Anda di halaman 1dari 10

KRISIS MORAL KEBANGSAAN

PENGARUH KONTEN MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU GENERASI


MUDA

Oleh

Nama : Chandra Arianto Putra


NIM : 162012233042

PROGRAM STUDI TEKNIK ROBOTIKA DAN KECERDASAN


BUATAN SEKOLAH TEKNOLOGI MAJU DAN MULTIDISIPLIN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
PENDAHULUAN

Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial


sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun diatas dasar
ideologi dan teknologi Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran
user-generated content. Web 2.0 menjadi platform dasar media sosial. Media sosial
ada dalam ada dalam berbagai bentuk yang berbeda, termasuk social network, forum
internet, weblogs, social blogs, micro blogging, wikis, podcasts, gambar, video,
rating, dan bookmark sosial. Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media
sosial: proyek kolaborasi (misalnya, wikipedia), blog dan microblogs (misalnya,
twitter), komunitas konten (misalnya, youtube), situs jaringan sosial (misalnya
facebook, instagram), virtual game (misalnya world of warcraft), dan virtual social
(misalnya, second life).
Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media siaran, maka media
sosial menggunakan teknologi internet. Media sosial mengajak siapapun yang
tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan timbal balik secara
terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan
tak terbatas. Media sosial merupakan sebuah media online di dunia maya, dengan
para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi
konten didalamnya. Saat teknologi internet dan perangkat smartphone semakin maju
maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses instagram
misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan
sebuah smartphone.
Perkembangan media sosial yang semakin cepat dengan berbagai macam konten
yang ada didalamnya tentu memberi pengaruh dalam perilaku dan moral mereka
yang ada didalamnya atau mereka yang mengakses media sosial tersebut, termasuk
para generasi muda bangsa Indonesia. Ini karena didalam media sosial semua orang
saling terhubung, mereka saling dapat bertukar informasi dan pendapat. Hal tersebut
memicu terhadap perilaku apa yang akan dilakukan dalam menyikapi informasi atau
pendapat tersebut. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa tiap konten, yaitu segala
informasi dan pendapat, yang ada di dalam media sosial mempunyai pengaruh yang
besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang awalnya kecil bisa menjadi besar
dengan media sosial, atau sebaliknya.
TUJUAN

Mengingat besarnya pengaruh media sosial terhadap perilaku generasi muda serta
pengaruhnya untuk bangsa, maka perlu untuk dilakukan pengawasan serta
pencegahan agar terhindar dari pengaruh buruk media sosial. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana konten dalam media sosial dapat
mempengaruhi perilaku generasi muda. Agar kemudian dapat diketahui apa pengaruh
konten yang ada di dalam media sosial terhadap generasi muda. Sehingga bisa
ditemukan solusi yang tepat bagi generasi muda dalam menyikapi setiap konten di
media sosial
METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang dirancang


untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan yang sementara
berlangsung. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek dengan tujuan membuat deskriptif, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena yang
diselidiki.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Seperti yang dapat kita lihat disekitar kita, saat ini media sosial seolah menjadi hal
wajib bagi setiap orang. Berbagai konten yang ada di media sosial menjadikan candu
bagi siapapun yang melihatnya. Manusia dewasa ini menjadi tidak bisa lepas dari
genggaman media sosial, tanpa terkecuali para generasi muda yang kelak akan
menjadi penerus bangsa.
Media sosial memang memberikan kita berbagai kemudahan dalam mengakses
informasi secara cepat atau hanya sekedar bertukar pikiran. Namun tidak semua
konten yang ada di media sosial memberikan pengaruh yang positif. Terkadang ada
beberapa konten media sosial yang justru menimbulkan keresahan dan kerusuhan.
Misanya saja pada konten media sosial yang provokatif, sehingga menyebabkan para
remaja terpengaruh dan ikut dalam suatu hal yang merugikan. Hal tersebut seringkali
terjadi disekitar kita, serta menimbulkan perilaku tidak baik yang dilakukan oleh
remaja.
Sejatinya masa remaja merupakan masa perkembangan dan masa transisi menuju
kedewasaan. Masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Sehingga menjadi labil atau
mudah dipengaruhi merupakan suatu ciri dari remaja sendiri. Oleh karena itu apa yang
menjadi kebiasaan para remaja akan menentukan terhadap perilaku dan karakternya
kelak. Karena media sosial memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan
para remaja, maka perlu dilakukan pengawasan. Terlebih lagi berdasarkan dari riset
Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bersama Yahoo! mengenai penggunaan internet
di kalangan remaja. Hasilnya menunjukkan, kalangan remaja berusia 15-19 tahun
mendominasi pengguna internet di Indonesia sebanyak 64%.

Media Sosial Mempengaruhi Perilaku


Setiap jenis teknologi, melahirkan lingkungan teknologi, tak kecuali media sosial.
Lingkungan teknologi ini secara tidak langsung merubah kebudayaan, norma-norma
sosial, pola-pola interaksi, dan organisasi-organisasi masyarakat”, ungkap Tovler
(Ibrahim, 1997). Ungkapan ini secara tidak langsung menjelaskan mengenai ungkapan
McLuhan mengenai hubungan antara teknologi, media, dan masyarakat atau yang
sering disebut sebagai tehnological determinsm, yaitu paham bahwa setiap teknologi
bersifat determinan dan menentukan dalam membentuk kehidupan manusia. Pemikiran
McLuhan (West & Turner, 2007) ini sering dinamakan teori mengenai ekologi media,
dimana melihat lingkungan media, gagasan bahwa teknologi dan teknik, mode
informasi dan kode komunikasi yang memainkan peran penting dalam kehidupan
manusia. Asumsi dari teori ekologi media, yaitu (West & Turner, 2007) :
1. Media mempengaruhi setiap perbuatan atau tindakan dalam masyarakat.
Asumsi pertama ini menekankan bahwa saat ini manusia tidak dapat lepas dari
media. Media merupakan sebuah hal yang penting, bahkan menembus ke dalam
kehidupan manusia yang paling dalam. Keberadaan media memberikan
pengaruh dalam kehidupan manusia dan masyarakat.
2. Media memperbaiki persepsi dan mengelola pengalaman.
Asumsi kedua ini menerangkan bagaimana manusia secara langsung
dipengaruhi media. Dimana media memiliki kekuatan besar dalam
mempengaruhi pandangan kita terhadap dunia. Selain itu media juga
membrikan pengaruh terhadap perilaku kita.
3. Media mengikat dunia bersama-sama.
Asumsi ketiga ini menerangkan bagaimana media mengikat dunia menjadi satu
sistem politik, ekonomi, sosial, dan budaya global, atau yang disebut dengan
global village.
Sehigga dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa teknologi media sosial
memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Menurut McLuhan
(Griffin, 2003), teknologi media telah menciptakan revolusi di tengah masyarakat
karena masyarakat dewasa ini sudah sangat tergantung pada teknologi dan tatanan
masyarakat terbentuk berdasarkan pada kemampuan masyarakat dalam
menggunakannya.

Dampak Media Sosial pada Remaja


Dengan adanya berbagai konten di media sosial pertukaran informasi dan pendapat
dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat. Dan sesuai penjabaran sebelumnya
bahwa media sosial dapat dengan mudah mengubah kehidupan manusia, maka
membuktikan bahwa setiap konten yang ada di media sosial bisa berpengaruh besar
terhadap manusia. Layaknya teknologi pada umumnya, media sosial memberikan
dampak positif dan negatif.
Adapun contoh dari dampak positif dari penggunaan media sosial antara lain :
1. Kemudahan dalam berbagi bermacam informasi, baik dalam memberi atau
menerima informasi.
2. Munculnya rasa telah diakui sehingga meningkatkan percaya diri.
3. Terjalin hubungan yang baik antar pengguna sosial media.
4. Menumbuhkan pemikiran kritis.
5. Meningkatkan kemampuan dalam menggunakan teknologi.
6. Menambah wawasan dan lingkungan pertemanan.
7. Meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Selain itu juga berikut contoh dari dampak negatif dari media sosial antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Kecanduan terhadap sosial media yang menyebabkan berkurangnya efisiensi
waktu.
2. Efek-efek yang timbul akibat penggunaan sosial media melalui gadget yang
terlalu sering, seperti: pegal-pegal, mata perih, jari-jari tangan sakit dll.
3. Tidak bersosialisasi secara nyata karena terlalu sering menggunakan sosial
media dan tidak bersosialiasi secara langsung di dalam kehidupan
bermasyarakat.
4. Malas melakukan kegiatan tertentu karena asyik saat menggunakan sosial
media.
5. Konsumtif. Karena penggunaan sosial media secara terus menerus
membutuhkan biaya contohnya adalah pulsa. Selain itu maraknya penjualan
online melalui sosial media membuat para remaja millenial dapat dengan
mudah membeli berbagai barang yang tidak begitu penting.
6. Mudahnya mendapatkan pengaruh buruk dari informasi yang dimuat akun –
akun yang belum diketahui kebenarannya, yang masuk kedalam pikiran tanpa
disaring terlebih dahulu.
7. Hilangnya privasi. Karena terlalu banyak menuliskan hal-hal bahkan hal yang
besifat pribadi dalam jejaring sosial.

Perilaku Remaja akibat Konten Media Sosial


Pada dasarnya setiap pribadi memiliki tanggung jawab sendiri terhadap informasi
yang mereka terima. Misalnya perilaku pengguna sosial media yang memiliki
perasaaan emosional ketika memperoleh kabar buruk atau kabar tragedi seseorang dan
merasa punya tanggung jawab moral untuk berbagi.
Di media sosial, remaja menginginkan komentar ataupun like dan seringkali
mengabaikan apapun demi hal tersebut. Kalangan remaja yang menjadi hiperaktif di
media sosial ini juga sering memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan
menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti perkembangan jaman,
sehingga mereka dianggap lebih populer di lingkungannya. Namun apa yang mereka
posting di media sosial tidak selalu menggambarkan keadaan social life mereka yang
sebenarnya. Ketika para remaja tersebut memposting sisi hidup nya yang penuh
kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya mereka merasa kesepian.
Berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan sekitar, ditemukan beberapa fakta
tentang perilaku remaja di media sosial sebagai berikut :
1. Remaja kebanyakan memiliki lebih dari satu akun di setiap media sosial dan
cenderung menunjukkan identitas diri yang berbeda-beda dalam semua akun
media sosial tersebut.
2. Secara orientasi personal, para remaja menggunakan media sosial dikarenakan
mereka ingin menjalin komunikasi dengan teman-teman mereka yang juga
menggunakan media sosial. Sehingga mereka memutuskan untuk memiliki
akun media sosial lebih dari satu.
3. Nilai individu yang ditampilkan dalam media sosial, para remaja mencoba
membuat sebuah citra positif tentang diri mereka di media sosial tersebut.
Remaja suka menampilkan identitas terbaik dari diri mereka yang smart,
terlihat bahagia, dan suka menampilkan hobi atau kegiatan yang mereka sukai.
4. Para remaja cukup terbuka di media sosial dalam menunjukkan identitas
mereka. Hal ini ditunjukkan dengan keterbukaan diri mereka melalui keinginan
mereka untuk eksis dengan mengupload setiap kegiatan yang sedang mereka
lakukan (baik melalui foto ataupun status) serta mengungkapkan permasalahan
pribadi yang sedang mereka hadapi di media sosial, meskipun terkadang dalam
bentuk tersirat.
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Media sosial merupakan tempat dimana orang bisa saling bertukar informasi dan
pendapat. Hal tersebut menyebabkan media social memberi pengaruh yang besar pada
kehidupan manusia. Remaja sebagai generasi muda tentu juga tidak lepas terhadap
perkembangan teknologi seperti media sosial ini. Dengan adanya berbagai konten
didalamnya di satu sisi media sosial membantu para remaja untuk dapat menemukan
jati diri mereka, namun di sisi lain juga menyebabkan remaja memiliki perilaku yang
terkesan tidak baik. Misalnya saja perilaku konsumtif, pamer, dan sebagainya.
Dimana masa remaja ini mereka masih sangat labil maka perlu adanya bimbingan dan
pengawasan terhadap menyikapi konten di media sosial.

Saran
Remaja sebagai generasi muda yang dimana mereka masih melalui proses
mencari jati diri harus dibimbing agar tidak mudah terbawa dalam pengaruh buruk
media social. Mereka harus dibekali ilmu yang cukup untuk bijak dalam menyikapi
konten di media sosial. Di media sosial siapapun bisa menjadi apapun dimanapun dan
kapappun mereka inginka. Oleh karena itu para remaja harus lebih berhati-hati dan
tidak menelan mentah apa yang ada di media social.
DAFTAR PUSTAKA

Ayun, P. Q. (2015). Fenomena remaja menggunakan media sosial dalam membentuk


identitas. Jurnal Channel, 3(2), 1-16.
Cahyono, A. S. (2016). Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial masyarakat
di Indonesia. Jurnal Publiciana, 9(1), 140-157.
MBP, R. L., & Saputra, W. T. (2020). Penggunaan Media Sosial Sehat Untuk
Mencegah Gangguan Mental. IKRA-ITH ABDIMAS, 3(3), 189-197.
Pandie, M. M., & Weismann, I. T. J. (2016). Pengaruh Cyberbullying di Media
Sosial terhadap perilaku reaktif sebagai pelaku maupun sebagai korban
cyberbullying pada siswa kristen SMP Nasional Makassar. Jurnal
Jaffray, 14(1), 43-62.
Putri, W. S. R., Nurwati, N., & Budiarti, M. (2016). Pengaruh media sosial terhadap
perilaku remaja. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, 3(1).
Rahadi, D. R. (2017). Perilaku pengguna dan informasi hoax di media sosial. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, 5(1), 58-70.
Sulianta, F. (2015). Keajaiban sosial media. Elex Media Komputindo.
Tegal, H. F. A. B. (2017). Perilaku penggunaan media sosial pada kalangan
remaja. Indonesian Journal on Software Engineering (IJSE), 3(2).

Anda mungkin juga menyukai