Teknologi Informasi (TI) tumbuh dan berkembang ke seluruh dunia menembus berbagai
mancanegara tanpa ada batasan-batasan wilayah yang dapat menghambatnya. Teknologi
Informasi (TI) telah memberi kemudahan terhadap umat manusia dalam
hal ‘berkomunikasi’ untuk memproleh keuntungan informasi yang tidak menyulitkan. Orang
dapat berkomunikasi melalui media sosial sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan,
misalnya pemesanan barang-barang yang perlu dibeli, komunikasi antar sesama manusia baik
dalam negeri maupun mancanegara, memproleh teman-teman/sahabat, memproleh jodoh
lewat media sosial, bahkan penipuan/kejahatan pun kerap kali terjadi lewat media sosial, dan
lain-lain kebutuhan dalam berkomunikasi yang diinginkan.
Tak bisa dipungkiri lagi bahwa pengguna media sosial di Indonesia sudah tak terhitung
jumlahnya, di setiap kalangan seperti remaja, orang tua, dan bahkan anak-anak SD/TK
sekalipun sudah dapat mengakses berbagai keinginan lewat sosial media.
Dalam dunia akademik untuk memproleh bahan-bahan keilmuan sangat mudah sekali, bisa
link dengan jurnal ilmiah, buku-buku ilmu pengetahuan, makalah ilmiah, dan berbagai artikel
yang ditulis oleh para ahli/ilmuan. Tentu, bagi pelajar dan mahasiswa kini tidak sulit lagi
untuk memproleh bahan-bahan ilmiah dalam menyelesaikan berbagai tugas akademik.
Apa saja ada dan tersedia di dunia maya (internet/international net working) baik yang positif
maupun yang negatif. Celakanya, bagi kaum remaja dan anak-anak muda lebih suka dan
senang sekali melihat konten di media sosial melihat gambar-
gambar ‘pornografi’ bahkan bisa live melalui ‘You Tube’ yang banyak menyediakan
adegan-adegan yang sronok/menggiurkan, dengan tidak terasa kalangan anak-anak remaja,
pemuda, pelajar dan para mahasiswa yang yang terpengaruh terhadap adegan-adegan sexual,
kemudian berakibat coca-coba untuk melakukan hubungan badan antara sesama kaum remaja
(laki-laki dan perempuan) tanpa harus menikah.
Sebuah lembaga bernama KPAI (Komisioner Perlindungan Anak Indonesia) telah melakukan
survey ke berbagai kota-kota besar di Indonesia dengan menyebar 4500 ‘quetioner’ pada tiap-
tiap kota besar, hasilnya kurang lebih 65 % anak-anak remaja telah melakukan hubungan sex
tanpa menikah, tentu hal ini miris sekali dan kurang lebih 90 % generasi muda sudah link
dengan situs-situs ‘pornographi’.
Di satu sisi media sosial dapat mengakses berbagai jaringan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi umat manusia, akan tetapi pada sisi lain media sosial juga dapat
membawa ekses negatif serta dapat merusak akhlak dan perilaku generasi muda yang sedang
tumbuh, sehingga nilai-nilai etika, sosial dan agama sudah terabaikan.
1. Pada anak-anak dan usia remaja menjadi malas belajar, karena lebih banyak
berkomunikasi di dunia maya, khususnya masalah ‘game online’ atau melihat film-film
lewat You Tube atau lain lainnya.
2. Situs jejaring sosial akan membuat kaum remaja dan anak-anak lebih mementingkan diri
sendiri.
3. Dari segi bahasa tidak ada aturan bahasa dalam jejaring sosial, sehingga bagi anak-anak
dan remaja bisa menggunakan bahasa seenaknya seperti apa yang didapat dari media
sosial.
4. Situs Jejaring Sosial adalah lahan subur bagi predator/pemangsa manusia (anak-anak)
untuk melakukan kejahatan.
5. Pornografi telah merajalela di media sosial/internet, sehingga kaum remaja banyak yang
terpengaruh karenanya, gara-gara habis nonton film porno di medsos kemudian remaja
berhubungan seks sesamanya.
6. Media sosial dan internet telah dijadikan /modus penipuan’ bagi kaum penjahat yang
mengambil berbagai macam keuntungan matrial. Hal ini, sudah banyak terjadi.
7. Banyak adegan-adegan seksual yang menggiurkan para pengguna media sosial secara
bebas dan leluasa.
8. Menjadikan seorang individualistik dan acuh kepada yang lain.
9. Terjadinya cyber-bullying dan cybder crimes.
10. Maraknya kejahatan yang bersal dari media sosial.
11. Menggangu hubungan natar pasangan dan menimbulkan banyak kecemburuan karena
pasangannya berhubungan dengan yang lain lewat media sosial.
12. Menimbulkan kecanduan/sifat candu, tidak ingat waktu, apalagi mau ingat sholat lima
waktu, jadi terabaikan.
13. Dapat menciptakan identitas baru dalam hal perilaku yang tidak sesuai dengan identitas
diri, yakni perilaku liberalis.
14. Banyak menciptakan rekayasa Hoax atau berita bohong.
15. Pencurian dan Penyalahgunaan data seperti foto, dokumen dan lain-lain.
16. Pemborosan terhadap uang tanpa disadari untuk kepentingan medsos (media sosial) dan
internet.
17. Mempermudah penyebaran virus , misalnya dengan membuat konten berisi link menuju
laman tertentu yang disisipi virus.
18. Bagi yang sudah kecanduan, kesehatannya akan menurun, karena penggunaan waktu
tanpa batas hingga larut malam.
19. Kewajiban terhadap agama dilalaikan, demikian waktu-waktu belajar bagi pelajar dan
mahasiswa jadi terabaikan.
20. Pola pikir akan mengalami perubahan ke arah yang negatif bukan kepada yang positif.
21. Terjadi stress dan cenderung tertekan, cenderung banyak curhat (curahan hati), emosional
dan banyak ngumbar kta-kata kotor, tidak senonoh.
22. Waktu yang sangat berharga menjadi sia-sia, mestinya aktifitas yang bermanfaat menjadi
terabaikan.
23. Mengganggu konsentrasi dalam sebuah permasalahan atau acara-acara ritual, betapa tidak,
orang-orang yang sudah kecanduan medos, meskipun dalam masjid dalam suasana
ibadah, tidak mendengarkan khotib sedang berkhutbah, akan tetapi asik dengan medsos
HP nya, begitu juga dalam acara-acara diskusi, serimonial, seminar dan lain-lainnya,
orang yang sudah kecanduan medsos lebih suka mengarahkan pandangan dan pikirannya
kepada media sosial yang ada dalam Hpnya ketimbang mendengarkan acara-acara yang
penting sedang berlangsung.
(https://id.wikipedia.org/wiki/mediasosial.https://tenzatekno.blogspot.co.id/2016/05/10.
PakarKomunikasi.com).
24. Media Sosial juga bisa dijadikan ajang ‘ujaran kebencian’ terhadap seseorang bahkan
penistaan agama. Hal ini, sudah terjadi dan kemudian menjadi urusan hukum.
Jika dilihat efek negatif media sosial yang dikemukakan tersebut, maka penulis
berkesimpulan bahwa efek negatif media sosial lebih dominan ketimbang efek positif dari
media sosial. Namun, banyak orang tidak merasa bahwa media sosial memiliki efek negatif
lebih besar ketimbang efek positifnya. Karena itu, sebaiknya bagi para pelajar, mahasiswa
dan masyarakat umum, hendaknya dapat menggunakan media sosial ke arah yang positif
serta mampu mengendalikan dirinya untuk tidak terbawa arus waktu yang dapat
menghilangkan pekerjaan yang harus dikerjakan di kantor atau di rumah atau
pembelajaran/tugas-tugas kuliah/sekolah yang harus diselesaikan.
Handphone diciptakan oleh Martin Copper seorang karyawan Motorola pada tanggal
3 April 1973 yang pada awalnya diciptakan untuk mempermudah komunikasi
dengan orang lain. Tetapi kini handphone digunakan bukan untuk alat komunikasi
saja tetapi juga untuk mencari informasi lewat internet, bermain game,
mendengarkan musik, menonton film dan lain sebagainya. Saking banyaknya fungsi
dari handphone sehingga membuat para remaja kecanduan terhadap handphone
sehingga berpengaruh terhadap kehidupannya.Tentu kita semua tahu bahwa segala
sesuatu pasti ada dampak positif maupun dampak negatif begitu pun handphone.
Dari latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah adalah “Bagaimana
pengaruh handphone bagi kehidupan remaja?”.
Dampak positif handphone bagi kehidupan remaja antara lain: untuk berkomunikasi
dengan teman maupun keluarga, mencari infomasi dari berbagai belahan dunia,
menambah wawasan, menambah teman karena ada media sosial yang
memungkinkan untuk berteman dengan berbagai orang didunia, sebagai alat hitung
untuk menggantikan kalkulator jika tidak memiliki kalkulator, mengambil gambar atau
foto untuk bahan belajar dan untuk hiburan seperti mendengarkan musik, melihat
film dan bermain game.
Selain memiliki dampak positif handphone juga memiliki dampak negatif bagi remaja
antara lain: mengganggu konsentrasi belajar karena selalu memikirkan handphone
sehingga tidak fokus saat belajar disekolah maupun belajar dirumah, mengurangi
interaksi secara langsung dengan teman, keluarga karena handphone mendekatkan
yang jauh dan menjauhkan yang dekat, mengurangi uang jajan karena biaya untuk
membeli pulsa atau kuota lumayan mahal, membuat remaja menjadi malas
melakukan aktifitas fisik seperti berolahraga maupun melakukan pekerjaan dirumah
misalnya mencuci baju, mencuci piring, dan menyapu karena jika sudah bermain
handphone remaja akan asik sendiri dan malas melakukan kegiatan lain selain
bermain handphone dan membentuk sifat hedonisme pada remaja. Selain itu
hanphone juga berbahaya bagi kesehatan remaja karena dapat merusak mata
seperti mata kering hingga miopia atau rabun jauh, merusak tulang belakang karena
kurang gerak dan lebih banyak duduk, mengganggu perkembangan remaja,
gangguan pendengaran yang disebakan oleh headseat, gangguan tidur karena
begadang untuk bermain game dan kanker yang disebabkan oleh radiasi handphone
. Selain menyebabkan kanker radiasi handphone juga dapat menyebabkan sakit
kepala, kerusakan otak, menurunkan tingkat kesuburan pria, mengganggu janin
pada ibu hamil, dan lain- lain.
Kesimpulan:
Saran: