Anda di halaman 1dari 5

Urgensi Pembentukan Komisi Perlindungan Data Pribadi Dalam Menegakkan

Hak Untuk Dilupakan (Right To Be Forgotten) Di Indonesia

Latar Belakang

Memasuki konsep dunia tanpa tapal batas memicu lahirnya transformasi dari
era industrialisasi ke era informasi yang kemudian melahirkan masyarakat
informasi (information society).1 Salah satu karateristik masyarakat informasi
adalah kebutuhan akan informasi yang menjadi elemen penting dalam kehidupan. 2
Revolusi informasi selain menawarkan kemudahan dalam memperoleh informasi
juga dibarengi dengan kekhawatiran dalam perlindungan informasi tersebut,
khususnya mengenai perlindungan data pribadi. Hal ini menyebabkan isu
mengenai penegakan hak privasi dan perlindungan data pribadi masih menjadi
perbicangan krusial diberbagai negara saat ini.

Hak privasi merupakan hak suatu individu untuk menuntut dan menentukan
kapan informasi mengenai dirinya boleh diketehaui orang lain. 3 Supreme Court
Amerika memberikan pandangan bahwa hak privasi adalah hak untuk
mengkontrol/mengatur penyebaran informasi pribadi dan hak dalam pembatasan
akses terhadap diri pribadi individu. Konsep hak atas privasi juga diperkukuh pula
oleh tulisan Warren dan Brandeis yang menegaskan konsep privasi sebagai sebuah
hak bagi setiap individu untuk menikmati kehidupannya atau disebut dengan “the
right to be alone”; sebagai suatu hak yang harus dilindungi oleh hukum.4

Hak privasi merupakan hak konstitusional rakyat indonesia yang fundamental


yang termaktub dalam pasal 28 G UUD NRI 1945 yang pada intinya menjelaskan
1
Amar Ahmad.2012. Perkembangan Teknologi Komunikasi Dan Informasi: Akar Revolusi
Dan Berbagai Standarnya. Jurnal Dakwah Tabligh.13 (1). Hal 138.
2
Rogers, 1991, Communication Technology: The New Media in Society, diterjemahkan oleh
Zulkarnaina Mohd. Mess dengan judul “Teknologi Komunikasi: Media baru Dalam
Masyarakat”, Kuala Lumpur-Malaysia: Dewan Bahasa dan Pustaka, Hal. 11.
3
Westin AF, 1967, Privacy and Freedom, Atheneum: New York, Hal. 7.
4
Wahyudi Djafar,2016, Perlindungan Data Pribadi Di Indonesia: Usulan Pelembagaan
Kebijakan Dari Perspektif Hak Asasi Manusia, Jakarta: ELSAM).Hal 5.
bahwa hak privasi berhak untuk mendapat perlindungan oleh negara sebagai
pemangku yang bertanggungjawab dalam menjaga hak konstitusional masyarakat
dalam melindungi data pribadi mereka. Sejatinya Indonesia sudah memiliki
beberapa instrument hukum dalam melindungi eksistensi dari data pribadi namun
terkadang das sein tidak selalu sesuai dengan das sollen, maraknya kebocoran
data yang terjadi diIndonesia menyisakan probelamatika tersendiri.

Berdasarkan data perusahaan keamanan siber asal Belanda yaitu Surfshark,


Indonesia menempati urutan ke-3 negara dengan jumlah kasus kebocoran data
terbanyak di dunia. Tercatat, ada 12,74 juta akun yang mengalami kebocoran data
di tanah air selama kuartal III-2022.5 Fakta sosiologis ini juga semakin diperparah
tatkala pemerintah juga berpotensi menjadi pihak yang menyebabkan kebocoran
data tersebut. Misalnya saja kebocoran data kependudukan BPJS yang mencapai
diatas 270 juta data,6 kasus lainnya data dari kebocoran data dukcapil
(Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil) sebanyak 337 juta data
WNI telah mengalami kebocoran diantaranya NIK, Nomor Kartu Keluarga dan
lainnya.7

Fenomena ini menandakan perlu upaya ambisius dalam melakukan


perlindungan data pribadi mengingat data pribadi merupakan aset penting di era
digitalisasi. Indonesia sendiri memiliki kurang lebih 30 Undang-undang sektoral
yang materi muatannya menyinggung mengenai perlindungan data pribadi. 8
Namun Pada tahun 2022 resmi pemerintah mensah kan Undang-undang No 27
tahun 2022 tentang perlindungan data pribadi, pengesahan ini merupakan bagian
dari penguatan hukum dalam komitmen bangsa melindungi data pribadi
masyarakat Indonesia. Langkah membentuk instrumen khusus perlindungan data

5
Anugrah, Nizar Abdi. 2023. Edukasi hukum bagi masyarakat terhadap kebocoran data
pribadi untuk penguatan keamanan informasi nasabah pinjaman Online. Undergraduate thesis,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Hal 2.
6
Cecep Sutrisna. 2021. Aspek Hukum Perlindungan Data Pribadi Dan Kondisi Darurat
Kebocoran Atas Data Pribadi Di Indonesia. Wacana Paramarta Jurnal Ilmu Hukum. 20(5). Hal 9.
7
Mevanisa Berlian Mochtar. 2023. Kepastian Hukum Atas Kebocoran Data Pribadi
Pengguna Aplikasi Online. Yustisia Merdeka: Jurnal Imiah Hukum. 9 (2). Hal 8.
8
Ibid Hal 1
pribadi juga merupakan respon dari kebutuhan dalam menjalankan perekonomian
global yang dimana jaminan perlindungan tersebut menjadi kebutuhan mitra
kerjasama ekonomi internasional, seperti Organisation for Economic Cooperation
and Development (OECD), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan
Economic Community for West African States (ECOWAS).9

Menurut Prof.Dr. Ahmad Ramli Guru Besar Cyber Law dan Regulasi Digital
Universitas Padjajaran, keberadaan dari undang-undang No 27 tahun 2022 tentang
perlindungan data pribadi dinilai progresif dikarenakan menganut prinsip
yurisdiksi ekstrateritorial (extraterritorial jurisdiction), yang memberikan hak
yurisdiksional dan kewenangan kepada negara menerapkan Undang-undang ini
terhadap segala perbuatan hukum yang dilakukan di luar wilayah NKRI tetapi
berdampak di dalam negeri. Hal ini akan memudahkan negara dalam mengungkap
kasus kebocoran data yang servernya berasal dari luar negeri.

Namun, pelaksanaan Undang-Undang ini belum sepenuhnya optimal karena


banyak nya peraturan pelaksana dari Undang-Undang No 27 tahun 2022 yang
belum disahkan sebagaimana diketahui bahwa aturan-aturan yang terdapat dalam
sebuah Undang-Undang lazimnya bersifat sangat umum dan abstrak, 10 bahkan
tidak jarang aturan-aturan di dalamnya masih dalam tataran prinsip. Kondisi ini
menyebabkan timbulnya persepsi “macan ompong” dalam keberlakuan Undang-
Undang ini dikarenakan belum ada manfaat teknis dan kepastian hukum yang bisa
dirasakan dari keberadaannya.

Hal yang paling disoroti adalah belum munculnya benchmarking yang


kompleks mengenai lembaga perlindungan data pribadi, padahal keberadaan
lembaga ini telah diamanatkan melalui pasal 58 ayat 1 sampai 5 Undang-Undang
No 27 tahun 2022, yang pada intinya menjelaskan bahwa penyelenggaran
perlidungan data pribadi diselenggarakan oleh lembaga khusus yang
bertanggungjawab kepada presiden yang teknis lebih lanjutnya diatur dalam
peraturan presiden.

9
Ibid Hal 2.
10
Atmadja,Budhiartha,2018, Teori-Teori Hukum,Malang: Setara Press. Hal.13.
Jika ditelisik lembaga tersebut sangat berperan penting baik dari segi
perumusan kebijakan, penerapan saksi administratif sampai kepada mekanisme
penyelesaian sengketa yang menyangkut persoalan data pribadi.

Besarnya peranan dari lembaga perlindungan data pribadi dalam


penyelenggaraan perlindungan data pribadi

dijual disitus jual beli data yang penyelenggarannya diluar yuridiksi Indonesia

Keberadaan dari Undang-Undang 27 tahun 2022 tentang Perlindungan data


pribadi

Mereka bahkan pada akhi

Kebocoran informasi merupakan pelanggaran hak privasi, karena hak privasi


mencakup hak untuk mengontrol informasi terkait dirinya apakah diberikan
ataukah tidak (the right to control certain kinds of information about oneself).

sendiri sudah memiliOleh karena itu, pemerintah mengeluarkan berbagai


instrumen hukum

Kebocoran informasi merupakan pelanggaran hak privasi,

karena hak privasi mencakup hak untuk mengontrol informasi terkait dirinya

apakah diberikan ataukah tidak (the right to control certain kinds of

information about oneself)

Konsep privasi sendiri adalah gagasan untuk menjaga integritas dan


martabat pribadi. Hak pribadi mempunyai keterkaitan dengan hak untuk

informasi tentang dirinya boleh diketahui oleh oranglain.


Kemudahan memperoleh informasi juga dibarengi dengan kekhawatiran
dalam pengawasan informasi tersebut, khususnya mengenai perlindungan data
pribadi. Berbagai negara didunia berupaya menciptakan penguatan dalam
melindungi data pribadi warganya baik melalui instrument hukum dan sistem
edukasi. Hal yang sama juga dilakukan diIndonesia yang telah memiliki
beberapa instrm

sendiri merupakan salah satu negera yang telah memiliki Undang-undang


perlindungan data pribadi

rezim perlindungan data pribadi

Salah satu kepingan (puzzle) penting dalam memastikan bekerja efektifnya


sebuah UU Perlindungan Data Pribadi adalah keberadaan dari otoritas pengawas
independen perlindungan data pribadi (independent supervisory authority) atau
data protection authority (DPA).

Rumusan

1. Permasalahan Perlindungan Data Pribadi saat ini


2. Konsepsi Hak Untuk Dilupakan
3. Mekanisme Ideal

Anda mungkin juga menyukai