PENYANDANG DISABILITAS
Disusun oleh :
210200039
FAKULTAS HUKUM
TAHUN AJARAN
2023/2024
IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN DATA PRIBADI PADA
PENYANDANG DISABILITAS
ayuyolandasiburian@gmail.com
Abstrak
The rapid development of technology creates great changes in human life. The
development of information and communication technology is very important in
survival, this can be seen from everyday life that is never separated from
technology. The discussion of this journal aims to evaluate understanding related
to the implementation of Personal Data Protection for persons with disabilities.
This research uses normative juridical research methods that focus on legal
aspects, such as principles, norms, rules, and related articles. A legal regulation
on the provision of social welfare for persons with disabilities with the aim of
meeting their basic needs, ensuring the implementation of social functions,
improving social welfare that benefits persons with disabilities, and creating an
inclusive society.
Keywords: Personal data, People with disabilitis.
Abstrak
Perkembangan teknologi yang sangat pesat menciptakan perubahan yang besar
pada kehidupan manusia. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
merupakan hal yang sangat penting dalam keberlangsungan hidup hal ini dapat
dilihat dari kehidupan sehari-hari yang tidak pernah terlepas dari teknologi.
Pembahasan jurnal ini memiliki tujuan untuk mengevaluasi pemahaman terkait
pelaksanaan Perlindungan Data Pribadi bagi penyandang disabilitas . penelitian
ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif yang berfokus pada aspek-
aspek hukum, seperti prinsip-prinsip, norma, kaidah, dan pasal-pasal terkait.
Sebuah regulasi hukum mengenai penyelenggaraan kesejahteraan sosial bagi
penyandang disibalitas dengan tujuan memenuhi kebutuhan dasar mereka,
menjamin pelaksanaan fungsi sosial, meningkatkan kesejahteraan sosial yang
memberikan manfaat bagi penyandang disabilitas, dan menciptakan masyarakat
inklusif.
Kata Kunci: Data pribadi, Penyandang disbilitas.
2
PENDAHULUAN
Informasi dan komunikasi dengan data pribadi merupakan satu kesatuan yang
saling berkaitan dilingkup dunia teknologi, karena teknologi komunikasi dan
informasi tentunya memerlukan dan melibatkan keseluruhan yang berhubungan
dengan data pribadi agar untuk dapat memberikan akses dalam pengelolaan
informasi. Seperti misalnya, berkaitan dengan pengumpulan data dan
penyimpanan data dibidang layanan digital ataupun platform digital yang
melakukan pengumpulan data pribadi pengguna untuk dapat menyediakan akses
layanan atau mengoptimalkan dalam penggunaan platform tersebut. Hubungan
yang saling berkaitan antara teknologi informasi dan komunikasi dengan data
pribadi selalu sejalan.
3
benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan
dari ancaman ketakutan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang
menjadi hak asasinya”. Setiap orang tentu pasti memiliki data pribadi, ini melekat
dan timbul pada setiap orang. Menurut Permen PM No. 20 Tahun 2016, individu
yang terkait dengan data pribadi memiliki hak untuk menjaga kerahasiaan data
pribadinya, berhak untuk mengajukan pengaduan sebagai penyelesaian sengketa
data pribadi, berhak mendapatkan akses untuk memeriksa riwayat data pribadinya,
dan berhak meminta penghapusan data individu tertentu yang dimilikinya dalam
sistem elektronik. Sedangkan berdasarkan penjelasan Pasal 1 Undang-undang RI
No. 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi. ”Data pribadi adalah data
tentang orang perseorangan yang teridentifikasi atau dapat diidentifikasi secara
tersendiri atau dikombinasikan dengan informasi lainnya baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui sistem elektronik atau non elektronik”.
Perlindungan data pribadi merupakan salah satu hak asasi manusia yang
merupakan bagian dari perlindungan diri secara pribadi. Maka negara
memberikan landasan hukum untuk memberikan keamanan atas data pribadi.
Perlindungan data pribadi ditujukan untuk menjamin hak warga negara atas
perlindungan diri pribadi dan menumbuhkan kesadaran masyarakat serta
menjamin pengakuan dan penghormatan atas pentingnya perlindungan data
pribadi. Pada era globalisasi saat ini dalam hal perlindungan data pribadi masih
menjadi problem terbesar yang dihadapi negara Indonesia dalam melindungi
setiap data pribadi yang dimiliki oleh warga negaranya. Berdasarkan databoks
survei yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan KIC bahwa terdapat 53,6%
masyarakat yang memiliki tingkat dalam perlindungan data pribadi rendah.
Permasalahan tentang data pribadi yang sering timbul ialah kebocoran data
pribadi, pada kasus yang menggemparkan adalah ketika seorang hacker dengan
nama samaran Bjorka menjual sebesar 1,3 M data pribadi yang ia dapatkan dari
registrasi kartu SIM oleh kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kemenkominfo) dan kebocoran data pribadi sebanyak 34,9 Juta pemilik paspor
dari Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Ham diperjualkan
secara darimg senilai US$ 10.000 atau sekitar 150 juta. Perkembangan kemajuan
teknologi telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan sosial.
4
Di seluruh dunia, teknologi menawarkan banyak fasilitas yang terutama melalui
konektivitas internet sehingga memudahkan orang untuk mendapatkan akses atas
data dan informasi termasuk data privasi seseorang secara lebih mudah.2
METODELOGI PENELITIAN
5
memperoleh pengetahuan normatif tentang hubungan keterkaitan antara satu
peraturan dengan peraturan lain dan penerapan/ implementasinya dilingkup
masyarakat. (Prof. Dr. Soerjono Seokanto, 2022)
RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
6
e) Kebijkan barang publik mengatur penyediaan barang atau layanan
olrh pemerintah untuk kepentingan masyarakat umum. Sebaliknya,
kebijakan barang swasta mengatur penyediaan barang atau layanan
oleh entitas swasta untuk kepentingan individu di pasar bebas
dengan imbalan biaya tertentu.
7
Saat ini, dalam regulasi di Indonesia, istilah yang digunakan adalah “data
pribadi” Dalam Undang-undang No. 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan
Data Pribadi menjelaskan bahwa data pribadi adalah data tentang orang
perseorangan yang teridentifikasi atau dapat di identifikasi secara tersendiri
atau dikombinasi dengan informasi lainnya baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui sistem elektronik atau non elektronik. Dalam Pasal 4
data pribadi terdiri atas:
1) Data pribadi yang bersifat spesifik
Data pribadi yang bersifat spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a meliputi:
a. Data dan informasi kesehatan
b. Data biometrik
c. Data genetika
d. Catatan kejahatan
e. Data anak
f. Data keuangan pribadi dan/atau
g. data lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
2) Data Pribadi yang bersifat umum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b meliputi:
a. Nama lengkap
b. Jenis kelamin
c. Kewarganegaraan
d. Agama
e. Status perkawinan dan/atau
f. Data Pribadi yang dikombinasikan untuk mengidentifikasi
seseorang.
Keamanan data pribadi menjadi suatu aspek yang krusial di era digital
saat ini. Pertukaran informasi dan akses informasi yang cepat merupakan hal
yang umum dilakukan pada masa ini. Pada era ini, penggunaan teknologi
digital sangat dibutuhkan dalam lingkup masyarakat maka secara tidak
langsung dalam penggunaan teknologi digital memerlukan akses izin.
8
Contohnya, saat seseorang mendaftar untuk layanan internet dan
menggunakan komputer sebagai sarana akses, mereka akan melakukan
pendaftaran dengan Internet Service Provider (ISP) dan membayar layanan
tersebut. ISP kemudian menyediakan sarana untuk terhubung ke internet,
memberikan setiap pengguna IP (Internet Protocol Address). Oleh karena
itu, data dikumpulkan sebagai persyaratan untuk mengakses layanan digital.
Pada umumnya, data pribadi tidak selalu memiliki karakteristik sensitif atau
bersifat privat. Seperti pada data pribadi yang bersifat umum yang telah
dijelaskan di atas. Data ini merupakan data pribadi yang berisikan informasi
yang sangat mudah diakses oleh banyak orang. Dengan kata lain, bahwa
informasi terkait data pribadi yang bersifat umum ini tidak merupakan data
yang bersifat rahasia dan sensitif sehingga tidak terlalu berpengaruh
signifikan. Namun, meskipun bersifat umum informasikan yang terkandung
dalam data pribadi yang bersifat umum juga memiliki hak untuk dilindungi
dengan mempertimbangkan adanya privasi dan keamanan data.
Di era digital seperti sekarang ini, negara juga dituntut untuk terbuka
kepada masyarakatnya, termasuk dalam kaitannya dengan data yang
dipegang oleh instansi pemerintah atau Negara (Rahman, 2021). Meskipun
begitu, tidak semua data yang dimiliki oleh lembaga pemerintah dapat
diakses oleh masyarakat umum. Hal ini mungkin disebabkan oleh karakter
rahasia data tersebut atau karena data tersebut termasuk dalam kategori
pribadi yang bersifat privat atau sensitif. Data pribadi yang bersifat spesifik
atau bisa disebut data yang bersifat rahasia, data ini mengandung informasi
data diri yang sangat pribadi dan rahasia. Hukum perlindungan data pribadi
pada dasarnya fokus pada usaha melindungi dan menyediakan fasilitas
terhadap pengumpulan dan penggunaan data pribadi. Disisi lain, hukum
keamanan siber menangani kejahtan yang terjadi melalui sistem dan
infrastruktur komputer. perlindungan data pada dasarnya dapat dibagi
menjadi dua kategori, yakni melalui upaya fisik untuk melindungi data, baik
yang bersifat konkret maupun abstrak ( seperti melalui pengamatan teknis).
Selain itu, perlindungan data juga melibatkan regulasi yang mengatur
9
penggunaan data oleh pihak yang tidak berhak, penyalahgunaan data untuk
kepentingan tertentu, dan perlindungan data dari perusahaan itu sendiri3
3
Purwanto, S.H., M.H, Penelitian Tentang Perlindungan Hukum Data Digital,Badan Pembinaan
Hukum Nasional Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Tahun 2007, hal 13
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Hasil Pencarian - KBBI VI Daring (kemdikbud.go.id),
10
memerlukan akses izin.. Hal ini di implementasikan dengan adanya
peraturan perundang-undangan, yaitu yang mengatur masalah
ketenagakerjaan, kesejahteraan, pendidikan nasional, lalu lintas dan
angkutan jalan. Negara memberikan kesamaan dan kesempatan bagi
penyandang disabilitas dalam berperan aktif terhadap perkembangan diri di
teknologi. Hal ini merupakan upaya peningkatan kesejahteraan sosial yang
antara lain dilaksanakan melalui kesamaan kesempatan bagi penyandang
disabilitas. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial untuk individu
penyandang disabilitas bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka,
menjamin pelaksanaan fungsi sosial, meningkatkan kesejahteraan sosial
yang memberikan manfaat bagi penyandang disabilitas, dan menciptakan
masyarakat inklusi. Berkenaan dengan hal tersebut, adanya peraturan dan
sanksi dalam lingkup pengelolaan teknologi untuk penyandang disabilitas
diharapkan mampu melindungi keamanan terhadap informasi dan data
pribadi bagi penyandang disabilitas.
11
3) Perbuatan tersebut mengakibatkan kerugian materil maupun
immateriil (waktu,nilai,jasa,uang, barang, harga diri, martabat,
kerahasiaan informasi) yang cenderung lebih besar dibandingkan
dengan kejahatan konvensional.
4) Pelakunya adalah orang yang menguasai penggunaan internet
beserta aplikasinya.
5) Perbuatan tersebut sering dilakukan transnasional atau melintasi
batas negara.
6
Budi Suhariyanto, S.H., M.H, Tindak Pidana Teknologi Informasi (Cybercrime) Urgensi
Pengaturan dan Celah Hukumnya, Jakarta, Raja wali Pers, 2012. Hal 13-15.
12
dalam pemrosesan data pribadi oleh pihak ketiga diharuskan memenuhi
beberapa syarat yaitu:
1) Sebelumnya, pihak ketiga perlu memperoleh persetujuan dari
pengendali data pribadi atau subjek data terlebih dahulu.
2) Pihak ketiga harus memiliki perjanjian tertulis yang dibuat
terlebih dahulu dengan pengendali data pribadi yang memuat
kewajiban pihak ketiga dalam melindungi data pribadi.
3) Pihak ketiga wajib mengolah data pribadi sesuai dengan maksud
pemrosesan data pribadi yang telah ditentukan oleh pengendali
data pribadi.
4) Pihak ketiga diharuskan mengolah data pribadi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peraturan yang dibuat oleh negara sebagai payung hukum untuk
perlindungan data pribadi diselenggarakan secara khusus. Dengan
demikian, dalam penerapannya tidak dilakukan secara transparan sehingga
menyebabkan ketidakpastian dalam penerapan dan penyelenggaraan
regulasi hukum. Namun tidak menutup kemungkinan masih ada
penyalahgunaan data pribadi bagi penyandang disabilitas. Kemudian pada
saat ini, masih minimnya kebijakan yang inklusif pemerintah Indonesia
terhadap hak-hak penyandang disabilitas dan menjamin juga memenuhi hak
-hak disabilitas dalam segala aspek.
2. Faktor penghambat perlindungan data pribadi penyandang disabilitas
Hadirnya Undang-undang Nomor 27 Tahun 2022 sebagai payung hukum
yang telah dinanti-nantikan masyarakat Indonesia dengan tujuan untuk
perlindungan hak fundamental masyarakat terkait pemrosesan data pribadi
baik dalam sektor publik maupun sektor privat, anak dan penyandang
disabilitas. Meski telah memberikan pengaturan yang komprehensif untuk
melindungi untuk perlindungi data pribadi warga negara, nyatanya masih
banyak kasus-kasus kebocoran data pribadi yang merugikan banyak kalangan
dari masyarakat sebagai korban dan tidak mendapatkan pertanggung jawaban
apa pun (Kominfo, 2023). Berbagai hambatan dalam perlindungan data
pribadi penyandang disabilitas yaitu sebagai berikut:
13
1) Tidak adanya lembaga independen secara khusus untuk
memastikan pelindungan data pribadi penyandang disabilitas di
Negara Indonesia
Dalam implementasi penerapan perlindungan data pribadi
penyandang disabilitas Indonesia nyatanya masih mengalami
hambatan yang cukup besar. Hal ini terjadi dikarenakan belum
tersedianya lembaga independen yang secara khusus menangani
kasus terkait kebocoran data pribadi dan masalah cybercrime yang
terjadi pada penyandang disabilitas. Lembaga perlindungan data
pribadi bersifat sangat dibutuhkan dan penting mengingat adanya
dasar hukum yang kuat yaitu pada Pasal 58, UU Perlindungan Data
Pribadi serta melihat kondisi tindakan pelanggaran data pribadi yang
terjadi di Indonesia yang kian meningkat tiap tahunnya. Lembaga
tersebut berperan dan juga bertugas dalam mengawasi, melindungi,
dan menegakkan hak privasi individu serta mengawasi penggunaan
data pribadi oleh pengendali data pribadi. (Christine & Kansil, 2023)
Penting adanya lembaga independen secara khusus adalah untuk
agar terlaksananya keseimbangan dari regulasi aturan yang telah
dibuat. Kehadiran lembaga independen, juga membantu dalam
pencegahan penyalahgunaan kekuasaan seperti kepentingan politik
atau pun ekonomi dari pihak tertentu. Penerapan hukum yang
transparansi dan akuntabilitas, dengan adanya lembaga independen
diharapkan mampu dalam mengawasi dan menegakkan aturan yang
memberikan perlindungan data bagi penyandang disabilitas.
Berikutnya kehadiran lembaga independen dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan dan sistem
kontribusi yang baik terhadap peraturan dan pemerintahan yang
baik, memastikan bahwa kepentingan masyarakat diutamakan dan
dilindungi.
2) Keterbatasan Teknologi bagi Penyandang Disabilitas
Sistem teknologi yang tersedia pada masa ini, masih belum stabil.
Masih banyak terdapat platform yang tidak dirancang secara khusus
14
untuk membantu para penyandang disabilitas yang mengalami
hambatan dalam penggunaan teknologi. Sehingga dalam penerapan
dan pengelolaan masih membutuhkan bantuan dan pengawasan.
3) Adanya Perbedaan dalam Perlindungan Hukum
Sistem hukum yang ada tidak berkesesuaian dalam melindungi
penyandang disabilitas, dan pemberian regulasi yang masih abstrak
inilah hambatan yang menyebabkan penerapan perlindungan data
pribadi belum optimal dalam pemberian perlindungan bagi
penyandang disabilitas.
KESIMPULAN
15
Perlindungan data pribadi menjadi hal penting era digital masa ini. pertukaran
informasi dan akses informasi yang cepat merupakan hal yang umum dilakukan
pada masa ini. Pada era ini, penggunaan teknologi digital sangat dibutuhkan dalam
lingkup masyarakat maka secara tidak langsung dalam penggunaan teknologi
digital memerlukan akses izin.
Individu dengan disabilitas adalah sekelompok orang yang mengalami
keterbatasan fisik, intelektual, mental, atau sensorik dalam durasi yang panjang.
Mereka termasuk kelompok yang lebih rentan terhadap kejahatan dalam lingkup
cyber crime. Peraturan yang dibuat oleh negara sebagai payung hukum untuk
perlindungan data pribadi diselenggarakan secara khusus. Dengan demikian, dalam
penerapannya tidak dilakukan secara transparan sehingga menyebabkan
ketidakpastian dalam penerapan dan penyelenggaraan regulasi hukum.
SARAN
1253333333333333
DAFTAR PUSTAKA
16
Jurnal
Buku
M. Arief Mansur Dikdik, dkk, Cyber Law Aspek Hukum Teknologi Informasi,
Bandung, PT Refika Aditama, hal 7
Purwanto, (2007) Penelitian Tentang Perlindungan Hukum Data Digital,Badan
Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
RI
Rosandi Sinta.(2015), Cyber law Aspek Data Privasi Menurut Hukum
Internasional, Regional, dan Nasional, Bandung, PT Refika Aditama
Seokanto Soerjono, (2022), Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat,Depok, PT Raja Grafindo Persada,.
Peraturan Perundang-undangan
Kamus
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Hasil Pencarian - KBBI VI Daring
(kemdikbud.go.id)
17