Oleh :
Mukarrom zamzam
Awwalu Masfi Smm
Pertama-tama kami panjatkan puja & puji syukur atas rahmat & ridho
Allah SWT.karena tanpa rahmat & ridho-Nya, kami tidak dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada Bapak Ma’shum Ahmad, M.H. selaku dosen pengampu
“Filsafat Hukum Islam” yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah
ini. Kami juga mengucapkan kepada teman-teman kami yang selalu setia
membantu kami dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah
ini.
Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang “Hubungan Filsafat Hukum
Islam Dengan Ilmu-Ilmu Lainnya”. Mungkin dalam pembuatan makalah ini
terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon saran &
kritik dari teman-teman maupun dosen demi tercapainya makalah yang sempurna.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan masalah................................................................................... 1
C. Tujuan..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika kita berbicara filsafat, kita seakan berada pada ranah yang sangat abstrak,
dan filsafat hukum merupakan cabang dari filsafat, filsafat hukum mempunyai
fungsi yang strategis dalam pembentukan hukum di Indonesia. Namun dalam
fungsinya strategis tersebut, filsafat tidaklah bisa dipisahkan dengan ilmu-ilmu
lainnya dalam mencari suatu kebenaran.
B. Rumusan Masalah
C. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka perlu untuk dilakukan kajian-kajian atau
pembahasan tentang masalah yang terkait dengan “Hubungan Filsafat Dengan
Ilmu Lainnya” dengan tujuan :
PEMBAHASAN
A. Teori kebenaran
1. Teori Korespondensi
2. Teori Koherensi
3. Teori Pragmatis
1. Ilmu Pengetahuan
b. Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh ilmuan dalam
mempelajari, meneruskan, menerima atau menolak, dan mengubah atau
menambah suatu ilmu. Sikap ilmiah tersebut pada intinya adalah :
3) Berani dan intelek, berani menyatakan kebenaran dan tidak mundur oleh
tekanan, tidak menyerah dan putus asa dalam mencari kebenaran.
5) Sederhana, rendah hati dan toleran terhadap sesuatu yang telah diketahui dan
tidak diketahui.
2. Filsafat
Tujuan filsafat adalah memberikan Weltanschauung (filsafat hidup).
Weltanschaungg mengajari manusia untuk menjadi manusia yang sebenarnya,
yaitu manusia yang mengikuti kebenaran, mempunyai ketenangan pikiran,
kepuasan, kemantapan hati, kesadaran akan arti dan tujuan hidup, gairah rohani
dan keinsafan; setelah itu mengaplikasikannya dalam bentuk topangan atas dunia
baru, menuntun kepadanya, mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan, berjiwa
dan bersemangat universal, dan sebagainya.
Adapun alat yang dipergunakan filsafat adalah akal. Akal merupakan satu
bagian rohani manusia. Keseluruhan rohani-perasaan, akal, intuisi, pikiran, dan
naluri atau seluruh kedirian manusia-tentunya lebih ampuh dan manjur daripada
sebagian daripadanya. Sedangkan keseluruhan rohani itu sendiri, merupakan
bagian dari manusia. Manusia merupakan makhluk yang tidak sempurna. Sebuah
institusi yang tidak sempurna tidak dapat mencapai kebenaran yang sempurna,
kecuali apabila mendapat uluran tangan dari Yang Maha Sempurna.
3. Agama
1. Keterbatasan Akal
2. Kebenaran Agama
Dari ayat di atas, dapat ditimba pemahaman bahwa di samping ada kebenaran
mutlak yang terdapat pada agama dan terejawantahkan dalam wujud al-Qur’an,
juga diakui adanya kebenaran yang sesuai dengan kebenaran mutlak, yaitu
kebenaran yang tidak bertentangan dengan al-Qur’an. Kebenaran tersebut
merupakan hasil usaha manusia dengan akalnya. Akal adalah pemberian Allah
Yang Maha Benar, dan Allah menciptakannya tidaklah dengan kesia-siaan.
Karena itu, akal bukanlah untuk disia-siakan, tapi harus dimanfaatkan. Meski
kebenarannya relatif, bukan berarti produk akal lantas ditinggalkan. Kebenaran
relatif harus dimanfaatkan dengan senantiasa mengingat sifat kerelatifannya.
Artinya, dalam berpegang kepada kebenaran relatif, seseorang harus siap untuk
meninggalkannya manakala diketemukan hasil yang lebih benar dan lebih dapat
dipertanggungjawabkan. Manakala kebenaran ralatif bertentangan dengan
kebenaran mutlak, ia harus segera berpindah kepada kebenaran mutlak tersebut.
Adapun contoh hubungan ilmu filsafat hukum islam dengan ilmu lainnya, yaitu:
a) Objek filsafat membahas segala yang ada (al maujudah), sedangkan tasawuf
membahas mengenal Allah SWT.
b) Adanya saling kritik antara kaum sufi dan kaum filosof Islam seperti kritik Al-
Ghazali terhadap filsafat dan Ibnu Rusyd terhadap tasawuf.
Filosof adalah ilmuwan, tetapi tidak setiap ilmuwan itu filosof. Mengapa
demikian? Karena filsafat berdiri atas dasar ilmu pasti dan alam. Pada masa
peradaban Islam memiliki kejayaan, filsafat, sains, dan agama berpadu menjadi
satu. Oleh karena itu, filsafat, sains, dan agama mempengaruhi antara satu dengan
yang lainnya. Pada abad ke-6 H, terjadi terputusnya hubungan filsafat dan sains.
Terputusnya hubungan ini diakibatkan karena munculnya baitul hikam yaitu
rumah peradaban dan laboratorium. Baitul hikam ini dibakar oleh penjajah Eropa,
kemudian mereka menjarah semua buku dan membuangnya ke laut. Filsafat Islam
menjadi Filsafat Skolastik. Mengapa demikian? sejarah mengatakan bahwa gereja
lebih banyak mengontrol ilmu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Djamil, Fathurrahman. 1999. FilsafatHukum Islam.Ciputat : Logos WacanaIlmu.