Hak tersebut adalah hak individu untuk meminta data pribadinya dihapus
ketika tidak ada lagi tujuan yang sah atas ditampilkannya data tersebut
dalam internet.
Di Indonesia sendiri hak untuk dilupakan sudah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Dalam Pasal 26 ayat (3)
UU a quo, diatur bahwa:
Hal ini berarti warga Indonesia berhak untuk meminta penghapusan informasi atau
dokumen yang tidak relevan lagi ditengah keabadian digital atau digital eternity.
Hak ini sangat penting karena membahas mengenai pemulihan nama baik
setelah pengadilan menyatakan seseorang tidak bersalah, atau setelah
durasi waktu tertentu.
internet telah menjadi salah satu bagian penting dalam hidup manusia. Hal ini
sejalan dengan semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia sekarang. UU
ITE hadir menjadi payung hukum untuk menjamin keamanan dalam berinternet.
Namun, dalam aturan tersebut nampaknya masih banyak hal yang belum diatur
secara rinci sehingga dapat menimbulkan multitafsir oleh masyarakat dan juga
dianggap mencederai Hak untuk berekspresi dan Hak untuk mendapat informasi.
Dikhawatirkan hal tersebut akan disalahgunakan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab menyebabkan kekacauan di masyrakat. Untuk itu, diperlukan
kembali pembaharuan hukum mengenai hal tersebut supaya tercipta keselarasan
antara Hak untuk dilupakan, Hak pribadi, Hak kebebasan berpendapat dan Hak
untuk mendapat informasi sehingga terwujud sebuah keadilan dalam kehidupan
masyarakat sebagai penerapan amanat Pancasila sila ke-5, yaitu “Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat indonesia”.