Anda di halaman 1dari 34

Kinematika dan Dinamika

Zarrah
BAB II
KINEMATIKA DAN DINAMIKA ZARRAH

2.1 Pengantar

Kinematika dan Dinamika adalah cabang Mekanika yang merupakan ranting dari Fisika,
yang mempelajari tentang gerak benda. Persoalan-persoalan mekanika di antaranya
mencakup tentang perhitungan lintasan peluruh dan gerak pesawat ruang angkasa yang
dikirim ke luar bumi. Jika kita hanya menggambarkan gerak suatu benda, maka kita
membatasi diri pada kinematika; sedangkan jika kita ingin menghubungakan gerak suatu
benda terhadap gaya-gaya penyebabnya dan juga sifat/karakteristik benda yang bergerak
tersebut, maka kita menghadapi permasalahan dinamika. Jadi kinematika zarrah artinya
penggambaran gerak suatu zarrah tanpa mennghubungkan dengan gaya penyebabnya,
sedangkan dinamika adalah penggambaran gerak benda dengan mengaitkannya dengan
gaya-gaya penyebabnya.

2.2 Kinematika dalam Satu Dimensi


A. Jarak dan Perpindahan

Jarak dan perpindahan adalah dua besaran (kuantitas) dengan maksud yang sama tetapi
dengan definisi dan arti yang berbeda.

Jarak adalah besaran skalar yang menyatakan bagaimana jauhnya sebuah benda
telah bergerak.
Perpindahan adalah besaran vektor yang menyatakan seberapa jauh benda telah
berpindah dari posisi awalnya.

Untuk lebih memantapkan pemahaman tentang perbedaan kedua konsep di atas,


perhatikan diagram dibawah ini. Seorang dosen fisika berjalan 4 meter ke timur, 2
meter ke selatan, 4 meter ke barat, dan akhirnya 2 meter ke utara.

Gambar 2.1. Jarak dan Perpindahan

Fisika Dasar II-1


Total jarak yang ditempuh oleh dosen tersebut adalah 12 meter, perpindahannya adalah
0 meter. Selama kuliah dosen tersebut bergerak sesuai diagram di atas sejauh 12 meter
(jarak = 12 m). Di akhir gerakannya dosen tersebut tidak bergeser dari tempat awalnya,
berarti perpindahan 0 m. Oleh karena perpindahan merupakan besaran vektor maka
harus ada arah. Gerakan 4 meter ke timur akan saling menghapus dengan 4 meter ke
barat; dan 2 meter ke selatan akan saling menghapus dengan 2 meter ke utara.

B. Kecepatan Rata-rata dan Kecepatan sesaat

Pada bagian ini kita hanya memandang benda bergerak dalam suatu garis lurus dan tidak
berotasi. Gerak seperti ini disebut gerak translasi. Dalam suatu kerangka acuan atau
sistem koordinat (kartesian), gerak satu dimensi digambarkan dalam sumbu-x saja.

Seringkali kita tidak dapat membedakan kata kecepatan dan laju. Ada beberapa
perbedaan mendasar antara dua kata tersebut, yaitu kecepatan adalah besaran vektor
sedangkan laju belum tentu vektor. Kecepatan sendiri secara definisi adalah laju, tetapi
tidak semua laju adalah kecepatan. Laju didefinisikan sebagai perubahan sesuatu
persatuan waktu. Sesuatu bisa berarti perpindahan, massa, energi, volume dll.

Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perpindahan dibagi dengan waktu yang


dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut. Perpindahan telah didefinisikan
dalam bagian sebelumnya. Misalkan mula-mula suatu objek berada pada posisi x 1 (lihat
Gambar 2.2). Maka perubahan posisi adalah (diberi simbol x), x =x2 – x1.

x1 x2 x

Gambar 2.2 Perubahan posisi

Waktu yang dibutuhkan oleh objek untuk berpindah dari posisi x1 ke x2 adalah t = t2 -
t1. Maka kecepatan rata-rata didefenisikan sebagai:
x 2 x1 x
x (2.1)
t 2 t1 t
dengan v adalah kecepatan dan tanda garis datar ( - ) diatas v berarti rata-rata.
Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata pada selang waktu yang
sangat pendek. Dalam hal ini persamaan (2.1) dihitung dalam limit t secara
infinitisimal sangat kecil, mendekati nol.
x dx
v lim it (2.2)
t0 t dt
x
Notasi lim berarti rasio dihitung dalam limit t mendekati nol, tetapi tidak sama
t0 t
dengan nol.

Contoh 1: Posisi seorang pelari sebagai fungsi waktu digambarkan dalam sumbu-x
selama interval waktu tiga detik, posisi pelari berubah dari x1 = 50 m ke x2 = 30,5 m.
Berapakah kecepatan rata-rata pelari?
Jawab.
y

x2 x1
0 20 40 60 x(m)
Gambar 2.3 Posisi pelari

x = x2 – x1 = 20,5 m – 50,0 m = -29,5 m dan t = 3 s.


maka v=(x /t)=(-29,5m) / (3,00s) = -9,83 m/s.

C. Percepatan Rata-rata dan Sesaat


Pecepatan rata-rata didefinisikan sebagai laju perubahan kecepatan, atau perubahan
kecepatan dibagi dengan waktu yang dibutuhklan selama perubahan tersebut.
v1 v v (2.3)
2 a
t 2 t1 t
Sementara percepatan sesaat didefinisikan sebagai analogi dari kecepatan sesaat:
v dv
a lim it (2.4)
t0 t dt
dengan v menyatakan perubahan kecepatan yang kecil secara infinitesimal selama
selang waktu t yang singkat secara infinitesimal.
Pada umumnya konsep kecepatan dikaitkan dengan kecepatan ataupun laju. Percepatan
yang membuat kecepatan suatu benda atau sistem makin kecil disebut “perlambatan”.

Contoh 2: Persamaan gerak suatu zarrah dinyatakan oleh fungsi x(t) = 0,1 t3, dengan x
dalam meter dan t dalam detik. Hitunglah;
a. Kecepatan rata-rata dalam selang waktu t = 3 s ke t = 4 s
b. Kecepatan pada saat t = 3 s
c. Percepatan rata-rata dalam selang waktu t = 3 s ke t = 4 s
d. Percepatan pada saat t = 5 s
Jawab.
a. x(t=4s) = 0,1 (4)3m = 6,4m dan x(t=3s) = 0,1 (3)3m = 2,7m, maka:
x (t 4 s) x (t 3s) 6,4m 2,7 m
v 3,7m / s
t 1s
dx (t ) d 3 2 2
b. vx (0,1t ) 0,3t 0,3(3) 2,7m / s
dt dt
c. vx(t=4s) =0,3(4)2=4,8m/s dan vx(t=3s)=2,7 m/s, maka
vx (t 4 s ) vx (t 3s) (4,8 2,7) m / s 2
ax 2,1m / s
t 1s
dvx (t ) d 2
a x (t ) (0,3t ) 0,6t, maka;
d. dt dt
2
a x (t 5s) 0,6(5) 3m / s

Contoh 3: Sebuah mobil bergerak sepanjang jalan lurus (arah sumbu x) dengan
kecepatan 15 m/s. Kemudian sopir menginjak rem sehingga setelah 5 detik kecepatan
mobil turun menjadi 5 m/s. berapakan percepatan rata-rata mobil?
v v2 v1 (5,0m / s ) 15,0m / s )
Jawab. a 2,0m / s 2
t t 2 t1 5,0s

D. Gerak dengan Percepatan Konstan


Tinjaulah sebuah benda mula-mula (t0 = 0) berada pada posisi x0 dengan kecepatan v0.
Pada saat t1 benda berada pada posisi x1 = x dengan kecepatan v1 = v. Kecepatan rata-
rata dan percepatan rata-rata objek selama selang waktu t1 - t0 = t diberikan oleh:
2 x x1 x ox x0 x
v (2.5)
t 2 t1 t 0 t

2v v1 v 0v
a (2.6)
t 2 t1 t
atau: x = x0 + vt (2.7)
v = v0 + at (2.8)

Oleh karena kecepatan berubah secara beraturan (uniform), maka kecepatan rata-rata v
adalah setengah dari jumlah kecepatan akhir, yaitu:
v v
v
o
(kecepatan konstan) (2.9)
2

Jika persamaan (2.9) disubtitusi ke dalam persmaan (2.7) diperoleh:


v0 v v t
x x ( )t x vt
0
(2.10)
0 0
2 2 2
Persamaan (2.8) disubtitusi ke persamaan (2.10), diperoleh:
2
v t
0 0 (v at )t v t0 v t
0 at
x x0 x 0
2 2 2 2 2 (2.11)
at 2
x x0 v0 t
2
Persamaan (2.11) ini dapat diperoleh dengan mengintegralkan persamaan (2.8) sebagai
v v0
fungsi waktu. Selanjutnya persamaan (2.6) dapat ditulis menjadi t dan jika
2
persamaan ini disubtitusi ke dalam persamaan (2.10) diperoleh:
2 2
0 v v v v0 v 0 v
x x0 ( )( ) x 0 , atau
2 a 2
v2 = vo2 + 2a(x-x0) (2.12)
Tanda vektor sudah dihilangkan karena pada gerak satu dimensi vektor arah hanya
dipengaruhi oleh tanda positif dan negatif.

Contoh 4: Sebuah bola dilemparkan vertikal keatas (ke arah sumbu y positif) dengan
laju 20 m/s, hitunglah:
a. Tinggi bola maksimum dan waktu yang dibutuhkan bola untuk mencapai
ketinggian tersebut.
b. Kapan bola berada pada ketinggian 15 meter diatas tanah, dalam hal ini tanah
berada pada y=0.

Jawab.
a. vy2 = v02 –2gymax, vy = 0
v o220
2
400
y max 20m
2g 2 x10 20
v 0 20
vy v 0 gt t 2s
g 10

b. y = v0t –(1/2)gt2
15 =20 t – 5 t2 , t2=4t+3, sehingga (t-1)(t-3) = 0
t1 = 1 s dan t2 = 3 s.

2.3 Kinematika Dalam Dua atau Tiga Dimensi


A. Analisis Vektor
Gerak dalam dua dimensi dapat berupa antara lain: gerak pada bidang miring, gerak
peluru dan gerak melingkar. Sedangkan gerak dalam tiga dimensi dapat ditemukan
dalam kasus antara lain: gerak molekul, hamburan dan gerak revolusi bumi (gerak bumi
mengelilingi matahari). Pembahasan gerak dalam dua dan tiga memerlukan konsep
vektor.

Besaran-besaran vektor yang membentuk sudut (misalkan ) terhadap sumbu-x, sumbu- y


maupun sumbu-z dalam koordinat kartesia, dapat diproyeksikan berdasarkan defenisi
fungsi trigonometri berdasarkan Gambar 2.4
B
sin ,
C B C
A
cos (2.13)
C
A B
Gambar 2.4 Proyeksi tan
A
untuk fungsi trigonometri

B A2 B2 A 2 2
dan sin 2 cos 2 2 2 , karena;
2
C C C
C2 = A2 + B2 (dalil Phytagoras) (2.14)
maka sin2 +cos2 =1 (2.15)
Pandang dua buah vektor D1 dan D2 (Gambar 2.5). Komponen-komponen vektor dapat
diuraikan menjadi:
y Dx
Dy D D2 D2y D y
D
D1 D2x
D1y
D1x Dx
x

Gambar 2.5 Uraian komponen-komponen vektor

D = D1 + D2 = iDx + jDy (2.16a)


D1 = iD1x + jD1y (2.16b)
D2 = iD2x + jD2 (2.16c)
Dx = D1x + D2x (2.16d)
Dy = D1y + D2 (2.16e)
Berdasarkan Dalil Phytagoras:
D D 2 2
( x Dy ) (2.17)

dan berdasarkan persamaan (2.13) diperoleh:


Dy
tan (2.18a)
Dx
Dx = D cos (2.18b)
Dy = D sin (2.18c)

Contoh 5: Seorang eksplorer berjalan 22,0 km ke arah utara, kemudian berjalan 47,0 km
ke arah 60o (arah tenggara), lalu berhenti. Berapa jauhakah ia dari posisi semula dan
berapa sudut yang dibentuknya?

Jawab.
D1x = 0 km, D1y = 22 km
D2x = (47 km) (cos 60o) = 23,5 km
D2y = (-47 km) (sin 60o) = -40,7 km
Dx = D1x + D2x = 0 + 23,5 km = 23,5 km
Dy = D1y + D2y = 22 km + (-40,7 km) = -18,7 km
2
D Dx D 2 y 2
(23,5) (18,7)
2
30,0km

Dy 18,7 km
tan 0,796
Dx 23,5km
o
arctan(0,796) 38,5 (arah tenggara)

D2x
y 60o
60o
22km
47 km
x D2y D2
D

Gambar 2.6 Uraian komponen vektor soal 5.

B. Gerak peluru
Gerak peluru menggambarkan gerak benda yang dilepaskan ke udara dengan kecepatan
awal yang membentuk tertentu terhadap horozontal. Contoh gerakan benda yang
mengikuti gerak peluru adalah bola yang dilemparkan atau ditendang, peluru yang
ditembakkan dari moncong senapan, benda yang dijatuhkan dari pesawat udara yang
sedang terbang. Apabila benda dilepaskan dari suatu ketinggian dengan kecepatan awal
v0 = 0, maka benda dikatakan jatuh bebas.

Pandang jejak suatu obyek yang bergerak di udara dengan kecepatan v0 dan membentuk
sudut terhadap sumbu-x (gambar 2.7)

y
P v
vy
v
vx vx
vy
v
vy v
vx
0vx x
vy
a=g v

Gambar 2.7 Gerak peluru


Pada Tabel 2.1 disajikan persamaan-persamaan umum kinematika untuk percepatan
tetap dalam dua dimensi, sedang Tabel 2.2 menyajikan persamaan-persamaan
kinematika untuk gerak peluru.

Tabel 2.1 Persamaan umum kinematika dalam dua dimensi


Komponen-x (horizontal) Berdasarkan Komponen-y (vertikal)
Persamaan
vx = vxo + axt (2.8) vy = vyo + ayt
x = xo + vxot + (½)axt2 (2.11) y = yo + vyot + (½)ayt2
vx2= vxo2+ 2ax(x – xo) (2.12) vy2= v2oy+ 2ay(y – yo)

½
Tabel 2.2 Persamaan umum kinematika untuk gerak peluru
(arah x positif, ax=0 dan ay = -g)

Komponen-x (horizontal) Berdasarkan Komponen-y (vertikal)


persamaan
vx = vxo (2.8) Vy = vyo – gt
2
x = xo + vxot vx = (2.11) y = yo + vyot – (½)gt2
vxo2 (2.12) vy2= vyo2 - 2g(y – yo)

Umumnya diambil y-yo = h untuk gerak peluru dan gerak jatuh bebas. Dari persamaan
(2.18), vx0 = vo cos dan vyo = vo sin .

Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa lintasan peluru adalah parabolik, jika kita dapat
mengandaikan gesekan udara dan menganggap percepatan gravitasi konstan. Misalkan
xo = yo =0, berdasarkan Tabel 2.2 (persamaan (2.11) diperoleh x = vxot dan y = yo +
2
vyot-(1/2)gt
t
dari
,y
kedua
yo x
persamaan
x2
ini diperoleh:
x v g
atau

v xo xo v 2v xo2
g 2
y (tan o )x 2 2
x
2v cos
o o

atau y = ax – bx2 (2.19)


dengan a = tan o (tangen arah) dan b 2 g masing-masing adalah konstan.
2
vo o
Contoh 6: Sebuah bola ditendang sehingga memiliki kecepatan awal 20,0 m/s dan
membentuk sudut 37,0o, hitunglah:
a. Tinggi maksimum bola
b. Waktu lintasan bola hingga menyentuh tanah
c. Jarak horizontal bola menyentuh tanah
d. Vektor kecepatan pada tinggi maksimum
e. Vektor percepatan pada tinggi maksimum.

Jawab.
vxo = vo cos 37o = (20 m/s)(0,799) = 16,0 m/s
vyo = vo sin 37o =(20 m/s)(0,602) = 12 m/s
a. Pada tinggi maksimum vy = 0
vy = vyo –gt, maka t = vyo/g = 12 / 9,8 =1,22 s
y = vyo – (1/2) gt2 = (12)(1,22)-(1/2)(9,8)(1,22)2 =7,35 m
atau y=(vyo2-vy2)/(2g)=[(12)2-(0)2] / 2(9,8)=7,35 m
b. Pada saat ditendang yo = 0, setelah menyentuh tanah kembali y =0, maka
y = yo + vyot – (1/2)gt2
0 = 0 + vyot –(1/2)gt2, maka
t=(2vyo)/g = [(2)(12)]/ 9,8 = 2,45 s
c. Jarak horizontal x = xo + vxot, dengan xo = 0
X = vxot = (16,0 m/s)(2,45 s) =39,2 m
d. Pada titik tertinggi, v = vx + vy , dengan vy = 0
V = vx =vxo = vo cos 37o=16,0 m/s
e. a = -g =-9,8 m/s2

C. Gerak Melingkar

Sebuah benda yang bergerak pada lintasan berbentuk lingkaran mendapat percepatan
yang dapat diuraikan menjadi komponen yang normal dan tangensial terhadap lintasan
tersebut.
Segitiga ABC dan abc pada Gambar 2.8 adalah sebangun. Sudut antara v1 (ca) dan v2
(cb) pada Gambar 2.6b adalah sama dengan sudut antara CA dan CB pada Gambar
2.6a karena Ca tegak lurus terhadap v1 dan CB tegak lurus terhadap v2. Oleh karena itu
kita dapat menulis:
N l
v l v
atau v
N
v r r
dimana v = v1 = v2 sebab harga kecepatan dianggap tidak berubah (hanya arahnya saja
yang berubah terus menerus). Percepatan normal rata-rata aN diberikan oleh:
a N
v v l
(2.20)
N r t
t
v1
A
l B v2
v1 a
c
v2 v
b vN

C
Gambar 2.8 Komponen gerak melingkar

Percepatan normal saat aN makin kecil menuju nol.


v l v l
a l
imit
limit
N t0 r t r t0 t
v l v v 2
aN limit .v
r t0 t r r
Jadi sebuah obyek yang bergerak dalam satu lingkaran dengan jari-jari r dan laju v
konstan mempunyai percepatan yang arahnya menuju pusat lingkaran dan besarnya
adalah v2/r. Karena arahnya menuju pusat lingkaran sehingga percepatan ini disebut
“percepatan sentripetal” (sentripetal = mencari pusat) atau “percepatan radial” karena
arahnya sepanjang jari-jari lingkaran.
2
v
a N a cp ar (2.21)
r
Pada obyek yang bergerak melingkar dengan laju yang berubah, maka selain memiliki
percepatan sentripetal, obyek juga memiliki percepatan tangensial yang arahnya sama
dengan garis singgung.
Percepatan tangensial didefinisikan sebagai
aT
v T dv T
a limit
a t0 t dt
a
karena av1 = rr (r = kecepatan sudut), maka;
d
(2.22)
Gambar 2.9 Arah vektor
percepatan dalam gerak melingkar
T dt

d
dengan adalah percepatan sudut. Berdasarkan gambar 2.7 percepatan sesaat
dt
obyek dibeikan oleh:

a a cp 2 a T 2
(2.23)

Contoh 7: Sebuah bola berputar pada suatu lingkaran horizontal berjari-jari 0,600 m.
Bola melakukan 2,00 putaran tiap detik. Berapa kecepatan sentripetal bola?

Jawab. Waktu yang dibutuhkan bola untuk satu kali putaran adalah:
1
T 0,500s
2,00
2r 2(3,14)(0,600)
v 7,54m / s
T 0,500s
Percepatan sentripetal bola:
v 2
(7,54m / s) 2
acp 94,8m / s
r 0,600m

2.4 Hukum Newton Tentang Gerak

Pada dasarnya setiap benda mengalami gaya-gaya luar karena setiap benda pasti
berinteraksi dengan benda lain dan sesungguhnya tidak ada satupun benda di alam yang
diam secara mutlak. Akan tetapi kita menyaksikan ada benda yang diam (relatif) dan ada
pula benda yang bergerak terus menerus tanpa berhenti. Kita juga kadang menyaksikan
ada benda lain yang makin lama makin cepat atau makin lama makin lambat
gerakannya. Benda tampak diam atau bergerak berdasarkan pengamatan dari suatu
tempat atau kerangka acuan tertentu, bergantung pada resultan gaya ayng bekerja
padanya. Konsep tentang gerak dan gaya telah dirangkum oleh Newton dalam suatu
hukum yang disebut Hukum Newton, dan dipelajari dalam suatu cabang mekanika yang
disebut dinamika

A. Hukum Pertama Newton

Pandangan bahwa gaya adalah penyebab benda bergerak telah diyakini oleh Aristoteles
sejak 350 tahun sebelum masehi. Menurut Aristoteles, keadaan alamiah dari suatu benda
adalah diam, dan suatu gaya diperlukan untuk membuat benda tersebut bergerak. Dua
ribu tahun kemudian pandangan ini diperbaharui oleh Galileo yang menyimpulkan
bahwa keadaan alamiah suatu benda adalah diam atau bergerak dengan kecepatan tetap
(keadaan setimbang). Untuk mengubah kecepatan gerak benda dibutuhkan gaya luar,
tetapi untuk mempertahankan kecepatan tidak dibutuhkan gaya luar sama sekali.

Prinsip ini kenmudian oleh Newton diangkat sebagai hukum yang pertama dari ketiga
hukum geraknya. Newton menyajikan hukum pertamanya dalam ungkapan kata-kata
sebagai berikut: “Seiap benda akan tetap ebrada dalam keadaan diam atau bergerak
lurus beraturan kecuali jika ia dipaksa untuk mengubah keadaan itu oleh gaya-gaya
yang berpengaruh padanya”.

Kenyataan bahwa tanpa gaya luar suatua benda akan tetap diam atau tetap bergerak
lurus beraturan sering dinyatakan memberikan suatu sifat benda yang disebut inersia
(kelembaman), karena itu hukum Newton Pertama sering disebut “Hukum Inersia”
(Huum Kelembaman) dan kerangka acuan dimana hukum ini berlaku disebut kerangka
inersia.

Dalam hukum Newton pertama tersirat pula bahwa tidak ada perbedaan antara
pengertian tidak ada gaya sama sekali dengan ada gaya-gaya yang resultannya nol.
Dengan demikian, bentuk lain pernyataan hukum Newton pertama adlah “ jika tidak ada
resultan gaya-gaya yang bekerja pada benda, maka percepatan benda sama dengan
nol”.
Contoh 8. Gambar 2.10. memperlihatkan sebuah beban w digantungkan dengan
menggunakan tali. Pandanglah simpul pada titik temu ketiga tali sebagai “benda”. Benda
diam meskipun tiga buah gaya bekerja padanya. Jika w = 100 N, hitunglsh T 1 dan T2.
y
30o 45o
T1 T1 T1y T2y T
T2 2

30o 45o x
W T1x T2x
a b

Gambar 2.10a. Benda w digantungkan pada tali, b. gaya yang bekerja pada benda

Jawab. Karena benda tidak mengalami percepatan, maka T1+T2+w=0. Jika diuraikan
berdasarkan komponennya adalah:
Proyeksi ke sumbu-x
-T1x+T2x =0, T1x = T1 cos 30o dan T2x = T2 cos 45o,
T1 cos 30o = T2 cos45o
cos 45
o
T1 T2
coso 30

Proyeksi ke sumbu-y
T1y+T2y-w=0, T1y = T1 sin 30o dan T2y = T2 sin 45o,
T1sin30o+T2sin45o=w
o
cos 45 o o
oT2 sin 30 T2 sin 45 w
cos 30
w
T2 o o 89,7
o N
cos 45 tg 30 sin 45

maka T1 = 73,2 N

B. Hukum Kedua Newton

Kata inersia atau lembam pada hukum Newton pertama adalah sifat benda yang
menyatakan keengganan benda tersebut terhadap perubahan gerak. Pada hukum Newton
kedua, sifat inersia diberi defenisi secara kuantitatif sebagai “massa”. Jadi massa suatu
benda tidak lain merupakan pengertian kuantitatif dan operasional dari sifat inersia
benda.
Untuk melawan atau mengganggu sifat inersia benda dibutuhkan gaya. Gaya inilah yang
membuat kecepatan suatu benda berubah. Jika gaya dikenakan searah dengan kecepatan
benda maka kecepatan benda bertambah, dikatakan benda mengalami percepatan. Jika
dikenakan gaya berlawanan dengan kecepatan benda, maka kecepatan benda berkurang,
dikatakan benda mengalami perlambatan atau percepatan kearah negatif.

Dari suatu percobaan tentang garis lurus, diperoleh kesimpulan bahwa percepatan
sebuah benda adalah berbanding lurus dengan resultan gaya-gaya yang bekerja padanya
dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah resultan
gaya. Kesimpulan ini tidak lain adalah ungkapan hukum Newton kedua yang secara

matematika dituliskan a . FKalau kita ambil konstanta proporsional sama dengan


m

satu, maka maka pernyataan hukum Newton kedua ditulis sebagai berikut:
Fi
ai atau Fi ma i (2.24)
m
Gaya Fi dapat diuraikan atas komponen-komponennya yang dapat dituliskan sebagai
berikut:
Fx ma x (2.25a)
F y ma y
(2.25b)
Fz ma z
(2.25c)
Jika Fi 0 , maka resultan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan
nol. Dengan demikian, percepatan, a sama dengan nol dan berarti bahwa benda dalam
keadaan diam atau bergerak lurus beraturan. Ternyata bahwa hukum Newton I adalah
hal khusus dari hukum Newton II.

Contoh 9. Tinjaulah sebuah balok bermassa m yang ditarik sepanjang bidang datar licin
oleh gaya horizontal F, seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.10. N adalah gaya normal
yang dikerjakan pada balok oleh lantai licin dan W adalah berat balok.
a. Jika massa balok adalah 2,0 kg, tentukan besar gaya normalnya.
b. Berapa gaya F yang dibutuhkan agar balok mendapat kecepatan horizontal 4,0
m/s dalam 2,0 s mulai dari keadaan diam.
N
F

w
Gambar 2.11 Balok bermassa m ditarik sepanjang bidang datar

Jawab.
a. Dari hukum Newton kedua dengan ay = 0, kita peroleh; Fy = may atau
FN=w=mg, sehingga FN=(2,0)(10)= 20N.
b. Percepatan ax diperoleh dari
vx v x0 (4,0) (0) 2
ax 2,0 m/s
t 2,0

Dari hukum Newton kedua Fx=max = (2,0)(2,0)=4,0 N


Contoh 10. Sebuah balok denganmassa m1terletak pada suatu permukaan horizontal
yang licin, dan ditarik dengan seutas tali yang dihubungkan dengan balok lain dengan
massa m2 melalui sebuah katrol (Gambar 2.12a). Katrol dianggap tidak mempunyai
massa dan gesekan, dan hanya berfungsi untuk membelokkan arah gaya tarik tali.
Hitunglah percepatan sistem dan tegangan tali.

m1 N T

m2 T x x
m1 g m2 g
a b c

Gambar 2.12 Dua buah benda dihubungkan dengan tali, (b) Diagram benda bebas untuk
m1, (c) Diagram benda bebas untuk m2

Jawab: Misalkan kita pandang lebih dulu balok dengan massa m1, dan kita selidiki
geraknya. Gaya-gaya pada balok ditunjukkan pada gambar 2.11b. Gaya T yaitu gaya
tarik di dalam tali, menarik balok ke kanan, sedangkan m 1g adalah gaya tarik oleh bumi,
yaitu berat balok m1. Gaya N adalah gaya normal oleh bidang datar pada balok. Balok
hanya bergerak dalam arah-x, sehingga ay = 0. Sehingga dapat dituliskan:
N-m1g = m1a1y = 0
T = m1a1x
Dari persamaan di atas kita peroleh N = m1g. Untuk menentukan gaya tegangan tali T
kita harus memandang gerak benda m2 yang tergantung pada tali. Gaya-gaya yang
bekerja pada m2 ditunjukkan pada gambar 3.3c. Karena m2 bergerak dipercepat, maka
kita dapat menganggap T sama dengan m2g. Persamaan gerak dari m2 adalah :
M2g – T = m2a2y
Karena panjang tali adalah tetap, maka balok m1 dan balok m2 mempunyai kecepatan
sama, jadi percepatannya juga sama, sehingga a2y = a1x. Dan percepatan sistem dapat
ditulis sebagai a, dapat diperoleh: m2g – T = m2a dan T = m1a. Akibatnya diperoleh:
m1 m 2
m2 dan T
a m1 m 2 g m1 m 2

C. Hukum Ketiga Newton

Gaya yang bekerja pada suatu benda berasal dari benda-benda lain yang membentuk
lingkungannya. Suatu gaya tunggal hanyalah salah satu bagian dari interaksi timbal balik
antara dua benda. Secara eksperimen diketahui bahwa jika sebuah benda melakukan
gaya pada benda kedua, maka benda kedua selalu membalas melakukan gaya pada
benda yang pertama. Selanjutnya diketahui pula bahwa kedua gaya ini sma besar, tetapi
arahnya berlawanan. Karena itu tidak mungkin memperoleh sebuah gaya tunggal
terisolasi.

Jika salah satu diantara dua gaya yang muncul pada interaksi dua benda disebut gaya
“aksi” maka yang lain disebut gaya “reaksi”. Yang mana saja dapat dipandang sebagai
aksi, dan yang lain sebagai reaksi. Menyangkut hal ini tidak terkandung pengertian
sebab akibat, yang hanyalah interaksi timbal balik secara serentak.

Sifat ini pertama kali diungkapkan oleh Newton dalam hukum geraknya yang ke tiga
dalam rangkaian kalimat sebagai berikut: “ Untuk setiap aksi selalu terdapat reaksi yang
sama besar dan berlawanan arah, atau reaksi timbal balik satu terhadap yang lain
antara dua bendaselalu sama besar, dan berarah ke bagian yang berlawanan” . Kedua
gaya aksi dan reaksi terletak sepanjang garis lurus yang menghubungkan kedua benda.
Gaya aksi dan reaksi selalu terjadi berpasangan dan bekerja pada benda yang berbeda.
Seandainya keduanya terjadi pada benda yang sama, tentu tidak pernah ada gerak
dipercepat karena resultan gaya pada setiap benda selalu sama dengan nol. Secara
matematis, hukum Newton ketiga dapat ditulis:
Faksi = Freaksi (2.26)

2.5 Berat Gaya Gravitasi dan Gaya Normal

Galileo mengemukakan bahewa semua benda yang dilepaskan didekat permukaan bumi
akan jatuh dengan percepatan yang sama dengan g, jika gesekan udara diabaikan. Gaya
dengan percepatan g ini disebut gaya “gravitasi” atau sering pula disebut gaya “berat”.
Gaya gravitasi dipandang sebagai penerapan hukum Newton kedua dengan mengganti
percepatan a dengan percepatan gravitasi g, arah gaya ini menuju pusat bumi. Jadi gaya
gravitasi sebuah benda, Fg dapat ditulis:

Fg = mg (2.27)

Dalam satuan SI, g = 9,80m/s2 = 9,80 N/kg, dengan demikian berat dari 1,00 kg massadi
bumi adalah 1,00 kg x 9,80 m/s2 = 9,80 N. Harga g bervariasi ditempat-tempat yang
berbeda dipermukaan bumi karena pengaruh bentuk bumi yang tidak benar-benar bulat.

Gaya gravitasi akan terlihat pada obyek jika ia jatuh. Jika obyek diam di permukaan
bumi, gaya gravitasi tidak terlihat. Namun jika obyek disimpan diatas permukaan maka
gaya gravitasi akan terlihat meskipun obyek berada diatas permukaan bidang dan obyek
diam. Ini berarti setiap obyek mengalami gaya gravitasisebagai konsekuensi hukum
Newton kedua. Gaya tersebut disebut “ gaya kontak”. Bila gaya kontak tegak lurus
dengan permukaan kontak maka ia disebut “gaya normal”, diberi simbol N.

N N

Fg
Fg Fg cos

Gambar 2.13 gaya normal dan gaya berat untuk benda yang berada pada bidang
datar dan bidang miring
2.6 Hukum Gravitasi Newton

Semula Newton menyimpulkan bahwa gaya gravitasi yang dialami sebuah obyek di
permukaan bumi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak pusat obyek ke pusat bumi,
m
b m
Fg 2 dengan mb adalah massa bumi, m adalah massa obyek, dan r adalah jarak dari
r

pusat bumi ke pusat obyek. Newton kemudian menemukan bahwa kesimpulannya


tentang gaya gravitasi yang dialami obyek di muka bumi berlaku pula pada benda-benda
lain seperti matahari, bulan, Jupiter, dan lain-lain. Dengan kata lian, kesimpulan Newton
diatas berlaku universal, dan ditulis:
m1 m2
F G 2 (2.28)
r
dengan m1 dan m2 merupakan massa dari masing-masing partikel, r adalah jarak antara
keduanya, serta G adalah konstanta universal atau disebut juga tetapan graviatsi alam
semesta. Dari ekperimen diperoleh G = 6,67x10-11 Nm2/kg2. Persamaan (2.28) disebut
sebagai hukum gravitasi Newton.

Jika persamaan (2.28) diterapkan di bumi:


mb m
Fg G 2
r
maka berdasarkan persamaan (2.27) diperoleh:
mb
g G (2.29)
r2
Perubahan percepatan gravitasi bumi diberikan oleh:
dg b dr atau
2Gm 2 gdr
3
r r
dg 2dr g
r
Tanda minus menyatakan bahwa jarak bertambah sebesar dr, maka percepatan gravitasi
akan berkurang sebesar dg/2.

Karena bumi tidak benar-benar berupa bola, harga g dipermukaan bumi bergantung pada
lintang. Di khatulistiwa, yaitu untuk lintang 0o harga g = 9,75039 m/s2 dan untuk lintang
60o harga g = 9,81918 m/s2. Harga-harga tersebut hanyalah harga rata-rata g. Harga g
masih berubah dari suatu tempat ke tempat yang lain pada lintang yang sama karena
sifat lapisan-lapisan bumi. Perbedaan harga ini digunakan dalam eksplorasi bahan galian
bumi.

Contoh 12. Berapa besar gaya gravitasi pada benda bermassa 2000 kg yang melakukan
orbit diatas permukaan bumi dua kali jari-jari bumi dari pusat bumi? Jari-jari bumi 6380
km, massa bumi mb = 5,98x1024 kg dan G = 6,67x10-11Nm/kg2.
mbenda mb
Jawab: F G 2
rbenda ke bumi

(2000)(5,98 x10 24)


11
F (6,67 x10 ) 6 4900 N
2 x6,38x10

2.7 Gaya Gesekan

Jika sebuah balok bermassa m diluncurkan dengan kecepatan awal v o sepanjang bidang
horizontal, balok akhirnya akan berhenti. Hal ini berarti bahwa dalam gerakannya balok
mengalami percepatan rata-rata a yang berlawanan arah dengan arah geraknya. Jika
dalam kerangka inersial kita melihat suatu benda dipercepat, maka pada geraknya selalu
kita kaitkan gaya, yang didefinisikan melalui hukum Newton kedua. Dalam hal ini kita
katakan bahwa bidang melakukan gaya gesekan pada balok yang meluncur yang harga
rata-ratanya adalah ma.

Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain disebut
“gaya gesekan statis”. Gaya gesekan statik maksimum sama dengan gaya terkecil yang
dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Gaya gesekan statik maksimum antara dua
permukaan tidak bergantung pada luas daerah kontak, tetapi besarnya sebanding dengan
gaya normal.

Perbandingan antara besar gaya gesekan statik maksimum dengan besar gaya normal
disebut “koefisien gesekan statik” antar kedua permukaan tersebut. Jika f smenyatakan
besar gaya gesek statik, maka
fs s N (2.30)
Dengan s adalah koefisien gesekan statik dan N adalah besar gaya normal.

Gaya yang bekerja antara dua permukaan yang saling bergerak relatif disebut “gaya
gesekan kinetik”. Gaya gesekan kinetik fk juga tidak bergantung pada luas daerah kontak
dan besarnya sebanding dengan gaya normal. Perbandingan antara besar gaya gesekan
kinetik dengan gaya normal disebut “koefisien gesekan kinetik”, diberi simbol k

fk = k N (2.31)

Dengan fk adalah gaya gesekan kinetik.

Contoh 13. Jika koefisien gesek kinetik antara lantai dan balok adalah 0,25, tentukanlah
tegangan tali yang menghubungkan kedua balok dan percepatan sistem.
Jawab:
Berdasarkan diagram gaya untuk balok m1 pada Gambar 2.14b dengan
menggunakan hukum Newton kedua maka;
T-fges1=m1a
T-m1a=k m1 g = (0,25)(1)(10)=2,5 N
Berdasarkan gambar 3.7c, diperoleh;
F-T-fges2=m2a
T+m2a=F-k m2 g = 10N-(0,25)(3kg)(10m/s2)=2,5N
Maka diperoleh : a=0m/s2 dan T = 2,5 N
N1 N2
m1=1kg m2=3kg T
F=10N T F
m1 m2 fges1 m1g fges2
m2 g
a b c
Gambar 2.14 Benda yang digandengkan dengan tali (a) Dua buah benda dihubungkan
dengan tali, (b) Diagram benda bebas untuk m1, (c) Diagram benda bebas untuk m2

2.8 Dinamika Gerak Melingkar

Bedasarkan hukum Newton kedua (F = m a), sebuah objek yang mengalami percepatan
haruslah terdapat gaya terdapat gaya yang bekerja padanya. Sebuah objek yang bergerak
dalam suatu lingkaran akan mengalami percepatan sentripental ac yang besarnya adalah
v2/r, dengan r adalah jari-jari lingkaran. Oleh karena itu diperlukan gaya yang
memberikan pada objekpercepatan sentripental tersebut. Gaya tersebut adalah gaya
sentripental yang arahnya sama dengan arah percepatan sentripental (menuju pusat
lingkaran) dan besarnya adalah:
2
F ma c mv
(2.32)
r
Dengan F adalah gaya total dalam arah radial, dalam hal ini objek dipandang bergerak
melingkar beraturan, yakni besar kecepatan sama tetapi arahnyaselalu berubah.

Pada gerak melingkar sebenarnya paling sedikit dua buah gaya bekerja pada objek.
Gaya-gaya tersebut adalah gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran dan
gaya sentrifugal (segaris dengan gaya sentripetal tetapi arahnya berlawanan atau
meninggalkan pusat lingkaran).

Pada gerak melingkar tidak beraturan, yakni objek bergerak melingkar dengan besar dan
arah kecepatan berubah, disamping memiliki percepatan sentripetal, ac juga terdapat
percepatan tangensial ar, ac, dan aT selalu tegak lurus satu sama lain. Vektor percepatan
total untuk gerak mnelingkar tidak beraturan diberikan oleh:
a = ar + ac (2.31)
dan harga percepatan total adalah

a a T 2a c 2
(2.32)

sehingga gaya yang menyebabkan objek bergerak melingkar adalah


F=ma (2.33)
Dengan besar gaya diberikan oleh

F ma m a T2 a c 2
(2.34)

Contoh 14. Sebuah bola bermassa 150 gram diikatkan pada tali yang panjangnya 1,10 m
lalu diputar secara vertika. Tentukan
a. Laju minimum bola agar pada posisi tertinggi bola tetap berputar melingkar
b. Tegangan tali pada saat posisi bola paling rendah dimana kecepatan bola sama
dengan dua kali kecepatan pada posisi tertinggi.
Jawab:
a. Pada posisi tertinggi TA=mg=mvA2/r, laju minimum diperoleh
mg T
A

TB
kalau TA=0, sehingga vA2=gr, maka vA=[(9,8m/s2)(1,1m)]1/2
vA =3,28m.s
mg b. Pada posisi terendah:
TB-mg=mvB2/r, vB=2vA=6,56 m/s, diperoleh:
vB 2
2 (6,65m / s ) 2
TB m g (0,15kg ) 9,8m / s 7,34 N
r 1,10m

2.9 Hukum Kepler dan Sintesa Newton

Sebelum Newton mengemukakan hukum gravitasi alam semesta dan hukum geraknya
yang ketiga, seorang astronomi Jerman bernama Johannes kepler (1571-1630) telah
membuat karya tulis astronomi berisi deskripsi detail gerak planet-planet mengelilingi
matahari. Karya Kepler ini dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Tycho
Brahe. Intisari karya kepler kemudian dikenal sebagai “hukum Kepler tentang gerak
planet” terdiri dari:
1. Hukum Kepler pertama: Lintasan tiap-tiap planet disekitar matahari adalah
bebrbentuk ellips dengan matahari adalah salah satu fokusnya.
2. Hukum Kepler kedua: Luas yang dilalui garis hubung antara matahari dan planet
dalam selang waktu yang sama adalah sama besar.
3. Hukum Kepler ketiga: Perbandingan kuadrat periode dari dua planet yang
mengelilingi matahari adalah sama dengan perbandingan pangkat tiga jarak rata-rata
masing-masing planet dari matahari. Jika T1dan T2 menyatakan periode (waktu yang
dibutuhkan planet untuk melakukan satu kali orbit atau putaran penuh) masing-
masing planet, serta r1 dan r2 menyatakan jarak rata-rata mereka dari matahari, maka
2 3
T1 r1
(2.35)
T2 r2

Newton menunjukkan bahwa hukum Kepler dapat diturunkan secara matematika dari
hukum gravitasi alam semesta. Dari hukum Newton kedua, kemudian mensubtitusi gaya
dengan gaya gravitasi alam semesta dengan percepatan sentripetal.
F=ma
Gm1 M s m1 v1
r12 r1
Dengan m1 adalah masa planet, r1 adalah jarak rata-rata planet dari matahari, v1 adalah
laju rata-rata orbit planet, dan Ms adalah massa matahari. Jika T1 adalah periode planet
dengan panjang lintasan 2r1, maka
2r 1
v1
T1
Sehingga
Gm1 M s m 2r1 / T
2m
4 r21
1
1 1
r12 r1 T12
2
T1 4 2
(2.36a)
r13 GM s
untuk planet kedua ditulis
2
T2 4 2

3
(2.36b)
r2 GM s
Jika persamaan (2.36a) dibagikan dengan persamaan (2.36b) akan diperoleh persamaan
(2.35) yang merupakan pernyataan hukum Kepler ketiga.

Contoh 15. Periode Planet Mars yang dicatat pertama kali oleh Kepler sekitar 684 hari.
Jika jarak dari matahari ke bumi rbm = 1,50x1011 m, tentukan jarak dari matahari ke
planet Mars.
mM ( M ) 2 / 3 2/4
r T 684
Jawab. 1,52
rbm TB
365
rmb 1,52rbm 1,52 x1,50 x10 11 2,28x10 11m

SOAL LATIHAN
1. Kecepatan sebuah mobil bergerak ke arah timur mengalami pengurangan kecepatan
(perlambatan) dari 45 km/jam menjadi 30 km/jam dalam jarak 300 m.
(a). Berapakah besar dan arah dari perlambatan mobil.
(b). Berapa waktu yang ditempuh mobil tersebut selama terjadi perlambatan
(c). Jika diasumsikan bahwa mobil tersebut secara kontinu mengalami perlambatan,
maka hitunglah waktu dan jarak yang ditempuh oleh mobil tersebut sampai
berhenti
2. Sebuah atom Helium (partike α) bergerak dalam tabung kosong dengan panjang 2 m.
(a). Jika diasumsikan bahwa percepatan partikel adalah uniform dalam tabung,
maka berapa lama partikel ini berada dalam tabung, jika kecepatannya adalah
1x104 m/s dan meninggalkan tabung pada kecepatan 5x106 m/s.
(b). Berapakah percepatannya dalam tabung.
3. Posisi dari suatu partikel terhadap sumbu-x yang bergantung pada waktu diberikan
oleh persamaa:
x = at2 - bt3
dimana x dalam meter, dan t dalam detik.
(a). Apa dimensi dan satuan untuk a dan b
(b). Misalkan nilai numerik masing-masing untuk a = 3.0 dan b = 1.0, hitunglah
waktu maksimum yang dicapai oleh partikel untuk x yang positif
(c). Tentukan jarak tempuh partikel untuk waktu t = 4s
(d). Tentukan kecepatan dan percepatan partikel untuk t = 4s
(e). Tentukan kecepatan rata-rata partikel untuk interval waktu t = 2s sampai t = 4s
4. Suatu benda dijatuhkan bebas dari sebuah bangunan dengan ketinggian h meter.
Tentukanlah posisi dan kecepatan pada t = 1.0 s, 2.0 s, 3.0 s dan 4.0 s.
5. Sebuah bola dilemparkan dari dasar lantai secara vertikal ke-atas dengan kecepatan
24 m/s.
(a). Berapa lama bola tersebut mencapai ketinggian maksimum yang diukur dari
dasar lantai, dan tentukan pula ketinggian maksimum.
(b).Tentukan waktu yang dicapai bola pada ketingian 29 m dari dasar lantai.
6. Seseorang pemain bola dapat menendang bola dengan
laju awal 25 m/dtk dan mistar gawang adalah 3,44 m. Jika
ia harus menyarangkan bola ke dalam gawang dari 50 m.
Berapakah sudut tendangannya terhadap horizontal?
7. Bulan mengelilingi bumi dalam satu putaran penuh dalam waktu 27.3 hari.
Diasunsikan bahwa orbitnya adalah sebuah lingkaran dengan radius 3.85 x 108 m.
Tentukanlah percepatan bulan yang mengelilingi bumi tersebut.
8. Tiga orang pelanggan sedang bertengkar memperebutkan sebuah mantel yang
sedang diobral. Ketiganya masing-masing memberikan gaya horizontal pada mantel,
dimana mantel terletak dititik asal. Tentukan komponen x dan y dari gaya total pada
mantel, kemudian tentukan besar dan arah dari gaya total, jika gaya-gaya (F1 =

200N, F2 = 300N, & F3 = 155N) membentuk sudut terhadap sumbu x positif adalah
θ1 = 300, θ2 = 1350, dan θ3 = 2330.
9. Seorang pekerja memberikan gaya horizontal yang konstan dengan besar 20 N pada
sebuah kotak yang massanya 40 kg, yang diam pada permukaan tanpa gesekan.
Berapa percepatan kotak?
10. Mobil Lincoln mempunyai berat 1,96 x 104 N yang sedang berjalan dalam arah x
positif lalu berhenti secara tiba-tiba; komponen x gaya total yang bekerja pada mobil
itu adalah -1,5 x 104 N. Berapa percepatannya?
11. Untuk memperbaiki kondisi akustik dalam sebuah aula, sebuah pemantul suara
(reflektor) dengan massa 200 kg digantungkan dari langit-langit dengan sebuah
rantai. Anggap bahwa massa rantai diabaikan.
a) Berapakah berat pemantul tersebut?
b) Berapa gaya (besar dan arahnya) yang ditahan oleh rantai?
c) Berapa tegangan pada rantai?
12. Dari soal no 4 diatas, anggap massa rantai tidak diabaikan, tetapi memiliki massa
10,0 kg. Carilah gaya pada ujung-ujung rantai.

13. F Seseorang menarik poros katrol dengan gaya F keatas (lihat


gambar disamping). Anggap tali dan katrol tidak bermassa
dan tidak ada gesekan. Dua benda m<M dipasang pada
m ujung tali melalui katrol. Hitunglah:

a. Gaya F terbesar agar M tetap di lantai.


b. Jika gaya F =100 N, tentukan percepatan m.
MODUL BAB II KINEMATIKA DAN DINAMIKA ZARRAH
NAMA :
NIM :
GOLONGAN:

1. Batu A dijatuhkan bebas dari suatu ketinggian 100 m. Satu detik kemudian batu B
dijatuhkan dengan kecepatan 20 m/s. Hitung dimana mereka bertemu.
Kinematika dan Dinamika
Zarrah
MODUL BAB II KINEMATIKA DAN DINAMIKA ZARRAH
NAMA :
NIM :
GOLONGAN:

2. Sebuah parasut dijatuhkan dari suatu ketinggian. Setelah jatuh bebas sejauh 60 m
parasut itu baru berkembang. Dengan mengembangnya parasut, parasut turun
diperlambat dengan perlambatan 2m/s2. Ketika menyentuh tanah kecepatan parasut
tepat nol. Berapa lama parasut berada diudara?. Hitung ketinggian parasut saat ia
dilepaskan.

Fisika Dasar II-28


MODUL BAB II KINEMATIKA DAN DINAMIKA ZARRAH
NAMA :
NIM :
GOLONGAN:

3. Sebuah pesawat hendak bergerak dari A ke B kembali ke A. Jarak antara A dan B


adalah 600 km. Kecepatan pesawat 600 km/jam. Sepanjang perjalanan bertiup angin
kencang ke arah utara dengan kecepatan 100 km/jam. Hitung waktu yang diperlukan
untuk melakukan perjalanan bolak-balik itu.
MODUL BAB II KINEMATIKA DAN DINAMIKA ZARRAH
NAMA :
NIM :
GOLONGAN:

4. Dua buah balok saling bersinggungan di atas


meja licin sebuah gaya horizontal dikerjakan
pada salah satu balok (lihat gambar
F disamping). Jika M = 2 kg, m = 1 kg dan F = 3
M m N, tentukan gaya kontak antar kedua balok
ersebut. Jika gaya F yang sama dikerjakan pada
m tentukan gaya kontak antara kedua balok.

Fisika Dasar II-30


ODUL BAB II KINEMATIKA DAN DINAMIKA ZARRAH
NAMA :
NIM :
GOLONGAN:

5. Sebuah bis mempunyai kecepatan maksimum 180 km/jam. Lintasan bis dibuat
sedemikian rupa sehingga ketika melewati suatu belokan percepatan penumpang
tidak lebih besar dari 0,6 g (g = 9.8 m/s2). Hitung jari-jari minimum belokan dalam
lintasan bis ini.
MODUL BAB II KINEMATIKA DAN DINAMIKA ZARRAH
NAMA :
NIM :
GOLONGAN:

6. Dua buah massa m1 = 3 kg dan m2 = 6 kg dihubungkan oleh sebatang kawat kecil


yang massanya diabaikan. Sudut kemiringan bidang miring adalah 30 o. Koefisien
gesekan antara m1 dan m2 dengan bidang miring masing-masing 0,2 dan 0,4. Hitung
tegangan kawat dan percepatan sistem.

Anda mungkin juga menyukai