ALIRAN POSITIVISME
OLEH:
KELOMPOK 2
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat taufiq dan hidayah-Nya, Penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah dengan judul Aliran Positivisme , sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi tugas pada program studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Mega
Buana Palopo. Terima kasih yang terkira kepada Allah SWT, yang telah memberikan penulis
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena
itu, penulis sangat menanti saran dan kritik yang membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih
baik.
penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu hukum terdapat aliran-aliran hukum, aliran hukum positivisme, aliran
hukum emperisme. Aliran-aliran tersebut masih dipelajari sebagai dasar teori dalam
mempelajari ilmu hukum Dalam praktik hukum aliran hukum prositivisme terutama dalam
Dalam realitasnya tesis positivisme ada dua macam yaitu tesis positivisme
pemisahan antara dua dunia, hukum dalam pengertian exist dan hukum dalam pengertian
non exsist. Hukum yang exis adalah hukum dianalogikan dengan hukum positif, maka
hukum yang tidak eksis bukanlah hukum positif. Hukum yang eksis adalah hukum yang
sungguh-sungguh ada atau berlaku (positif) dalam ruang dan waktu tertentu. Hukum
dituangkan dalam suatu bentuk konkrit (bentuk tertulis). Karena itu “hukum positif
(tertulis) menemukan bentuknya sebagai “teks-teks yang tertulis. Hukum positif yang keras
masih banyak di gunakan karena hukumnya tertulis, pasti, dan jelas, sehingga tidak
menimbulkan potensi sengketa tentang legalitasnya. Bentuk dari hukum ini adalah aturan
sebagai konsensus.
Positivisme yang kedua adalah positif lunak atau positif amalgamasional adalah
suatu penolakan terhadap segregasi analitik yaitu hukum positivis keras. Positivisme ini
adanya tradisi pengakuan terhadap keseluruhan komponen hukum tertulis dan keseluruhan
komponen tidak tertulis sebagai hukum positif. Tesis ini berusaha mengungkap pandangan
kefilsafatan tentang hukum dalam cara-cara yang lebih luas. Tesis ini mengusahakan ius
positum (hukum positif), dengan memisahkan mana hukum positif mana hukum alam.
keseluruhannya diasumsikan sebagai hal yang sudah benar dengan sendirinya, tidak
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dirumuskan yaitu:
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui defenisi, Prinsip, ciri - ciri
PEMBAHASAN
Positivisme adalah aliran yang sejak awal abad 19 amat mempengaruhi banyak
pemikiran di berbagai bidang ilmu tentang kehidupan manusia, terutama dalam kajian
bidang hukum. Dalam perkembangannya ilmu hukum mengklaim dirinya sebagai ilmu
pengetahuan tentang kehidupan dan perilaku warga masyarakat (yang semestinya tertib
mengikuti norma- norma kausalitas). Maka kaum positivisme ini mencoba menuliskan
perlu untuk memisahkan secara tegas antara hukum dan moral. Hukum. bercirikan
rasionalistik, teknosentrik, dan universal. Dalam kaca mata positivisme tidak ada hukum
kecuali perintah penguasa, bahkan aliran positivis legalisme menganggap bahwa hukum
identik dengan undang- undang. Hukum dipahami dalam perpektif yang rasional dan logik.
Positivisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa pengetahuan yang benar
hanya berasal dari ilmu alam dan tidak berkaitan dengan metafisika. Dalam bidang ilmu
sosiologi, antropologi, dan bidang ilmu sosial lainnya, istilah positivisme sangat berkaitan
erat dengan istilah naturalisme dan dapat dirunut asalnya ke pemikiran Auguste Comte
pada abad ke-19. Comte berpendapat, positivisme adalah cara pandang dalam memahami
dunia dengan berdasarkan sains. Menurut Comte, teori sains dapat disusun mulai dari
tingkat yang sederhana dan universal yang selanjutnya sampai kepada tahapan yang lebih
kompleks dan terbatas. Susunan tingkatan ini dapat terus dikembangkan sehingga masing-
masing sains yang baru akan tergantung pada tahap sebelumnya. Penganut paham
positivisme meyakini bahwa hanya ada sedikit perbedaan (jika ada) antara ilmu sosial dan
ilmu alam, karena masyarakat dan kehidupan sosial berjalan berdasarkan aturan-aturan,
Positivisme secara etimologi berasal dari kata positive, yang dalam bahasa filsafat
bermakna sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, yang dapat dialami sebagai
suatu realitas. Ini berarti, yang disebut sebagai positif bertentangan dengan sesuatu yang
hanya ada di dalam angan-angan (impian), atau terdiri dari sesuatu yang hanya merupakan
konstruksi atas kreasi kemampuan untuk berpikir dari akal manusia. Dapat disimpulkan
bahwa pengertian positivisme secara terminologi berarti suatu paham yang dalam
terjadi. Segala hal di luar itu, sama sekali tidak dikaji dalam positivisme.
ontologis versus empiris, telah berlangsung cukup lama. Artinya kemunculan positivisme
ini mengiringi kemunculan filsafat. Positivisme sama tuanya dengan filsafat. Meskipun
demikian, positivisme baru berkembang pesat pada abad ke-19 ketika empirisme
artinya antara empirisme dan positivisme tidak dapat dipisahkan. Pesatnya perkembangan
secara tegas antara urusan politik (negara) dengan urusan Gereja (agama), dan bersamaan
transenden, karena mereka tidak lagi percaya kepada doktrin Gereja. Sebagaimana yang
kesusilaan, maka sains berkewajiban untuk memberikan sebuah basis rasional baru
untuk tingkah laku manusia, sebuah kode etik yang berkenaan dengan kepentingan-
akhirat”.
dan hakikat menjadi obyek pemikiran filsafat melalui kontemplasi-spekulasi, yang tidak
dapat didekati dengan indera-indera kaum positivis. Oleh karena itu sebagai akibatnya
Hanya apa yang tampil dalam pengalaman dapat disebut benar. Prinsip ini diambil dari
dipastikan sebagai kenyataan dapat disebut benar. Itu berarti tidak semua pengalaman
b. Hanya melalui ilmu-ilmu pengetahuan dapat ditentukan apakah sesuatu yang dialami
filsafat tidak lain dari pada mengumpulkan dan mengatur hasil penyelidikan ilmu-ilmu
berlaku bagi semua ilmu dan menggunakan asas-asas ini sebagai pedoman bagi
(empiris-verifikatif).
dunia fisik maupun dunia manusia, melalui aplikasi metode-metode dan perluasan
(sekuler) yang dikembangkan Barat. Sains modern bersandar pada empat premis, yakni:
yang mempermudah kita untuk mengklasifikasikan berbagai hal yang erat kaitanya dengan
• Menolak keras gagasan atau pemikiran yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan yang
• Tidak mempercayai berbagai hal yang erat kaitannya dengan tahayul dan mitos mitos
• Menempatkan metode ilmiah sebagai syarat mutlak untuk menentukan kebenaran suatu
hal.
• Dalam prosesnya lebih menitik beratkan pada penggunaan logika dan pemikiran dasar
lainnya.
• Indera merupakan salah satu sarana yang dapat dipergunakan untuk mengumpulkan
• Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, sains dan
budaya dibedakan menjadi dua hal yang tidak berhubungan satu sama lain.
D. Jenis – Jenis Aliran Positivisme
1. Positivisme Logis
Dalam hal ini pemahaman dari positivism lebih ditekankan pada berbagai penjelasan yang
Oleh karenanya, dalam hal ini lebih dihindari menjawab pertanyaan dengan menggunakan
interpretasi.
2. Positivisme Hukum
Dalam hal ini, positivisme yang dipercaya dibedakan menjadi dua jenis yaitu, antara moral
dan juga hukum. Nyatanya, ketika seorang individu sedang didalam kondisi yang
Sedangkan norma atau hukum merupakan suatu hal yang harus dihormati dan
3. Positivisme Sosial
perkembangan dari pemikiran setiap manusia, entah diperoleh secara instan ataupun
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di ambil dari aliran positivism adalah aliran yang sejak
awal abad 19 mempengaruhi banyak pemikiran di berbagai bidang ilmu tentang kehidupan
manusia, terutama dalam kajian bidang hukum. Dalam perkembangannya ilmu hukum
mengklaim dirinya sebagai ilmu pengetahuan tentang kehidupan dan perilaku warga
Positivisme juga adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa pengetahuan yang benar
hanya berasal dari ilmu alam dan tidak berkaitan dengan metafisika. Dapat disimpulkan
bahwa positivisme secara terminologi berarti suatu paham yang dalam "pencapaian
kebenaran"-nya bersumber dan berpangkal pada kejadian yang benar-benar terjadi. Segala
Johni Najwan, S.H., M.H., Ph. D. 2010, Implikasi Aliran Positivisme Terhadap Pemikiran
Hukum
Wibowo T. Tunardy, S.H., M.Kn. 2020 Positivisme Hukum (Aliran Hukum Positif)
https://jurnalhukum.com/positivisme-hukum/ 20 novomber
https://id.wikipedia.org/wiki/Positivisme