Anda di halaman 1dari 5

ESAI SOCIAL NETWORKING : SEBUAH REVOLUSI GAYA HIDUP

Diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Negeri Agam Cendekia 2009/2010

RAVIO PATRA ASRI SMA NEGERI AGAM CENDEKIA MUKO-MUKO, MANINJAU, AGAM, 2010

Di era globalisasi seperti sekarang ini, internet sudah menjelma sebagai sebuah kebutuhan utama bagi banyak orang, karena dengan adanya internet, setiap orang, tak peduli latar belakang ekonomi maupun sosialnya, dapat mengakses dan menemukan segala informasi mengenai banyak hal dari ratusan bahkan jutaan sumber yang tersedia di seluruh dunia. Berbanding lurus dengan semakin mudah dan murahnya penggunaan internet saat ini, jumlah penggunanya pun tentu saja tak dipungkiri ikut melambung tinggi, tak terkecuali di tanah air Indonesia. Penggunaan internet sendiri, saat ini tidak lagi terbatas pada sekedar mencari informasi, tetapi sudah meluas hingga menyentuh sendi-sendi kehidupan manusia tak terkecuali dunia bisnis dan ekonomi. Dalam sepuluh tahun terakhir, internet mulai dilirik oleh para pelaku bisnis baik yang berbentuk home industry hingga perusahaan-perusahaan multinasional sebagai media promosi yang menjanjikan melaui pemasangan iklan digital. Sedangkan dari segi sosial, selepas era WordPress yang memungkinkan pengguna internet untuk memiliki situs web mereka sendiri dalam bentuk Blog, sekarang dikenal istilah jejaring sosial atau social network. Indonesia sendiri, sebagai salah satu negara berkembang dengan penduduk terpadat di dunia, memiliki reputasi sebagai negara dengan jumlah pengakses internet terbesar, terutama dalam hal penggunaan jejaring sosial atau social network. Jejaring sosial atau social network adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan sebagainya. Analisis jaringan sosial memandang hubungan sosial yang terdapat didalam jejaring sosial sebagai bentuk kesatuan dari simpul dan ikatan. Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Keluwesan penggunaan internet pun memungkinkan terdapat banyak jenis ikatan antar simpul. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluarga hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai tujuannya. Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan sosial adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut dapat pula 1

digunakan untuk menentukan modal sosial aktor individu. Konsep ini sering digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya. Selain memiliki fungsi sebagai media interaksi sosial, situs-situs jejaring sosial (social networking sites) punya fungsi politis sebagai media komunikasi yang efektif bagi pemerintah untuk mendapatkan masukan langsung dari masyarakatnya. Sudah banyak situs jejaring sosial yang terkenal, seperti Friendster, Facebook, Hi5, MySpace, Plurk, Twitter, Tagged, hingga yang asli buatan anak bangsa sendiri, Fupei. Meningkatnya popularitas situs-situs pertemanan atau jejaring sosial akhirakhir ini tak lepas dari kekuatan ranah maya yang mampu memobilisasi massa dan mempengaruhi dunia nyata. Sebut saja penggalangan dukungan Facebookers untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Melalui grup Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung Chandra Hamzah & Bibit Samad Rianto, dalam hitungan hari pendukungnya mencapai sejuta lebih. Gerakan yang sama seblumnya dibuat untuk mendukung Prita Mulyasari, ibu rumah tangga yang ditahan karena berseteru dengan rumah sakit. Saat ini, membentuk atau mendaftar menjadi anggota suatu jejaring sosial bukan perkara sulit. Sebab melalui internet, semua orang di belahan bumi manapun dapat berkomunikasi tanpa sekat ruang dan waktu. Persis seperti ramalan Marshall McLuhan dalam Understanding Media: Extension of A Man pada awal tahun 60-an lalu, yang menyatakan bahwa perkembangan teknologi komunikasi akan

menjadikan dunia sebagai sebuah desa global (global village). Terbentuk dari penyebaran informasi yang sangat cepat dan masif di masyarakat, serta sangat terbuka dan dapat diakses oleh semua orang. Kini hal itu sudah terbukti. Global village menjelaskan bahwa tidak ada lagi batas waktu dan tempat yang jelas. Informasi dapat berpindah dari satu tempat ke belahan dunia lain dalam waktu yang sangat singkat, menggunakan teknologi internet. McLuhan saat itu juga meramalkan bahwa pada saatnya nanti, manusia akan sangat tergantung pada teknologi, terutama teknologi komunikasi dan informasi. Kenyataan tersebut tidak dapat diingkari lagi. Bahkan Presiden Amerika Serikat saat ini, Barack Obama, saat berkompetisi menjadi orang nomor satu di 2

negeri itu, telah memanfaatkan internet untuk menjaring pendukung. Sehingga ia dinilai telah membuat tindakan inovatif dengan memindahkan politik kepresidenan masuk ke abad digital. Barack Obama memiliki situs jejaring sosial yang populer, antara lain Facebook, Twitter, My Space, Linkedin, Friendster, hingga You Tube. Hasilnya?. Meski belum ada penelitian resmi berapa persen sumbangan suara yang didapat dari kampanye via jejaring sosial tersebut, Barack Obama kini sudah menempati Gedung Putih (The White House). Begitu juga advokasi para Facebookers terhadap Prita dan Candra-Bibit yang membuat mereka mendapat penangguhan penahanan. Kekuatan jejaring sosial tidak hanya dalam hal dukung mendukung, tapi juga sudah masuk ke berbagai dimensi kehidupan. Mulai dari mencari teman yang tidak ketemu selama puluhan tahun, hingga mencari barang hilang. Tengok saja beberapa judul berita di media massa yang melibatkan situs jejaring sosial berikut: Pemilik Kamera Ditemukan Lewat FB, Facebook Gagalkan Anak Bunuh Diri, Facebook Bantu Tangkap Perampok dan masih banyak lagi. Semakin kuatnya pengaruh jejaring sosial di dunia maya ini, tak lepas dari perkembangan teknologi World Wide Web (WWW) yang melangkah ke era Web 2.0, dimana teknologi internet menjadi mudah diakses (open source) dan memungkinkan semua pengguna saling memberi masukan (komunikasi dua arah), sehingga terjadilah demokratisasi dalam dunia digital. Melihat realitas yang terjadi akibat pengaruh jejaring sosial, kekuatan ini tidak bisa dianggap remeh. Apalagi saat ini informasi dan komunikasi sudah sangat terbuka. Begitu juga peran media massa dalam mentransformasikan pesan dari jejaring sosial ke khalayak yang lebih luas. Maka situs jejaring sosial bukan cuma untuk berbagi urusan cinta dan sambal belacan. Lebih dari itu, jejaring sosial telah merevolusi komunikasi antarmanusia, bahkan komunikasi politik. Virus Jejaring sosial ini pun ternyata juga mampu memacu anak bangsa untuk berkreasi. Selama 5 tahun terakhir, ada banyak situs jejaring sosial asli dalam negeri yang eksis di dunia maya, mulai dari yang sudah punya nama seperti Fupei, Kombes, dan LiveConnector, hingga Digli, Adandu, TemanKuliah, KenalanYuk, YouFaceSter, FunPage, Ngecap, MyPulau, XL Funbook, dan masih banyak lagi yang mungkin belum terjamah oleh para penggila social network. 3

Melihat booming penggunaan jejaring sosial yang bak cendawan di musim hujan ini, ada beberapa hal yang bisa kita pelajari, baik itu positif maupun negatif. Diantara kegunaan yang ditawarkan oleh situs-situs jejaring sosial yakni memperluas hubungan atau pertemanan sesuai dengan namanya, social networking sites. Tentu dengan menggunakan sebuah jejaring sosial kita akan dapat memperkaya hubungan dan persahabatan serta memperluas jaringan ke seluruh pelosok Nusantara bahkan hingga ke mancanegara. Barangkali, inilah manfaat terbesar yang bisa ditawarkan oleh situs-situs jejaring sosial. Sedangkan dampak negatif dari jejaring sosial beberapa diantaranya adalah membuka peluang terjadinya pencurian identitas seseorang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab akibat kemudahan yang ditawarkan ketika proses pendaftaran (sign up), kecanduan (addiction), dan dapat menyebabkan sikap anti-sosial. Dapat kita bayangkan bagaimana jadinya seseorang yang lebih memilih untuk duduk berjam-jam hanya demi mengomentari kegiatan dan aktivitas seorang teman lewat layar komputer dibandingkan dengan bertemu langsung dan duduk bersama sambil menikmati secangkir teh. Orang-orang yang bertindak seperti ini dikhawatirkan lama kelamaan akan kehilangan fungsi sosialnya sebagai makhluk sosial (zoon politicon). Pada akhirnya, bagaimanapun pro-kontra yang berkembang ditengah masyarakat berusaha untuk menolak mendukung maupun menolak eksistensi jejaring sosial atau social network, ada satu hal yang tak mungkin kita pungkiri bahwa sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki hasrat untuk terus maju dan berkembang, manusia tidak akan pernah berhenti berinovasi dan berkreasi. Terlebih lagi, perkembangan teknologi informasi yang tiap hari mengalami kemajuan pesat, akan sangat mendorong kemajuan situs-situs jejaring sosial pada masa mendatang. Oleh karena itulah, yang perlu kita tekankan dalam membicarakan masalah kemajuan teknologi informasi yang mempengaruhi begitu banyak sendi-sendi kehidupan seperti ini, bukanlah mengenai perlu atau tidaknya, tetapi bagaimana kita bisa menyikapi, mengantisipasi dan me-manage penggunaan dan segala

kenyamanan yang ditawarkan agar tepat guna, bermanfaat dan tidak terjadi pemakaian yang berlebihan (overusing).

Anda mungkin juga menyukai