Anda di halaman 1dari 8

Makalah Pengaruh Jejaring Sosial Terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih,
penyebaran informasi serta akses telekomunikasi dan transportasi semakin lebih cepat dan mudah.
Tidak dapat dipungkiri hal tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak
bagi masyarakat, baik itu berdampak positif ataupun negatif. Dampaknya pun tidak terbatas terhadap
kalangan tertentu saja, namun telah meluas ke semua kalangan baik kalangan terpelajar maupun bukan
kalangan terpelajar.

Internet merupakan salah satu hasil dari kecanggihan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
buatan manusia. Internet adalah singkatan dari Interconnected Networking yang apabila diartikan dalam
bahasa Indonesia berarti rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian jaringan.
Fungsi internet bermacam-macam, dan salah satunya adalah sebagai tempat komunitas jejaring sosial
dunia maya. Jejaring sosial merupakan suatu layanan dari sebuah cakupan sistem software internet yang
memungkinkan penggunanya dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna yang lain dalam
skala yang besar.

Situs jejaring sosial di internet bermacam-macam jenis dan bentuknya, namun yang paling dikenal dan
banyak digandrungi remaja jaman sekarang adalah facebook, friendster, My Space dan twitter. Lalu,
apakah situs jejaring sosial ini mendatangkan manfaat atau mendatangkan masalah baru dalam
kehidupan?

Akhir-akhir ini banyak dijumpai pemberitaan di media cetak dan elektronik yang memberitakan tentang
penyalahgunaan situs jejaring sosial. Beberapa berita yang paling hangat adalah kasus seorang anak
remaja laki-laki yang membawa kabur seorang anak remaja perempuan yang dikenal lewat situs jejaring
sosial (facebook), dan penggunaan situs jejaring sosial (facebook) sebagai ajang prostitusi di kalangan
remaja. Keadaan ini sungguh sangat ironis dengan tujuan utama situs jejaring sosial itu dibuat, yakni
untuk memperluas hubungan sosial.

Tidak hanya kehidupan umum saja yang terkena dampak dari situs jejaring sosial, namun pengaruhnya
mulai dirasakan dalam dunia pendidikan. Dampak terburuk dalam dunia pendidikan yang mungkin
dihasilkan dari situs jejaring sosial adalah mulai menurunnya motivasi dan prestasi belajar siswa.
Motivasi adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh siswa demi mencapai prestasi belajar
yang diingingkan. Jika motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran telah menurun, bagaimana
prestasi belajar yang baik dapat dicapai?
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa dampak negatif situs jejaring sosial terhadap motivasi dan hasil belajar siswa?

2. Solusi apa yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak negatif situs jejaring sosial terhadap
motivasi dan hasil belajar siswa?

3. Apa yang perlu dilakukan oleh orang tua sebagai langkah untuk menjaga anak-anak mereka dari
dampak negatif situs jejaring sosial?

C. Tujuan Makalah

Melalui penulisan makalah ini tujuan yang ingin dicapai adalah :

1. Untuk mengetahui dampak-dampak negatif dari situs jejaring sosial dalam bidang pendidikan.

2. Untuk mendapatkan solusi bagaimana menanggulangi dampak negatif situs jejaring sosial terhadap
motivasi dan prestasi belajar siswa.

3. Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan oleh orang tua sebagai langkah untuk menjaga anak-
anak mereka dari dampak negatif situs jejaring sosial.

D. Kegunaan Makalah

Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah agar pembaca tahu bahaya situs jejaring sosial,
dapat mencegah serta menanggulangi dampak negatif dari situs jejaring sosial tersebut

E. Prosedur Makalah

Penyajian pembahasan makalah ini memakai metode kajian pustaka beberapa buku literatur yang
membahas masalah jejaring sosial
BAB II

PEMBAHASAN

A.Tinjauan Pustaka

1. Sekilas tentang Situs Jejaring Sosial

Situs jejaring sosial memungkinkan kita menampilkan diri kita, data diri kita, nama, tempat, tanggal lahir,
alamat, kegiatan favorit dan sebagainya. Kita juga bisa menampilkan foto profil dan album foto apa saja
yang kita inginkan yang memungkinkan orang lain bisa mengenali siapa kita. Kita juga bisa menampilkan
status kita, apa yang kita pikirkan atau apa yang kita lakukan sehingga orang lain tahu itulah yang kita
pikirkan atau kita lakukan. Sekali lagi, orang yang membaca status kita akan tahu tentang diri kita.

Selain itu, situs jejaring sosial juga memungkinkan kita berhubungan dengan siapa saja yang kita
inginkan. Kita bis mengajak orang lain yang terhubung dengan situs jejaring sosial itu untuk berteman
atau lebih tepatnya berkenalan jika orang itu belum pernah berinteraksi dengan kita sebelumnya. Kita
bisa berkenalan dan mengajak sebagai teman dengan siapa saja mulai dari artis, figure politik, penulis
kenamaan, teman lama atau orang lain yang berasal dari suatu kota di suatu negeri entah di mana. Kita
bisa menyapanya dengan member komentar di statusnya, menulis beberapa kalimat di kotak pesannya,
menulis sesuatu di dinding akunnya, atau mengomentari foto-fotonya.

Namun, ada satu pertanyaan yang perlu kita jawab. Apakah situs jejaring sosial akan bisa
bertahan lama?. Ini perlu lebih dahulu kita jawab, karena, seandainya keberadaan situs jejaring sosial
tidak bertahan lama, apakah memahami apa yang kita dan orang lain lakukan di situs jejaring sosial
benar-benar berguna ?

Situs jejaring sosial akan terus diminati jika penggunanya bisa mendapatkan manfaat dengan
menggunakannya berupa kebutuhan untuk saling terhubung. Beberapa situs jejaring yang tidak bisa
bertahan, seperti SixDegrees dan Friendster, pada dasarnya karena kedua situs jejaring sosial tersebut
belum bisa memnuhi dalam beberapa hal berarti belum bisa memuaskan kebutuhan penggunanya
untuk saling terhubung. Kita membangun jejaring sosial melalui situs jejaring sosial, mengikuti kata-kata
Christakis, karena kehidupan yang terhubung melalui situs jejaring sosial lebih besar manfaatnya
daripada kerugiannya. Dengan kata lain, kita akan meninggalkan situs jejaring sosial tertentu jika
ternyata situs jejaring sosial tersebut tidak bisa lagi memberikan manfaat bagi dirinya dalam memenuhi
kebutuhannyta untuk saling terhubung. Dan kita mungkin akan beralih menggunakan situs jejaring sosial
yang lain yang lebih memenuhi kebutuhan kita.

Sekali lagi, keberadaan situs jejaring sosial berpadupadan dengan kebutuhan manusia akan
jejaring sosial. Manusia adalah makhluk berjejaring, itulah hakikat keberadaan manusia itu sendiri di
dunia, dan situs jejaring sosial memungkinkan kita memanifestasikannya.
B. Pembahasan

Jejaring sosial atau jaringan social menurut J.A. Barnes di tahun 1954 (dalam Fahmi 2011:23) adalah
suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (umumnya adalah individu atau organisasi) yang
diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain
sebagainya. Jejaring sosial sebagai struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau
organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas,
mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.

Akhir-akhir ini banyak dijumpai pemberitaan di media cetak dan elektronik yang memberitakan tentang
penyalahgunaan situs jejaring sosial. Beberapa berita yang paling hangat adalah kasus seorang anak
remaja laki-laki yang membawa kabur seorang anak remaja perempuan yang dikenal lewat situs jejaring
sosial (facebook). Selain itu penyalahgunaan situs jejaring sosial (facebook) juga digunakan sebagai ajang
prostitusi di kalangan remaja. Selain kedua hal tersebut, masih banyak lagi masalah-masalah yang
ditimbulkan dari situs pertemanan sosial. Keadaan ini sungguh sangat ironis dengan tujuan utama situs
jejaring sosial itu dibuat, yakni untuk memperluas hubungan sosial, untuk kebutuhan konsumen atau
pemakai, menekankan pada sisi sosial atau eksternal, serta lebih diutamakan sisi emosionalnya (dalam
Pengaruh Jejaring Sosial Dalam Masyarakat, SatriaKusumaIndustriesBlog.com).

Dampak situs jejaring sosial mungkin lebih banyak dirasakan oleh kalangan remaja, karena sebagian
besar pengguna jejaring sosial adalah dari kalangan remaja pada usia sekolah. Karena sangat mudah
menjadi anggota dari situs jejaring sosial, maka tidak heran jika banyak orang baik sengaja ataupun
hanya coba-coba mendaftarkan dirinya menjadi pengguna situs jejaring sosial tersebut. Tidak butuh
waktu lama akan menjadi kebiasaan untuk mengakses dan membuka situs-situs jejaring sosial tersebut,
dan berinteraksi secara pasif di dalamnya. Akibatnya pengguna dalam hal ini peserta didik (siswa) bisa
lupa waktu karena terlalu asyik dengan kegiatannya di dunia maya tersebut.

Yang paling menghawatirkan adalah bahwa pada era teknologi dan globalisasi seperti sekarang ini,
telepon seluler yang dulunya hanya berfungsi sebagai alat penerima dan pemanggil jarak jauh, kini
dapat digunakan untuk mengakses internet dan situs jejaring sosial. Jadi siswa tidak perlu lagi ke warnet
untuk mengakses situs pertemanan, melainkan dapat mengaksesnya langsung di telepon seluler
mereka. Hal ini semakin menambah banyak kasus penyalahgunaan situs jejaring sosial untuk hal yang
tidak sesuai dengan aturan.

Tidak hanya siswa, para mahasiswapun tidak luput dari dampak situs jejaring sosial ini. Sebuah
penelitian terbaru dari Aryn Karpinski, peneliti dari Ohio State University, menunjukkan bahwa para
mahasiswa pengguna aktif jejaring sosial seperti facebook ternyata mempunyai nilai yang lebih rendah
daripada para mahasiswa yang tidak menggunakan situs jejaring sosial facebook. Dari 219 mahasiswa
yang diriset oleh Karpinski, 148 mahasiswa pengguna situs facebook ternyata memiliki nilai yang lebih
rendah daripada mahasiswa non pengguna. Menurut Karpinski, memang tidak ada korelasi secara
langsung antara jejaring sosial seperti facebook yang menyebabkan nilai para mahasiswa atau pelajar
menjadi jeblok. Namun diduga jejaring sosial telah menyebabkan waktu belajar para siswa atau
mahasiswa tersita oleh keasyikan berselancar di situs jejaring sosial tersebut. Para pengguna jejaring
sosial mengakui waktu belajar mereka memang telah tersita. Rata-rata para siswa pengguna jejaring
sosial kehilangan waktu antara 1 – 5 jam sampai 11 – 15 jam waktu belajarnya per minggu untuk
bermain jejaring sosial di internet. (dalam www.pengaruh facebook.com).

Berdasarkan hasil riset Yahoo di Indonesia yang bekerja sama dengan Taylor Nelson Sofres pada tahun
2009, pengguna terbesar internet adalah usia 15-19 tahun, sebesar 64 persen. Riset itu dilakukan
melalui survei terhadap 2.000 responden. Sebanyak 53 persen dari kalangan remaja itu mengakses
internet melalui warung internet (warnet), sementara sebanyak 19 persen mengakses via telepon
seluler. Sebagai gambaran, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada 2009 menyebutkan,
pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai 25 juta. Pertumbuhannya setiap tahun rata-rata
25 persen. Riset Nielsen juga mengungkapkan, pengguna Facebook pada 2009 di Indonesia meningkat
700 persen dibanding pada tahun 2008. Sementara pada periode tahun yang sama, pengguna Twitter
tahun 2009 meningkat 3.700 persen. Sebagian besar pengguna berusia 15-39 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa memang benar adanya pengguna situs jejaring sosial adalah dari kalangan remaja
usia sekolah.

Motivasi dan prestasi belajar siswa dapat menurun karena situs jejaring sosial. Buktinya pada penelitian
yang dilakukan oleh Aryn Karpinski yang sudah ditulis di bagian atas. Prestasi belajar dalam hal ini nilai
siwa menurun akibat terlalu sering membuka situs jejaring sosial di internet. Hal ini mungkin karena
motivasi belajar siswa tersebut juga menjadi berkurang karena lebih mementingkan jejaring sosialnya
daripada prestasi belajarnya sendiri. Motivasi sangat memegang pengaruh yang penting terhadap siswa,
karena dengan motivasi siswa tersebut dapat menyadari betapa pentingnya belajar untuk kehidupan
yang akan datang. Motivasi juga berpengaruh terhadap pencapaian cita-cita siswa yang mungkin telah
tertanam sejak siswa itu memiliki cita-cita. Untuk itulah motivasi belajar siswa perlu dipertahankan dan
jangan sampai motivasi tersebut menurun akibat dari penggunaan sius jejaring sosial yang semakin
menghawatirkan.

Banyak masalah yang ditimbulkan jejaring sosial di kehidupan nyata, terlebih dampak nyatanya pada
dunia pendidikan. Motivasi siswa kini menurun, prestasi belajarnyapun menurun, dan minat siswa untuk
mengikuti pelajaran juga mulai mengalami penurunan. Kurangnya waktu belajar juga merupakan
implikasi dampak negatif dari situs jejaring sosial. Masalah-masalah tersebut dapat saja diatasi dengan
jalan melarang siswa atau anak didik untuk tidak menjadi pengguna jejaring sosial. Tapi, apa hanya
sampai di situkah pengawasan yang dilakukan?

Setidaknya ada beberapa dampak negatif dari situs jejaring sosial:

1. Membuat Seseorang Menjadi Penyendiri dan Susah Bergaul

Situs jejaring sosial di internet membuat penggunanya memiliki dunia sendiri, sehingga tidak sedikit dari
mereka tidak peduli dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Seseorang yang telah kecanduan
situs jejaring sosial sering mengalami hal ini. Yang mengakibatkan dirinya tidak peduli dengan lingkungan
sekitarnya lagi.
2. Kurangnya Sosialisasi dengan Lingkungan

Hal ini cukup mengkhawatirkan bagi perkembangan kehidupan sosial peserta didik (siswa). Mereka yang
seharusnya belajar sosialisai dengan lingkungan justru lebih banyak menghabiskan waktu untuk
berselancar di dunia maya bersama teman teman di komunitas jejaring sosialnya, yang rata-rata
membahas sesuatu yang tidak penting. Akibatnya kemampuan interaksi siswa menurun.

3. Menghamburkan Uang

Akses internet untuk membuka situs jejaring sosial jelas berpengaruh terhadap kondisi keuangan siswa
(terlebih kalau akses dari warnet). Tidak jarang siswa menggunakan uang SPP mereka untuk pergi ke
warnet sekedar untuk membuka situs jejaring sosial saja. Ini dapat dikategorikan sebagai pemborosan,
karena menggunakan uang secara tidak produktif.

4. Berkurangnya Waktu Belajar Siswa

Hal ini sudah jelas, karena dengan mengakses internet dan membuka situs jejaring sosial siswa akan lupa
waktu, sehingga yang dikerjakannya hanyalah itu-itu saja.

Menurut pengamat sosial media dan teknologi informasi Nukman Luthfie, selain harus waspada, orang
tua juga harus mempelajari secara mendalam media sosial ini demi masa depan anak-anak. Berdasar
penelusurannya, ditemukan fakta bahwa dari 17,6 juta pemilik akun jejaring sosial facebook berasal dari
Indonesia, dan 360.000 orang di antaranya berumur 13 tahun.

“Bagi orang tua, saya sarankan untuk segera menghindarkan anak-anaknya yang belum berumur 13
tahun dari facebook atau jejaring sosial sejenis. Memang banyak games menarik di facebook yang bisa
menggoda anak-anak. Namun tetap saja harus dihindari. Masih banyak games lain yang menarik dan
bisa dimainkan tanpa harus jadi anggota facebook,” kata Nukman (Fahmi, 2011:63).

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua sebagai langkah untuk menjaga anak-anak
mereka dari dampak negatif situs jejaring sosial, di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, berupaya belajar tentang internet serta situs jejaring sosial yang ada di internet tersebut. Hal
ini perlu dilakukan agar setidaknya para orang tua mengetahui seperti apa teknologi sekarang ini, dan
bisa mengawasi anaknya pada saat berselancar di internet. Kedua, beritahukan tentang bahaya yang
mengintai dalam penggunaan situs jejaring sosial. Hal ini akan membuat anak menjadi lebih berhati-hati
dalam menggunakan jejaring sosial tersebut, dan mengerti batasan-batasannya. Ketiga, sebisanya
dampingi anak saat berselancar di dunia maya, terlebih pada saat anak tersebut membuka situs jejaring
sosial. Keempat, tidak memberikan telepon seluler yang dapat mengakses internet pada anak yang
belum cukup umur.
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

· Dampak negatif situs jejaring sosial terhadap motivasi dan hasil belajar siswa adalah :

1. Membuat Siswa Menjadi Penyendiri dan Susah Bergaul

2. Kurangnya Sosialisasi dengan Lingkungan

3. Menghamburkan Uang

4. Berkurangnya Waktu Belajar Siswa

· Solusi untuk menanggulangi dampak itu adalah :

1. Memberikan Pemahaman kepada Siswa Tentang Bahaya Situs Jejaring Sosial

2. Usahakan Untuk Tidak Memberikan Telepon Seluler yang Dapat Mengakses Internet (situs jejaring
sosial)

3. Mengawasi Siswa dalam Berinternet atau Berjejaring Sosial

· Hal-hal yang perlu dilakukan oleh orang tua sebagai langkah untuk menjaga anak-anak mereka
dari dampak negatif situs jejaring sosial adalah :

1. berupaya belajar tentang internet serta situs jejaring sosial yang ada di internet tersebut.

2. beritahukan tentang bahaya yang mengintai dalam penggunaan situs jejaring sosial.

3. sebisanya dampingi anak saat berselancar di dunia maya, terlebih pada saat anak tersebut
membuka situs jejaring sosial.

4. tidak memberikan telepon seluler yang dapat mengakses internet pada anak yang belum cukup
umur.

B. Saran

Untuk menanggulangi dampak negatif situs jejaring sosial terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa
harus dilakukan dengan memberikan pemahaman kepada siswa tentang bahaya situs jejaring sosial,
usahakan untuk tidak memberikan telepon seluler yang dapat mengakses internet (situs jejaring sosial)
dan mengawasi siswa dalam berinternet atau berjejaring sosial.

.
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, AB. (2011). Mencerna Situs Jejaring sosial.Jakarta:Elex Media

Komputindo

Satria, Kusuma. (2011) Pengaruh Jejaring Sosial Dalam Masyarakat. (Online).

Tersedia : www.SatriaKusumaIndustriesBlog.com. (25 Desember 2012)

Anda mungkin juga menyukai