Anda di halaman 1dari 17

INTERFERENSI CAHAYA

BY : NUR FADILAH (168420100001)


EKA LESTARI (168420100005)
 Interferensi merupakan perpeduan
dua gelombang atau lebih yang
memiliki beda fase konstan dan
amplitudo yang hampir sama yang
dapat menghasilkan suatu pola
gelombang baru.
 Interferensi cahaya adalah
penjumlahan superposisi dua
gelombang cahaya atau lebih yang
menghasilkan suatu radiasi yang
menyimpang dari jumlah masing-
masing komponen radiasi
gelombangnya.
Interferensi Konstruktif Interferensi Destruktif
(Membangun) (Merusak)

Bersifat interferensi konstruktif jika


Bersifat interferensi destruktif jika
beda fase kedua gelombang sama
beda fasenya adalah 180°,
sehingga gelombang baru yang
sehingga kedua gelombang saling
terbentuk adalah penjumlahan dari
menghilangkan
kedua gelombang tersebut
Interferensi akan terjadi apabila dua syarat di bawah ini
terpenuhi, yaitu:
 Kedua gelombang cahaya haruslah koheren.

 Kedua sinar/ cahaya yang dipancarkan haruslah yang


memiliki frekuensi yang sama.
 Kedua gelombang cahaya haruslah memiliki amplitudo
yang hampir sama.
 Interferensi terjadi pada cahaya yang terpolarisasi
linier atau polarisasi lain, termasuk cahaya
natural/alami
Dua Sumber Gelombang
Koheren
Gelombang Koheren

Ketika ada dua sumber-sumber identik dari cahaya monokromatik menghasilkan


gelombang-gelombang yang amplitudonya sama, panjang gelombangnya sama,
ditambah lagi keduanya memilki fasa yang sama secara permanen dan kedua
sumber tersebut bergetar bersama itulah yang dikatakan koheren. Jika syarat ini
dipenuhi, maka akan diperoleh pola garis interferensi yang baik dan stabil.
JENIS-JENIS INTERFERENSI CAHAYA
Melalui percobaannya Young berhasil memeperoleh panjang gelombang
cahaya dan ini merupakan hasil pengukuran pertama bagi besaran yang sangat
penting ini. Young melewatkan cahaya matahari melalui lubang kecil a pada
layar S1.Sinar yang keluar melebar karena adanya difraksi dan jatuh pada
lubang kecil . b dan c pada layar S2. Di sinipun terjadi peristiwa difraksi dan
gelombang yang telah melewati layar S2 menyebar dan saling tumpang tindih.
a) Interferensi Maksimum pada Percobaan Young

 Interferensi maksimum terjadi bila


kedua gelombang yang keluar dari
celah bertemu pada suatu titik
memiliki beda fase yang sama atau
beda lintasan yang ditempuh kedua
gelombang merupakan kelipatan
bulat dari panjang gelombang (λ, 2λ,
3λ, ...).
 Interferensi maksimum atau minimum
dapat terjadi karena panjang lintasan
yang ditempuh gelombang S1 tidak
sama dengan gelombang S2, kedua
gelombang tersebut memiliki beda dimana :
lintasan sebesar :
d = jarak antara kedua celah
Δs = d sin θ ... (2) p = jarak dari pita terang pusat
Δs = mλ ... (3) ke pita terang ke-m
λ = panjang gelombang
Untuk sudut θ yang kecil,
berlaku nilai sin θ tan θ =p/L m = orde interferensi = 1, 2, 3, . .
b) Interferensi Minimum pada Percobaan Young

 Interferensi minimum terjadi bila


kedua gelombang yang keluar dari
celah bertemu pada suatu titik
memiliki beda fase yang berlawanan
atau beda lintasan yang ditempuh
kedua gelombang merupakan
kelipatan dari setengah panjang
gelombang
 Interferensi maksimum atau minimum
dapat terjadi karena panjang lintasan
yang ditempuh gelombang S1 tidak
sama dengan gelombang S2, kedua
gelombang tersebut memiliki beda dimana :
lintasan sebesar :
d = jarak antara kedua celah
Δs = d sin θ ... (2) p = jarak dari pita terang pusat
Δs = m- 1/2λ ... (3) ke pita terang ke-m
λ = panjang gelombang
Untuk sudut θ yang kecil,
berlaku nilai sin θ tan θ =p/L m = orde interferensi = 1, 2, 3, . .
2. Interferensi Cahaya dari Film Tipis
Peristiwa ini merupakan peristiwa dimana gelombang cahaya
direfleksikan dari permukaan-permukaan yang berlawanan dari film
tipis.Warna-warni pelangi menunjukkan bahwa sinar matahari adalah
gabungan dari berbagai macam warna dari spektrum kasat mata.
Warna pada gelembung sabun, bukan disebabkan oleh pembiasan.
Hal ini terjadi karena interferensi konstruktif dan destruktif dari sinar
yang dipantulkan oleh suatu lapisan tipis.

Gambar: Interferensi sinar refleksi Gambar: Pita-pita warna yang terlihat


pada film tipis
pada gelembung sabun
pada peristiwa di atas menunjukkan cahaya yang
menyinari permukaan atas dari sebuah film tipis yang
mempunyai ketebalan 𝑡 sebagian direfleksikan di
permukaan bagian atas. Cahaya yang ditransmisikan
melalui permukaan atas, sebagian didirefleksikan di
pemukaan bagian bawah. Kedua gelombang yang
direfleksikan itu nantinya akan berkumpul di titik P yang
berada di retina mata. Kedua gelombang tersebut
kemudian dapat berinterferensi secara konstruktif maupun
destruktif (tergantung dari fasa yang dimiliki kedua
gelombang tersebut).Warna-warna yang berbeda pada
pita warna menunjukkan panjang gelombang yang
berbeda-beda, sehingga untuk beberapa warna dapat
mengalami interferensi konstruktif dan sebagian lagi
mengalami interferensi destruktif.
Cincin Newton

Gambar: Film Udara antara Sebuah Lensa


Cembung dengan Permukaan Rata

Gambar di atas memperlihatkan permukaan


cembung sebuah lensa yang bersentuhan dengan
sebuah pelat kaca yang rata. Sebuah film udara
dibetuk di antara kedua permukaan itu.
Pada gambar di samping merupakan
potret yang dibuat selama
pengasahan sebuah lensa objektif
teleskop. Garis-garis bentuk itu
adalah pita-pita interferensi Newton,
setiap pitanya menunjukkan sebuah
Gambar: Potret Cincin Newton
jarak tambahan di antara bahan
contoh dan induk sebesar setengah
panjang gelombang (½ λ). Pada 10
garis pada noda pusat, jarak antara
kedua permukaan itu adalah lima
panjang gelombang (5 λ), atau kira-
kira sebesar 0,003 mm.
Interferensi dalam Waktu
Fenomena interferensi yang telah dibahas sejauh ini
melibatkan superposisi dari dua gelombang atau
lebih, yang frekuensinya sama. Oleh karena itu
amplitudo osilasi dar elemen medium berubah sesuai
posisi elemen dalam ruang, yang kita sebut fenomena
tersebut sebagai interferensi spasial.
INTENSITAS POLA INTERFERENSI
Dalam sebuah pola interferensi terdapat posisi
intensitas maksimum dan posisi intensitas minimum.
Untuk mencari intensitas sembarang titik pada pola
itu, kita harus menggabungkan kedua medan yang
berubah secara sinusoidal di sebuah titik 𝑃 dalam
pola radiasi tersebut, dengan memperhitungkan
selisih fasa dari kedua gelombang itu di titik 𝑃, yang
dihasilkan dari selisih lintasan. Maka intensitas itu
sebanding dengan kuadrat amplitudo medan listrik
resultan.
Amplitudo dalam Interferensi Dua Sumber

Untuk menambahkan kedua fungsi sinusoidal itu


dengan sebuah selisih fasa, kita menggunakan
representasi fasor yang sama seperti yang kita
gunakan untuk gerak harmonik sederhana dan untuk
tegangan dan arus dalam rangkaian bolak-balik.
Setiap fungsi sinusoidal dinyatakan oleh sebuah
vektor yang berotasi (fasor) yang proyeksinya pada
sumbu horizontal pada sebarang saat menyatakan
nilai sesaat fungsi sinusoidal itu.
Intensitas dalam Interferensi Dua Sumber

Intensitas, 𝐼 dapat dinyatakan dalam salah satu bentuk ekuivalen berikut.


𝐸𝑃 2 1 𝜖0 2 1
𝐼 = 𝑆𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 𝐸𝑃 = 𝜖0 𝑐𝐸𝑃 2
2𝜇0 𝑐 2 𝜇0 2
Persamaan di atas menunjukkan bahwa 𝐼 sebanding dengan 𝐸𝑃 2 . Jika
perrsamaan amplitudo interfeerensi untuk dua sumber disubstitusikan ke
dalam persamaan di atas, maka akan diperoleh:
1
𝐼 = 𝜖0 𝑐𝐸𝑃 2 = 2𝜖0 𝑐𝐸 2 = cos 2 𝜙/2
2
Itu berarti intensitas maksimum 𝐼0 , yang terjadi pada titik-titik di mana
selisih fasa sama dengan nol (𝜙 = 0), adalah
𝐼0 = 2𝜖0 𝑐
Jika intensitas maksimum 𝐼0 adalah empat kali (bukan dua kali) besarnya
1
intensitas 𝜖0 𝑐𝐸 2 dari setiap sumber individu.
2

Anda mungkin juga menyukai