Nama : Hasril
Npm : 2003110233
Kelas : 5C Humas Siang
Matkul : Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pembahasan.................................................................................................................................................. 2
1. KEBEBASAN ............................................................................................................................................... 4
2. KUSTOMISASI ............................................................................................................................................ 6
3. PENYELIDIK ................................................................................................................................................ 9
4. INTEGRITAS ............................................................................................................................................... 9
5. KOLABORASI ............................................................................................................................................ 14
6. HIBURAN ................................................................................................................................................. 19
7. KECEPATAN ............................................................................................................................................. 21
8. INOVASI ................................................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 28
Delapan Karakteristik Generasi Internet
Lahirnya teknologi dimasa sekarang ini mendorong setiap orang akan terus mengikuti
pemkembangan teknologi yang tiada habisnya. Kebutuhan manusia terhadap teknologi
semakin menigkat, hal ini dikarenakan fasilitas yang ada di internet sudah sangat beragam
dan mudah untuk didapatkan. Menurut Saverin dan Tankard (2011), sejarah awal kehadiran
internet merupakan jaringan komputer ARPANET, yaitu sistem komunikasi yang terkait
dengan pertahanan-keamanan yang terus dikemabangkan Amerika Serikat pada tahun 1960-
an.
Internet juga mengubah praktik politik dunia. Internet menjelma menjadi ruang publik yang
memungkinkan seluruh warga negara untuk saling berdialektika. Tidak ada sekat dan tidak
atas batasan informasi. Warga negara dapat mengkritik pemerintah melalui tulisan-tulisan
mereka di webblog, atau menggalang gerakan sosial melalui postingan di media sosial.
Kekuatan internet tidak dapat dibendung. Diskusi-diskusi isu politik di internet dapat
menggerakan massa untuk menggulingkan pemerintahan yang sah. Sebagai contoh, Presiden
Tunisia Zine El Abidine Ben Ali yang telah memerintah selama 23 tahun berhasil
digulingkan oleh rakyatnya. Proses penggalangan aksi rakyat Tunisia ini dilakukan melalui
media sosial.
Internet bukan hanya menciptakan kebutuhan baru di masyarakat, namun juga turut
melahirkan bentuk baru generasi. Banyak pakar yang menggunakan istilah berbeda untuk
menyebut generasi ini, Tapscot (2009) menyebut sebagai Net Generation, Palfrey dan Gasser
(2008) memperkenalkan terminologi digital natives, sedangkan Veens (2006)
memperkenalkan istilah home zappiens.
Menurut Chris Anderson, Generasi internet merupakan generasi yang dibesarkan di dunia
online itu berbeda, keterampilan-keterampilan mereka di lingkungan kerja dan ke dunia, dan
peran-peran mereka pasti memiliki kerja yang mengejutkan.
Remaja di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Indonesia juga tidak lepas
dari aktifitas yang tinggi dalam mengakses media sosial. Sebuah riset yang dilakukan
oleh Mustaffa et al (2013) mengkaji ketergantungan terhadap internet dan aktivitas
online di kalangan remaja Lembah Kilang, Malaysia menemukan bahwa internet
dimanfaatkan oleh remaja untuk berbagi informasi sesama rekan mereka (Fahrimal,
2018: 68). Dalam kajian mereka, Facebook menjadi media sosial paling banyak
digunakan oleh responden dalam berhubungan dengan orang lain. Sementara di
Indonesia, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Qomariyah (2009) terhadapremaja di
perkotaan terkait dengan penggunaan internet, didapati bahwa tujuan utama dari para remaja
perkotaan mengakses internet didominasi aktivitas mencari kesenangan dan hiburan.
Dari hal tersebut terbentuk lah 8 norma. Norma-norma ini penting untuk memahami generasi
dalam mengubah dunia kerja, dunia niaga, Pendidikan, keluarga dan masyarakat. Delapan
karakteristiknya, adapun:
• Kebebasan
• Kustomisasi
• penyelidik
• Integritas
• Kolaborasi
• Hiburan
• kecepatan
• Inovasi
A. Kebebasan
Kebebasan seperti oksigen bagi generasi ini. Sementara generasi lebih tua merasa
kewalahan oleh berlipatgandanya saluran-saluran penjualan, tipe produk, dan merek,
Generasi Internet menganggap itu biasa. Net gener memanfaatkan teknologi untuk
mengatasi kekusutan dan memadukan kehidupan kerja mereka dengan rumah dan
kehidupan. Mereka menggunakan teknologi untuk melepaskan kekangan-kekangan
kantor tradisional, agar dapat memilih bekerja kapan dan dimanapun, dengan
menyesuaikan keadaan mereka.
- Kebebasan dalam keluarga
Remaja di Bandung memiliki berbeda-beda agama dalam satu keluarga, yang di
sebabkan oleh orang tua yang dulunya menikah tidak seiman. Sebagian besar ada
yang sudah ditentukan oleh kedua orang tua sejak kecil hingga dewasa. Orang tua
sudah melalui kesepakatan untuk anaknya untuk memilih siapa. Akan tetapi,
seiring si anak bertumbuh dewasa, anak tersebut di bolehkan untuk memilih
agama yang mana untuk diikutinya. Hal ini juga di dukung oleh negara, yang
dimasa sekarang ini hukum Indonesia memperbolehkan masyarakat untuk
menikah berbeda agama.
- Kebebasan berdasarkan aspek sosial budaya dan agama
Pewatakan pengguna berubah-ubah dengan keseluruhannya menerima pakai
aspek kebebasan di media dengan adab-adab Islam dan Melayu yang tenggelam
akibat motif pengguna yang terlepas pandang isu berkenaan.
Islam menggariskan peradaban sosial yang jelas dan merumuskan dua adab
yang merangkumi keseluran peradaban sosial yang ketara dalam jaringan sosial
kini iaitu adab pergaulan dan adab aurat.Dimensi ini boleh digunapakai secara
terusuntuk menafsirkan aktiviti sosial dalam jaringan sosial berkenaan
dengan merujuk dua aspek utama ciri-ciri jaringan sosial iaitu berbentukvisual
dan penulisan.Secara kesimpulannya, batasan bersosial perlu diteliti dan
dipertimbangkan dalam menilai semula permasalah sosial yang menular
terutama dalam kalangan pengguna kelompok remaja yang mempunyai
‘kebebasan yang mutlak’di persekitaran maya.
- Kebebasan dalam aspek ruang publik di media sosial
Media eletronik dan media sosial menjadi platform mengalirnya berbagai
informasi dan tentu ini menjadi wadah bagi warga negara untuk berpendapat dan
berekspresi. Dalam konteks negara demokrasi media mampu menjadi wadah
penyampaian aspirasi publik. Media sosial sebagai ruang publik memberikan
dampak positif dalam negara demokrasi. Pasalnya aspirasi publik dapat diserap
melalui media sosial.
Kebebasan berekspresi dan berpendapat dimaknai sebagai hak yang melekat pada
setiap manusia, untuk memiliki. Kebebasan berekspresi digunakan untuk
menyampaikan pandangan dan pendapat, baik antar individu atau kelompok
(Wiratraman, 51: 2016). Konsep HAM dalam hal kebebeasan berekspresi dan
berpendapat berkaitan dengan konsepsi negara hukum. Indonesia mengatur
kebebasan berpendapat dan berekspresi dalam Pasal 28E ayat (3) “setiap orang
berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.” Pasal
28F ”Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh memiliki mengelolah, menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran tersedia.” Sejalan dengan itu, Pasal 14 ayat (1)
dan (2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia juga
mengatur hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang diperlukan
serta untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengelolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis sarana yang tersedia.
- Kebebasan dalam politik
Generasi muda mengusung jargon demokrasi di media online ataupun media
baru, semata – mata didasarkan kepada aspek yang emosional dan tidak berdasar.
Padahal, mengingat ruang yang digunakan adalah milik publik, maka harus hati –
hati dalam menyampaikan pendapat di media baru. Banyak kasus yang terjadi
sampai ke ranah hukum, akibat pernyataan yang tersebar di media baru berbasis
jaringan internet Generasi muda mestinya menyadari, bahwa kebebasan
komunikasi yang diperoleh adalah kerja keras generasi muda sebelumnya, yang
berjuang melawan pemerintahan tertutup, anti kritik dan melembagakan
kerahasiaan demi untuk kelanggengan kekuasaan. Jadi, jangan sampai perjuangan
generasi muda dan mahasiswa menjadi sdia – sia, ketika kebebasan itu sendiri
ditafsirkan sesuai dengan kepentingan kelompok. Akibatnya muncul konflik yang
berbahaya bagi kelangsungan demokrasi di Indonesia. Generasi muda harus
memahami berbagai regulasi yang mengatur tentang kebebasan komunikasi.
Sebab, media baru yang didukung oleh jaringan internet, yang merepresentasikan
ruang publik dalam media online, tidak bisa dipakai untuk menyuarakan tuntutan
demokrasi, dengan mengabaikan berbagai ketentuan yang sudah diatur. Jangan
sampai maksud baik untuk memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara,
terperangkap dalam belenggu kebebasan tanpa batas, yang justru dilakukan oleh
generasi muda sebagai pionir dari reformasi politik menuju Indonesia yang
demokratis
B. Kustomisasi
Hal ini berkaitan dengan personalisasi sebuah produk bagi generasi milenial. Hasrat
mereka adalah personalisasi dan aksesoris meskipun hanya untuk kepentingan estetika
saja bukan karena aspek fungsional. Generasi milenial menyukai sesuatu yang dapat
mereka otak atik dan sesuaikan dengan keinginan mereka. Mereka sangat menyukai
proses modifikasi berbagai produk untuk dijadikan bagian dari citra diri mereka.
Ketika saya masih kanak-kanak, saya tidak pernah bisa mengubah The Mickey Mouse
Club sesuai selera saya. Saat ini kaum muda dapat mengubah dunia media di sekitar
mereka-desktop mereka, situs Web mereka, nada dering mereka, screen saver, sumber
berita, dan hiburan mereka.
- Kustomisasi dalam keluarga
Pola asuh orang tua yang diberikan kepada generasi X mempengaruhi
bagaimana generasi X mendidik generasi Z maupun Alpha. Orang tua
generasi X lebih cenderung sebagai orang tua yang menjadi sarang bagi anaknya,
memastikan mereka lebih banyak bersama keluarga dan anak-anak gen Z
mereka tidak terlalu sering ditinggalkan di rumah sebagaimana mereka dulu.
Pengalaman generasi X diasuh oleh orang tua yang sering meninggalkan
mereka, maka generasi X sebagai orang tua berusaha membangun ikatan
yang special dengan anak-anaknya.
- Kustomisasi dalam dirinya sendiri dan kedepannya.
Gen Z mempunyai kemampuan yang tak tertandingi untuk memilih dan
mengontrol preferensi mereka, mereka sangat terfokus menciptakan merek
individu mereka sendiri sehingga membiarkan identitas mereka lebih
terkustominasasi. Generasi Z selalu berusaha untuk menyesuaikan identitas
mereka dan melakukan kustomisasi agar dikenal dunia. Kemampuan mereka
untuk mengustomisasi segala sesuatu menimbulkan ekspektasi bahwa perilaku
dan keinginan mereka sudah sangat akrab untuk dapat dipahami.
- Kustomisasi dalam Sekolah
Adapun penerapan model layanan yang digunakan sekolah adalah Software as a
Service (SaaS) yang memungkinkan berbagai tingkatan sekolah mulai dari SD
hingga SMA untuk menggunakan sistem ini. Hal ini karena sistem akan
digunakan oleh banyak sekolah. Kelebihan dari sistem ini, yaitu sekolah tidak
perlu menyediakan server dan data center sendiri. Sekolah cukup melakukan
registrasi pada sistem, kemudian dapat melakukan pengaturan secara fleksibel
sesuai kebutuhan (Hermawan, Miru, & Mukhalif, 2019). Mengingat sistem
tersebut digunakan oleh banyak sekolah, sekolah harus mendaftarkan diri ke
sistem hingga akun terverifikasi untuk bisa melakukan modifikasi sistem
informasi sekolah sesuai kebutuhannya. Adapun bentuk kustomisasi yang dapat
dilakukan sekolah, di antaranya kustomisasi peran dan hak pengguna, tampilan
header rapor, penyesuaian logo sekolah, serta komponen yang ada pada mata
pelajaran dari setiap sekolah sesuai dengan kebutuhan (Hermawan et al., 2019).
- Kustomisasi dalam kebiasaan
Kebiasaan mengkustomisasi suatu hal yang akan terus terjadi akan hal yang biasa
di masa sekarang ini. Talscott juga menyatakan bahwa Generasi Internet ini suka
untuk membuat sesuai dengan seleranya yang disebut dengan kustomisasi.
Mereka membuat atau mengubah tampilan sosial miliknya sesuai selera yang
mereka inginkan. Seperti Generasi Internet berekspresi dengan mengubah
foto profil dan tema yang berjalan di latar Whatsapp miliknya.
- Kustomisasi dalam perusahaan
Perusahaan menentukan strategi mana yang tepat untuk dilakukan pada para
konsumennya. Di dalam membangun sebuah hubungan yang baik dengan
pelanggan, sedapat mungkin bisa mempelajari berbagai macam hal yang bisa
memuaskan pelanggan. Oleh karena itu strategi kustomisasi dirasa lebih tepat
dilakukan oleh perusahaan Multinasional karena, perusahaan lebih melakukan
pendekatan kepada konsumennya. Misalnya bagaimana cara mendesain produk
dan pelayanan terhadap pelanggan, proses pengiriman tagihan, dan bagaimana
produk dikemas. Hal-hal tersebut merupakan salah satu contoh pengembangan
hubungan yang lebih baik dengan pelanggan. Perbedaan budaya dan karakter
setiap negara dapat menimbulkan persepsi yang berbedabeda pula terhadap profil
perusahaan. Sehingga jika menggunakan strategi CRM yang sama antar satu
negara dengan negara lain dapat menyebabkan ketidakselarasan dengan budaya
setempat. Strategi Kustomisasi CRM memang membutuhkan biaya yang lebih
besar tetapi untuk perusahaan multinasional tentunya bukan masalah yang cukup
berat jika dibanding dengan kepuasan pelanggan. Dibanding menggunakan
strategi standarisasi yang bisa saja setiap negara memiliki stereotype yang
berbeda-beda dan mampu menyebabkan perusahaan tutup.
- Kostumisasi dalam permasalahan
Permasalahan mengenai penyampaian usulan atau saran yang terkait dengan
vendor seremoni pernikahan. Terkadang minimnya anggaran dari calon
mempelai menjadikan kendala dalam melakukan produksi gambar dan video
kenangan pernikahan. Hal ini menyebabkan tidak bisa dihadirkannya vendor
yang professional. Pihak perusahaan tetap berinisiatif untuk membuat video
kenangan pernikahan dengan anggaran yang minimum sekalipun untuk
memuaskan kedua mempelai. Namun seorang editor yang ditunjuk perusahaan
mengalami kesulitan dalam melakukan kustomisasi gambar dan video ketika
sedang berhadapan langsung dengan kliennya. Hal ini dikarenakan mahalnya
perangkat video yang profesional dalam menampilkan scene dari video footage
terhadap calon mempelai di PT Inti Solusi Amanah.
C. Penyelidik
Generasi milenial dianggap sebagai generasi yang memiliki kesadaran yang tinggi
terhadap dunia di sekeliling mereka. Mereka punya rasa ingin tahu lebih banyak
tentang peristiwa yang terjadi. Kesukaan mereka terhadap internet salah satunya
adalah karena norma ini. Internet menyediakan berbagai hal yang dapat mereka cari
dan kumpulkan sebagai bahan informasi mereka. Diakui Tapscot (2009) bahwa
generasi internet telah mampu menghasilkan informasi lebih banyak dari pada
generasi sebelumnya. Dalam hitungan jam, mereka dapat mengumpulkan ratusan
informasi tentang suatu peristiwa yang sedang terjadi.
Kemampuan dalam membedakan fakta dan fiksi. Memiliki kesadaran yang tinggi dan
rasa ingin tahu yang lebih banyak tentang apa yang terjadi di sekeliling mereka. Net
gener tahu kapan harus bimbingan dalam online.
- Penyelidikan dalam berita hoax di paltform medsos
Pada Generasi Z sekarang banyak berita hoax yang tersebar. Generasi Z harus
melakukan penyelidikan ketika mendapatkan sebuah informasi, karena sangat lah
buruk akibatnya, jika Gen Z menelan mentah mentah informasinya tanpa di
selidiki terlebih dahulu.
D. Integrasi
Generasi milenial peduli terhadap nilai-nilai integritas seperti kejujuran, keprihatinan,
transparan, dan setia kepada komitmen mereka. Mereka juga merupakan generasi
yang memiliki toleransi yang tinggi. Norma ini mereka miliki karena internet yang
menjadi teman hidup mereka menyediakan berbagai informasi yang tidak terbatas.
Mereka dapat mencari tahu dan menggunakan komunitas-komunitas sosial seperti
Facebook untuk memberitahu semua teman mereka.
Net gener peduli akan integritas, jujur, memiliki perhatian, transparan, dan setia
kepada komitmen mereka serta mereka juga memiliki toleransi yang besar sekali.
- Integritas dalam aspek pendidikan
Aspek integritas peserta didik masih banyak dilihat hanya pada aspek integritas
akademik yang tereduksi dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Ukuran yang
digunakan masih terfokus kepada frekuensi kecurangan dalam UN maupun
kebocoran soal dalam UN.
Salah satu cara untuk mendapat sistem pendidikan yang diinginkan adalah
dengan melihat ke dalam (inward looking) arah pembangunan dan cita-cita
bangsa kita dengan berpegang pada nilai-nilai agama dan sosial budaya. Sistem
pendidikan yang bagus dapat mempersiapkan peserta didik yang berkepribadian
kuat sebagai generasi penerus membangun bangsa yang berbudaya dan
berkarakter, serta memiliki integritas yang kuat sesuai dengan harapan dan
citacita luhur negara kita, yaitu menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan
sejahtera.
Dapat dikatakan bahwa peran keluarga yang dijalankan oleh wanita Bali sangat
vital, mereka mampu memberi pahatan yang menjadikan generasi penerus
memiliki sikap integritas, tangguh, penuh tanggung jawab, serta peka lingkungan,
sehingga diharapkan akan mampu menjadi sumber daya (resources) yang tanggap
dan cepat beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
- Integritas dalam bangsa
Profil masyarakat dan generasi muda Indonesia yang berkarakter, memiliki
integritas, dan berdaya saing tinggi sebagaimanapotret ideal yang diinginkan
semakin jauh dari harapan. Gejala dan kecenderungan yang terjadi
menunjukkan bahwa semua lapisan masyarakat mulai dari kelompok
masyarakat elite sampai dengan rakyat biasa, yang berpendidikan dan yang
tidakberpendidikan, yang tuadan yang muda, demikian juga yang tinggal di
kota dan desa, semuanya sedang mengalami disorientasi, distorsi,dan
dekandensi mental, etik dan moral.
Pada akhirnya pemerintahan yang efektif akan terwujud apabila para pemimpin di
republik ini memenuhi kualifikasi-kualifikasi sebagai pemimpin yang kredibel,
mempunyai kemampuan, intelektual, dan visi yang jauh kedepan. Namun
pemimpin yang baik juga harus memiliki integritas, kejujuran, kesetiaan pada
kepentingan rakyat.
E. Kolaborasi
Generasi milenial adalah kolaboratorkolaborator alami. Mereka adalah genrasi untuk
hubungan antar-manusia. Generasi milenial berkolaborasi secara online dalam
kelompokkelompok chat, bermain video game untuk multiuser, menggjnakan miling
list, serta berbagai bahan pelajaran, pekerjaan, atau sekedar mencari hiburan. Mereka
saling mempengaruhi melalui yang disebut Tapscot (2009) sebagai N-Fluence
network, yaitu, tempat generasi milenial membahas merek, perusahaan, produk, dan
jasa.
- Kolaborasi dalam inovasi pelayanan publik
Dalam penyelenggaraan Negara, inovasi harus terus didorong agar permasalahan
dalam pelayanan publik dapat diatasi, maka dari itu konsep sustaining innovation
yang lebih dulu diperkenalkan dalam dunia bisnis juga harus diterapkan ke dalam
penyelenggaraan Negara. Pemimpin merupakan bagian penting yang sangat
berpengaruh dengan keberlangsungan sustaining innovation karena dituntut untuk
berpikir kreatif. Dalam era globalisasi saat ini semangat entrepreneurship harus
ada dalam konsep penyelenggaraan Negara, karena hubungan kolaborasi inovasi
yang diciptakan oleh sektor bisnis dan pemerintahan sudah tidak dapat dipisahkan
dan saling berkaitan satu sama lain.
Inovasi tidak hanya hadir pada produk, melainkan pada model bisnis, yaitu
ekonomi gotong royong, sharing resources, atau terkadang disebut ekonomi
kolaborasi.
Di era disrupsi saat ini konsep sharing economy menjadi pilar penting dalam
menghadapi era disrupsi. Karena selain mengandalkan teknologi, sesuatu yang
low cost menjadi hal yang sangat dibutuhkan masyarakat. Berbicara konsep
sharing economy dalam hal pelayanan kesehatan khususnya E-Health di kota
Surabaya, konsep ini masih belum dijalankan dan diterapkan namun hal ini telah
dianalisis oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk segera di hadirkan dan di
kolaborasikan dengan inovasi E-Health yang mana memiliki tujuan untuk
semakin mempermudah masyarakat mendapatkan layanan kesehatan tanpa
batasan ruang dengan biaya yang diminimalisir.
E-Health dapat dikatakan inovatif karena penyebab kedua alasan terebut sudah
dipenuhi dan pelayanan ini berusaha memberikan perubahan dan pengembangan
yang baru yang mana hal ini belum pernah dilakukan dalam pelayanan kesehatan
di Kota Surabaya maupun di Indonesia itu sendiri. Selain itu, E-Health dikatakan
inovatif karena dalam proses penerapannya di tengah masyarakat berhasil
memanfaatkan serta mengkolaborasikan Teknologi informasi dan Komunikasi
dengan Teknologi Statistik, karena suatu inovasi terlebih yang tengah terjadi di
era disrupsi ini tentu tidak dapat terlepas dari pengolahan TIK , khususnya
internet yang mana hal ini dapat meningkatkan transparansi suatu instansi dan
mampu meningkatkan efektivitas pelayanan.
Berdasarkan kategori inovasi, E-Health saat ini masih belum dapat dikategorikan
dalam inovasi terusan/berkelanjutan (sustaining innovation) karena masih adanya
faktor yang belum sepenuhnya dijalankan dan diciptakan walaupun dalam
penerapannya saat ini inovasi E-Health merupakan perubahan baru dalam
pelayanan publik dengan menggunakan kondisi pelayanan, sistem atau produk
yang telah ada dan dikolaborasikan dengan pemanfaatan TIK yang canggih.
Perkembangan zaman perlu disikapi secara bijaksana agar tidak menjadi bangsa
yang tertinggal dari bangsa lain. Untuk menjadi bangsa modern tidak harus
melupakan kebudayaan yang sejatinya menjadi identitas serta kekuatan bangsa.
Diperkuat Hendro (2018) yang menegaskan Jepang dan Korea Selatan sangat
kukuh dalam mempertahankan, melestarikan, serta mengembangkan
kebudayaannya sehingga menjadi bekal dalam mengatasi arus globalisasi.
Implikasinya saat ini mereka menjadi bangsa yang kuat, modern, dan maju.
Informasi Teknologi yang telah hadir dan terus berkembang dapat diinovasikan
untuk mendukung berdirinya berbagai UMKM, Technopreneurship dapat
menjadi motor penggerak ekonomi dan pembangunan sekaligus strategi ampuh
dalam menghadapi pasar global. Pemanfaatan teknologi dengan tepat menjadi
pondasi utama dalam mengembangkan jiwa dan semangat technopreneurship.
Kerjasama yang baik antara peran perguruan tinggi dan pemerintah serta
Kolaborasi kelompok komunitas usaha menjadikan Technopreneur akan tumbuh
dan berkembang di dalam diri mahasiswa sehingga nantinya akan tercipta lulusan
perguruan tinggi yang pakai dan siap berkomptisidi era society 5.0
F. Hiburan
Internet memberikan generasi milenial kesempatan yang berlimpah untuk menghibur
diri di dunia online. Web menyediakan alat menyenangkan yang dapat dipilih, tempat
orang bisa membaca judul-judul berita, mencari sesuatu di Google, memeriksa email,
dan berkirim pesan instan dengan temanteman. Bagi generasi milenial, bekerja
haruslah menyenangkan. Mereka berharap pekerjaan mereka dapat memberikan
kepuasan emosi mereka. Mereka dapat berselancar di internet untuk memenuhi
kebutuhan ini, atau dalam sebutan Tapscot (2009) bahwa generasi milenial
membutuhkan waktu untuk “mendinginkan kepala” setelah lelah bekerja dan internet
menyediakan hal ini.
G. Kecepatan
Tumbuh di zaman digital mereka mengharapkan kecepatan. Net Gener mengandaikan
bahwa semua orang lain dunia mereka yang cepat ketika mereka menjawab dengan
cepat. Salah satu janji utama teknologi adalah kecepatan dalam segala aspek
kehidupan. Kecepatan, menurut Supelli (2010) dianggap sebagai daya teknologi yang
paling ampuh. Lewat teknologi, slogan Olympiade citius, altius, dan fortius (makin
cepat, makin tinggi, makin kuat) tidak hanya tinggal sebagai mimpi para atlet, tetapi
juga membayang-bayangi dunia sehari-hari.
Dan norma lainnya yang di anut generasi internet adalah kecepatan. Digital native
mengharapkan komunikasi yang sama cepat dari pihak-pihak lain, setiap pesan
instan harus menghasilkan tanggapan yang juga instant.
Kemajuan teknologiadalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia.
Kehadiran media sosial juga menjadi faktor pengaruh tingginya konsumsi internet di
kalangan generasi milenial. Media sosial seperti Facebook. Twitter, Instagram, Path,
Youtube, Whatsapp, dan lain sebagainya telah menjadi sarana bagi generasi milenial
untuk menjalin dan mengembangkan pertemanan serta saling berbagi minat sesama
jejaring mereka (Ito et al, 2010). Sistem aktivitas media sosial menyerupai sistem
jaringan, dimana tiap invidu atau node saling terhubung. Hanya saja mereka
terhubung dalam bentuk virtual
Mereka dapat mengakses media sosial selama 24 jam dalam sehari, dan 7 hari dalam
sepekan. Mereka berselancar seperti tidak merasa lelah dan menemukan dunia yang
mereka kehendaki. Hasil riset Livingstone et al (2008) kepada anak-anak di negara-
negara Uni Eropa menemukan bahwa situs jejaring sosial seperti Facebook, MySpace,
dan Bebo dianggap sebagai media yang sangat mengasyikkan. Sekitar 60 persen
pengguna media sosial yang masih remaja hampir selalu mengakses akun tersebut
setiap hari dan 93 persen mengaksesnya setiap akhir pekan.
Angka ini tentu akan meningkat seiring dengan hadirnya smartphone yang membuat
akses ke media sosial menjadi lebih mudah.
Remaja di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Indonesia juga tidak lepas
dari aktifitas yang tinggi dalam mengakses media sosial. Riset Mustaffa et al (2013)
mengkaji ketertantungan terhadap internet dan aktivitas online di kalangan Remaja
Lembah Kilang, Malaysia menemukan bahwa internet dimanfaatkan oleh remaja
untuk berbagi informasi sesama rekan mereka.
Manusia juga sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-
inovasi teknologi yang telah dihasilk-an dalam dekade terakhir ini.
Pembajakan masih menjadi masalah besar bagi industri musik, bertindak sebagai
penghalang pada pertumbuhan yang berkelanjutan (IFPI, 2015). Maraknya illegal
download menyebabkan perlahan industri musik mulai menggeser tren ke arah
bisnis pertunjukan.
Akan tetapi disini peran keluarga terkhusus orang tua juga tidak boleh lengah
terhadap penggunaan gadget yang berlebihan terhadap anak, penggunaan yang
belebihan dan tidak sesuai kebutuhan dapat menyebabkan pengaruh atau
kebiasaan yang buruk seperti malas untuk bersosialisasi antar anggota keluarga
yang lain, selalu menyendiri, asik dengan gadget maupun emosi menjadi tidak
terkontrol,maka dari itu orang tua sebagai anggota yang berperan sangat penting
di dalam keluarga harus dapat menyeimbangkan porsi dan kebutuhan anak sesuai.
Orang tua selaku pendamping yang setiap hari bertemu dengan anak harus tau
bagaimana perkembangan anak setiap harinya,walaupun ayah mencari nafkah dan
ibu menjadi ibu rumah tangga akan etapi pengawasan baik dari ayah dan ibu juga
harus sama. Ataupun kedua orang tua sama-sama bekerja maka ayah dan ibu
harus extra menjadi pendamping dan pembimbing anak dalam menggunakan
gadget.
Daftar Pustaka
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1539347&val=14475&title=NETIQUET
TE%20ETIKA%20JEJARING%20SOSIAL%20GENERASI%20MILENIAL%20DALAM%20MED
IA%20SOSIAL
https://ict4ngo.com/2015/09/delapan-norma-generasi-internet/
https://penerbit.uthm.edu.my/ojs/index.php/JTS/article/view/1361/92
http://elearning.iainkediri.ac.id/pluginfile.php/194538/mod_resource/content/1/Artikel%20Kebebasan
%20Berpendapat.pdf
http://repository.untar.ac.id/473/1/1246-2939-1-PB.pdf
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/qawwam/article/view/749/839
https://www.neliti.com/publications/265273/perubahan-budaya-komunikasi-pada-pengguna-
whatsapp-di-era-media-baru
https://www.neliti.com/publications/265273/perubahan-budaya-komunikasi-pada-pengguna-
whatsapp-di-era-media-baru
http://eprosiding.ars.ac.id/index.php/psi/article/view/241/131
https://jurnal.unived.ac.id/index.php/prof/article/view/943/788
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/pip/article/view/4509/3419
https://repository.unja.ac.id/3829/28/199_206_aimi.pdf
https://journal.umpo.ac.id/index.php/istawa/article/view/168/152
https://journal.stieputrabangsa.ac.id/index.php/fokbis/article/view/750/439
https://repository.unair.ac.id/74654/2/FULLTEXT_Fis.AN.69%2018%20Put%20i.pdf
http://journal2.um.ac.id/index.php/jppk/article/view/12831/6086
https://jurnal-stidnatsir.ac.id/index.php/dakwah/article/view/90/141
https://jurnal.ipi.web.id/jurnalipi/article/view/80/48
http://www.ojs.iptpisurakarta.org/index.php/Edudikara/article/view/93/70
https://ojie.um.edu.my/index.php/O-JIE/article/view/5536/3293
http://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/MADANI/article/view/3267/2070
https://ojs.umrah.ac.id/index.php/jme/article/view/2402/1043
https://www.neliti.com/publications/265273/perubahan-budaya-komunikasi-pada-pengguna-
whatsapp-di-era-media-baru
https://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/piaud/article/view/2519/1137
https://journal.moestopo.ac.id/index.php/dianmas/article/view/1493/731
https://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/view/2616/2171
https://www.researchgate.net/profile/Syafrizal-
Helmi/publication/336029378_NORMA_SUBJEKTIF_DAN_SIKAP_TERHADAP_KEPUTUSAN_
PEMBELIAN_TIKET_KONSER_DENGAN_MINAT_MENGUNDUH_MUSIK_DIGITAL_ILEGA
L_DAN_MINAT_BELI_MUSIK_LEGAL_SEBAGAI_VARIABEL_INTERVENING/links/5d8b888
992851c33e93bf390/NORMA-SUBJEKTIF-DAN-SIKAP-TERHADAP-KEPUTUSAN-
PEMBELIAN-TIKET-KONSER-DENGAN-MINAT-MENGUNDUH-MUSIK-DIGITAL-ILEGAL-
DAN-MINAT-BELI-MUSIK-LEGAL-SEBAGAI-VARIABEL-INTERVENING.pdf
http://ejournal.goacademica.com/index.php/ja/article/view/542/507
file:///C:/Users/user/Downloads/4133-Article%20Text-20155-1-10-20220630.pdf
file:///C:/Users/user/Downloads/67-Article%20Text-88-1-10-20181127.pdf
file:///C:/Users/user/Downloads/42648-121292-2-PB%20(1).pdf
file:///C:/Users/user/Downloads/15517-47012-1-PB.pdf
file:///C:/Users/user/Downloads/413-Article%20Text-1124-2-10-20190814.pdf
file:///C:/Users/user/Downloads/647-Article%20Text-939-1-10-20191114.pdf
file:///C:/Users/user/Downloads/4133-Article%20Text-20155-1-10-20220630.pdf