Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1


Percobaan : G1
GELOMBAG BUNYI

Pelaksanaan Praktikum
Hari : Senin Tanggal : 19 Oktober 2020 Jam ke 5-6

Oleh :
Chandra Arianto Putra
NIM : 162012233042

Anggota Kelompok :
1. Chandra Arianto Putra (162012233042)
2. Naufal Fadillah Dhafa (162012233085)

Dosen pembimbing :
1. Drs. Arif Wibowo, M.Si.
2. Rizki Putra Prastio, S.Si., M.T.

Asisten pembimbing :
1. Ayu Kurnialis
2. Desy Eka Wahyuni.

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
A. Tujuan

Menentukan gelombang bunyi di udara berdasarkan gejala resonansi bunyi.

B. Alat dan Bahan

1. Tabung resonansi
2. Sumber getar
3. Mistar
4. Air

C. Dasar Teori

Gelombang Bunyi adalah gelombang yang merambat melalui medium tertentu.


Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik yang digolongkan sebagai
gelombang longitudinal. Berdasarkan rentang frekuensinya, gelombang bunyi
dibedakan menjadi:

1. Infrasonik, gelombang bunyi yang memiliki frekuensi < 20 Hz.


2. Audiosonik, gelombang bunyi yang memiliki frekuensi antara 20--20.000 Hz.
Frekuensi inilah yang dapat didengar oleh telinga manusia.
3. Ultrasonik, gelombang bunyi yang memiliki frekuensi > 20.000 Hz. Hewan
yang dapat mendengar gelombang bunyi ini ialah anjing dan kelelawar.

Salah satu sifat yang dimiliki oleh gelombang bunyi yaitu, gelombang bunyi
dapat dipantulkan oleh suatu benda tegar, dimana benda pemantul merupakan tempat
simpul gelombang stasioner yang terjadi dari hasil superposisi antara gelombang
datang dan gelombang pantul.

Resonansi merupakan peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena bergetarnya


benda lain. Resonansi akan terjadi jika frekuensi kedua benda tersebut sama.

Percobaan ini menggunakan tabung resonansi, dengan cara memasukkan air ke


dalam tabung sehingga berfungsi sebagai tabung organs tertutup. Jika terjadi
resonansi, maka permukaan air merupakan tempat simpul gelombang, sedang ujung
tabung yang terbuka merupakan tempat perut gelombang.
Panjang kolom udara dalam tabung dapat diatur dengan mengubah posisi
pennukaan airnya. Pada kolom udara yang terpendek, maka panjangnya akan sama
dengan seperempat panjang gelombangnya. Bunyi yang terdengar merupakan bunyi
paling kuat, sedang panjang kolom udara yang lebih panjang, yaitu panjang
gelombang, 5/4 panjang gelombang, dan seterusnya, bunyi yang terdengar makin
lemah. Adapun hubungan antara panjang kolom dengan panjang gelombang diberikan
oleh :

dengan m = 0, 1, 2, 3, ... .

Posisi sumber bunyi tidak tepat berada di ujung tabung, sehingga panjang kolom
udara pada saat terjadi resonansi perlu dikoreksi dengan suatu faktor koreksi (e),
sehingga :

dengan L adalah panjang kolom udara yang terukur.

Kecepatan (v) gelombang bunyi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :


D. Prosedur Kerja

1. Mengatur posisi permukaan air dalam tabung panjang sehingga dekat pada ujung
atas tabung dengan dengan cara menggerakkan tabung yang pendek secara
berhati – hati agar airnya tidak sampai tumpah.
2. Mengatur sumber getar sedemikian sehingga timbul bunyi pada speaker.
3. Menggerakkan tabung pendek ke bawah sedemikian sehingga permukaan air
dalam tabung panjang turun kebawah, sambil mendengarkan bunyi
resonansinya, serta mencatat panjang kolom udara dalam tabung pada saat terjadi
resonansi.
4. Mengulangi percobaan minimal 3 kali.
5. Mengulangi percobaan untuk mencari panjang kolom udara yang lebih panjang,
harmonic ke-2,3, … dst.
6. Mengulangi percobaan dengan menggunakan f yang lain.
7. Mencatat tekanan dan suhu udara ruangan untuk menghitung kecepatan bunyi di
udara pada suhu dan tekanan udara tertentu sebagai referensi praktikum.

Anda mungkin juga menyukai