Anda di halaman 1dari 15

METODE PENEMUAN HUKUM

(KONSTRUKSI)

MuhammadAmarMA’ruf
B011191354
METODE PENEMUAN HUKUM -
ANALOGI
DEFINISI,

“argumentum per analogiam (Analogi) merupakan metode penemuan


hukum, dimana hakim mencari esensi yang lebih umum pada suatu
perbuatan yang telah di atur oleh undang-undang dengan perbuatan atau
peristiwa yang secara konkret di hadapi oleh hakim”.
 Ada kalanya peraturan perundang-undangan terlalu sempit ruang lingkupnya,
sehingga untuk dapat menerapkan undang-undang pada peristiwanya hakim akan
memperluasnya dengan metode argumentum per analogiam atau analogi. Dengan
analogi peristiwa yang serupa, sejenis atau mirip dengan yang diatur dalam undang-
undang diperlakukan sama. Pada analogi, suatu peraturan khusus dalam undang-
undang dijadikan umum yang tidak tertulis dalam undang-undang, kemudian digali
asas yang terdapat di dalamnya dan disimpulkan dari ketentuan yang umum itu
peristiwa yang khusus. Peraturan umum yang tidak tertulis dalam undang-undang itu
diterapkan terhadap peristiwa tertentu yang tidak diatur dalam undang-undang
tersebut, tetapi mirip atau serupa dengan peristiwa yang diatur dalam undang-undang.
Kapankah digunakan analogi?
 Analogi digunakan apabila menghadapi peristiwa-peristiwa yang analoog atau mirip.
Tidak hanya sekedar mirip, juga apabila kepentingan masyarakat hukum menuntut
pernilaian yang sama. Oleh hakim penalaran analogi digunakan apabila hakim harus
menjatuhkan putusan dalam suatu konllik yang tidak tersedia peraturan-peraturannya.
Contoh,
 KUHPerdata Pasal 1756 mengatur tentang mata uang (geldspecie). Apakah
uang kertas termasuk di dalamnya? Dengan jalan analogi maka mata uang
menurut KUHPerdata Pasal 1756 ayat (2) ditafsirkan termasuk uang kertas.
METODE PENEMUAN HUKUM -
PENYEMPITAN / PENGKONKRETAN HUKUM
DEFINISI,

 Penyempitan hukum adalah terjemahan dari kata dalam bahasa Belanda rechtsverfijning.
Fijn berarti halus. Oleh karena itu ada yang menerjemahkannya dengan penghalusan
hukum
 Metode pengkonkretan ini bertujuan untuk mengkonkretkan suatu aturan hukum yang
terlalu abstrak.
 Metode pengkonkretan , Pengkonstruksian dengan cara
mengabstraksikan prinsip suatu ketentuan untuk kemudian
prinsip ini diterapkan dengan “seolah-olah” mempersempit
keberlakuannya pada suatu peristiwa konkret yang belum ada
pengaturannya.
Contoh,
 tentang rumusan "perbuatan rnelanggar hukum atau onrechtmatige daad ''dalam
KUHPerdata Pasal 1365 itu luas dan umum ruang lingkupnya, merupakan norma kabur,
sehingga untuk dapat diterapkan pada peristiwa konkretnya harus terlebih dahulu
dipersempit (penyempitan hukum) ruang lingkupnya, harus dikonkretisasi dan
dihubungkan dengan peristiwa konkret yang bersangkutan, Agar "perbuatan melanggar
hukum" (ex Burgerlijk Wetboek Nederland Pasal 1401) dapat diterapkan pada peristiwa
konkret Cohen melawan Lindebaum, Hoge Raad dalam yurisprudensinya tanggal 31
Januari 1919 (Weekblad van het Recht 10365) perbuatan melanggar hukum ditafsirkan
sempil menjad berbuat atau tidak berbuat yang melanggar hak seseorang atau bertentangan
dengan kewajiban hukum pelaku atau bertentangan dengan kesusilaan atau sikap berhati-
hati yang seyogianya di dalam masyarakat terhadap seseorang atau benda seseorang.
Yurisprudensi Hoge Raad tersebut merupakan yurisprudensi tetap dan sejak itu sampai
sekarang diikuti oleh pengadilan di Indonesia.
METODE PENEMUAN HUKUM -
FIKSI HUKUM
DEFINISI,
 Menurut Paton sebagaimana dikutip oleh Achmad Ali, argumentasi hukum melalui
fiksi hukum ini, bersumber pada fase perkembangan hukum dalam periode
menengah, yaitu setelah berakhirnya periode hukum primitif. Metode fiksi sebagai
menemuan hukum ini sebenarnya berlandaskan pada asas bahwa setiap orang
dianggap mengetahui undang-undang. Namun kenyataannya tidaklah mungkin
setiap orang mengetahui semua ketentuan hukum yang berlaku di negaranya
masing-masing, bahkan seorang yurispun hanya mengetahui ketentuan hhukum
yang berkaitan dengan bidangnya. Hakim membutuhkan metode fiksi hukum dalam
praktek peradilan, karena orang yang didakwa pelaku kejahatan tidak dapat berdalih
untuk dibebaskan dengan alasan tidak mengetahui hukumnya, bahwa tindakannya
dapat dipidana
 Esensi dari fiksi hukum merupakan metode argumentasi hukum yang
mengemukakan fakta-fakta baru, sehingga tampil suatu personifikasi baru
dihadapan kita. Fungsi dari fiksi hukum, di samping untuk memenuhi hasrat
menciptakan stabilitas hukum, juga utamanya untuk mengisi kekosongan undang-
undang. Dengan perkataan lain, fiksi hukum itu bermaksud untuk mengatasi
konflik antara tuntutan-tuntutan baru dengan sistem hukum yang ada
 FIKSI HUKUM, adalah metode penemuan hukum yang
mengemukakan fakta-fakta baru kepada kita, sehingga tampil suatu
personifikasi baru dihadapan kita
Contoh,
 anak yang berada dalam kandungan seorang wanita dianggap telah
dilahirkan, apabila kepentingan anak menghendakinya, apabila bapak si
anak meninggal maka anak tersebut tidak akan kehilangan hak
kewargaannya, jadi anak itu mempunyai hak atas warisan dari
bapaknya.

Anda mungkin juga menyukai