Anda di halaman 1dari 17

FATWA DSN-MUI TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH

DALAM PELAKSANAAN LAYANAN JASA PENYIMPAN DAN


PENYELSAIAN TRANSAKSI EFEK SERTA PENGELOLAAN
INFRASTRUKTUR INVEKSTASI TERPADU

Di Susun Oleh :

Heru Ginanjar Prayogo : 19106022007

Rahmat Imanto : 19106022016

PROGRAM STUDI S2 EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2020
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................ i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3

A. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian............................................ 1


B. Fatwah Dsn-Mui Tentang Layanan Jasa Penyimpanan Dan Penyelesaian
Transaksi Aset.......................................................................................5
C. Maqosid Syariah Dan Usul Fiqh Dalam Lembaga Penyimpanan
Dan Penyelesaian..................................................................................9

BAB III KESIMPULAN................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Melihat perkembangan transaksi di pasar modal kita yang sudah sangat
cepat, serta perkembangan sistem dan teknologi yang sudah semakin maju,
KSEI berinisiatif melakukan pengembangan berkelanjutan atas sistem C-
BEST melalui generasi baru C-BEST Next Generation (Next-G) pada 8
Agustus 2018. Peluncuran C-BEST Next-G merupakan upaya KSEI dalam
mendukung perkembangan Pasar Modal Indonesia terutama dari sisi
peningkatan jumlah investor dan peningkatan jumlah penyelesaian transaksi.
Upaya meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi diwujudkan
KSEI melalui kewajiban kepemilikan Single Investor Identification (SID)
pada tahun 2012. SID sebagai nomor identitas tunggal bagi investor yang
memberikan kemudahan pada proses identifikasi investor sekaligus landasan
berbagai pengembangan pasar modal lainnya, termasuk fasilitas AKSes
(Acuan Kepemilikan Sekuritas). 
Pada tahun 2016, KSEI telah mengimplementasikan sistem pengelolaan
investasi terpadu (S-INVEST), sehingga Pasar Modal Indonesia memiliki
platform yang terintegrasi untuk industri pengelolaan investasi. Terobosan
tersebut berhasil mengantarkan KSEI meraih penghargaan sebagai The Best
Central Securities Depository in Southeast Asia in 2016 versi Alpha
Southeast Asia Magazine dan menjadikan Indonesia sebagai negara pertama
di kawasan Asia Tenggara yang memiliki sistem pengelolaan investasi
terpadu. Optimisme dan dedikasi menjadi penyulut semangat KSEI untuk
memajukan Pasar Modal Indonesia. Dengan dukungan dari pemegang saham
yang terdiri dari SRO (BEI dan KPEI), Perusahaan Efek, Bank Kustodian,
dan Biro Administrasi Efek, KSEI terus melaju mewujudkan kinerja terbaik
melalui berbagai inisiatif. Beragam inisiatif yang diterapkan serta riset yang
diaplikasikan, terus dikembangkan secara berkelanjutan agar sesuai dengan
tren industri terkini serta kebutuhan pasar.

1
Dalam menjawab tantangan perekonomian di Indoenesia dan untuk
mendapatkan paying hukum Pada tanggal 1 April 2019 lalu, KSEI secara
resmi memperoleh Fatwa dari DSN-MUI terkait Proses Bisnis Atas Layanan
Jasa KSEI. Fatwa tersebut tertuang dalam Fatwa Nomor 124/DSN-
MUI/Xl/2018 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Pelaksanaan Layanan
Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek Serta Pengelolaan
lnfrastruktur lnvestasi Terpadu. Fatwa tersebut diperoleh pada Rapat Pleno
DSN-MUI yang telah dilaksanakan pada Kamis, 8 November 2018, yang
turut dihadiri oleh Ketua DSN-MUI K.H. Dr. Ma'ruf Amin dan Direktur
Utama KSEI yang menjabat saat itu, Friderica Widyasari Dewi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Lembaga Pelayanan jasa Penyimpanan dan
Penyelsaian?
2. Bagaimana fatwa Dewan Syariah Nasional mengenai penerapan embaga
Pelayanan jasa Penyimpanan dan Penyelsaian Transaksi Efek?
3. Bagaimana Maqosid Syariah yang di Gunakan dalam Lembaga
Penyimpanan dan Penyelsaian Transaksi Efek?
4. Bagaimana Usul Fiqh dalam Fatwah DSN-MUI tentan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek?

C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Lembaga Pelayanan jasa
Penyimpanan dan Penyelsaian Transaksi Efek?
2. Mengetahui Bagaimana fatwa Dewan Syariah Nasional mengenai
penerapan embaga Pelayanan jasa Penyimpanan dan Penyelsaian
Transaksi Efek?
3. Mengetahui Bagaimana Maqosid Syariah yang di Gunakan dalam
Lembaga Penyimpanan dan Penyelsaian Transaksi Efek?
4. Mengetahui Bagaimana Usul Fiqh dalam Fatwah DSN-MUI tentan
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek?

2
PEMBAHASAN

A. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian


Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah Pihak yang
menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian,
Perusahaan Efek, dan Pihak lain. Setiap Transaksi Bursa wajib diselesaikan
oleh para Pihak yang melakukan Transaksi Bursa karena merupakan transaksi
yang saling terkait dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, Lembaga Kliring
dan Penjaminan wajib menjamin penyelesaian Transaksi Bursa dengan
merealisasikan pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing Anggota Bursa
Efek yang melakukan Transaksi Bursa. Saat ini fungsi Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian dilakukan oleh PT. Kustodian Sentral Efek
Indonesia (PT. KSEI).1
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) merupakan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian(LPP) di Pasar Modal Indonesia yang
menyediakan layanan jasa Kustodian sentral dan penyelesaian transaksi Efek
yang teratur, wajar, dan efisien, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Didirikan di Jakarta pada 23 Desember
1997 dan memperoleh izin usaha pada 11 November 1998, KSEI merupakan
salah satu Self-Regulatory Organization (SRO) bersama PT Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). KSEI
mulai menjalankan kegiatan operasional penyelesaian transaksi Efek dengan
warkat pada tanggal 9 Januari 1998, mengambil alih fungsi sejenis dari PT
Kliring Depositori Efek Indonesia (KDEI) sebagai Lembaga Kliring
Penyimpanan dan Penyelesaian (LKPP).Tahun 2000, KSEI bersama SRO
lainnya menerapkan transaksi perdagangan dan penyelesaian Efek tanpa
warkat (scripless trading) di Pasar Modal Indonesia. Penerapan tersebut
didukung oleh sistem utama KSEI, yaitu The Central Depository and Book
Entry Settlement System (C-BEST).

1
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/272

3
Melihat perkembangan transaksi di pasar modal kita yang sudah sangat
cepat, serta perkembangan sistem dan teknologi yang sudah semakin maju,
KSEI berinisiatif melakukan pengembangan berkelanjutan atas sistem C-
BEST melalui generasi baru C-BEST Next Generation (Next-G) pada 8
Agustus 2018. Peluncuran C-BEST Next-G merupakan upaya KSEI dalam
mendukung perkembangan Pasar Modal Indonesia terutama dari sisi
peningkatan jumlah investor dan peningkatan jumlah penyelesaian transaksi.
Upaya meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi diwujudkan
KSEI melalui kewajiban kepemilikan Single Investor Identification (SID)
pada tahun 2012. SID sebagai nomor identitas tunggal bagi investor yang
memberikan kemudahan pada proses identifikasi investor sekaligus landasan
berbagai pengembangan pasar modal lainnya, termasuk fasilitas AKSes
(Acuan Kepemilikan Sekuritas). 
Pada tahun 2016, KSEI telah mengimplementasikan sistem pengelolaan
investasi terpadu (S-INVEST), sehingga Pasar Modal Indonesia memiliki
platform yang terintegrasi untuk industri pengelolaan investasi. Terobosan
tersebut berhasil mengantarkan KSEI meraih penghargaan sebagai The Best
Central Securities Depository in Southeast Asia in 2016 versi Alpha
Southeast Asia Magazine dan menjadikan Indonesia sebagai negara pertama
di kawasan Asia Tenggara yang memiliki sistem pengelolaan investasi
terpadu. Optimisme dan dedikasi menjadi penyulut semangat KSEI untuk
memajukan Pasar Modal Indonesia. Dengan dukungan dari pemegang saham
yang terdiri dari SRO (BEI dan KPEI), Perusahaan Efek, Bank Kustodian,
dan Biro Administrasi Efek, KSEI terus melaju mewujudkan kinerja terbaik
melalui berbagai inisiatif. Beragam inisiatif yang diterapkan serta riset yang
diaplikasikan, terus dikembangkan secara berkelanjutan agar sesuai dengan
tren industri terkini serta kebutuhan pasar.2
Sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, sesuai dengan
Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 (UUPM), KSEI didirikan
bertujuan menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi

2
https://www.ksei.co.id/about

4
yang wajar, teratur dan efisien. Untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai
kustodian sentral serta dapat memberikan jasa penyelesaian transaksi yang
wajar, teratur dan efisien serta bertaraf internasional , KSEI telah menyiapkan
sistem yang handal dan aman yaitu C-BEST (The Central Depository and
Book-Entry Settlement System) dan sistem pengelolaan investasi terpadu (S-
Invest). Secara garis besar jasa yang diberikan oleh KSEI dapat dibagai
menjadi: 
1. Jasa Pengelolaan Aset
2. Jasa Kustodian Sentral
3. Jasa Penyelesaian Transaksi
4. Jasa Aksi Korporasi
5. Jasa Penyedia Infrastruktur Investasi
6. Jasa Lainnya3

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEl) secara resmi telah


memperoleh fatwa dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI) terkait Proses Bisnis Atas Layanan Jasa KSEI. Penyerahan fatwa
dilakukan oleh Sekretaris DSN MUI Anwar Abbas kepada Direktur Utama
KSEI Friderica Widyasari Dewi. Fatwa dengan nomor 124/DSN-
MUI/XI/2018 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Pelaksanaan Layanan
Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek Serta Pengelolaan
Infrastruktur Investasi Terpadu tersebut diperoleh pada Rapat Pleno DSN-
MUI yang telah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 8 November 2018.

Sebelumnya sejak tahun 2001 DSN-MUI telah mengeluarkan tiga buah


fatwa syariah yang menjadi dasar berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Diantaranya, Fatwa nomor 20/DSN-MUIVIV/2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah, Fatwa nomor 40/DSN-
MUIX/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syariah di Bidang Pasar Modal, dan Fatwa nomor 80/DSN-MUIII/2011

3
https://www.ksei.co.id/services/types/overview

5
tentang Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek bersifat Ekuitas
di Pasar Reguler Bursa Efek yang diberikan ke Bursa Efek Indonesia.

Fatwa ini mengatur tentang proses transaksi di Bursa serta penerbitan


indeks saham syariah di pasar modal. Seperti Indeks Saham Syariah Indonesia
Jakarta Islamic Index, dan Jakarta Islamic Index 70. Hal tersebut juga
didukung oleh penerapan oleh beberapa Perusahaan Efek yang memiliki
aplikasi berupa online trading syariah.4

B. Fatwah Dsn-Mui Tentang Layanan Jasa Penyimpanan Dan Penyelesaian


Transaksi Aset
1. Ketentuan Umum
Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:
1. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit
Penyertaan, Kontrak Investasi Kolektit kontrak berjangka atas Efek,
dan setiap derivatif dari Efek.
2. Efek Syariah adalah Efek yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah di Pasar Modal baik dari segi:
a. Akad, cara pengelolaan, kegiatan usaha;
b. Aset yang menjadi landasan akad, cara pengelolaan, kegiatan
usaha; dan atau
c. Aset yang terkait dengan Efek dimaksud dan penerbitnya.
3. Produk Investasi adalah Reksa Dana, Dana Investasi Real Estat,
Pengelolaan Portofolio Efek Nasabah Secara Individual, dan produk
investasi lain yang ditetapkan oleh Otoritas berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. .
4. Produk Investasi Syariah adalah Produk Investasi yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah di Pasar Modal baik dari segi:
a. Akad, cara pengelolaan, kegiatan usaha;

4
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/pp9lyn383/ksei-peroleh-fatwa-
dsnmui

6
b. Aset yang menjadi landasan akad, cara pengelolaan, kegiatan
usaha; dan/ atau
c. Aset yang terkait dengan Produk Investasi dimaksud dan
penerbitnya.
5. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) adalah Pihak yang
menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian,
Perusahaan Efek, dan Pihak lain.
6. Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli
Efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di
antaru mereka.
7. Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan
harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk
menerima dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi
Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
8. Bank Kustodian adalah bank umum yang memperoleh persetujuan
Otoritas Jasa Keuangan untuk menyelenggarakart kegiatan usaha
sebagai Kustodian sebagaimana dimaksud dalam Undang-undangm
tentang Pasar Modal.
9. Perusahaan Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha
sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau
10. Manajer Investasi. Manajer Investasi adalah Pihak yang mengelola
Portofolio Efek untuk para nasabah danlatar mengelola portofolio
investasi kolektif untuk sekelompok nasabah sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku
11. Biro Administrasi Efek adalah Pihak yang berdasarkan kontrak
dengan Emiten melaksanakan pencatatan pemilikan Efek dan
pembagian hak yang berkaitan dengan Efek.
12. Agen Penjual Efek Reksa Dana adalah Pihak yang melakukan
penjualan Efek Reksa Danaberdasarkan kontrak kerja sama dengan
Manajer Investasi pengelola Reksa Dana.

7
13. Penerbit Efek adalah badan hukum, Kontrak Investasi Kolektif atau
Pihak lainnya yang Efeknya terdaftar di LPP sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
14. Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, seria cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya.
15. Central Depository-Book Entry Settlement System yang selanjutnya
disebut C-BEST, adalah sistem yang dimiliki oleh LPP dalam rangka
menyelenggarakan jasa Kustodian sentral dan penyelesaian Transaksi
Efek secara pemindahbukuan yang dilakukan secara otomasi.
16. Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu yang selanjutnya disebut S-
INVEST adalah sistem atau sarana elektronik terpadu milik LPP yang
mengintegrasikan seluruh proses Transaksi Produk lnvestasi,
Transaksi Aset Dasar, dan pelaporan di industri pengelolaan investasi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
17. Rekening Efek adalah rekening yang memuat catatan mengenai posisi
Efek danlatau dana yang dicatat di LPP.
18. Rekening Dana Nasabah yang selanjutnya disebut 'rRDNrr adalah
rekening dana atas nama Nasabah, yang dibuka oleh Perantaran
Pedagang Efek atau pihak lain sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku, ydDE mengadministrasikan rekening Efek Nasabah
berdasarkan kuasa dari Nasabah pada bank yang telah melakukan
perjanjian kerjasama dengan LPP untuk melaksanakan administrasi
RDN.
19. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu barang
atat pernberian jasa/pekerjaan dalam waktu tertentu dengan
pembayaran sewa/ uj rah.
20. Akad wakalah bi al-ujrah adalah akad pemberian kuasa dengan
imbalan (ujrah).

8
21. Riba adalah tambahan yang diberikan dalam pertukaran barang-
barang ribawi (al-amwal al-ribmviyah) dan tambahan yang diberikan
atas pokok utang secara mutlak.
22. Gharar adalah ketidakpastian dalam suatu akad, baik mengenai
kualitas atau kuantitas objek akad maupun mengenai penyerahannya.
23. Maysir adalah setiap akad yang dilakukan dengan tujuan yang tidak
jelas, dan perhitungan yang tidak cermat, spekulasi, atau untung-
untungan.
24. Tadlis adalah tindakan menyembunyikan kecacatan objek akad yang
dilakukan oleh penjual untuk mengelabui pembeli seolah-olah objek
akad tersebut tidak cacat.
25. Dharar adalah tindakan yang dapat menimbulkan bahaya atau
kerugian pihak lain.
26. Zhulm (penganiayaan) adalah sesuatu yang mengandung unsur
ketidakadilan, ketidakseimbangan, dan merugikan pihak lain.
27. Risywah adalah pemberian yang diberikan oleh seseorang/pihak
kepada orang/pihak lain (pejabat) dengan maksud meluluskan suatu
perbuatan yang bathil (tidak benar menurut syariah).
28. Obyek Haram adalah obyek perjanjian yang dilarang secara syariah
untuk ditransaksikan.
2. Ketentuan Hukum
Pelaksanaan Layanan Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek
serta Pengelolaan Infrastruktur Investasi Terpadu boleh dilakukan dengan
syarat sesuai prinsip syariah sebagaimana ketentuan yang terdapat dalam
fatwa ini.
3. Ketentuan tentang Subjek Hukum dan Akad
a. Subjek hukum dalam Pelaksanaan Layanan Jasa Penyimpanan dan
Penyelesaian Transaksi Efek serta Pengelolaan Infrastruktur Investasi
Terpadu antara lain:
1. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP);
2. Perusahaan Efek;

9
3. Bank Kustodian;
4. Penerbit Efek;
5. Biro Administrasi Efek;
6. Agen Penjual Efek Reksa Dana; dan
7. Manajer Investasi
b. Akad antara LPP dengan para subyek hukum yang terdapat pada
angka 1, huruf b sampai dengan g dilakukan dengan akad ijarah ata:u
akadwaknlah bil ujrah.
4. Ketentuan Khusus
a. Efek yang dijadikan sebagai obyek penyimpanan dan penyelesaian
transaksi hanya Efek Syariah.
b. Produk Investasi yang drjadikan sebagai obyek Transaksi Produk
Investasi hanya Produk Investasi Syariah.
c. Pelaksanaan Layanan Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi
Efek serta Pengelolaan Infrastruktur Investasi Terpadu tidak boleh
bertentangan dengan prinsip Syariah, arfiara lain terhindar dari riba
ghar ar, maysir, tadlis, zhulm (penganiayaan), risyttah, Gharar, objek
haram dan mekanisme penyelesaian transaksi yang terlarang.
d. LPP harus:
1. membuat, melaksanakan dan memonitor aturan yang melarang
teriadinya pelanggaran prinsip syariah;
2. memberikan layanan jasa sesuai dengan prinsip Syariah pada
kegiatan Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek.
3. menyediakan fasilitas yang memisahkan Rekening Efek untuk
keperluan syariah dengan Rekening Efek untuk keperluan selain
syariah;
4. mengarahkan pembuatan Rekening Dana Nasabah (RDN) oleh
investor Pasar Modal Syariah melalui Perbankan Syariah dan
5. memberikan layanan jasa sesuai prinsip Syariah pada Pengelolaan
Infrastruktur Investasi Terpadu

10
e. LPP dapat menyediakan dan mengembangkan sistem danlatau sarana
pelaksanaan layanan jasa Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi
Efek serta Pengelolaan Infrastruktur Investasi Terpadu, antara lain
Central Depository-Book Entry Settlement System (C-BEST) dan
Sistem Pengelolaan Inve stasi Terpadu (S - INVES T).
f. LPP dapat mengenakan biaya (ujrah/rusum) atas layanan jasa
Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek serta Pengelolaan
Infrastruktur Investasi Terpadu berdasarkan prinsip ijarah atas
penyediaan sistem dan/atat sarana Penyimpanan dan Penyelesaian
Transaksi Efek serta Pengelolaan Infrastruktur Investasi Terpadu.
g. Pelaksanaan Layanan Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi
Efek serta Pengelolaan Infrastruktur Investasi Terpadu, selain
berpedoman pada fatwa ini, merujuk pada substansi yang terdapat
dalam fatwa DSN-MUI Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah dan
Fatwa, Nomor: 40/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pasar Modal Dan
Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal, dan
Fatwa DSN-MUI Nomor: 80/DSN-MUI/III/2001 Tentang Penerapan
Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas
di Pasar Reguler Bursa Efek.5

C. Maqosid Syariah Dan Usul Fiqh Dalam Lembaga Penyimpanan Dan


Penyelesaian
Abdul Wahhab Khallaf menegaskan bahwa, maqâshid syariah dapat
dijadikan sebagai alat bantu untuk memahami redaksi al Qur‟an dan al
Sunnah, menyelesaikan dalil-dalil yang bertentangan, dan yang sangat
penting lagi adalah untuk menetapkan hukum terhadap kasus yang tidak
tertampung oleh al Qur‟an dan Sunnah secara kajian kebahasaan. Metode
istimbath seperti qiyas, istihsan dan maslahah mursalah adalah metode-
metode pengembangan hukum Islam yang didasarkan atas maqâshid syariah.

5
https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/

11
Qiyas misalnya, baru bisa dilaksanakan bilamana dapat ditentukan
maqâshidnya yang merupakan alasan logis (illat). Secara ontologi maqāsid al-
syarī„ah dilihat sebagai motivasi al-Syāri„ (al-gharad/al-bā„ith/al-muharrik),
namun dibatasi dalam hal pensyariatan. Secara epistemologis, 2 maqāsid
dalam wilayah pensyariatan masih dalam jangkauan pengetahuan manusia.
Secara epistemologis manusia bisa membuktikan kebenaran maqāsid alSyāri„
berdasar maslahat yang terwujud dari hukum. Cikal bakal lahirnya maqâshid
syariah diawali oleh al Juwaini. Di tangan al-Juwaini banyak bermunculan
istilah-istilah baru maqâshid semisal: al-kulliyyât, al-mashâlih al-„âmmah, al-
istishlâh dan sebagainya. Al-Juwaini juga sebagai ulama yang pertama
membagi konsep “kemaslahatan” menjadi tiga: al-dlarûriyyât (primer),
alhâjiyyât (sekunder) dan al-tahsîniyyât (tersier). Di tangan beliau inilah lahir
kaidah: al-hâjah al-‟Âmmah tunzal manzilah al-dlarûrah al-khamsah
(kebutuhan yang bersifat umum menempati posisi lima kemaslahatan primer6
Berikut adalah 5 tujuan dari Maqasid Al-Syariah beserta penjelasan
ringkasnya:
1. Hifdz Ad-Din, adalah tujuan dari Maqasid Al-Syariah untuk memelihara
agama.
2. Hifdz An-Nafs, adalah tujuan dari Maqasid Al-Syariah untuk memelihara
atau melindungi jiwa.
3. Hifdz Al’Aql, adalah tujuan dari Maqasid Al-Syariah untuk memelihara
akal pikiran.
4. Hifdz An-Nasb, adalah tujuan dari Maqasid Al-Syariah untuk
memelihara keturunan.
5. Hifdz Al-Maal, adalah tujuan dari Maqasid Al-Syariah untuk memelihara
harta benda.7
Adapun ketentuan tentang nilai-nilai maqoshid syariah yang telah
diuraikan di atas jika dikaitkan dengan penerapan pada lembaga penyimpanan

6
Satria Effendi M. Zein, Ushul Fiqh, (Jakarta: Prenada Media, 2005), h.237
7
https://brainly.co.id/tugas/15951213#readmore

12
dan penyelesaian dan Penerapan Kaidah Maqashid syariah maka dapat
dijabarkan sebagai berikut :
a. Terjaga agama para nasabah. Hal ini diwujudkan dengan menggunakan
Al-Qur’an, hadits, dan hukum Islam lainnya sebagai pedoman dalam
menjalankan segala sistem operasional pada lembaga tersebut. Dengan
adanya fatwah pembaruan DSN-MUI no 123, membuat keabsahan
lembaga tersebut dalam nilai-nilai dan aturan Islam semakin terjamin.
b. Terjaga jiwa para nasabah. Hal ini terwujud dari akad-akad yang
diterapkan dalam setiap transaksi efek syariah. Secara psikologis dan
sosiologis penggunaan akad-akad antar pihak menuntun manusia untuk
saling menghargai dan menjaga amanah yang diberikan. Di sinilah nilai
jiwanya. Selain itu, hal ini juga terwujud dari pihak stakeholder dan
stockholder dimana dalam menghadapi nasabah dituntut untuk
berperilaku, berpakaian, dan berkomunikasi secara sopan dan Islami.
c. Terjaga akal pikiran nasabah dan pihak bank. Hal ini terwujud dari
adanya tuntutan bahwa pihak bank harus selalu mengungkapkan secara
detail mengenai sistem produknya dan dilarang untuk menutup-nutupi
barang sedikit pun. Di sini terlihat bahwa nasabah diajak untuk berpikir
bersama ketika melakukan transaksi tersebut tanpa ada yang dizalimi oleh
pihak bank
d. Terjaga hartanya. Hal ini terwujud jelas dalam setiap produk produk yang
dikeluarkan oleh perbankan dimana bank berupaya untuk menjaga dan
mengalokasikan dana nasabah dengan baik dan halal serta diperbolehkan
untuk mengambil profit yang wajar.
e. Terjaga keturunannya. Hal ini terwujud dengan terjaganya empat hal di
atas, maka dana nasabah yang Insya Allah dijamin halal akan berdampak
baik bagi keluarga dan keturunan yang dinafkahi dari dana tabungannya
tersebut.

13
KESIMPULAN

1. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah Pihak yang


menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian,
Perusahaan Efek, dan Pihak lain. Setiap Transaksi Bursa wajib
diselesaikan oleh para Pihak yang melakukan Transaksi Bursa karena
merupakan transaksi yang saling terkait dari waktu ke waktu. Oleh karena
itu, Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib menjamin penyelesaian
Transaksi Bursa dengan merealisasikan pemenuhan hak dan kewajiban
masing-masing Anggota Bursa Efek yang melakukan Transaksi Bursa.
Saat ini fungsi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dilakukan oleh
PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT. KSEI)
2. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEl) secara resmi telah
memperoleh fatwa dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI) terkait Proses Bisnis Atas Layanan Jasa KSEI. Penyerahan
fatwa dilakukan oleh Sekretaris DSN MUI Anwar Abbas kepada Direktur
Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi. Fatwa dengan nomor 124/DSN-
MUI/XI/2018 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Pelaksanaan
Layanan Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek Serta
Pengelolaan Infrastruktur Investasi Terpadu tersebut diperoleh pada Rapat
Pleno DSN-MUI yang telah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 8
November 2018
3. Pelaksanaan Layanan Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek
serta Pengelolaan Infrastruktur Investasi Terpadu antara lain, Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), Perusahaan Efek, Bank Kustodian,
Penerbit Efek, Biro Administrasi Efek, Agen Penjual Efek Reksa Dana;
dan Manajer Investasi

14
DAFTAR PUSTAKA

https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/272

https://www.ksei.co.id/about

https://www.ksei.co.id/services/types/overview

https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariahekonomi/pp9lyn383/ksei
-peroleh-fatwa-dsnmui

https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/

Satria Effendi M. Zein, Ushul Fiqh, (Jakarta: Prenada Media, 2005), h.237

https://brainly.co.id/tugas/15951213#readmore

15

Anda mungkin juga menyukai