Anda di halaman 1dari 9

BAB II

DINAMIKA PARTIKEL
Tujuan Instruksional Khusus : - Merumuskan persamaan gerak dari gaya konstan
- Menunjukkan perumusan gaya dan persamaan gerak dari gaya
bergantung waktu
- Menunjukkan perumusan gaya dan persamaan gerak dari gaya
bergantung kecepatan
- Menunjukkan perumusan gaya dan persamaan gerak dari gaya
bergantung posisi, gaya konservatif dan energi potensial
2.1 Gerak Partikel Satu Suatu partikel dengan massa m bila dikenai gaya F , maka
partikel tersebut akan mengalami percepatan a sesuai dengan
Dimensi
Hukum Newton II bahwa :
d2r
F  m.a  m 2 …………………………….. (2.1)
dt
Bila gerak tersebut didalam koordinat kartesius dan dalam satu
dimensi (arah sumbu x) persamaan (2.1) menjadi
d2x
Fx  m 2  mx  ma x …………………………….. (2.2)
dt
Gaya yang bekerja pada benda dapat berupa gaya konstan, gaya
fungsi waktu (t), gaya fungsi kecepatan ( x  ) dan gaya fungsi
posisi (x), sehingga persamaan (2.2) dapat ditulis dalam bentuk
d2x
F( x , x , t )  m 2 …………………………….. (2.3)
dt
2.1.1 Gerak Gaya Konstan Suatu partikel bila bergerak dengan pengaruh gaya konstan,
maka akan mendapatkan percepatan yang konstan pula sesuai
dengan
d 2 x dv F
   a  kons tan
dt 2 dt m
Dari persamaan tersebut untuk mendapatkan kecepatannya
adalah dengan cara mengintegrasikan sehingga didapat,
v t
v0
dv  0
adt
v = vo + at …………………………….. (2.4)
sedang untuk mendapatkan posisinya dengan cara
mengintegrasikan kecepatan seperti berikut ini :
x t
x0
dx  0
vdt
x = xo + vo.t + ½ at2 …………………………….. (2.5)
Bila persamaan (2.4) dan persamaan (2.5) digabung di dapatkan
hubungan seperti ini,
v2 = vo2 + 2a (x – xo) …………………………….. (2.6)
2.1.2 Gerak Gaya Fungsi Dalam keadaan dimana gaya (F = F(t)) maka sesuai dengan
Hukum Newton II, didapatkan
Waktu (F = F(t))
dv
m  F( t )
dt
Sehingga kecepatan (v) dapat ditulis sebagai
v t 1
v dv  0 m F(t)dt
0

1 t
m t 0
v  v0  F(t )dt …………………………….. (2.7)
Sedangkan posisi (x) dapat ditulis sebagai
x t

 dx   vdt
x0 0
……………….. (2.8)
1 t t
x  x 0  v 0 (t  t 0 )    F( t )dt
m t0 t0

Contoh 2.1 Sebuah balok dengan massa m bergerak pada arah sebagai x.
Pada saat mula-mula balok diam dan diberi gaya F  F0e  t .
Tentukan kecepatan dan posisi sebagai fungsi waktu.
Penyelesaian : F0 t  F0 e  t
 dv  m e dt  v 
m 
c

F
dari syarat batas : t = 0 , v = v0 = 0 didapatkan c  0 maka,
m
F
v( t )  0 (1  e t ) sedangkan,
m
F
 dx   m0 (1  e )dt
t

dan dari syarat batas, t = 0 di dapat x = x0 = 0, maka


F F
x ( t )  0 2 (e t  1)  0 t
m m
2.1.3 Gerak Gaya Fungsi Dalam keadaan dimana benda berada dalam pengaruh gaya
fungsi kecepatan, keadaan ini dapat dilihat pada benda yang
Kecepatan (F = F(v))
bergerak dalam fluida Hukum Newton II, dapat ditulis sebagai
berikut
dv
F( v)  m
dt
...………….. (2.9)
dv dx dv dx dv
F( v)  m  m   mv
dt dx dx dt dx
dv
atau : dt  m
F( v)
sehingga
dv
t  t ( v)  m  …………………………….. (2.10)
F( v)
Persamaan (2.10) ini menunjukkan waktu sebagai fungsi
kecepatan. Bila dicari kecepatan sebagai fungsi waktu didapat
dx
v  v( t ) …………………………….. (2.11)
dt
Sedangkan posisi sebagai fungsi waktu dapat ditulis sebagai
dx  v( t )dt
x(t)   v( t )dt …………………………….. (2.12)
Bila posisi kita dapatkan dari persamaan (2.9) didapat
dv
dx  mv
F( v)
Sehingga
v.dv
x  x(t)  m  …………………………….. (2.13)
F( v)
Contoh 2.2. Sebuah balok dengan massa m digerakkan dengan kecepatan
awal v0 pada permukaan horizontal. Gaya yang bergerak pada
balok adalah F = -k v½ . Tentukan kecepatan dan posisi sebagai
fungsi waktu.
Penyelesaian : 1 dv 1
Ft  kv 2
m  kv 2
dt
v
v o
dv
v
1
2

k t

m o
1 1

k
dt  2 v 2  v o 2   t
m

2
 1 k 
v   vo 2  t
 2m 
k 1 k2 2
v( t )  vo  tvo 2 t
m 4m 2
x t
dan  dx   v( t )dt
xo o
1
kv o 2 2 k 2 3
x  xo  vo t  t  t
2m 12m 2
2.1.3 Gerak Gaya Fungsi Sebuah benda bila dikenai gaya fungsi posisi F(x), maka
Posisi (F = F(x)) dan persamaan gerak benda dapat dituliskan sebagai :
Konservasi Energi d2x
m 2  F( x ) ……………………………..
dt
(2.14)
Bila dituliskan sebagai fungsi kecepatan maka
dv
F( x )  m
dt
dv dx dv dx dv
F( x )  m  m   mv
dt dx dx dt dx
d 1
dx 2 mv
2
 = F(x)  ……………………………..
(2.15)
Karena energi kinetik T = 1
2 mv 2 , maka persamaan 2.15 dapat
ditulis sebagai :
dT
= F(x)
dx
Bila diintegrasikan didapat :
x

T – T0 =  F( x )dx
x0
x
1
2
mv – 2 1
2
mv 2
0 =  F( x )dx
x0
……………………………..

(2.16)
Persamaan ruas kanan menyatakan kerja yang dilakukan dari x 0
sampai x. Energi Potensial V(x) didefenisikan sebagai kerja yang
dilakukan oleh gaya ketika benda berpindah.
x0 x

V(x) =  F( x )dx =–
x0
 F( x )dx ..………………………..
x
(2.17)
Hubungan gaya F(x) dengan energi potensial adalah :
dV( x )
F(x) = – ……………………………..
dx
(2.18)
Jika partikel dikenakan gaya F bergerak dari r1 ke r2 maka kerja
yang dilakukan adalah :
r2
 
W =  F( r )  d r ……………………………..
r1

(2.19)
Bila dihubungkan dengan fungsi energi potensial V(r) = V(x, y, z)
didapat :
r0 r 
  
V(r) =  F( r )d r = –  F( r )d r .....………………………..
r r0

(2.20)
Jika F(r) adalah gaya konservatif maka kerja yang dilakukan tidak
tergantung lintasan. Dapat ditulis sebagai berikut :
 
WP-Q-R =  F( r ).d r = 0 ……………………………..
(2.21)
Menurut Teori Stikes, maka persamaan 2.21 dapat ditulis sebagai :
 F( r ).d r =   r. xFds = 0
   
WP-Q-R =
……………….. (2.22)
Persamaan 2.22 hanya benar jika :
 
 xF = 0 .....................………………..
(2.23)

curl F = 0 .....................………………..
(2.24)

dengan F adalah gaya konservatif.
Pada persamaan 2.19 dapat ditulis kembali :
r2 r1 r2
     
W1– 2 =  F( r ).d r =  F( r ).d r +  F( r ).d r
r1 r0 r1

W1– 2 = V1 – V2 ..................……………….. (2.25)


Bila kerja dilakukan berhubungan dengan energi kinetik maka :
r2
 
W1– 2 =  F( r ).d r = T2 – T1 ..................………………..
r1

(2.26)
Persamaan 2.25 digabungkan dengan persamaan 2.26 didapat :
V1 – V2 = T2 – T1, atau
T1 + V1 = T2 + V2 ..................……………….. (2.27)
Persamaan 2.27 menunjukkan hukum kekekalan energi, atau
biasanya ditulis sebagai :
T + V = 12 m ( x 2 + y  2 ) + V(x, y, z) = E …………..
 2 +z
(2.28)
Dengan E adalah energi total.
Contoh 2.3. Kecepatan partikel dengan massa m di bawah pengaruh gaya
fungsi posisi dinyatakan sebagai v = k/x2 , dengan k adalah
konstanta. Bila pada t = 0, x = xo. Hitunglah :
a. Gaya sebagai fungsi jarak
b. Posisi sebagi fungsi t
Penyelesaian : a. Gaya sebagai fungsi jarak.
2

F(x) = m v
dv
dx
=
d
dx
 1
2
mv 2 = ½ m d
dx
 v  2 = ½ m d  k2 
dx  x 
d mk 2
F(x) = ½ m.k2 ( x  4 )  F(x) = –2
dx x5
b. Posisi sebagai fungsi waktu.
 k 
 dx   vdt   dx    x 2 dt
 
 x dx   kdt  3 x = k.t  x3 = 3k.t
1
2 3

x(t) = 3 3kt + C
pada saat t = 0 posisi x = x0, maka x0 = 3 3k (0) + C  C = x0
x(t) = x0 + 3 3kt
Contoh 2.4. Yang mana diantara gaya-gaya ini yang konservatif :
a. F(x) = cx2y î + cxy2 ĵ + az3 k̂
b. F(x) = y2 î + (2xy – z2) ĵ – 2yz k̂
Penyelesaian : a. F(x) = cx2y î + cxy2 ĵ + az3 k̂
î ĵ k̂
 
 xF =0 d
dx
d
dy
d
dz
2
cx y cxy 2 az 3

d d d d d d
[ (az3)– (cxy2)] î –[ (az3)– (cx2y)] ĵ +[ (cxy2)–
dy dz dx dz dx dy
(cx2y)] k̂
 [0 – 0] î – [0 – 0] ĵ + [cy2 – cx2] k̂  0  Gaya Non Konservatif.
b. F(x) = y2 î + (2xy – z2) ĵ – 2yz k̂
î ĵ k̂
 
 xF =0 d
dx
d
dy
d
dz =0
y 2
2 xy  z 2
 2 yz
d d d d
[ dy (– 2yz) – (2xy – z2)] î – [ (– 2yz) – (y2)] ĵ +[
dz dx dz
d d
(2xy – z2) – dy (y2)] k̂ = 0
dx
[– 2z + 2z] î – [0 – 0] ĵ + [2y – 2y] k̂ = 0  Gaya Konservatif.
2.2 Gerak Partikel Dua Untuk membahas gerak partikel dalam dua dimensi maka dipilih
Dimensi gerak peluru di udara tanpa hambatan udara dan gerak peluru
dengan hambatan udara.
2.2.1 Gerak Peluru Tanpa Sebuah peluru dengan massa m ditembakkan dengan kecepatan
Hambatan awal v0 dan membentuk sudut α dengan sumbu horizontal,
seperti terlihat pada gambar (2.1) dibawah ini
Z

V0

Zm

α
O
X
m R

Gambar 2.1 Lintasan gerak peluru


Gaya yang berpengaruh dalam gerak ini adalah gaya gravitasi ke
arah bawah.
Persamaan gerak peluru ini dapat dituliskan sebagai

d2r
m   mgk̂ …………………………….. (2.29)
dt 2
Dalam bentuk komponennya, persamaan geraknya dapat ditulis
sebagai
d2x
m 2 0
dt
d2y
m 2   mg
dt
…………………………….. (2.30)
Bila peluru ditembakkan dari posisi awal titik O (0,0), maka
komponen kecepatan awal dapat ditulis sebaga :
  V  V cos  dan …………………………….. (2.31a)
X o x o o

Z o  Vz o  Vo sin …………………………….. (2.31b)


Dari persamaan (2.30) bila diintegrasikan maka didapatkan
persamaan kecepatan sebagai:
X  V  V  konstan dan ……………………….. (2.32a)
o x x o

Z o  Vz  Vz o  gt ...…………………….. (2.32b)
Sedangkan persamaan posisi dapat dituliskan sebagai :
X  Vx  t dan
o
………………………….. (2.33a)
Z  Vzo  t  12 gt 2 ...……………………….. (2.33b)
Bila persamaan (2.33a) dan (2.33b) digabung akan didapatkan
Vz g
Z o x 2
x 2 ..………………………….. (2.34)
Vx o 2Vx o
Persamaan (2.34) menunjukkan persamaan parabola.
Untuk mendapatkan jarak terjauh (R) maka kita gunakan
persamaan (2.34) dengan memasukkan nilai z = 0 dan nilai x = R.
Dari kondisi ini maka didapat :
2Vx Vz
R o o

g
2
2Vo cos  sin 
R
g
2
Vo sin 2
R …………………………….. (2.35)
g
Dari persamaan (2.35) terlihat, maka nilai R akan maksimum bila
α= 45o. Tinggi maksimum (Zm) dari lintasan peluru seperti terlihat
pada gambar (2.1). kita peroleh dari persamaan (2.35) bisa ditulis
kembali
Vz g
Z o x 2
x2
Vx o 2Vx o

R v xo v zo
Dengan memasukkan nilai x   didapatkan
2 g
 v v  v
2
 v 
2

 x  x o zo  2  2 x o  z  zo 
 g  g  g 
  
Karena z = Zm maka didapat
2
v zo
Zm  …………………………….. (2.36)
2g
2.2.2 Gerak Peluru Dengan Pada gerak peluru dengan hambatan udara, kita asumsikan gaya
Hambatan Udara hambatan udara sebanding dengan kecepatan. Persamaan jarak
dapat ditulis sebagai :

d2r
m   m g  bv …………………………….. (2.37)
dt 2
dengan b adalah konstanta.

dan r  xî  zk̂

v  x î  z k̂

g  gk̂ …………………………….. (2.38)
dengan x  v x dan z  v z . Bila persamaan (2.37), kita uraikan
komponennya dapat ditulis sebagai :
mx   bx …………………………….. (2.39a)
mz   mg  bz …………………………….. (2.39b)
Jika pada saat mula-mula peluru berada di (x o, zo) – (0,0) dan
kecepatan awal vo = ( x  ,z  ), maka kecepatan peluru dapat
didapatkan dengan mengintegrasikan persamaan (2.39) sehingga
didapatkan.
 bt
x  x o e m …………………………….. (2.40a)
mg  mg   bt
z     z o e m …………………………….. (2.40b)
b  b 
Sedangkan persamaan posisi dapat ditulis sebagai
x  x o
m
b
1 e

 bt
m

…………………………….. (2.41a)

z
mg
b
 m 2 g mz o 
 t   2 
 b b 
 1  e

 bt

........……….. (2.41b)
m

Berdasarkan persamaan (2.41b), maka bentuk lintasan gerak


peluru dengan hambatan udara dapat ditulis seperti gambar (2.2)

Gambar 2.2. Lintasan gerak peluru dengan hambatan udara


Program Studi Fisika
Universitas Lambung Mangkurat Problem Set 2
Mekanika
Dinamika
1. Sebuah balok besi bermassa m bergerak di atas lantai yang lapisi dengan oli sehingga balok
mendapatkan gaya gesekan sebagai berikut :
3
F( v)   bv 2

dengan b adalah konstanta. Bila awalnya balok berada di x = 0 dengan kecepatan awal v 0,
1
tunjukkan bahwa balok tidak dapat menempuh jarak yang lebih besar dari 2 mv 0 2 .
b
2. Sebuah balok besi bermassa m bergerak di atas lantai yang lapisi dengan oli sehingga balok
mendapatkan gaya gesekan sebagai berikut :
F( v )   cv n
dengan c > 0 adalah konstanta. Bila awalnya balok berada di x = 0 dengan kecepatan awal v 0,
tunjukkan untuk n = 21 bahwa balok tidak dapat menempuh jarak yang lebih besar dari
2 mv 32
3c 0 .

3. Sebuah perahu yang bergerak dalam garis lurus dengan kecepatan awal v0 diperlambat oleh
gaya gesek yang bergantung pada kecepatan perahu v yang dinyatakan sebagai berikut :
F  b exp(v) ,
dengan b dan  adalah konstanta.
a. Tentukan kecepatan dan posisi perahu sebagai fungsi dari waktu t.
b. Tentukan waktu yang diperlukan dan jarak yang ditempuh sampai perahu tersebut berhenti.

4. Sebuah partikel bergerak dipengaruhi oleh gaya


a
F   kx  3
x
dengan k dan a adalah konstanta.
a. Tentukan fungsi potensial V(x), dan tentukan solusi x(t) serta ceritakan sifat solusi ini.
b. Berikan interpretasi untuk gerak dengan E2 << ka.
5. Periksalah apakah gaya-gaya ini konservatif, bila konservatif carilah fungsi potensialnya.
 
a. F  î  zˆj  yk̂ . d. F  î ysin( 2 x )  ĵsin 2 ( x ) .
 
b. F  (3x 2 yz  3y)î  ( x 2 z  3x )ˆj  ( x 3 y  2z)k̂ . e. F  a 2 cos ˆ  a 2 sin ˆ  2az 2 k̂ .

c. F  2ar sin  cos r̂  ar cos  cos ˆ  ar sin  sin 
ˆ .

6. Pada sebuah partikel yang bermassa m bekerja gaya F ( x , y , z )  3x 2 i  ( 2 xz  y ) j  z k N.
a. Periksalah apakah gaya ini adalah gaya konservatif.
b. Hitunglah kerja yang dilakukan gaya ini untuk memindahkan partikel dari titik A
berkoordinat (0,0,0) ke titik B berkoordinat (2,1,3) melalui lintasan garis lurus AC kemudian
CD lalu DB dengan titik C berkoordinat (2,0,0) dan titik D berkoordinat (2,1,0). Hitung pula
kerja yang dilakukan untk memindahkan partikel tersebut dari titik A ke B melalui lintasan
yang diberikan oleh persamaan parametrik berikut : x = 2t2, y = t, z = 4t2 - t yaitu dari t = 0
sampai t = 1.
c. Hitung torsi (terhadap titik asal sumbu koordinat) yang dialami oleh partikel tersebut pada
saat partikel ini berada di titik B.

7. Carilah gaya yang menyebabkan fungsi potensial berikut :


a. V( x , y, z)  12 k x x  12 k y y  12 k z z . c. V( r, , )  12 kr 2
2 2 2

b. V(, , z)  z 2 cos  sin  .


8. Sebuah partikel dengan massa m bergerak dengan kecepatan awal v0 di bawah pengaruh gaya
F = m(kv + cv2), dengan k dan c adalah konstanta. Hitunglah posisi partikel sebagai fungsi waktu.
9. Pada saat t = 0 sebauah gaya F = at î + bekt ĵ dikenakan pada partikel yang berada di r o = z î + 3
ĵ dan bergerak dengan kecepatan vo = vox î + voy ĵ . Tentukan :
a. Kecepatan partikel pada saat t.
b. Posisi partikel.
10. Sebuah benda dengan massa m dilepaskan dari ketinggian L. Hitunglah kecepatan ketika bola
sampai di tanah jika :
a. tidak ada hambatan udara
b. hambatan udara sebanding dengan kecepatan
c. hambatan udara sebanding dengan akar kecepatan

Anda mungkin juga menyukai