Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata Kuliah Filsafat Hukum
Di Susun Oleh :
FAKULTAS SYARI’AH
2024
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan inayah dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini denganjudul “Aliran Dan Madzhab Filsafat Hukum”
Tidak lupa sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
nabi agung nabi Muhammad SAW yang manaakan memberikan syafaatnya kepada
kita dihari kiamat kelak. Tak lupa saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepadan teman teman yang telah membantu dalam penulisan makalah ini baik
berupa formil maupun non-formil.
Oleh sebab itu, penulis meminta kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun apabila menemukan ketidaksesuaian antara materi ini
dengan materi yang berlaku guna memperbaiki penulisan penulis selanjutnya.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu khalayak ramai dalam
pembuatan makalah yang baik dan benar. Amiin ya robbal a’lamin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan....................................................................................................... 7
B. Saran ................................................................................................................. 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang tentang materi di atas melibatkan evolusi pemikiran dalam
filsafat hukum sepanjang sejarah. Pada dasarnya, setiap aliran atau madzab dalam
filsafat hukum mencoba untuk menjelaskan asal usul, sifat, dan sumber keberlakuan
hukum. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan sosial, ekonomi, dan politik,
pemikiran tentang hukum juga mengalami perubahan dan penyesuaian. Misalnya,
hukum kodrat muncul dari keyakinan agama yang kuat pada masa lalu, sementara
hukum positif berkembang seiring dengan perkembangan negara modern dan
sistem pemerintahan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hukum Kodrat
2. Apa pengertian Hukum Positif
3. Apa pengertian Hukum Ultilitarianisme
4. Apa pengertian Hukum Sejarah
5. Apa pengertian Hukum Realisme
6. Apa pengertian Hukum Kritis
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Hukum Kodrat
2. Untuk mengetahui pengertian Hukum Positif
3. Untuk mengetahui pengertian Hukum Ultilitarianisme
4. Untuk mengetahui pengertian Hukum Sejarah
5. Untuk mengetahui pengertian Hukum Realisme
6. Untuk mengetahui pengertian Hukum Kritis
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Kodrat
Thomas Aquinas telah memberikan definisi "hukum kodrat" sebagai
"partisipasi makhluk rasional di dalam hukum abadi. Pemikiran tentang hukum
kodrat berhubungan dengan tatanan normatif yang terdapat di alam kodrat ini.
Tatanan normatif tersebut diungkapkan oleh para filsuf hukum secara berbeda-
beda dan memiliki implikasi yang berbeda-beda pula antara periode yang satu
dan periode yang lainnya. Ada banyak pandangan yang telah mencoba
menerjemahkan pengertian hukum kodrat, yaitu antara lain pandangan-
pandangan yang menyetarakan hukum kodrat dengan nasib, keadilan, dan
ketertiban alam semesta, hukum kodrat adalah hukum yang berlaku bukan
secara dipaksakan oleh kekuasaan manusia, namun mengikat kewajiban
manusia untuk menaatinya, hukum kodrat memerintahkan manusia untuk cinta
kebaikan dan menjauhi larangan.
1
E.Sumaryono,Etika dan Hukum(PT Kanisius ) hal. 86,87
1
perilaku yang dapat diamati dan diukur. Hukum positif merupakan hasil
rasionalisasi, yang berarti hukum tersebut dibuat berdasarkan logika dan
alasan. Hukum positif memiliki keberadaan tertentu yang lazim dikenal dengan
keberlakuan hukum, yang berarti hukum tersebut memiliki kekuatan hukum
yang mengikat dan diakui oleh masyarakat. Hukum positif memiliki bentuk,
struktur, dan lembaga hukum tertentu, yang berarti hukum tersebut memiliki
struktur dan organisasi tertentu dalam penerapannya. Hukum positif memiliki
tujuan yang ingin dicapai, yang berarti hukum tersebut dibuat dengan tujuan
tertentu. Hukum positif dibentuk oleh lembaga legislatif dan dipandang dari
bentuk formalnya, misalnya undang-undang, peraturan pemerintah, dan
lain sebagainya.2
2
Asikin, Zainal, ‘’Mashab Utility’’ dalam htpp://asikinzainal.blogspot.com/2012/10/ mashab
utility.html/diakses 20 Desember 2020
2
kebahagiaan atau manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang sebagai
tujuan utama. Nilai utilitarian menekankan tentang objektivitas dan bentuk
nyata suatu perilaku yang dilakukan manusia. Manusia akan merasa puas jika
sudah melakukan perilaku yang sesuai kebutuhan masyarakat. Hal ini sesuai
dengan konsep dari perilaku prososial yang menunjukkan perilaku yang
memperhatikan kepentingan social.3
Beberapa aspek penting dari hukum sejarah dalam filsafat Islam meliputi:
3
Hajati,S., Poespasari , E.D., Soelistiyowat, Kurniawan , E.
3
5. Perubahan dan Kontinuitas: Menelusuri perubahan dan kontinuitas dalam
hukum Islam dari masa ke masa, termasuk respons terhadap perubahan sosial,
politik, dan intelektual dalam masyarakat Muslim.
Realisme dalam hukum Islam tidak berarti positivisme dimana hukum Islam
ditentukan oleh fakta sosial yang terjadi di masyarakat, karena hukum Islam
adalah hukum Tuhan. Realisme dalam kaitannya dengan hukum Islam berarti
bahwa pemahaman hukum Islam didasarkan atas pertimbangan realitas sosial
yang berkembang di masyarakat. Atau pada tingkat yang sangat teknis
bagaimana keputusan-keputusan hukum diambil berdasarkan pada fakta-fakta
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Hal ini berkaitan dengan konsep
4
Madjid Fakhry, a History of Islamic Philosophy, (New York: Colombia University Press, 1983), 3-
4
5
Muhammad Muslehuddin, Filsafat Hukum. hlm. 94.
4
maqâshid as-syari‘ah dalam metodologi hukum Islam, dimana sesungguhnya
syari‘ah itu dibuat untuk mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan di
akhirat.Kemaslahatan bahkan menjadi tujuan hakiki dari hukum Islam itu
sendiri.6 Secara genealogis, semangat realisme dalam hukum Islam dapat
ditelusuri jejaknya dari syari‘ah atau wahyu Allah itu sendiri. Dalam disiplin
ilmu-ilmu al-Quran (‘ulum al-Qur’an), dikenal istilah asbâb al-nuzul (sebab-
sebab turunnya al-Quran) dan nasakh (pembatalan Nash). Dalam tradisi
sunnah, dikenal istilah asbâb alwurud (sebab-sebab datangnya Hadits).
Sementara dalam tradisi sahabat dikenal dengan adanya ijtihad. Ijtihad bahkan
telah terjadi ketika Rasulullah masih hidup.
Dalam kajian sejarah, aliran positivisme menjadi titik awal dari lahirnya
pemikiran kritis. Sebab dalam sistem hukum modern secara umum berkiblat
pada paham positivisme hukum. Sehingga diperlukan adanya jembatan
penghantar antara pemikiran kritis hukum terhadap madzhab positivisme
hukum yang secara umum berkembang dalam sistem hukum modern. 8
6
Muhammad Abu Zahrah, Uṣhûl al-Fiqh, (Mesir: Dâr al-Fikr al-Arabi. 1958), hlm. 366.
7
Fuady M. 2003. Aliran Hukum Kritis, Paradigma Ketidakberdayaan Hukum. Bandung, PT. Citra
Aditya Bakti. hlm, 5
8
Fakih, Mansour, 2000, "Gramsci di Indonesia: Pengantar", dalam Gagasan-gagasan Politik
Gramsci, terj. Kamdani dan Imam Baihaqi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.hlm, 70
5
Dengan pendekatan subjectivis-idealis yang berdasar pada konsep missionary-
developmental mode. Herman J.P. juga menggambarkan bahwa gerakan ini
memiliki enam pola pikiran dasar.
1. Konsep, Ideologi dan prinsip merupakan tolak ukur tentang kebenaran dalam
perspektif hukum kritis. Maksudanya sesuatu dikatakan benar bila tidak
bertentangan dengan ketiga hal di atas yaitu konsep, ideologi dan prinsip.
5. Cara berpikir tentang hal-hal yang melampaui apa yang terlihat, yang dapat
ditemukan di alam semesta atau disebut dengan transenden dengan
pertimbangan practical experience.
9
Audi, Robert (General Editor), 1999, The Cambridge Dictionary of Philosophy, Second edition,
New York: Cambridge University Press. Hlm. 65
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
filsafat hukum adalah cabang filsafat, yaitu filsafat tingkah laku atau
etika, yang mempelajari hakikat hukum. Dengan perkataan lain, filsafat
hukum adalah ilmu yang mempelajari hukum secara filosofis. Jadi objek
filsafat hukum adalah hukum, dan objek tersebut dikaji secara mendalam
sampai kepada inti atau dasarnya, yang disebut hakikat.
B. Saran
Dengan mengetahui pokok-pokok aliran-aliran filsafat islam sekaligus juga
dapat diamati berbagai corak pemikiran tentang hukum. Dengan demikian,
sadarlah kita betapa kompleksnya hukum itu dengan berbagai sudut
padangnya.
7
Hukum dapat diartikan macam-macam, demikian juga tujuan hukum. Setiap
aliran berangkat dariargumentasinya sendiri. Akhir-nya, pemahaman
terhadap aliran-aliran tersebut akan membuat wawasan kita makin kaya dan
terbuka dalam memandang hukum dan masalah-masalahnya. Dan penulis
berharap semoga makalah ini berguna bagi yang membacanya
8
DAFTAR PUSTAKA
Audi, Robert (General Editor), 1999, The Cambridge Dictionary of
Philosophy, Second edition, New York: Cambridge University Press. Hlm. 65
Asikin,Zainal,‘’MashabUtility’’dalamhtpp://asikinzainal.blogspot.com/201
2/10/ mashab utility.html/diakses 20 Desember 2020
iii