FISIKA DASAR II
“ INTERFERENSI ”
DISUSUN OLEH
NPM : 4119005
( STKIP-PGRI ) LUBUKLINGGAU
INTERFERENSI
1
Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang
baru. Jika kedua gelombang yang terpadu sefase, maka terjadi interferensi konstruktif
(saling menguatkan).
A. Interferensi Gelombang
1. Pengertian Interferensi
Interferensi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan apa yang terjadi
ketika dua atau lebih gelombang yang saling tumpang tindih. Interferensi gelombang
adalah perpaduan atau superposisi gelombang ketika dua gelombang atau lebih tiba di
tempat yang sama pada saat yang sama.
Apabila dua gelombang bertemu, dan saling menguatkan, maka akan terjadi
interferensi maksimum dan terbentuk pola garis terang. Pada celah ganda, interferensi
ini akan terjadi apabila kedua gelombang memiliki fase yang sama (sefase), yaitu
apabila keduanya berfrekuensi sama dan titik-titik yang bersesuaian berada pada
tempat yang sama selama osilasi pada saat yang sama.
2
Jarak garis terang ke-n dari pusat terang dinyatakan dengan persamaan:
Karena l >> d, maka sudut θ sangat kecil, sehingga berlaku pendekatan sinθ = tanθ =
p/l
n. λ = d (p / l)
n. λ = pd / l ............................................................. (2)
λ = panjang gelombang
3
Interferensi minimum terjadi jika dua gelombang bertemu dan saling
menguatkan. Namun, jika dua gelombang tidak bertemu, dan akan saling meniadakan
maka terjadi interferensi minimum, sehingga terbentuk pola garis gelap. Interferensi
ini terjadi pada dua gelombang yang tidak sefase. Jarak garis gelap ke-n dari pusat
terang adalah:
Mengingat sinθ = p / l
dengan p adalah jarak gelap ke-n dari pusat terang. Pada interferensi celah
ganda, jarak dua garis terang yang berurutan sama dengan jarak dua garis gelap yang
berurutan. Dengan mengunakan persamaan (2) diperoleh:
Untuk dua garis terang mapun dua garis gelap berurutan dapat dikatakan
ikatakan nilai Δn =1, sehingga jarak antara dua garis terang maupun jarak antara dua
garis gelap berurutan dapat diperoleh dengan persamaan:
4
p = jarak garis terang dari pusat terang
λ = panjang gelombang
Perhatikan sebagai contoh, dua pulsa gelombang pada tali yang merambat
saling mendekat pertama, kedua pulsa mempunyai amplitudo yang sama, tetapi satu
merupakan puncak dan yang lain merupakan lembah, keduanya merupakan puncak.
Pada kedua kasus, kedua gelombang bertemu dan saling melewati. Bagaimanapun,
ditempat mereka bersatu, simpangan resultan merupakan jumlah aljabar dari
simpangan mereka secara terpisah (puncak dianggap positif dan lembah negatif). Hal
ini disebut dengan prinsip superposisi. Jika kedua gelombang berlawanan ketika
saling melewati dan hasilnya disebut interferensi destruktif. Jika simpangan resultan
lebih besar daripada pulsa masing-masing dan hasilnya disebut interferensi
konstruktif.
5
Simpangan kedua gelombang sebagai fungsi waktu, disamping jumlah
mereka, untuk kasus interferensi konstruksi. Untuk itu digunakan fase untuk
mendeskripsikan posisi relatif dari puncak mereka. Ketika puncak dan lembah
bersamaan untuk kedua gelombang untuk interferensi konstruktif, kedua gelombang
berfase sama. Pada titik-titik dimana interferensi destruktif terjadi pada puncak satu
gelombang berulang-ulang bertemu dengan lembah gelombang yang lainnya, dan
kedua gelombang dikatakan benar-benar berbeda fase atau lebih tepat lagi berbeda
fase sebesar setengah panjang gelombang (yaitu, puncak satu gelombang terjadi
setengah panjang gelombang dibelakang puncak gelombang yang lain).
Pembahasan
Diketahui:
N = 5.000 goresan/cm
n=2
θ = 30
b. Dua puluh pola gelap terang interferensi menyebar 4 cm pada layar yang
letaknya 50 cm dari dua celah yang berjarak 0,01 cm. Besar panjang
gelombang yang melewati celah adalah…
6
Pembahasan
dp/L=nλ
λ = 4 . 10-7 m = 400 nm
B. Hukum Snellius
1. Pengertian Hukum Snellius
Udara memiliki indeks bias yang lebih kecil dari air dan air memiliki
indeks bias yang lebih kecil dari gelas. Jika pensil direndam dalam segelas air,
pensil akan terlihat pecah. Ini adalah contoh pembiasan, pelangi dan
fatamorgana juga merupakan contoh peristiwa pembiasan.
7
Untuk mengukur sejauh mana kurva atau refrksi (pembiasan) dalam
arah cahaya jika balok bergerak dari satu dukungan ke dukungan lainnya,
indeks bias digunakan (frekuensi refraksi = refraksi pointer). Indeks bias
absolut suatu zat adalah rasio antara kecepatan cahaya dalam ruang hampa dan
kecepatan cahaya dalam zat itu.
Karena apa yang dilihat dari sinar sehari-hari bergerak dari satu
medium ke medium lain, indeks bias adalah rasio antara kecepatan cahaya
dalam zat-zat ini. Sebagai contoh, cahaya bergeser dari zat A ke zat B,
sehingga indeks bias dirumuskan sebagai berikut.
Indeks bias suatu media dapat ditentukan jika kecepatan cahaya di masing-
masing media diketahui.
8
Karena cahaya adalah jenis gelombang elektromagnetik yang memiliki
frekuensi dan panjang gelombang, rumus gelombang juga berlaku untuk cahaya
Bias cahaya dipelajari oleh Willebrod Snellius dan Willebrod van Roijen,
yang hasilnya dinyatakan oleh hukum Snellius sebagai berikut.
Sinar yang masuk, sinar refraksi dan garis normal terletak pada bidang datar
9
4. Contoh Kejadian Hukum Snellius
Zat atau media optik yang memiliki indeks bias lebih tinggi dikatakan lebih
padat, sedangkan media yang memiliki indeks bias lebih kecil dikatakan lebih lemah
atau kurang padat. Ada tiga kemungkinan yang terjadi dalam kasus refraksi, yaitu
Sinar datang dari zat optik kurang padat ke zat optik lebih dekat dibiaskan di
dekat garis normal.
Sinar yang berasal dari bahan optik lebih dekat ke zat optik kurang dibiaskan
dengan garis normal.
Sinar yang tegak lurus terhadap bidang perimeter akan berlanjut tanpa
pembiasan.
a. Harun lagi melakukan pengamatan pada cahaya dimana dari sepotong buah
kaca dalam indeks pembiaasan 1.5 mengarah ke bagian dalam air dengan
mempunyai indeks pembiasan 1.33. Apabila sudut cahaya dengan sebesar 30
derajat, jadi berapa sudut pembiasannya kepada air ?
Diskusi:
n1 = 1,5
n2 = 1,33
10
i = 30 derajat
r = …… ?
Jawaban:
sin r = 0,56
Diskusi:
Pertanyaan: v
Jawaban:
11
Oleh karena itu, kecepatan cahaya dalam air (v) dapat dihitung dengan rumus
berikut.
C. Difraksi Gelombang
1. Pengertian Difraksi Gelombang
Difraksi adalah perubahan arah gelombang ketika melewati sebuah celah atau
sebuah penghalang. Salah satu contoh yang paling jelas adalah gelombang air, air
mampu berbelok melewati penghalang yang menghambatnya, juga mampu melewati
sebuah bukaan atau celah yang ada di depannya. Kejadian ini dapat sangat jelas
dilihat oleh mata karena gelombang air memiliki panjang gelombang lebih panjang
dibanding yang lain.
Perhatikan gambar di bawah, jika kita memiliki sebuah wadah yang berisi air,
kemudian diletakkan penghalang ditengahnya dan dibuat sebuah celah diantara kedua
penghalang. Kemudian kita jatuhkan batu ke dalam salah satu sisi, yang akan
menimbulkan riak air.
12
Perhatikan sisi satunya, ternyata air pada sisi ini juga ikut terganggu dan
membentuk sebuah gelombang baru. Diamana celah sebagai pusat gelombang dan
muka gelombang berbentuk lingkaran dengan celah sebagai usatnya. Nilai difraksi
(ketajaman lenturan) akan meningkatkan jika panjang gelombangnya semakin besar.
Dan jika panjang gelombang lebih kecil dari celah, maka tidak akan terlihat jelas
terjadinya difraksi.
a. Difraksi Fresnel
Difraksi Fresnel merupakan difraksi yang terjadi apabila letak sumber cahaya,
celah, dan layar pengamatan berdekatan, biasanya disebut difraksi jarak dekat. Juga
menggunakan celah yang lebar dan bertepi lancip di bagian pinggirnya. Karena jarak
yang dekat muka gelombang yang masuk ke celah tidak berbentuk datar, tetapi
melengkung. Pola difraksinya pada layar memiliki intensitas yang berubah dari pusat
hingga ke bagian tepi pola.
13
b. Difraksi Fraunhofer
Difraksi Franhoufer merupakan difraksi yang terjadi apabila letak sumber cahaya,
celah, dan layar pengamatan berada pada jarak yang jauh. Karena itu bentuk muka
gelombang yang masuk ke celah berbentuk datar atau planar dan pola difraksi memiliki
bentuk dan intesitas yang konstan.
Pada difraksi celah tungal digunakan penghalang yang memiliki celah tunggal.
Setiap tepi celah akan menghasilkan gelombang baru atau berperan sebagai sumber
gelombang. Gelombang yang dihasilkan salah satu tepi celah akan berinteferensi dengan
gelombang yang berasal dari tepi celah yang lain.
D. Polarisasi Gelombang
1. Pengertian Polarisasi
14
a. Polarisasi karena pemantulan (refleksi)
Apabila cermin II diputar sehingga arah bidang getar antara cermin I dan
cermin II saling tegak lurus, maka tidak akan ada cahaya yang dipantulkan oleh
cermin II. Peristiwa ini menunjukkan terjadinya peristiwa polarisasi. Cermin I disebut
polarisator, sedangkan cermin II disebut analisator. Polarisator akan menyebabkan
sinar yang tak terpolarisasi menjadi sinar yang terpolarisasi, sedangkan analisator
akan menganalisis sinar tersebut merupakan sinar terpolarisasi atau tidak
15
alami).Analisator berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya cahaya terpolarisasi.
Polarisasi karena absorbsi.
Selektif Polaroid adalah suatu bahan yang dapat menyerap arah bidang getar
gelombang cahaya dan hanya melewatkan salah satu bidang getar. Seberkas sinar
yang telah melewati polaroid hanya akan memiliki satu bidang getar saja sehingga
sinar yang telah melewati polaroid adalah sinar yang terpolarisasi. Peristiwa polarisasi
ini disebut polarisasi karena absorbsi selektif. Polaroid banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain untuk pelindung pada kacamata dari sinar matahari
(kacamata sun glasses) dan polaroid untuk kamera.
Prinsip kerja sistem adalah sebagai berikut, seberkas cahaya alami menuju
polarisator. Di sini cahaya dipolarisasi secara vertikal, yaitu hanya komponen vektor
medan listrik E yang sejajar dengan sumbu transmisi saja yang diteruskan sedangkan
lainnya diserap. Cahaya terpolarisasi yang masih mempunyai kuat medan listrik
belum berubah menuju analisator (sudut antara sumbu transmisi analisator dan
polarisator adalah θ). Di analisator, semua komponen E yang sejajar sumbu analisator
yang diteruskan. Jadi, kuat medan listrik yang diteruskan oleh analisator adalah
E2 = E cos θ ……………………………(1)
Jika cahaya alami tak terpolarisasi yang jatuh pada polaroid pertama
(polarisator) memiliki intensitas Io, maka cahaya terpolarisasi yang melewati
polarisator, I1 adalah
Cahaya dengan intensitas I1 ini kemudian datang pada analisator dan cahaya
yang keluar dari analisator akan memiliki intensitas I2 . menurut hukum Maulus,
hubungan antara I2 dan I1 dapat dinyatakan
16
Polarisasi jenis ini dapat terjadi dengan bantuan kristal polaroid. Bahan
polaroid bersifat meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu dan menyerap cahaya
dengan arah getar yang lain. Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang arah
getarnya sejajar dengan sumbu polarisasi polaroid. Polaroid banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain untuk pelindung pada kacamata dari sinar matahari
(kacamata sun glasses) dan polaroid untuk kamera.
Suatu cahaya tak terpolarisasi datang pada lembar polaroid pertama disebut
polarisator (Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi), dengan
sumbu polarisasi ditunjukkan oleh garis-garis pada polarisator. Kemudian dilewatkan
pada polaroid kedua yang disebut analisator (Analisator untuk mengetahui apakah
cahaya sudah terpolarisasi atau belum). Maka intensitas sinar yang diteruskan oleh
analisator I, dapat dinyatakan sebagai: I= I0 cos2q
Sudut q adalah sudut antara arah sumbu dan polarisator dan analisator.
Intensitas cahaya yang diteruskan maksimum jika kedua sumbu polarisasi sejajar (q =
00 atau q = 1800). Intensitas cahaya yang diteruskan = 0 (nol) (diserap seluruhnya
oleh analisator) jika kedua sumbu polarisasi tegak lurus satu sama lain.
Polarisasi karena bias kembar dapat terjadi apabila cahaya melewati suatu
bahan yang mempunyai indeks bias ganda atau lebih dari satu, Jika berkas kaca
dilewatkan pada kaca, kelajuan cahaya yang keluar akan sama ke segala arah. Hal ini
karena kaca bersifat homogen, indeks biasnya hanya memiliki satu nilai. Namun, pada
bahan-bahan kristal tertentu misalnya kalsit, mika, Kristal gula, Kristal es dan kuarsa,
kelajuan cahaya di dalamnya tidak seragam karena bahan-bahan itu memiliki dua nilai
indeks bias (birefringence).
Cahaya yang melalui bahan dengan indeks bias ganda akan mengalami
pembiasan dalam dua arah yang berbeda. Sebagian berkas akan memenuhi hukum
Snellius (disebut berkas sinar biasa yang arah cahayanya Lurus dan cahaya ini tidak
17
terpolarisasi), sedangkan sebagian yang lain tidak memenuhi hukum Snellius (disebut
berkas sinar istimewa yang cahayanya di belokan dan cahaya ini cahaya yang
terpolarisasi).
Kristal diploid adalah Kristal yang dapat menyerap secara selektif salah satu
komponen yang tegak lurus dari cahaya alam (takterpolarisasi). Kristal ini
mempunyai sumbu yang jika medan listrik cahaya terpolarisasi linier sejajar dengan
18
sumbu ini dating pada Kristal, maka cahaya akan diteruskan dengan redaman yang
sangat kecil. Sumbu ini disebut sumbu mudah atau sumbu polarisasi. Biasanya
dipasang dua buah Kristal diploid sebagai polarisator dan yang lain sebagai analisator.
Jika sumbu mudah kedua Kristal saling tegak lurus, maka tidak ada cahaya yang
sampai dapat menembus analisator (medan listrik terserap sempurna). Jika sumbu
mudah analisator membentuk sudut terhadap sumbu mudah polarisator, maka cahaya
akan dapat sampai pada pengamat dengan intensitas sebesar:
Sudut datang seperti ini dinamakan sudut polarisasi (ip) atau sudut Brewster.
Pada saat sinar pantul dan sinar bias saling tegak lurus (membentuk sudut 90o) akan
berlaku ketentuan bahwa :
ip + r = 900
r = 900 – ip
tan ip = n2/n1
19
a. Ditempat di udara dengan indeks bias n1 = 4/3. Seberkas sinar yang
terkait dengan zat ini akan menghabiskan polarisasi jika sinar datang
dengan sudut polarisasi 600. berapa besar indeks bias zat n2 ?
Penyelesaian :
Diketahui :
n1 = 4/3
θ = 600
Ditanya :
n2 = ...?
Jawab :
Tan θ1 = n2 = n1
n2 = n1 tan θ1
n2 = 4/3 tan 600
n2 = 4/3.√3
n2 = 4/3√3
E. Interferensi Young
1. Pengertian Interferensi Young
Interferensi maksimum terjadi bila kedua gelombang yang keluar dari celah
bertemu pada suatu titik memiliki beda fase yang sama atau beda lintasan yang
20
ditempuh kedua gelombang merupakan kelipatan bulat dari panjang
gelombang (λ, 2λ, 3λ, ...) seperti yang diperlihatkan oleh gambar berikut.
ΔS = mλ ... (3)
Sehingga dari persamaan (2) dan (3), Interferensi maksimum dapat dirumuskan:
Untuk sudut θ yang kecil, berlaku nilai sin θ tan θ =p/L (dalam satuan radian)
dimana :
λ = panjang gelombang
m = orde interferensi = 1, 2, 3, . . .
Interferensi minimum terjadi bila kedua gelombang yang keluar dari celah
bertemu pada suatu titik memiliki beda fase yang berlawanan atau beda lintasan yang
21
ditempuh kedua gelombang merupakan kelipatan dari setengah panjang gelombang
seperti yang diperlihatkan oleh gambar berikut.
ΔS = (m – ½ ) λ ... (4)
Sehingga dari persamaan (2) dan (4), Interferensi minimum dapat dirumuskan:
d sin θ = ( m – ½ ) λ
Untuk sudut θ yang kecil, berlaku nilai sin θ tan θ =p/L (dalam satuan radian).
dP/L =( m – ½ ) λ
dimana :
λ = panjang gelombang
m = orde interferensi = 1, 2, 3, . . .
22
a. Dua celah yang berjarak 1 mm, disinari cahaya merah dengan panjang
gelombang 6,5 x 10-7 m. Garis gelap terang diamati pada layar yang
berjarak 1 m dari celah. Berapakah jarak antara gelap ketiga dan terang
ke lima ?
Diketahui :
d = 1mm = 1 x 10-3 m
λ = 6,5 x 10-7 m
L=1m
Ditanya : Δp G3 -->T5
23
pada suatu waktu tertentu pula. Peralatan yang digunakan untuk
menunjukkan adanya interferensi cahaya disebut interferometer. Salah satu
percobaan yang menunjukkan adanya umbai-umbai interferensi
(interference fringe) adalah percobaan Young (Young experiment).
Percobaan Young ini berdasarkan pada interferometer pemisah muka
gelombang (wave front splitting interferometer) S3 dan menurut teori
Huygens dari S2 dan S3 akan memancar gelombang-gelombang cahaya
yang koheren. Kerja sama antara kedua gelombang yang berasal dari S2
dan S3 diamati pada layer di titik P. Beda antara lintasan optic antara
kedua sumbu S2 dan S3 di P
Maka dengan cara menggunakan banyak celah, garis terang dan gelap
yang dihasilkan pada layar menjadi lebih tajam. Apabilabanyaknya garis
(celah) per satuan panjang, misalnya cm adalah N, maka tetapan kisi d
adalah: d=1/N
Bila cahaya dilewatkan pada kisi dan diarahkan ke layar, maka pada
layar akan terjadi hal-hal berikut ini.
d.sinθ= n.λ;n=0,1,2…..
Kemampuan lensa untuk membebaskan bayangan dari dua titik benda yang
sangat dekat disebut resolusi lensa. Maka apabila pada dua titik benda sangat dekat,
jadi pola difraksi bayangan yang terbentuk akan tumpang tindih.
a. Pada celah tunggal mempunyai lebar 0,1 mm dan disinari berkas cahaya
dengan panjang gelombangnya 4.000 . Jika pola interferensi ditangkap pada
layar yang berjarak 20 cm dari celah, maka tentukanlah jarak antara garis
gelap ketiga dan garis pusat terang!
24
d = 0,1 mm = 10-4 m
λ = 4.000 Å = 4 × 10-7 m
l = 20 cm = 2 × 10-1 m
Jarak garis gelap ketiga dari pusat terang p dapat dihitung dari rumus jarak
gelap ke-n dari pusat terang. Jadi,
d.sin θ = n. λ
pd / l = n. λ
=(3)(2×10¯¹)(4×10¯7)/10¯4
=24×10¯8/10¯4.
= 24×10¯4=2,4×10¯³m=2,4mm
Maka akan menimbulkan warna yang terlihat pada gelembung sabun yang
mendapat sinar matahari pada warna pada CD yang akan dibutuhkan oleh dua faktor
pada fase perubahan cahaya yang dipantulkan.
25
Dari Gambar sinar yang di hasilkan dari sinar monokromatik yang menyerang
permukaan lempeng tipis dan akan dipantulkan dari permukaan batas lempeng dan
udara.
Sinar yang di hasilkan dari pantulan CD akan datang dengan sudut pada
lapisan yang berbeda dan indeks bias sehingga sinar dengan sudut yang ditarik pada
faktor-faktor yang ditentukan.
Pola interferensi pada lapisan tipis dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu panjang
lintasan optik dan perubahan fase sinar pantul.
Dari gambar diatas sinar monokromatik yang datang pada permukaan pelat
tipis. Sebagian sinar AB dipantulkan oleh permukaan bidang batas udara dan pelat
(sinar BE) dan sebagian lagi dibiaskan ke dalam medium pelat (sinar BC). Sinar BC
dipantulkan oleh permukaan bidang batas pelat dan udara (sinar CD). Sinar CD
dipantulkan oleh permukaan atas dan sebagian lagi dibiaskan keluar film (sinar DF).
Sinar BE dan DF datang bersamaan di mata kita.
26
Sinar datang dengan sudut datang i pada lapisan tipis dengan ketebalan d dan
indeks bias n, sehingga sinar mengalami pemantulan dan pembiasan dengan sudut
bias r. Dengan mempertimbangkan kedua faktor di atas, dapat ditentukan syarat-
syarat terjadinya interferensi berikut ini.
a. suatu lapisan minyak diatas permukaan aiar memantulkan warna merah. ini
berarti warna biru mengalami interferensi dan hilang dari spektrum. jika
indekas refraksi (indek bias) minyak adalah 1,25, sedangkan warn biru
mempunyai panjang gelombang λ= 5000 Å, maka tebal lapisan minimum
lapisan minyak adalah
Pembahasan
Diketahui :
n = 1,25
λ= 5000 Å
cos r = 1
27
m=1
Ditanya :
d = ......?
Jawab :
2n.d.cos r = m λ
2.1,25.d.1 = 5000 Å
2,5.d = 5000 Å
d = 2000 Å
28