Anda di halaman 1dari 5

DEPARTEMEN FISIKA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

UJIAN PERTAMA
FI 2101 MEKANIKA

Hari/Tanggal : Senin, 24 Oktober 2005


Waktu : 07.00 – 09.00
Dosen : Alexander A. Iskandar, Ph.D.
Jusak S. Kosasih, Ph.D.

1. Seorang peloncat indah olimpiade bermassa m meloncat dari ketinggian 10 m dengan kecepatan
awal nol.
a. Tentukan kecepatan V0 dari peloncat indah ini pada saat memasuki air dan tentukan lama
waktu dari saat awal sampai saat memasuki air ini (pergunakan metoda apa saja).
b. Anggap gaya angkat air dan gaya gravitasi pada peloncat seimbang serta gaya gesekan oleh
air adalah bv2. Tuliskan persamaan dinamika Newton dari gerak peloncat dalam air.
Selesaikan solusi untuk kecepatan V sebagai fungsi dari kedalaman x, dengan syarat batas V =
V0 pada x = 0.
c. Jika b/m = 0,4 m-1, perkirakan kedalaman dari peloncat saat kecepatannya V = V0/10.
d. Selesaikan solusi kedalaman x(t) dari peloncat dalam air sebagai fungsi dari waktu t.

2. Sebuah gaya eksternal F  F0 e αt cos ωt bekerja pada sebuah osilator harmonik yang berada
dalam keadaan diam saat t  0 s. Massa benda adalah m, konstanta pegas k, dan terdapat
gesekan yang besarya sebanding laju benda dengan koefisien gesekan b. Tentukan persamaan
kompleks dari sistem tersebut dan tentukan gerak osilasi sistem dari persamaan tersebut.

3. Tinjau sebuah partikel yang berada di bawah pengaruh gaya pusat (sentral) F = – k r ur, dengan
ur adalah vektor satuan arah radial, r adalah jarak partikel dari titik asal sumbu koordinat dan k
adalah konstanta.
a. Carilah potensial energi efektif dan buatlah kurvanya!
b. Dari kurva yang telah dibuat, uraikanlah kondisi (yang berkaitan dengan energi dan posisi
partikel) yang harus dipenuhi agar partikel bergerak berputar membentuk sebuah lingkaran!
Berapakah kecepatan partikel tersebut (v0) dan kemanakah arah kecepatan tersebut ?

4. Setiap benda tatasurya dengan kecepatan v vcom


memiliki energi total yang merupakan jumlah 30
energi kinetiknya dan energi potensialnya dari rcom
Sun
 MSm K
gaya gravitasi matahari F  G 2 rˆ  2 rˆ ,
r r ae
tuliskanlah rumusan energi total ini. Dalam earth
kuliah telah ditunjukkan bahwa bentuk orbit dari
benda tatasurya ini adalah elips dengan eksentrisitas   1  2 EL2 (mK 2 ) dan panjangnya
sumbu major adalah a  K ( 2 E ) . Sebuah Komet teramati memiliki kecepatan vcom pada saat
komet tersebut berada pada jarak rcom dari matahari dan arah geraknya membentuk sudut 
terhadap vektor posisi komet dari matahari (lihat gambar). Tentukanlah besarnya momentum
sudut dari komet ini bila  = 30. Diamati bahwa perbandingan kecepatan komet dengan
kecepatan bumi ve adalah vcom/ve = 0,5 dan perbandingan jarak komet dengan jari-jari ae orbit
bumi (yang dianggap lingkaran) adalah rcom/ae = 4. Tentukan eksentrisitas komet, panjang
sumbu major serta perioda dari orbit elips komet.
SOLUSI U1
FI 2101 Mekanika
24 Oktober 2005
1. a. Peloncat indah menjatuhkan diri dengan kecepatan awal nol, maka dengan konsep kekekalan
energi total kita dapat tentukan kecepatan peloncat indah sesaat sebelum masuk ke dalam air
(dianggap bahwa energi potensial nol berada dipermukaan kolam)
mgh  12 mV02  V0  2 gh  10 2 ms 1
Karena gerak jatuh bebas, mak waktu yang diperlukan untuk sampai dipermukaan air adalah
V0
t  2s
g
b. Karena gaya angkat dan gaya gravitasi adalah sama besar (berlawanan arah, jadi seimbang)
jadi persamaan gerak dari peloncat indah dalam air hanya dipengaruhi gaya gesek air saja (arah
vertikal adalah variabel x)
dv
m  bv 2
dt
dv dv dx dv
Atau dengan  v
dt dx dt dx
dv b
  dx
v m
Integrasi ruas kiri dari V0 ke V dan ruas kanan dari 0 ke x memberikan solusi
V  b bx
ln    x  V ( x )  V0 e m
 V0  m
c. Dengan b/m = 0,4 m-1, maka kedalaman peloncat indah pada saat kecepatannya V = V0/10
adalah
m  V0  ln(10)
x ln    5,76 m
b V  0,4
d. Kedalam x sebagai fungsi dari waktu t didapat dari definisi kecepatan sebagai berikut
dx bx bx
V  V0 e m  e m
dx  V0 dt
dt
Integrasi ruas kiri dari 0 ke x dan ruas kanan dari 0 ke t memberikan,
m  bx m 
 e  1  V 0 t
b 
atau,
m  bV0  10
x (t )  ln1  t  ln 1  0,4V0 t 
b  m  4

2. Persamaan gerak sistem adalah


d 2x dx
m 2
b  kx  F0 et cos(t )
dt dt
Solusi dari persamaan gerak ini terdiri dari kombinasi liner solusi homogen yang tidak lain adalah
solusi osilasi harmonik teredam
x h (t )  Ae t cos(1t   )

dimana,
b k
  , 1   02   2 ,  0 
2m m
dengan solusi partikulir yang perilaku transiennya merupakan solusi harmonik yang bberosilasi
dengan frekuensi sama dengan frekuensi gaya penekan. Jadi, dalam bentuk fungsi kompleks, kita
dapat menuliskan gaya penekan di atas berbentuk
~ ~
  
F   F   F0 e it   F0 e i   i  t   
sehingga tebak solusi partikulir yanb bersangkutan kita tulis sebagai berikut,
x   ~ x   ~
x e i   i  t
p  0 
Substitusi ke persamaan gerak diperoleh,
 (  i ) 2 ~
x0  2i (  i ) ~
x0   02 ~
x0  F0 m
atau,
 2
0   2   (  2 )  ~x0  2i (   ) ~x0  F0 m
sehingga,

~x  F0 e t
0

m  02   2   (  2 )  2i (   ) 
Kita ubah dulu bagian penyebut dari hasil di atas agar kebergantungan kompleksnya dalam
bentuk fungsi eksponen,
 02   2   (  2 )  2i (   )
  2 (   ) 
  2
0   2   (  2 )   4 2 (   ) 2 exp i tan 1  2
2

  0     (  2 ) 
2

Untuk memudahkan, definisikan,

  2 (   )  1   0     (  2 ) 
2 2
  tan 1  2 
  tan 



2 
 0   2
  (  2 )   2 (   ) 
Sehingga,
 02   2   (  2 )
sin  
 2
0   2   (  2 )   4 2 (   ) 2
2

2 (   )
cos  
 2
0  2
    (  2 )  4 2 (   ) 2
2

maka,
F0
~
x exp i (  i )t    
im      (  2 )   4 (   )
2 2 2 2 2
0

Dan solusi lengkap dari persoalan semula adalah


x(t )  x h  x p  Ae t cos(1t   )  ( ~
x) Veff
F0 e t
 Ae t cos(1t   )  sin  t   

m  02   2   (  2 )  4 2 (   ) 2  2

r
r0
 
V    F  dr   kr dr  1
kr 2
3. a. 2 , sehingga potensial
efektifnya adalah
L2
Veff  12 kr 2 
2mr 2
2 L2
b. Kondisi 1: E 0  Veff  12 kr0 
2mr02
 dVeff   L2 
    kr   0 L2
Kondisi 2:  dr   mr 3  didapat r0 2  dan L  r0 km , sehingga
4
  r r   r r km
0 0
2 2
L L
E 0  12 kr0 2  2
 12 (k  k ) . Karena L  r0 km  mr0  maka
4 2

2mr0 m

r02 k
v0  r0   .
m

4. Energi potensial gravitasi adalah vcom


  M m 30
V    F  dr   G S
r rcom
Sun
Jadi, energi total dari suatu benda tata surya bermassa m
adalah
M m
ae
E  K  V  12 mv 2  G S earth
r
Besarnya momentum sudut dari benda tata surya ini adalah
 
L  rcom  mv com  mrcom v com sin   12 mrv

Dengan orbit bumi yang dianggap lingkaran, kita dapat menyatakan konstanta gravitasi umum G
dalam jari-jari orbit bumi, ae, dan kecepatan orbit bumi, ve,
M S me me ve2
G   GM S  ae ve2
ae2 ae
Sehingga, eksentrisitas dari orbit komet adalah
  1  2 EL2 (mK 2 )
 M m
 1  2 12 mvcom
2
 G s  14 m 2 rcom
2 2
vcom  m G
3 2
M S2 
 rcom 

 a v2  rcom
2 4
vcom 
 1  1  2 e e2  2 4

 rcom vcom  4ae ve 
Dengan perbandingan vcom/ve = 0,5 dan rcom/ae = 4, didapat

 ae ve2  rcom
2 4
vcom 

  1  1  2 2

 4a 2 v 4 

 r v
com com  e e 

  1   1  1  3
 1  1  2  4   16       0.866
  4   4  16   4
Panjang sumbu major dari orbit komet ini adalah
GM S m
a  K (2 E ) 
 GM S m 
2 12 mvcom
2
 
 rcom 
ae ve2 4
  a e  4a e
2   1
2
2a v
vcom 1  e e
 1  2  4
 r v 2  4
 com com 

Anda mungkin juga menyukai