan

6)   Menutup makanan dan minuman

7)   Tidak meludah sembarangan

8)   Memberantas jentik nyamuk

d.   PHBS di angkutan umum

1)   Menggunakan air bersih

2)   Menggunakan jamban

3)   Membuang sampah pada tempatnya

4)   Tidak merokok di angkutan umum

5)   Tidak meludah sembarangan


e.  Fasilitas Penunjang PHBS

Fasilitas penunjang PHBS di sekolah antara lain adalah : (Depkes,2012)

a.    Ketersediaan air  bersih yang bebas dari jentik nyamuk

Air bersih yang tersedia di sekolah dapat digunakan oleh siswa dan
guru untuk berbagai keperluan. Siswa dan guru dapat menggunakan air bersih
untuk mencuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir
sebelum makan dan sesudah buang air besar. Perilaku cuci tangan dengan air
mengalir dan menggunakan sabun mencegah penularan penyakit seperti diare,
kolera, disentri, typus, cacingan, penyakit kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung,
dan lain sebagainya. Kegiatan pemeriksaan tandon air bersih dilakukan untuk
memberantas penyakit yang disebabkan oleh penularan nyamuk seperti
penyakit demam berdarah. Memberantas jentik nyamuk di lingkungan
sekolah dilakukan dengan gerakan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur)
tempat-tempat penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas,
tempat air minum, dan lain-lain) minimal seminggu sekali. Hasil yang didapat
dari pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian disosialisasikan kepada
seluruh warga sekolah.

b.   Fasilitas penunjang PHBS disekolah yang lain adalah tersedianya kantin


sekolah dengan jajanan yang sehat

Ketersediaan jamban yang bersih, tempat dan program olahraga yang


teratur dan terukur, dan juga adanya tempat sampah. Dimana fasilitas
tersebut dapat menunjang siswa dan siswi dalam berperilaku hidup bersih
dan sehat dilingkungan sekolah.
F.  Sasaran PHBS

Sasaran PHBS menurut Depkes RI (2008) dikembangkan dalam lima tatanan


yaitu di rumah atau tempat tinggal, di tempat kerja, di tempat-tempat umum, institusi
pendidikan, dan di sarana kesehatan. Sedangkan sasaran PHBS di institusi
pendidikan adalah seluruh warga institusi pendidikan yang terbagi dalam:

1. Sasaran primer

Sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah


perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah (individu/ kelompok dalam
institusi pendidikan yang bermasalah).

2.  Sasaran sekunder

Sasaran yang mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan


yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader
kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor
terkait.

3.  Sasaran tersier

Merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu dalam


mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya
pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan seperti, kepala desa, lurah, camat,
kepala Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat, dan orang tua murid.

g.  Strategi PHBS

Kebijakan Nasional Promosi kesehatan menetapkan tiga strategi dasar promosi


kesehatan dan PHBS yaitu (Notoatmodjo, 2007):

1. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)

Merupakan proses pemberian informasi secara terus menerus dan berkesinambungan agar
sasaran berubah dari aspek knowledge, attitude, dan practice. Sasaran utama dari
pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat.
2. Bina Suasana (Social Support)

Upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk
mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Terdapat tiga pendekatan dalam bina suasana
antara lain:

a.       Pendekatan individu

b.      Pendekatan kelompok

c.       Pendekatan masyarakat umum

3.  Advokasi (Advocacy)

Upaya yang terencana untuk mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait


(stakeholders). Pihak-pihak terkait ini dapat berupa tokoh masyarakat formal yang berperan
sebagai penentu kebijakan pemerintahan Dan penyandang dana pemerintah. Selain itu, tokoh
masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain sebagainya dapat
berperan sebagai penentu kebijakan tidak tertulis dibidangnya atau sebagai penyandang dana
non pemerintah. Sasaran advokasi terdapat tahapan-tahapan yaitu:

a. Mengetahui adanya masalah


b. Tertarik untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan alternatif
pemecahan masalah
d. Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif
pemecahan masalah
e. Memutuskan tindak lanjut kesepakatan

H. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Penerapan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) terdapat faktor-faktor yang


mempengaruhi. Lawrence Green dalam Notoatmojo (2007) membedakan adanya dua
determinan masalah kesehatan yaitu faktor perilaku (behavioral factors) dan faktor non
perilaku (non behavioral factors). Green menjelaskan bahwa faktor perilaku ditentukan
oleh tiga faktor utama:
1. Faktor Predisposisi

Terbentuknya suatu perilaku baru dimulai pada cognitive domain dalam arti


subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus sehingga menimbulkan
pengetahuan baru pada subyek tersebut, selanjutnya menimbulkan respon batin
dalam bentuk sikap subyek. Pengetahuan dan sikap subyek terhadap PHBS
diharapkan akan membentuk perilaku (psikomotorik) subyek terhadap PHBS.
Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya prilaku
seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan dan juga nilai-
nilai tradisi.

2.  Faktor Pendukung atau Pemungkin

Hubungan antara konsep pengetahuan dan praktek kaitannya dalam suatu materi
kegiatan biasanya mempunyai angapan yaitu adanya pengetahuan tentang manfaat
sesuatu hal yang akan menyebabkan orang mempunyai sikap positif terhadap hal
tersebut. Selanjutnya sikap positif ini akan mempengaruhi untuk ikut dalam kegiatan ini.
Niat ikut serta dalam kegiatan ini akan menjadi tindakan apabila mendapatkan dukungan
sosial dan tersedianya fasilitas kegiatan ini disebut perilaku. Berdasarkan teori WHO
menyatakan bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku ada tiga alasan diantaranya
adalah sumber daya(resource) meliputi fasilitas, pelayanan kesehatan dan pendapatan
keluarga.

3.  Faktor Penguat

Faktor yang mendorong untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan yang
terwujud dalam peran keluarga terutama orang tua, guru dan petugas kesehatan untuk
saling bahu membahu, sehingga tercipta kerjasama yang baik antara pihak rumah dan
sekolah yang akan mendukung anak dalam memperoleh pengalaman yang hendak
dirancang, lingkungan yang bersifat anak sebagai pusat yang akan mendorong proses
belajar melalui penjelajah dan penemuan untuk terjadinya suatu perilaku. Hak-hak orang
sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit sendiri maupun orang lain (terutama
keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku orang sakit.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi PHBS anak sekolah menurut Adiwiryono (2010)
berasal dari :

a.    Dukungan  dari  orang tua

b.    Dukungan teman sekolah

c.    Dukungan guru di sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

Anik, M. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: Trans Info Media

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik; Penerbit Rineka Cipta:
Jakarta

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI. Diakses dari: www.depkes.go.id/.../profilkesehatan-indonesia/profil-


kesehatan-Indonesia-2015.pdf. Pada Tanggal 23 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai