Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Bina Mulia Hukum, Volume 1, Nomor 1, September 2016 [ISSN 2528-7273]

Ar kel diterima 09 April 2016, ar kel direvisi 11 Juni 2016, ar kel diterbitkan 02 September 2016

KEDAULATAN DI BIDANG INFORMASI DALAM ERA DIGITAL:


TINJAUAN TEORI DAN HUKUM INTERNASIONAL

Tri Andika*

Abstrak

Saat ini kita memasuki suatu zaman yang disebut dengan era digital (digital age). Di dalam era digital dak
ada lagi batas-batas wilayah yang jelas (borderless) yang berdampak pada kedaulatan suatu negara yang
diakibatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Kasus penyadapan antar negara yang
dilakukan oleh The Five Eyes Alliance, menunjukan kepada dunia bahwa perkembangan teknologi dan
komunikasi dapat pula merusak hubungan baik antar negara. Pembahasan terkait dengan kedaulatan
negara di bidang informasi dalam era digital (digital age) dalam menjawab permasalahan tentang
bagaimana kedaulatan negara di bidang informasi dalam era digital di njau dari teori dan hukum
internasional sangat diperlukan dewasa ini. Metode peneli an yang digunakan dalam peneli an ini
menggunakan pendekatan juridis norma f, peneli an ini juga menggunakan pendekatan perundang-
undangan (statute approach), pendekatan perbandingan (compara ve approach), pendekatan hukum
yang akan datang (futuris k) guna menjawab permasalahan yang diteli dalam peneli an ini. Berdasarkan
hasil analisis, telah diperoleh simpulan bahwa dari segi teori diperlukan pengembangan teori kedaulatan
negara di bidang informasi. Dalam kerangka hukum internasional, aturan-aturan yang mengarah kepada
penghormatan kedaulatan suatu negara di bidang informasi telah banyak mendapatkan pengaturan.

Kata kunci: kedaulatan, negara, informasi, era, digital.

Abstract

Now we are entering an era called the digital age. In the digital age there are no more boundaries are cleary
impac ng on the sovereignty of a country caused by informa on comunica on technology development. In
the intercep on case between states show the world that the informa on comunica on technology
development can broke the interna onal coorpora ons between the states. Discussion about the state
sovereignty on informa on in the digital age is required to answer the ques on about how the the state
sovereignty on informa on in the digital age reviewed by theory and interna onal law. This research
applies a juridical-norma ve approach. This research also applies the statute approach, the compara ve
approach, and the futuris c approach to answer the research ques ons. This research concludes that in
theory we must developed theory on state sovereignty on informa on. In interna onal law, the regula on
that lead to respect for the state sovereignty on informa on has a lot of gain se ngs.

Keywords: sovereignty, state, informa on, era, digital.

* Fakultas Hukum Universitas Bengkulu, Jl. W.R Supratman, Kandang Limun - Bengkulu, email: andikatri@unib.ac.id.

43
Jurnal Bina Mulia Hukum
44 Volume 1, Nomor 1, September 2016

Pendahuluan Para ahli hukum internasional sendiri terbagi


Saat ini kita memasuki era digital (digital age) ga dalam menyikapi permasalahan penyadapan
dimana seluruh aspek kehidupan bersentuhan ini. Ahli yang mengatakan bahwa spionase adalah
langsung dengan teknologi informasi dan komu- dak ilegal (espionage is not illegal), 2. Spionase
nikasi. Teknologi informasi dan komunikasi adalah ilegal (espionage is illegal), dan 3. Spionase
berkembang dengan sangat pesat dalam satu dasa- dak legal dan juga dak ilegal (espionage is neither
warsa pertama di abad 21. Jumlah orang yang legal nor illegal).³ Ke daksepahaman tersebut me-
terhubung ke internet di seantero dunia melesat ngakibatkan dak adanya kepas an hukum dalam
dari 350 juta jiwa menjadi lebih dari 2 miliar jiwa. menghadapi penyadapan dengan skala global
Pada tempo yang sama, jumlah pelanggan telepon tersebut.
seluler melambung dari 750 juta hingga 5 miliar Kasus ini menunjukan bahwa dengan per-
(kini lebih 6 miliar jiwa).¹ kembangan teknologi dan komunikasi, batas-batas
Dampak posi f yang dirasakan oleh negara negara menjadi kabur (borderless), sehingga
dengan perkembangan teknologi informasi dan informasi yang dimiliki oleh suatu negara yang
komunikasi adalah masyarakat dapat mengakses sifatnya rahasia dapat dengan mudah diakses me-
kebijakan yang diambil oleh pemerintah, mem- lalui teknologi informasi dan komunikasi yang
bantu perekonomian masyarakat akibat lancarnya sangat berbahaya bagi negara tersebut dan juga
arus informasi yang berbanding lurus dengan bagi pergaulan internasional. Hal ini dibenarkan
meningkatnya perekonomian suatu negara, dan oleh Frank La Rue, seorang Special Rapporteur PBB.
lainnya. Namun, perkembangan tekonogi informasi Dalam laporannya, beliau mengatakan bahwa per-
dan komunikasi juga mendatangkan dampak kembangan dalam dunia teknologi pada abad ke-
nega f bagi suatu negara. Kasus penyadapan yang 20 telah berdampak pada perubahan sifat dari
dilakukan oleh The Five Eyes Alliance pada tahun pengintaian komunikasi. Semakin canggih suatu
2014 sebagai contohnya, menunjukan kepada teknologi komunikasi, maka akan semakin luas pula
dunia bahwa perkembangan teknologi dan komu- jarak pengintaian terhadap komunikasi tersebut. Di
nikasi dapat pula merusak hubungan baik antar samping terhadap kedaulatan suatu negara,
negara. Kasus tersebut terungkap setelah Edward pengintaian yang dilakukan oleh Amerika Serikat
Snowden memberikan pernyataan dalam The tersebut juga berdampak pada pelanggaran
Guardian, bahwa di Na onal Security Agency (NSA) terhadap privasi objek pengintaian tersebut yang
Amerika Serikat telah melakukan penyadapan mana se ap individu berhak mendapatkan per-
telepon milik 35 kepala negara.² Sehingga menim- lindungan atas privasi-nya. Untuk itu diperlukan
bulkan ketegangan antara Amerika Serikat dengan pembahasan untuk menemukan jawaban terkait
negara-negara yang disadap oleh salah satu agency dengan bagaimana hukum internasional mem-
pemerintahannya. berikan perlindungan terhadap kedaulatan di
bidang informasi suatu negara.

¹ Eric Schmidt dan Jared Cohen, The New Digital Age Cakrawala Baru Negara, Bisnis, dan Hidup Kita, KPG (Kepustakaan Populer
Gramedia), Jakarta: 2014, hlm. Xii.
² h p://www.theguardian.com/world/2013/oct/24/nsa-surveillance-world-leaders-calls, diakses pada tanggal 7 Februari 2014
pukul 14.00 Wib.
³ A. Jhon Radsan, “The Unresolved Equa on of Espionage and Interna onal Law”, Michigan Journal of Interna onal Law, 2007,
hlm. 6-9.
Tri Andika
Kedaulatan di Bidang Informasi dalam Era Digital: Tinjauan Teori dan Hukum Internasional 45

Metode peneli an Pemanfaatan teknologi informasi saat ini


Peneli an yang dilaksanakan merupakan khususnya melalui media internet telah
peneli an hukum norma f dengan metode pen- memberikan banyak manfaat dalam berbagai
dekatan juridis norma f yang meni kberatkan kehidupan masyarakat. Salah satu persoalan
penggunaan bahan/materi peneli an data se- hukum yang muncul yaitu persoalan yang
kunder dengan didukung oleh data kepustakaan berkaitan dengan privasi. Berdasarkan Black's
sebagai sumber utama. Di samping itu, peneli an Law Dic onary, privacy adalah:
ini juga menggunakan pendekatan perundang- The condi on or state of being free form
undangan (statute approach), pendekatan per- public a en on to intrusion into or
bandingan (compara ve approach), dan pen- interference with one's acts or decisions.⁴
dekatan hukum yang akan datang (futuris k). Penger an tersebut bermakna bahwa
Dilihat dari spesifikasinya, peneli an ini termasuk privasi merupakan kondisi atau keadaan bebas
deskrip f anali s yaitu peneli an menggambarkan dari perha an atau gangguan baik oleh n-
dan menganalisis permasalahan yang berhu- dakan seseorang maupun keputusan sese-
bungan dengan kedaulatan negara di bidang orang. Hak atas privasi secara sederhana did-
informasi dalam digital age. Dalam peneli an ini, finisikan oleh Wes n sebagai klaim dari
proses perolehan data untuk menunjang hasil pe- individu, kelompok, atau lembaga untuk me-
neli an dilakukan melalui tahapan studi ke- nentukan sendiri kapan, bagaimana, dan
pustakaan (library research) dengan menggunakan sampai sejauh mana informasi tentang mereka
data sekunder yaitu mencoba untuk menemukan dikomunikasikan dengan orang lain.⁵
buku-buku, filsafat-filsafat, konsep-konsep, teori- Pengaturan secara universal mengenai
teori dan pendapat para ahli serta penemuan- perlindungan terhadap hak atas privasi diatur
penemuan yang berhubungan erat dengan pokok oleh Universal Declara on of Human Rights
permasalahan yang akan diteli . Kemudian pe- (UDHR) tahun 1948. Di dalam Pasal 12 diatur
neli an ini juga melalui tahapan studi lapangan bahwa:
yang dilakukan yaitu dengan cara meminta data No one shall be subjected to arbitrary
tambahan yang dilakukan dengan menghubungi interference with his privacy, family, home
sumber-sumber yang dianggap dapat memberikan or correspondence, nor to a acks upon his
informasi pen ng mengenai permasalahan yang honour and reputa on. Everyone has the
diteli dengan cara melakukan wawancara ter- right to protec on of the law against such
hadap sumber yang berkompeten. interference or a acks.
Perlindungan terhadap hak atas privasi
Pembahasan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 12 UDHR
Dampak Perkembangan Teknologi Informasi memiliki makna bahwa dak seorangpun
dan Komunikasi terhadap Negara. boleh diganggu kehidupan pribadinya secara
a) Dampak perkembangan teknologi komunikasi sewenang-wenang (tanpa dasar hukum) dan
dan informasi terhadap hak atas privasi. oleh karenanya se ap orang memiliki hak

⁴ Bryan A Garner, Black's Law Dic onary Ninth Edi on, West Publishing, Dallas, Texas: 2009, hlm. 1315.
⁵ Wahyudi Djafar, Memas kan Perlindungan Hak atas Privasi dalam Pertahanan Siber, Diakses melalui h p://www.elsam.or.id/
downloads/565962_Memas kan_perlindungan_hak_atas_privasi_dalam_pertahanan_siber-Wahyudi_Djafar.pdf, Pada
Tanggal 2 Januari 2014 Pukul 13.00 WIB.
Jurnal Bina Mulia Hukum
46 Volume 1, Nomor 1, September 2016

untuk mendapatkan perlindungan hukum Di samping itu, perlindungan terhadap


terhadap gangguan tersebut. Perlindungan hak-hak pribadi atau hak privat akan mening-
terhadap hak atas privasi menunjukan bahwa katkan nilai-nilai kemanusiaan; meningkatkan
hak atas privasi merupakan hak yang pen ng hubungan antara individu dan masyarakatnya;
untuk mendapatkan perlindungan. Adapun meningkatkan kemandirian atau otonomi
alasan hak atas privasi harus dilindungi yaitu: untuk melakukan kontrol dan mendapatkan
1. Dalam membina hubungan dengan orang kepantasan; meningkatkan toleransi dan
lain, seseorang harus menutupi sebagian menjauhkan dari perlakuan diskriminasi serta
kehidupan pribadinya sehingga dia dapat membatasi kekuasaan pemerintah.⁶ Bloustein
mempertahankan posisinya pada ngkat mengatakan bahwa hak atas privasi me-
tertentu. nunjukan esensi seseorang sebagai manusia
2. Seseorang di dalam kehidupannya me- termasuk di dalamnya martabat dan integritas
merlukan waktu untuk dapat menyendiri individu serta kemandirian dan kemerdekaan
(solitude) sehingga privasi sangat diper- seseorang.⁷
lukan oleh seseorang. Pelanggaran terhadap hak atas privasi
3. Privasi adalah hak yang berdiri sendiri dan mengalami peningkatan seiring dengan
dak bergantung kepada hak lain akan perkembangan teknologi informasi dan
tetapi hak ini akan hilang apabila orang komunikasi. Blous n mencatat se daknya
tersebut mempublikasikan hal-hal yang terdapat 4 macam kasus terhadap hak privasi
bersifat pribadi kepada umum. yang menjadi perha an masyarakat inter-
4. Privasi juga termasuk hak seseorang untuk nasional. Pelanggaran tersebut melipu
melakukan hubungan domes k ter- dissemina on of confiden al informa on (pe-
masuk bagaimana seseorang membina nyebaran informasi rahasia), eavesdropping
perkawinan, membina keluarganya dan (penyadapan), surveillance (pengintaian), dan
orang lain dak boleh mengetahui wiretapping (penyadapan terhadap rekaman
hubungan pribadi tersebut. suara).⁸ Bahkan secara khusus Frank La Rue
5. Pelanggaran terhadap privasi menim- dalam Report of the Special Rapporteur on the
bulkan kerugian yang sulit untuk dinilai. promo on and protec on of the right to
Kerugiannya dirasakan jauh lebih besar freedom of opinion and expression tanggal 17
dibandingkan dengan kerugian fisik, April 2013 menemukan bahwa perkembangan
karena telah mengganggu kehidupan teknologi semakin meningkatkan kemampuan
pribadinya, sehingga bila ada kerugian negara dalam melakukan surveillance dan
yang diderita maka pihak korban wajib intervensi terhadap komunikasi pribadi dari
mendapatkan kompensasi. masyarakatnya.⁹

⁶ Danrivanto Budhijanto Danrivanto Budhijanto, Hukum Telekomunikasi, Penyiaran & Teknologi Informasi Regulasi &
Konvergensi, Rafika Aditama, Bandung: 2010, hlm. 4.
⁷ Stanford Encyclopedia of Philosophy, Privacy, Diakses melalui h p://plato.stanford.edu/entries/privacy/, Pada Tanggal 3
Januari 2014 Pukul 08.00 WIB.
⁸ Anita L. Allen, Privacy Law: Posi ve Theory and Norma ve Prac ce, Harvard Law Review, Diakses melalui
h p://www.harvardlawreview.org/issues/126/may13/forum_1007.php, Pada Tanggal 4 Januari 2014 Pukul 13.00 WIB.
⁹ Frank La Rue, Report of the Special Rapporteur on the promo on and protec on of the right to freedom of opinion and
Tri Andika
Kedaulatan di Bidang Informasi dalam Era Digital: Tinjauan Teori dan Hukum Internasional 47

b) Dampak perkembangan teknologi komunikasi dengan hal-hal yang bersifat umum untuk di-
dan informasi terhadap negara ketahui maupun hal-hal yang sifatnya rahasia
Perkembangan teknologi komunikasi juga atau hanya orang-orang tertentu yang me-
memiliki dampak posi f bagi negara-negara milikinya.
yang saat ini tengah menjalani proses globa-
lisasi. Pada bidang hak asasi manusia (HAM), Kedaulatan Negara di Bidang Informasi Dalam
revolusi komunikasi juga menjadikan pe- Kerangka Teori
mantauan pelanggaran oleh negara atas HAM Menurut teori kedaulatan negara dari Jean
warga negaranya, bahkan juga pemantauan Bodin dan Georg. Jellinek, bahwa kekuasaan ter-
pelanggaran HAM oleh negara-negara lain nggi berada pada negara. Kedaulatan merupakan
menjadi lebih mudah. Sebagai contoh adalah, kekuasaan ter nggi yang dimiliki oleh suatu negara
bantuan yang diberikan oleh masyarakat untuk secara bebas melakukan berbagai kegiatan
internasional atas kejahatan kemanusiaan sesuai kepen ngannya asal saja kegiatan tersebut
yang terjadi di Bosnia, Somalia, Yugoslavia dan dak bertentangan dengan hukum internasional.¹⁰
negara-negara lainnya yang dipermudah Is lah “kedaulatan” dikemukakan untuk per-
dengan adanya informasi lewat foto-foto atau tama kali oleh Jean Bodin dalam bukunya “Six Livres
gambar-gambar yang disajikan di media cetak de Republique” yang menyebutkan dengan is lah
maupun media elektronik. Hal tersebut me- ”soverainite” (Inggris: sovereignty). Is lah tersebut
nyatukan masyarakat internasional untuk secara e mologis berasal dari kata “superanus”
menentang adanya kejahatan kemanusiaan. yang berar ter nggi.¹¹ Menurut Jean Bodin ke-
Perkembangan teknologi komunikasi dan daulatan merupakan sesuatu yang absolut dak
informasi juga memberikan dampak nega f terbagi (invisible absolute) dan kekuasaan abadi
terutama bagi kedaulatan suatu negara. Saat (perpetual power) terhadap seluruh wilayah re-
ini, batas-batas teritorial menjadi kabur akibat publik.¹²
perkembangan teknologi komunikasi dan Dengan perkembangan teknologi yang sangat
informasi. Perkembangan tekonologi komu- cepat, pelanggaran terhadap prinsip-prinsip ke-
nikasi dan informasi seper telepon, internet, daulatan negara dak hanya dengan cara me-
penginderaan jarak jauh (remote sensing) masuki wilayah kedaulatannya seper agresi
dengan menggunakan satelit, radio komu- militer,invansi, dan pendudukan suatu negara. Saat
nikasi, dan lain sebagainya dapat digunakan ini, pengintaian dapat dilakukan dengan jarak yang
sebagai alat pengintaian (surveillance) satu sangat jauh dari negara pelaku ke negara korban.
negara terhadap negara lain. Pengintaian ter- Negara pelaku hanya dengan memanfaatkan tek-
sebut ditujukan untuk mendapatkan informasi nologi yang canggih, dapat mengintai ak vitas
yang dimiliki suatu negara baik yang berkaitan negara korban dari wilayah negara pelaku.

expression, Diakses melalui h p://www.ohchr.org/Documents/HRBodies/HRCouncil/RegularSession/Session23/


A.HRC.23.40_EN.pdf, Pada Tanggal 7 Januari 2014 Pukul 07.15 WIB.
¹⁰ Boer Mauna, Hukum Internasional Penger an Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global Edisi ke-2, Alumni, Bandung:
2008, hlm. 24.
¹¹ As m Riyanto, Negara Kesatuan : Konsep, Asas dan Aktualisasinya, Bandung: Yapemdo, 2006, hlm. 41-42.
¹² Jo-Ane Pamberton, Sovereignty Interpreta on, England : Palgrave Macmillan, 2009, hlm. 35.
Jurnal Bina Mulia Hukum
48 Volume 1, Nomor 1, September 2016

Menurut Hans Kelsen, teritorial suatu negara Prinsip kedulatan negara dalam hubungan
dak mes terdiri atas satu hamparan daratan internasional sangatlah dominan. Negara mem-
(teritorial menyatu padu) saja, akan tetapi meru- punyai kedaulatan penuh atas orang, barang dan
pakan satu kesatuan dari wilayah-wilayah yang ter- perbuatan yang ada diteritorialnya.¹⁶ Hukum inter-
pusat, yang memiliki pemberlakuan satu tatanan nasional telah mengatur bahwa di dalam keda-
hukum yang sama bagi seluruh wilayah tersebut.¹³ ulatan terkait di dalamnya kewajiban untuk dak
Pendapat Hans Kelsen memberikan pembatasan menyalahgunakan kedaulatan tersebut.¹⁷ Suatu
terhadap pemberlakuan hukum nasional yang me- negara dapat dimintai pertanggungjawaban untuk
rupakan bagian dari kedaulatan suatu negara. ndakan- ndakan atau kelalaiannya yang me-
Kedaulatan negara menurutnya adalah kesatuan lawan hukum.¹⁸ Oleh karenanya, secara teori dalam
wilayah darat, laut hingga udara atau yang disebut menggunakan kedaulatannya, se ap negara harus
Boer Mauna sebagai kedaulatan teritorial.¹⁴ turut pula memperha kan kedaulatan negara lain.
Namun, dengan perkembangan teknologi yang ter- Se ap kelalaiannya yang menimbulkan kerugian
jadi saat ini, kedaulatan dak dapat dipandang kepada negara lain dapat dimintai pertanggung-
hanya sebatas wilayah teritorial semata seper jawabannya.
wilayah darat, laut dan udara saja. Negara juga
harus dipandang berdaulat terhadap hal-hal ter- Kedaulatan Negara di Bidang Informasi Dalam
tentu seper di bidang informasi. Perkembangan Kerangka Hukum Internasional
teknologi di bidang komunikasi dan informasi Sejarah pengaturan yang terkait dengan
mengakibatkan wujud baru pelanggaran terhadap kedaulatan informasi dimulai dengan disahkannya
kedaulatan sebuah negara. Declara on of Guiding Principles on the Use of
Dewasa ini terjadi perubahan peta bumi poli k Satellite Broadcas ng for the Free Flow of Infor-
dan ekonomi yang cukup besar yang berpengaruh ma on, the Spread of Educa on and Greater Cul-
terhadap penger an kedaulatan teritorial. Peru- tural Exchange oleh UNESCO pada 15 November
bahan peta bumi poli k ini telah berpengaruh 1972. Deklarasi ini muncul sebagai jawaban dari
terhadap konsepsi mengenai wilayah negara.¹⁵ keresahan masyarakat internasional atas diluncur-
Perkembangan di bidang teknologi informasi dan kannya satelit Sputnik oleh Rusia pada tahun 1957
komunikasi juga menjadi permasalahan yang serius yang menandakan globalisasi dari revolusi infor-
bagi perkembangan masyarakat internasional. Saat masi. Terdapat beberapa prinsip yang memberikan
ini, informasi mempunyai nilai ekonomi nggi pengakuan terhadap kedaulatan negara terhadap
karena dak semua orang dapat memproses suatu informasi dalam deklarasi tersebut. Pasal II Dec-
data yang mentah menjadi suatu informasi yang lara on of Guiding Principles on the Use of satellite
berharga bagi dirinya. Broadcas ng for the Free Flow of Informa on, the

¹³ Hans Kelsen, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, diterjemahkan oleh Raisul Mu aqien, Nusa Media, Bandung: 2011, hlm.
297-298.
¹⁴ Boer Mauna, Op. Cit., hlm. 24.
¹⁵ Huala Adolf, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Keni Media, Bandung: 2011, hlm. 109.
¹⁶ Sefriani, Hukum Internasional Suatu Pengantar, Rajawali Pers, Jakarta: 2012, hlm. 266.
¹⁷ Idem.
¹⁸ Idem.
Tri Andika
Kedaulatan di Bidang Informasi dalam Era Digital: Tinjauan Teori dan Hukum Internasional 49

Spread of Educa on and Greater Cultural Exchange gas alam, minyak bumi, dan kekayaan alam lainnya
mengatur bahwa satelit penyiaran harus meng- menjadi aset potensial bagi suatu negara. Maka
horma kedaulatan (sovereignty) dan kesetaraan seyogyanya informasi menjadi bagian yang dak
(equality) semua negara.¹⁹ terpisah dari kedaulatan suatu negara.
Majelis Umum PBB melalui Resolusi No. 41/65 Perlindungan terhadap kedaulatan negara
pada tanggal 3 Desember 1986 juga mengadopsi telah diakui di dalam Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 2
prinsip yang terkait dengan kedaulatan negara di ayat (4) UN Charter yang memuat keharusan se ap
bidang informasi yakni Principles Rela ng to negara anggota PBB untuk menghorma ke-
Remote Sensing of the Earth from Outer Space. daulatan negara lain dan menjauhkan diri dari n-
Dalam prinsip ke-4 diatur:²⁰ dakan yang mengancam kedaulatan suatu negara.
These ac vi es shall be conducted on the basis Prinsip kedaulatan negara ini dipertegas dan
of respect for the principle of full and per- diperinci lagi oleh Declara on on Principles of
manent sovereignty of all States and peoples Interna onal Law concerning Friendly Rela ons
over their own wealth and natural resources, and Coopera on among States in accordance with
with due regard to the rights and interests, in the Charter of the United Na onstahun 1970, yang
accordance with interna onal law, of other sudah diakui sebagai hukum kebiasaan inter-
States and en es under their jurisdic on. nasional.²¹ Deklarasi tersebut diadopsi dalam
Such ac vi es shall not be conducted in a Resolusi Majelis Umum PBB Nomor A/Res/25/
manner detrimental to the legi mate rights 2625. Resolusi ini mengatur tentang prinsip-prinsip
and interests of the sensed State. hukum internasional yang terkait hubungan antar
Kegiatan remote sensing harus dilakukan atas negara yang diterima dan dijalankan oleh negara-
dasar penghormatan terhadap prinsip kedaulatan negara selama ini.
penuh dan permanen semua negara dan bangsa Di dalam Resolusi Majelis Umum PBB Nomor
atas kekayaan dan sumber daya alam yang mereka A/Res/25/2625, termuat tentang perlindungan
miliki, dengan memperha kan hukum inter- kedaulatan negara dimana negara-negara ber-
nasional, negara-negara lain dan en tas di bawah komitmen untuk menjalankan prinsip persamaan
jurisdiksi mereka. Kegiatan-kegiatan tersebut dak kedaulatan antar negara-negara. Semua negara
boleh dilakukan dengan cara yang merugikan hak- menikma persamaan kedaulatan. Mereka me-
hak dan kepen ngan hukum negara yang terkena miliki hak dan kewajiban yang sama dan persamaan
dampaknya. dalam komunitas internasional meskipun memiliki
Kedua pengaturan tersebut di atas mem- perbedaan dari segi ekonomi, sosial dan poli k
berikan prinsip perlindungan kedaulatan negara di atau perbedaan lainnya. Terdapat 6 (enam) unsur
bidang informasi. Informasi merupakan hal pen ng dalam persamaan kedaulatan sebagaimana yang
bagi suatu negara secara khusus. Informasi diatur dalam Resolusi Majelis Umum PBB Nomor
terutama yang berkaitan dengan letak wilayah A/Res/25/2625, yaitu:
potensial yang menyimpan kekayaan alam seper a. Persamaan kedaulatan juridis (States are

¹⁹ Pasal II Declara on of Guiding Principles on the Use of satellite Broadcas ng for the Free Flow of Informa on, the Spread of
Educa on and Greater Cultural Exchange.
²⁰ Principle IV Resolusi No. 41/65.
²¹ Idris, dkk., Op. Cit., hlm. 251.
Jurnal Bina Mulia Hukum
50 Volume 1, Nomor 1, September 2016

judicially equal); Kedua kondisi tersebut merupakan ndakan


b. Se ap negara menikma hak-hak yang terakhir yang dapat ditempuh oleh negara-negara
melekat pada kedaulatan penuhnya (Each dalam memelihara perdamaian dan keamanan
State enjoys the rights inherent in full dunia.
sovereignty); Di bidang informasi, prinsip perlindungan ke-
c. Se ap negara memiliki kewajiban untuk daulatan negara juga termuat dalam berbagai
menghorma privasi negara lain (Each State aturan hukum internasional sebagaimana yang
has the duty to respect the personality of other telah diuraikan pada bab sebelumnya. Sebagai
States); contoh perlindungan informasi yang diatur dalam
d. Keutuhan wilayah dan kemerdekaan poli k Resolusi Majelis Umum PBB No. 41/65 pada
negara dak dapat diganggu gugat (The tanggal 3 Desember 1986 tentang Principles
territorial integrity and poli cal independence Rela ng to Remote Sensing of the Earth from Outer
of the State are inviolable); Space. Berdasarkan resolusi tersebut kegiatan
e. Se ap negara memiliki kebebasan untuk remote sensing harus dilakukan atas dasar peng-
menentukan dan mengembangkan sistem hormatan terhadap prinsip kedaulatan penuh dan
poli k, sosial, ekonomi dan budaya (Each State permanen semua negara. Perlindungan yang sama
has the right freely to choose and develop its juga diberikan oleh UNCLOS 1982 yang mengatur
poli cal, social, economic and cultural bahwa dalam melaksanakan lintas transit, kapal
systems); asing dak boleh melakukan ndakan pe-
f. Se ap negara memiliki kewajiban untuk me- ngumpulan informasi saat melintasi laut teritorial
matuhi sepenuhnya dan dengan ik kad baik negara pantai yang merugikan per-tahanan dan
segala kewajiban internasional untuk hidup keamanan negara pantai merupakan ndakan yang
damai bersama negara lain (Each State has the dianggap membahayakan kedamaian, keter ban
duty to comply fully and in good faith with its atau keamanan negara pantai.
interna onal obliga ons and to live in peace Informasi merupakan bagian yang dak
with other States). terpisah dari kedaulatan sebuah negara. Pe-
Keseluruan unsur yang termuat dalam per- langgaran kedaulatan informasi dalam rangka
samaan kedaulatan sebagaimana yang diatur pengumpulan intelijen oleh badan intelijen negara
dalam resolusi tersebut, merupakan satu kesatuan lain tanpa sepengetahuan dari negara korban
yang utuh. Dengan kata lain, seluruh negara merupakan pelanggaran atas prinsip perlindungan
menikma ke-enam unsur tersebut secara penuh kedaualatan negara. Terlebih ke ka menyangkut
dan utuh. Negara harus menjauhkan diri dari tentang kerahasian kebijakan dalam negeri sebuah
pelanggaran terhadap kedaulatan negara lain. negara.
Prinsip perlindungan kedaulaulatan negara dapat Resolusi Majelis Umum PBB A/Res/68/167
dikesampingkan dalam 2 (dua) kondisi berdasarkan tentang hak atas privasi di era digital, yang me-
Piagam PBB. Pertama, penegakan sanksi yang rupakan reaksi dari masyarakat internasional atas
diberikan oleh Dewan Keamanan PBB kepada suatu pengintaian komunikasi dunia yang dilakukan oleh
negara berdasarkan Bab VII Piagam PBB. Kedua, Amerika Serikat dan sekutunya menjadi satu-
ndakan yang dilakukan untuk mepertahankan diri satunya instrumen hukum internasional yang
(self defence) berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB. berkaitan dengan prak k pengintaian dan atau
Tri Andika
Kedaulatan di Bidang Informasi dalam Era Digital: Tinjauan Teori dan Hukum Internasional 51

penyadapan komunikasi antar negara. Resolusi ini with any future bilateral nego a ons
mengatur bahwa seluruh negara harus meninjau concerning mari me delimita on, or with any
kembali prosedur, prak k, dan peraturan nasional other related procedure between the two
terkait dengan pengintaian komunikasi, penya- States, including the present case before the
dapan dan pengumpulan data pribadi, termasuk Court.
pengintaian, penyadapan dan pengumpulan Dalam putusan tersebut, ICJ meminta kepada
komunikasi secara global dengan maksud untuk Australia untuk dak melakukan penyadapan
menjunjung nggi hak atas privasi dengan terhadap komunikasi antara Timor Leste dan Pe-
memas kan pelaksanaan penuh dan efek f dari ngacaranya selama ditundanya Arbitrase sengketa
semua kewajiban negara-negara di bawah hukum Timor Sea Treaty antara Australia dan Timor Leste,
HAM internasional. Di samping itu, resolusi ini dan terhadap negosisasi bilateral di masa yang
menghendaki terciptanya mekasime pengawasan akan datang terkait dengan perbatasan wilayah
yang transparan, tepat dan akun-tabilitas terhadap laut, atau terkait dengan hubungan antara kedua
pengintaian komunikasi, penyadapan dan pe- negara, termasuk dalam kasus ini. ICJ mendasarkan
ngumpulan data pribadi yang dilakukan oleh putusannya pada prinsip persamaan kedaulatan
negara. negara yang merupakan salah satu dari prinsip-
Perintah (order) majelis hakim ICJ juga dapat prinsip dasar hukum internasional sebagaimana
digunakan sebagai dasar hukum dari pengumpulan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Piagam PBB.²³
intelijen antar negara. Penggunaan putusan hakim Negara memiliki hak untuk melindungi komunikasi
dalam menentukan norma hukum yang akan dengan Pengacaranya yang berkaitan dengan
digunakan sebagai landasan hukum internasional proses arbitrase maupun proses negosiasi antara
termuat dalam Pasal 38 Statuta ICJ. Dalam kasus keduanya.
penyitaan dan penahanan dokumen dan data Walaupun putusan ICJ ini hanya ditujukan
antara Timor Leste melawan Australia. Di salah satu kepada para pihak yang bersengketa, namun
gugatannya, Timor Leste meminta kepada ICJ untuk prinsip-prinsip yang digunakan oleh ICJ atau prinsip
memberikan keputusan terkait penyadapan yang ditemukan oleh ICJ (dalam kasus dimana ICJ
komunikasi yang dilakukan oleh Australia terhadap mengeluarkan putusan dengan prinsip baru yang
Pengacara yang mewakili Timor Leste dalam ditemukan oleh hakim ICJ) dapat digunakan
arbitase penyelesaian sengketa Timor Sea Treaty sebagai landasan hukum internasional dalam
antara Australia dan Timor Leste. Dalam kasus kasus-kasus yang sama. Terlebih lagi, penggunaan
tersebut, ICJ memerintahkan sebagai berikut:²² prinsip kesetaraan kedaulatan negara sebagaimana
Australia shall not interfere in any way in yang digunakan sebagai dasar putusan, mene-
communica ons between Timor-Leste and its gaskan bahwa negara dak boleh melakukan
legal advisers in connec on with the pending ndakan yang merugikan negara lain.
Arbitra on under the Timor Sea Treaty of 20
May 2002 between Timor-Leste and Australia,

²² Putusan Interna onal Court of Jus ce dalam sengketa penyitaan dan penahanan dokumen dan data antara Timor-Leste
melawan Australia yang diputus pada tanggal 3 Maret 2014.
²³ Bu r 27 Putusan Interna onal Court of Jus ce dalam sengketa penyitaan dan penahanan dokumen dan data antara Timor-
Leste melawan Australia.
Jurnal Bina Mulia Hukum
52 Volume 1, Nomor 1, September 2016

Penutup Hans Kelsen, Teori Umum tentang Hukum dan


Berdasarkan hukum internasional, perlin- Negara, diterjemahkan oleh Raisul Mu aqien,
dungan kedaulatan negara di bidang informasi Nusa Media, Bandung: 2011.
diatur dalam beberapa peraturan hukum inter- Huala Adolf, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum
nasional, diantaranya: Piagam PBB, UNCLOS 1982, Internasional, Keni Media, Bandung: 2011.
Resolusi Majelis Umum PBB No. 41/65 tentang Idris, dkk (ed), Peran Hukum Dalam Pembangunan
Principles Rela ng to Remote Sensing of the Earth di Indonesia Kenyataan, Harapan, dan
from Outer Space tahun 1986, Resolusi Majelis Tantangan Dalam Rangka Purnabak Prof. DR.
Umum PBB A/Res/68/167 tentang hak atas privasi E y R. Agoes, S.H., LL.M., Remaja Rosdakarya,
di era digital, dan terakhir adalah Perintah (order) Bandung: 2013.
Interna onal Court of Jus ce (ICJ) dalam sengketa Sefriani, Hukum Internasional Suatu Pengantar,
penyitaan dan penahanan dokumen dan data Rajawali Pers, Jakarta: 2012.
antara Timor-Leste melawan Australia yang diputus
pada tanggal 3 Maret 2014. Jurnal
Pengembangan pemikiran dan pengaturan Anita L. Allen, Privacy Law: Posi ve Theory and
terkait dengan kedaulatan negara di bidang Norma ve Prac ce, Harvard Law Review.
informasi sangat pen ng untuk dikembangkan Diakses melalui h p://www.harvardlaw
dewasa ini seiring dengan perkembangan teknologi review.org /issues/126/may13/forum_
informasi dan komunikasi yang sangat pesat, oleh 1007.php. Pada Tanggal 4 Januari 2014 Pukul
karena itu hendaknya hukum harus mampu 13.00 WIB.
menjawab tantangan perkembangan teknologi Jo-Ane Pamberton, Sovereignty Interpreta on,
informasi dan komunikasi sehingga dak me- England : Palgrave Macmillan, 2009.
ngalami menimbulkan permasalahan dalam Jhon Radsan, “The Unresolved Equa on of
pemanfaatannya. Espionage and Interna onal Law”, Michigan
Journal of Interna onal Law, 2007.
Da ar Pustaka Stanford Encyclopedia of Philosophy, Privacy.
Buku Diakses melalui h p://plato.stanford.edu/
Boer Mauna. Hukum Internasional Penger an entries/privacy/. Pada Tanggal 3 Januari 2014
Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Pukul 08.00 WIB.
Global Edisi ke-2, Alumni, Bandung: 2008. Wahyudi Djafa, Memas kan Perlindungan Hak atas
Bryan A Garner, Black's Law Dic onary Ninth Privasi dalam Pertahanan Siber. Diakses
Edi on. West Publishing, Dallas. Texas: 2009. melalui h p://www.elsam.or.id/downloads/
Danrivanto Budhijanto, Hukum Telekomunikasi, 565962_Memas kan_perlindungan_hak_ata
Penyiaran & Teknologi Informasi Regulasi & s_privasi_dalam_pertahanan_siber-Wahyudi
Konvergensi, Rafika Aditama, Bandung: 2010. _Djafar.pdf, Pada Tanggal 2 Januari 2014 Pukul
Eric Schmidt dan Jared Cohen, The New Digital Age 13.00 WIB.
Cakrawala Baru Negara, Bisnis, dan Hidup
Kita. KPG (Kepustakaan Populer Gramedia),
Jakarta: 2014.

Anda mungkin juga menyukai